• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejauh penelusuran penulis, kajian terkait maqāșid secara teoritis sangatlah banyak, akan tetapi kajian mengenai ayat tertentu dalam tafsīr tertentu belum banyak penulis temui.

Berikut ini beberapa tesis, jurnal dan buku yang menjadi kajian pustaka, yang menurut peneliti relevan dengan pokok bahasan yang akan penulis teliti. Kajian pustaka yang memberikan inspirasi bagi penulis, diantaranya:

1. Rahmat Fauzi, 2017, tesis “Epistemologi Tafsīr Maqāșidī: Studi Terhadap Pemikiran Jaser Auda.17

17 Rahmat Fauzi, “Epistemologi Tafsīr Maqāșidī: Studi Terhadap Pemikiran Jaser Auda”, Tesis, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2017.

12

12

Rahmat Fauzi dalam tesis ini mengkaji tentang struktur-struktur dasar epistemologi Tafsīr Maqāșidī Jaser Auda. Kajian tesis Rahmat Fauzi meliputi: hakikat Tafsīr Maqāșidī, metode tafsīr yang digunakan dan menelaah tolok ukur kebenarannya. Dalam tesis ini dikemukakan bahwa Jaser Auda menawarakan metode tematik dalam penafsiran Al-Qur’ān. Menurut Jaser Auda tafsīr tematik mengambil langkah maju ke depan ke arah penafsiran yang lebih berorientasi kepada faktor maqāșid. Perbedaan tesis Rahmat Fauzi dengan tesis yang akan diteliti penulis adalah Rahmat Fauzi meneliti tentang pemikiran Jaser Auda tentang Tafsīr Maqāșidī sedangkan penulis akan meneliti tentang tema tertentu dalam Al-Qur’ān dengan menganalisa maqāșid dari karya tafsir Muhammad Ţāhir Ibn ‘Āsyūr dan Ahmad Mușțafā Al-Marāgī dalam kitab tafsīr kedua tokoh tersebut. Kontribusi tesis ini terhadap tesis yang akan diteliti adalah wawasan tentangTafsīr Maqāșidī menurut perspektif Jaser Auda.

2. Moh. Mauluddin, 2018, tesis “Tafsīr Ayat-ayat Waris Perspektif Tafsīr Maqāșidī Ibn ‘Āsyūr”.18

Moh. Mauluddin dalam tesis ini memaparkan tentang Tafsīr Maqāșidī berdasarkan pandangan Muhammad Ţāhir Ibn ‘Āsyūr terkait ayat-ayat waris. Ia meneliti ayat-ayat waris dengan tinjauan maqāșid syarī’ah. Tujuan umum syari’at adalah menghadirkan kemaslahatan dan mencegah kerusakan. Prinsip inilah yang dipegang oleh Ibn ‘Āsyūr, kemudian dijadikan landasan berfikir.

Persamaan tesis Moh. Mauluddin dengan tesis yang akan diteliti

18 Moh. Mauluddin, “Tafsīr Ayat-ayat Waris Perspektif Tafsīr Maqāșidī Ibn ‘Āsyūr”

Tesis, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2018. Tidak diterbitkan (t.d)

13

13

penulis adalah pembahasan tentang Tafsīr Maqāșidī pada ayat-ayat atau tema tertentu dalam Al-Qur’ān. Perbedaannya adalah pada fokus ayat-ayat, tema dan perspektif tokoh tafsīr yang diteliti.

Kontribusi tesis ini terhadap tesis yang akan diteliti adalah wawasan tentang istinbāț atau kesimpulan Muhammad Ţāhir Ibn

‘Āsyūr terkait ayat-ayat waris sehingga memberikan gambaran kepada penulis untuk meneliti tema baru.

3. Ulya Fikriyati, 2018, disertasi “Interpretasi Ayat-ayat ‘Pseudo Kekerasan’ (Analisis Psikoterapis atas Karya-Karya Hannān Lahhām)”19

Berangkat dari perbedaan tajam antar mufassir yang hidup dalam wilayah konflik dan dilingkupi kekerasan, Ulya Fikriyati dalam disertasi ini mencoba meneliti karya-karya Hannān Lahhām, khususnya di bidang tafsīr. Hannān Lahhām hidup di Syiria yang merupakan wilayah konflik bersenjata, namun yang Ulya temukan adalah tafsīr Hannān Lahhām tidak kaku dan tidak mendukung kekerasan, berbeda dengan tafsīr Sayyid Quthb (w. 1966) dan Sa’īd Hawā (w. 1989). Hannān Lahhām juga merupakan mufassir perempuan pertama yang membahas Maqāșid Al-Qur’ān. Dalam disertasi ini Ulya menawarkan istilah pseudo kekerasan untuk mengkritisi penamaan sebagian ayat-ayat yang disebut sebagai ayat-ayat kekerasan atau ayat pedang (ayāt as-sayf). Kontribusi disertasi ini pada tesis yang akan diteliti, disertasi ini memberikan informasi tentang seorang mufassir perempuan kontemporer bernama Hannān Lahhām yang membahas Maqāșid Al-Qur’ān

19 Ulya Fikriyati, “Interpretasi Ayat-ayat ‘Pseudo Kekerasan’ (Analisis Psikoterapis atas Karya-Karya Hannān Lahhām), Disertasi, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018

14

14

dalam tafsīrnya. Meskipun Ulya dalam disertasi ini tidak meneliti Maqāșid Al-Qur’ān, akan tetapi penulis mendapat wawasan baru tentang adanya seorang mufassirah di era kontemporer ini.

