• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Prestasi Beiajar 1. Prestasi

Prestasi adalah hasil yang dicapai oleh seurang peserta didik yang memuaskan dalam suatu pelajaran. Prestasi bisa dilihat setelah proses pembelajaran berlangsung karena setelah proses pembelajaran guru akan mengadakan evaluasi sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disamnaikan.

Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses belajar yang telah dilakukan, sehingga untuk mengetahui sesuatu pekerjaan berhasil atau tidak diperlukan suatu pengukuran. Pengukuran adalah proses penentuan luas/ kuantitas sesuatu (Nurkancana, 1986 : 2). Dalam kegiatan pengukuran hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan yang harus dipecahkan/dijawab. Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor mentah yang belum dapat memberikan informasi kemampuan siswa.

Agar dapat memberikan informasi yang diharapkan tentang kemampuan siswa maka diadakan penilaian terhadap keseluruhan proses belajar mengajar sehingga akan memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama proses belajar mengajar. Misalnya pencapaian aspek kognitif, aspek

afektif dan aspek psikomotorik. Prestasi belajar menurut Bloom meliputi 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang berasal dari dalam dirinya (internal) maupun faktor yang berasal dari luar dirinya (eksternal). Prestasi belajar yang dicapai pada hakekatnya merupakan interaksi antara berbagai faktor tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut m ^ l m n t i Vi q1_Vi o1 o /aK o rro i K a r t l n i f •

illvllputl iiui LIU1 JVl/U^Ul l/vlmwi .

a. Faktor yang berasal dari dalam dirinya (internal)

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk factor ini antara lain panca indera yang mengalami gangguan dan tidak bias berfungsi dengan baik, misalnya telinga tidak mendengar maupun alat-alat tubuh yang lain yang mengalami gangguan.

2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Dalam hal ini ada faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki, sedang faktor psikologis yang lain adalah faktor nonintelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, maupun penyesuaian diri.

b. Faktor yang berasal dari luar dirinya (eksternal) 1) Faktor sosial

a) Lingkungan Keluarga

Seorang siswa yang berasal dari keluarga yang rukun dan harmonis tentu berbeda dengan siswa yang berasal dari latar belakang keluarga yang broken. Siswa yang berlatar beiakang keluarga yang rukun akan lebih tenang dalam belajar, sehingga akan mendapatkan prestasi yang lebih bagus.

b) Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah yang bagus dan biasa berdisiplin tentu akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas dibandingkan dengan sekolah yang tidak menerapkan disiplin yang baik karena disiplin adalah awal dari sebuah keberhasilan. c) Lingkungan Masyarakat

Siswa yang setiap harinya bersosialisasi dengan masyarakat yang maju akan lebih terpacu semangat belajarnya karena disekelilingnya banyak yang begitu semangat dengan belajarnya. Begitu pula sebaliknya, siswa yang terbiasa dengan masyarakat yang santai tentu akan biasa-biasa saja menghadapi kehidupan.

d) Lingkungan Kelompok

Kelompok sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa karena dengan kelompok inilah siswa tersebut setiap hari berkumpul. Apabila seorang yang rajin belajar tetapi salah

tersebut lama-lama pasti akan terpengaruh dengan kelompoknya yang ditandai dengan malasnya belajar.

2) Faktor budaya, seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik, seperti: fasilitas yang tersedia di rumah, dan fasilitas belajar yang tersedia.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan. 2. Belajar

Belajar menurut Slameto (Slameto, 2003 : 2) secara psikologis adalah ” Suatu proses pembahan yaitu pembahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan liidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu pembahan tingkah laku yang bam secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Skinner dalam (Dimyati, 2002 : 9) menyatakan “ belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik ”. Sehingga dengan belajar maka orang akan mengalami pembahan tingkah laku.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana didalamnya teijadi suatu interaksi antara seseorang (siswa) dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya pembahan tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik

bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).

Belajar dan cara belajar memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Belajar sebagai proses atau aktivitas yang diisyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dan dalam maupun luar siswa tersebut. Menurut Suryabrata (Suryabrata, 2002 : 233) adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cara belajar adalah:

a. Faktor dari Dalam Diri Siswa

1) Faktor psikis yaitu: IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan perasaan, minat dan kondisi akibat keadaan sosiokultural.

2) Faktor fisiologis dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: keadaan tonus jasmani pada umumnya, hal tersebut melatar belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar dan Keadaan fungsi- fungsi fisiologis tertentu.

b. Faktor dari Luar Diri Siswa

1) Faktor pengatur belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, fasilitas belajar, pengelompokan siswa 2) Faktor-faktor sosial di sekolah yaitu sistem sekolah, status sosial

3) Faktor situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan waktu dan tempat, dan lingkungan.

Ada beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa :

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.

c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.

d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.

e. Menurut WJS Poerdarminto dalam Andrias Harefa, belajar adalah berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya memperoleh suatu kepandaian.

Dari definisi di atas, maka belajar adalah proses pertumbuhan dan perubahan agar tahu (knowledge), agar mau {attitude), agar bias (skills),

dan agar berhasil (performance) (Harefa, 2003 : 35).

