• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: REDA ILHAM NIM (Halaman 21-61)

A. Landasan Teori 1. Peramalan/Forecasting a. Pengertian Peramalan/Forecasting

Menurut Kasmir Peramalan adalah suatu proses perkiraan/estimasi mengenai kejadian di masa yang akan datang, berdasarkan data masa lalu yang disusun secara sistematis dan diolah dengan metoda-metoda tertentu, atau peramalan dapat juga diartikan bagaimana memperkirakan kondisi yang akan datang terjadi dimasa yang akan datang. Memperkirakan artinya menetapkan hal-hal apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dasar untuk memperkirakan kondisi kedepan dapat kita gunakan data masa lalu, makin banyak data masa lalu akan makin baik faktor yang mempengaruhi di masa yang akan datang (Kasmir, 2010: 144).

Peramalan dapat juga didefenisikan sebagai kegiatan untuk memperkirakan apa yang terjadi di masa yang akan datang pada saat sekarang. Dalam melakukan peramalan, peramalan harus mencari data dan informasi masa lalu. Data dan informasi masa lalu merupakan perilaku yang terjadi di masa lalu dengan berbagai kondisi pada saat itu.

Kondisi yang menyebabkan perilaku data dan informasi tersebut dapat dijadikan acuan bagi kondisi sekarang dan di masa yang akan datang. Dalam melakukan peramalan kondisi ini dapat dijadikan alat untuk melakukan peramalan, apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang dengan asumsi-asumsi tertentu. Hal ini perlu dilakukan mengingat di masa yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian (Kasmir dan Jakfar, 2006: 81).

Tidak ada satu perusahaan pun yang tidak ingin sukses dan berkembang. Untuk mencapai sukses dan berkembangnya suatu perusahaan perlu adanya suatu cara tepat, sistematis dan dapat

dipertanggungjawabkan. Dalam dunia usaha sangat penting diperkirakan hal-hal yang terjadi dimasa depan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan dapat menganut salah satu dari dua pendekatan, yakni:

1) Pendekatan Speculative, di mana perusahaan tidak memperhitungkan resiko yang diakibatkan oleh ketidakpastian faktor-faktor intern dan ekstern

2) Pendekatan Calculated risk, di mana perusahaan secara aktif melakukan estimasi terhadap resiko yang diakibatkan oleh ketidakpastian faktor-faktor ekstern dan intern.

Dapat disimpulkan peramalan atau forecasting adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperkirakan kejadian masa yang akan datang berdasarkan data-data di masa lalu dengan kondisi di saat itu dengan diolah dengan metoda-metoda tertentu.

b. Jenis-jenis peramalan

Dalam prakteknya terdapat beberapa jenis peramalan, hal ini tergantung dari sudut mana kita memandangnya, jenis-jenis peramalan dimaksud antara lain:

1) Jika dilihat dari segi penyusunannya

a) Peramalan subjektif, merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar perasaan atau feeling dari seorang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan dan pengalaman masa lalu dari orang yang menyusun sangat menentukan hasil ramalan.

b) Peramalan objektif, merupakan peramalan yang didasarkan atas data dan informasi yang ada, kemudian di analisis dengan menggunakan teknik atau metode tertentu. Data yang di gunakan biasanya data masa lalu untuk beberapa periode.

12

2) Dilihat dari segi sifat ramalan.

a) Peramalan kualitatif, merupakan peramalan yang didasarkan atas data kualitatif dan biasanya peramalan ini didasarkan kepada hasil penyelidikan.

b) Peramalan kuantitatif, merupakan peramalan yang didasarkan atas data-data kuantitatif masa lalu (dalam bentuk angka-angka).

3) Dilihat dari segi jangka waktu

a) Peramalan jangka pendek, merupakan peramalan yang didasarkan pada waktu kurang dari 1 tahun.

b) Peramalan jangka panjang, merupakan peramalan yang didasarkan kepada waktu lebih dari 1 tahun ( Kasmir dan Jakfar, 2012: 61-62).

c. Langkah-langkah peramalan.

Agar peramalan dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka haruslah mengikuti prosedur atau langka-langkah yang telah ditetapkan dalam peramalan. Dengan mengikuti setiap langkah yang telah ditetapkan paling tidak dapat menghindari kesalahan yang tidak perlu, sehingga hasil ramalan tidak perlu diragukan.