4. Wasfī ‘Āsyūr Abū Zaid, 2019, buku “Nahwa At-Tafsīr Al-Maqāșidī li Al-Qur’ān Al-Karīm, Ru’yah Ta’sīsiyyah li Manhaj Jadīd fi Tafsīr Al-Qur’ān”20

Wasfī ‘Āsyūr Abū Zaid dalam buku ini memaparkan metode Tafsīr Maqāșidī. Ia memulai pembahasan buku mulai dari definisi Tafsīr Maqāșidī dan kaitannya dengan ragam tafsīr lain, menjelaskan tentang ragam Maqāșid Al-Qur’ān Al-Karim, menjelaskan beberapa teknik menggali Maqāșid Al-Qur’ān, memaparkan syarat-syarat mufassir Maqāșidī, apa saja aturan Tafsīr Maqāșidīkemudian menjelaskan manfaat Tafsīr Maqāșidī.

Kontribusi buku ini pada tesis yang akan diteliti, buku ini memberikan gambaran yang jelas tentang metode Tafsīr Maqāșidīsehingga penulis mudah memahami tentang berbagai hal terkait metode tafsīr Al-Qur’ān dengan perspektif Maqāșid.

5. Lufaefi, 2020, tesis “Maqâșid Al-Qur’ān Ayat-Ayat “Kuasi”

Formalisasi Syariat Islam Perspektif Thâhir Ibn ‘Âsyūr”21

Dalam tesis ini Lufaefi meneliti beberapa ayat yang menurutnya dijadikan dalil sebagai ayat-ayat formalisasi syariat Islam. Formalisasi yang akan bermuara kepada penerapan syariat dalam ruang publik kapan dan dimanapun. Penelitian Lufaefi pada karya tafsīr yang ditelitinya membawanya pada kesimpulan bahwa

20 Wasfī ‘Āsyūr Abū Zaid, Nahwa At-Tafsīr Al-Maqāșidī li Al-Qur’ān Al-Karīm, Ru’yah Ta’sīsiyyah li Manhaj Jadīd fi Tafsīr Al-Qur’ān, (Kairo: Mufakroun, 2019)

21 Lufaefi, Maqâshid Al-Qur’an Ayat-Ayat “Kuasi” Formalisasi Syariat Islam Perspektif Thâhir Ibn ‘Âsyūr. Tesis, PTIQ Jakarta, 2020

15

15

ayat-ayat tersebut tidak sama sekali memberi makna perintah untuk menerapkan syriat Islam kapanpun dan dimanapun, namun formalisasi syariat intinya adalah formalisasi nilai-nilai universal yang ada dalam Islam yang berupa kemaslahatan yang dihadirkan ditengah-tengah masyarakat. Menurutnya ketika kemaslahatan itu ada dalam suatu masyarakat maka disanalah syariat Islam telah teraplikasikan.

Persamaan tesis Lulaefi dengan tesis yang akan diteliti penulis adalah pembahasan tentang teori tafsīr Maqāșidī yang diterapkan pada ayat-ayat atau tema tertentu dalam Al-Qur’ān. Perbedaannya adalah pada fokus ayat-ayat dan tema penelitian. Kontribusi tesis ini pada tesis yang akan penulis teliti adalah wawasan aplikasi Maqāșid Al-Qur’ān pada ayat yang akan dijadikan bahan penelitian sehingga memberikan kemudahan bagi penulis untuk fokus pada penelitian tujuan apa yang diinginkan Allāh swt.swt.pada ayat-ayat yang dijadikan bahan penelitian.

6. Yoga Riyandi, 2020, tesis, “Membangun Peradaban: Studi Kisah-kisah Ūlul ‘Azmi dalam Al-Qur’ān”22

Dalam tesis ini Yoga meneliti ayat-ayat yang berhubungan dengan kisah Ūlul ‘Azmi. Yoga ingin membuktikan bahwa peradaban yang baik adalah peradaban yang menjunjung tinggi moralitas dengan nilai-nilai keesaan Allāh, bukan peradaban yang maju dengan teknologi semata. Persamaan tesis ini dengan tesis yang akan penulis teliti adalah tema yang diangkat yaitu tentang kisah. Sedangkan perbedaan terletak pada kisah dan ayat yang

22 Yoga Riyandi, Membangun Peradaban: Studi Kisah-kisah Ūlul ‘Azmi dalam Al-Qur’ān, Tesis, UIN Raden Intan Lampung, 2020

16

16

diteliti serta fokus penelitian. Kontribusi tesis Yoga terhadap tesis penulis adalah wawasan tentang kisah Ūlul ‘Azmi serta metodologi mereka yang diterapkan dalam peradaban.

Dokumen terkait