• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan kajian pustaka yang sudah ditelusuri oleh penulis, maka penulis menemukan beberapa penelitian yang relevan dengan judul penelitian yang akan peneliti lakukan, yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Afifurrahman, S.Pd yang berjudul “Pemanfaatan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada Siswa Kelas VIII B di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) Manyaran Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2015-2016”. Hasil penelitian ini adalah bahwa bahan ajar LKS dimanfaatkan untuk mengarahkan siswa agar dapat menemukan konsep-konsep yang ada dalam materi, untuk mengembangkan keterampilan proses, mengembangkan sikap ilmiah serta membangkitkan minat siswa terhadap proses pembelajaran. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar, seperti kegiatan berdiskusi ketika proses pembelajaran. Melatih siswa untuk

14

diberikan serangkaian tugas atau aktivitas lain diluar proses pembelajaran yakni dirumah, seperti pekerjaan rumah. Lembar kerja (LKS) juga sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika sedang melakukan tugas latihan.14

2. Penelitian yang dilakukan oleh Bayu Pamungkas, S.Pd. yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Berkesulitan Belajar Melalui Inklusi Model Kluster di SD Alfirdaus Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013”. Dari hasil analisis deskriptif dapat diperoleh nilai rata posttest lebih besar 83,33 daripada nilai rata-rata pretest 52,33. Hasil analisis non parametric diperoleh nilai Z = -1,633 dengan P = 0,012. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ”Ada pengaruh yang signifikan pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan membaca permulaan siswa berkesulitan belajar melalui inklusi model klusterdi SD Alfirdaus Surakarta tahun ajaran 2012/2013” dapat diterima kebenarannya.15

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ela Rahayuningsih, S.Pd.I. yang berjudul “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Bagi Siswa Autis di SD Purba Adhika Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, kurikulum dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan untuk siswa autis disamakan dengan siswa reguler, guru PAI selalu membuat RPP sebelum pembelajaran dimulai.

14Afifurrahman, “Pemanfaatan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Kebudayaan Islam pada Siswa Kelas VIII B di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) Manyaran Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2015/2016”, Skripsi (Surakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Islam Negeri Surakarta, 2017).

15Bayu Pamungkas, “Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Berkesulitan Belajar Melalui Inklusi Model Kluster di SD Alfirdaus Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013”, Skripsi (Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2013).

15

Sedangkan Guru Pembimbing khusus tidak membuat program pembelajaran individual (PPI). Kedua, pelaksanaan pembelajaran PAI bagi siswa autis sudah cukup baik, metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, dan materi pelajaran antara siswa autis dan siswa reguler disamakan. Ketiga, evaluasi pembelajaran PAI untuk siswa autis disamaka dengan siswa reguler, hanya saja pelaksanaannya yang berbeda. Apabila ada siswa autis yang tidak dapat mengerjakan soal, maka guru mengadakan remedial.16

4. Penelitian yang dilakukan oleh Hartanti Sulihandari, S.Pd. yang berjudul “Pendidikan Agama Islam Berbasis Inklusi Bagi Siswa Tunanetra di SMA Negeri 1 Sewon Bantul”. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Sekolah yang ditunjuk mengadakan layanan pendidikan inklusi berhak melakukan berbagai modifikasi atau penyesuaian, baik dalam hal kurikulum, sarana dan prasarana, tenaga pendidikan, sistem pembelajaran serta sistem penilaiannya. Pelaksanaan pendidikan agama Islam berbasis inklusi tidak terlepas dari komponen-komponen pembelajaran, yaitu kurikulum, pendidik, anak didik, materi, metode, media dan evaluasi. Kurikulum yang dipakai di SMA Negeri 1 Sewon adalah KTSP dengan modifikasi. 2) Kendala guru PAI dalam menerapkan PAI berbasis inklusi bagi siswa tunanetra yaitu kurangnya keterampilan guru dalam mengajar kelas inklusi, perhatian guru yang terbagi menjadi dua, keterbatasan waktu, dan keterbatasan media yang dimiliki

16Ela Rahayuningsih, “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Bagi Siswa Autis di SD Purba Adhika Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif”, Skripsi (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015).

16

sekolah serta perlunya sikap hati-hati dalam menyampaikan materi pelajaran untuk menjaga perasaan tunanetra.17

5. Penelitian yang dilakukan oleh Erlis Riasti, S.Pd. yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter pada Kelas Inklusi di SD Negeri Widoro Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru kelas V SD Negeri Widoro sudah menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa di kelasnya melalui pembelajaran, keteladanan, penguatan, dan pembiasaan. Pada pelaksanaan pembelajaran, guru menekankan penanaman nilai karakter toleransi dan peduli. Hal tersebut dilakukan guru dalam pembelajaran dengan cara menanamkan konsep melalui penjelasan, membahas isu moral, cerita, pembelajaran aktif, serta metode kerja sama. Selain itu, guru juga memberikan keteladanan dalam sikap dan tindakan, memberi penghargaan, memberi pendampingan individual serta membiasakan siswa berbaur dengan temannya yang berkebutuhan khusus, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.18

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian yang akan peneliti lakukan memiliki perbedaan dengan hasil penelitian yang telah ada. Letak perbedaannya, yaitu peneliti mencoba mendeskripsikan pemanfaatan bahan ajar berbasis pembelajaran kontekstual yang dilakukan oleh pendidik PAI untuk membentuk karakter peserta didik pada kelas inklusif.

17Hartanti Sulihandari, “Pendidikan Agama Islam Berbasis Inklusi Bagi Siswa Tunanetra di SMA Negeri 1 Sewon Bantul”, Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013).

18Erlis Riasti, “Implementasi Pendidikan Karakter pada Kelas Inklusi di SD Negeri Widoro Kecamatan Pengasih Kabupaten Widoro”, Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2015).

17

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Pada prinsipnya tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan di atas. Secara operasional tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

a. Untuk mendeskripsikan persiapan bahan ajar PAI berbasis pembelajaran kontekstual pada kelas inklusif di SMP Lazuardi Athaillah Makassar.

b. Untuk mendeskripsikan pemanfaatan bahan ajar PAI berbasis pembelajaran kontekstual pada kelas inklusif di SMP Lazuardi Athaillah Makassar.

c. Untuk mendeskripsikan pembentukan karakter peserta didik pada kelas inklusif melalui pemanfaatan bahan ajar PAI berbasis pembelajaran kontekstual di SMP Lazuardi Athaillah Makassar.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Lazuardi Athaillah Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan ini mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut.

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan mengenai pemanfaatan bahan ajar pendidikan agama Islam berbasis pembelajaran kontekstual untuk membentuk karakter peserta didik pada kelas inklusif.

b. Manfaat Praktis

1) Manfaat bagi pendidik, penelitian ini bisa dijadikan informasi dan referensi oleh pendidik kelas yang mengajar pada kelas inklusif agar dapat

18

memaksimalkan pemanfaatan bahan ajar berbasis pembelajaran kontekstual untuk membentuk karakter peserta didik.

2) Manfaat bagi mahasiswa, penelitian ini memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang pemanfaatan bahan ajar pendidikan agama Islam berbasis pembelejaran kontekstual untuk membentuk karakter peserta didik pada kelas inklusif.

3) Manfaat bagi Dinas Pendidikan setempat, memahami kondisi lapangan mengenai pembentukan karakter peserta didik pada kelas inklusif melalui pemanfaatan bahan ajar pendidikan agama Islam berbasis pembelajaran kontekstual dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian untuk meningkatkan mutu serta kinerja para pendidik khususnya pendidik yang bergelut pada sekolah inklusif.

19

BAB II