Secara umum langkah-langkah yang dilakukan dalam peramalan sebagai berikut:

a) Mengumpulkan data

Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Data yang dikumpulkan merupakan data masa lalu. Hendaknya data yang dikumpulkan selengkap mungkin untuk beberapa periode. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan pengumpulan data sekunder dan data primer. Pengumpulan data sekunder maksudnya data yang diperoleh dari berbagai sumber seperti perpustakaan, majalah, serta laporan lainnya. Adapun data primer diperoleh dari lapangan dengan

menggunakan metode observasi, wawancara, atau dengan menyebarkan kuisioner.

b) Mengolah data

Data yang sudah dikumpulkan kemudian dibuat tabulasi data. Dengan demikian, akan diketahui pola data yang dimiliki dan memudahkan kita untuk melakukan peramalan melalui metode peramalan yang ada.

c) Menentukan metode peramalan

Setelah data ditabulasi barulah kita menentukan metode peramalan yang cocok untuk data tersebut. Terdapat banyak metode peramalan, masing-masing metode akan memberikan hasil yang berbeda. Peramalan yang diinginkan adalah dengan menggunakan metode yang paling tepat. Artinya hasil yang akan diperoleh tidak akan jauh berbeda dengan kenyataannya atau metode yang akan memberikan penyimpangan terkecil. Pemilihan metode peramalan adalah dengan mempertimbangkan faktor horizon waktu, pola data, jenis peramalan, faktor biaya, ketepatan dan kemudahan penggunaannya.

d) Memproyeksikan data

Seperti diketahui bahwa akan ada perubahan di masa yang akan datang seperti perubahan ekonomi, politik, sosial atau perubahan kemasyarakatan lainnya. Perubahan ini berakibat tidak tepatnya hasil peramalan. Agar kita dapat meminimalkan penyimpangan terhadap perubahan maka perlu dilakukan proyeksi data dengan pertimbangan faktor perubahan tersebut untuk beberapa periode.

e) Mengambil keputusan

Hasil peramalan yang telah dilakukan untuk mengambil keputusan untuk membuat berbagai perencanaan seperti perencanaan produksi, keuangan, penjualan dan perencanaan lainnya, baik untuk perencanaan jangka pendek maupun perencanaan jangka panjang. Berkaitan dengan keuangan adalah jumlah dana yang harus disediakan dan kapan (Kasmir, 2010: 146-148).

14

d. Metode-Metode Peramalan.

Untuk melakukan peramalan diperlukan metode tertentu dan metode mana yang digunakan tergantung dari data dan informasi yang akan diramal serta tujuan yang hendak dicapai. Dalam prakteknya terdapat berbagai metode peramalan antara lain :

a) Time Series atau Deret Waktu.

Analisa Time Series merupakan hubungan antara variable yang dicari (dependent) dengan variable yang mempengaruhinya (independent variable), yang dikaitkan dengan waktu seperti mingguan, bulan, triwulan, catur wulan, semester atau tahun. Dalam analisis time series yang menjadi variable yang dicari adalah waktu (Kasmir dan Jakfar, 2006: 86).

Metode ini semata-mata mendasarkan diri pada data dan keadaan masa lampau. Jika keadaan di masa yang akan datang cukup stabil dalam arti tidak banyak berbeda denga keadaan masa lampau. Metode ini dapat memberikan hasil peramalan yang cukup akurat. Dalam keadaan masa yang akan datang terjadi banyak perubahan dengan kata lain kondisi yang melengkapi terjadinya permintaan pasar berbeda dengan masa lampau dari data yang tersedia (Husnan dan Muhammad, 2014: 49).

Metode peramalan ini terdiri dari: 1) Metode Smoothing

Merupakan jenis peramalan jangka pendek seperti perencanaan persediaan, perencanaan keuangan. Data yang harus tersedia paling sedikit 2 tahun. Metode ini tidak cocok untuk peramalan jangka panjang. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mengurangi ketidakteraturan data masa lampau seperti musiman. Caranya dengan membuat rata-rata.

2) Metode Box Jenkins

Metode ini merupakan deret waktu dengan menggunakan model matematis dan digunakan untuk peramalan jangka

pendek. Data yang digunakan untuk melakukan peramalan dengan metode ini dibutuhkan data minimal 2 tahun. Kegunaan metode ini untuk perencanaan anggaran atau produksi.

3) Metode proyeksi Trend dengan regresi

Merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Metode ini merupakan garis trend untuk persamaan matematis. Metode ini menggunakan data minimal 2 tahun dan semakin banyak semakin baik. Biasanya metode ini digunakan untuk produk baru atau rencana ekspansi (Kasmir dan Jakfar, 2010: 64).

4) Metode Trend Linier

Metode ini digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis lurus. Fungsi persamaan dari metode ini adalah:

a = ∑Y : n b = ∑XY : ∑ Jika ∑X = 0 Ket : Y = Variabel permintaan n = Jumlah data

X = Variabel tahun ( Husnan dan Muhammad, 2014: 49-50) 5) Metode Moment.