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku,

baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi (Sabri, 2005 :20)

Pada prinsipnya, selain beberapa elemen belajar di atas dalam belajar terdapat 4 komponen kegiatan, yaitu : (1) Melakukan persepsi terhadap stimulus, (2) Menggunakan pengetahuan prasyarat, (3) Merencanakan respon, dan (4) Melaksanakan respon yang dipilih (Sabri, 2005 : 18)

a. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari lingkungan, dan faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa di sekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan (Sabri, 2005 : 28). Hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus berusaha mengerahkan segala upaya untuk mencapainya. b. Unsur kualitas pengajaran

Ada 3 unsur dalam kualitas pengajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, yakni:

1) Kompetensi Guru

Variabel yang diduga mempengaruhi kualitas pengajaran adalah guru, guru sebagai sutradara dan sekaligus actor dalam proses pengajaran, buku-buku pelajaran, alat bantu pengajaran, dan lain-lain.

2) Karekteritik Kelas

Di samping faktor guru, kualitas pengajaran dipengaruhi juga oleh karakteristik kelas. Variabel karakteristik kelas antara lain: besarnya (class size) artinya banyak sedikitnya siswa yang belajar, suasana belajar, dan Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia.

3) Karakteristik Sekolah

Faktor lain yang mempengaruhi kualitas pengajaran di sekolah adalah karakteristik sekolah itu sendiri. Karakteristik sekolah berkaitan dengan disiplin sekolah, perpustakaan yang ada di sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah, etika dalam arti sekolah memberikan rasa nyaman dan kepuasan belajar, bersih, rapi, dan teratur (Sabri, 2005 : 28).

3. Tujuan Pengajaran

Penelitian tindakan kelas dalam proses kegiatan belajar mengajar ini mempunyai tujuan untuk memotivasi siswa agar dalam belajarnya siswa

lebih aktif, dan meningkat prestasinya. Ketiga tujuan di atas dapat dijabarkan dengan rincian sebagai berikut:

a. Belajar Tuntas (M astery Learning)

Setelah semua pendekatan beiajar mengajar dilakukan, maka peneliti memerlukan strategi untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu ketuntasan siswa dalam mengikuti pelajaran. Belajar tuntas adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran baik secara kelompok. Dengan kata lain, apa yang dipelajari siswa dapat dikuasai sepenuhnya. Maksud lain dari belajar tuntas ialah untuk meningkatkan efisiensi belajar, dan sikap yang positif terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajarinya.

b. Siswa Belajar Aktif

Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Ketika siswa belajar dengan aktif berarti merekam yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak baik menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.

B. Al-Qur’an

selama 23 tahun secara berangsur-angsur telah memberi kesan yang sangat besar dalam kehidupan seluruh manusia. Di dalamnya terkandung berbagai ilmu, hikmah dan pengajaran yang tersurat maupun tersirat.

C. limu Tajwid 1. Pengertian

artinya perbaikan, penyempurnaan, pemantapan. Menurut istilah keluarnya

memberikan hak dan keharusannya dari sifat tersebut(Muhsin, 2008.11). 2. Keutamaan

Tajwid adalah ilmu yang mulia, karena seorang muslim dituntut untuk membaca Al Qur’an pada tiap harinya minimal dalam solat sehari semalam. Sebagaimana sabda Rasulullah dari Aisyah “seorang yang pandai dalam Al-Q ur ’an akan bersama dengan para malaikat yang mulia lagi taat, dan seorang yang membaca Al Qur’an dengan tersendat-sendat (terbata-bata) dan merasa keberatan, maka baginya dua pahala (HR Bukhori Muslim) ’’(Mukhsin, 2008 : 14)

3. Manfaat

Bagi seorang yang mempelajari ilmu tajwid akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, di dunia akan mendapat kedudukan yang sangat tinggi demikian pula di akhirat.

4. Bacaan Panjang (mad tabi’i)

Pengertian bacaan panjang yaitu memanjangkan suara dengan huruf mad karena adasuatu sebab, tanpa ada huruf tambahan. Penyebab bacaan panjang (mad tabi’i) ada tiga macamm yaitu:

a. Huruf alif didahului fathah b. Huruf ya’ sakinah didahului kasrah c. Huruf wawu sakinah didahului dawmah

Cara membaca mad tabi’i yaitu: apabila ada fathaah bertemu huruf alif kasrah bertemu ya’ sakinah atau dawmah bertemu wawu sakinah, suaranya dipanjangkan satu alif, satu harakat, satu hum f atau satu ketukan. Contoh pada surat Al Ma’un dan Al Fil:

Mad tabi’i

alif Ya’ wawu

Vj r * JiAi' O . . —— O Na hu sa J . . — . . bt — La bii aba D. Metode Driil

Metode driil merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu

pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan. Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.

Adapun metode drill (latihan siap) itu sendiri menurut beberapa pendapat memiliki arti sebagai berikut;

a. Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. (Roestiyah, 1985: 125).

b. Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anak- anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. (Zuhairini, 1983:106). c. Suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan

sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. (Shalahuddin, 1987:100).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode drill (latihan siap) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil. Dari segi pelaksanaannya siswa teriebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan

secara teori secukupnya. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa disuruh mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan terampil.

Hal-hal yang perlu diperhatikan tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan. Perhatikan kesalahan- kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara klasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.

1. Kelebihan

a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.

b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda /simbol, dan sebagainya. c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan

pelaksanaan. 2. Kelemahan

a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.

b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.

BAB m

Dokumen terkait