Sebagaimana halnya dengan metode trend setengah rata-rata, maka metode trend moment ini juga menggunakan cara-cara perhitungan statistika dan matematika tertentu untuk mengetahui fungsi persamaan garis lurus sebagai pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis perusahaan. Dengan demikian pengaruh unsur subjektif juga dapat dihindarkan.

16

Fungsi garis lurus dapat diketahui dengan menggunakan rumus:

∑Y = n.a + b. ∑X ∑XY =∑X.a + b. ∑ Y = data historis Y’= nilai trend moment

X = parameter pengganti waktu (Munanadar, 2007: 55). 6) Metode Least Square

Sebenarnya metode Trend Kuadrat Terkecil (Least Square) hanyalah penyederhanaan dari metode trend moment, sehingga mempermudahkan perhitungan-perhitungannya.

Y´= a + bX a = ∑Y : n b = ∑XY : ∑X²

syarat ∑X = 0 (Munanadar, 2007: 57). 7) Metode Trend Kuadratik

Metode ini digunakan secara scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk parabola.

Fungsi persamaan dari metode ini adalah:

Koefesien a, b dan c diperoleh dengan: a = (∑Y - c∑ ) : n

b = ∑XY : ∑

c = { n ∑ Y – (∑ ) (∑Y) } : { n∑ - (∑ ) } Jika ∑X = 0 ( Husnan dan Muhammad, 2014: 50).

Y = Variabel yang akan di ramalkan a = konstanta

b dan c = Variabel per X, yaitu menunjukan besarnya perubahan nilai Y dari setiap perubahan satu unit X

X = Waktu/periode yang dinyatakan dalam minggu, bulan, semester, tahun dan lain sebagainya tergantung kepada kesesuian yang ada dalam perusahaan ( Ambarwati, 2003: 105).

8) Metode Trend Simple Exponential

Metode ini digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik (Husnan dan Muhammad, 2014: 52-53).

Fungsi persamaan dari metode ini adalah

Yang dapat diubah dalam fungsi logaritma: Log Y¹ = log a + (log b) X

Jika ∑X = 0, maka koefesien a dan b dapat dicari dengan: log a = (∑log Y) : n

log b = {∑X (log Y)} : ∑

b) Causal methods atau sebab akibat.

Merupakan metode peramalan yang didasarkan kepada hubungan antara variable yang diperkirakan dengan variable lain

18

yang mempengaruhi tetapai bukan waktu. Dalam prakteknya jenis metode peramalan ini terdiri dari :

a) Metode regresi dan korelasi

Merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek dan didasarkan kepada persamaan dengan teknik least squares yang dianalisis secara statistik.

b) Metode input-output

Merupakan metode yang digunakan untuk peramalan jangka panjang yang biasnya digunakan untuk menyusun trend ekonomi jangka panjang. Data yang digunakan biasanya lebih dari sepuluh tahun.

c) Model ekonometri

Merupakan peramalan yang digunakan untuk jangka panjang dan jangka pendek. Peramalan ini didasarkan pada sistem pemasaran regresi yang diestimasi secara simultan. Data yang digunakan biasanya data kuartalan” ( Kasmir dan Jakfar, 2006: 86-87).

Metode regresi merupakan salah satu metode ramalan yang disusun atas dasar pola data masa lalu. Penggunaan metode ini didasarkan kepada variabel yang ada dan yang akan mempengaruhi hasil peramalan. Variabel yang diteliti terdiri dari variabel yang akan dicari (dependent variable) dengan variabel yang menentukan (independent variable). Dengan metode regresi kita akan melakuakn peramalan dengan melihat pola hubungan yang ada antara variabel yang dicari dengan variabel yang menentukan atau mempengaruhinya.

Hal yang perlu diketahui sebelum kita melakukan peramalan dengan metode regresi adalah mengetahui terlebih dahulu kondisi-kondisi seperti:

1. Adanya informasi masa lalu.

2. Informasi yang ada dapat dibuatkan dalam bentuk data.

3. Diasumsikan bahwa pola data yang ada dari data masa lalu akan berkelanjutan dimasa yang akan datang.

Terdapat beberapa jenis data yang ditemui di lapangan, namun hal ini disesuaikan dengan data yang dibutuhkan. Adapun jenis-jenis data yang ada di lapangan sebagai berikut:

1) Musiman (seasonal)

Merupakan data yang dipengaruhi oleh musim dalam suatu periode seperti data harian, mingguan atau bulanan. Contoh untuk produk minuman, obat-obatan dan lainnya.

2) Horizontal (stationary)

Merupakan data dimana dalam suatu produk dalam suatu periode jumlah penjualannya konstan atau dengan kata lain naik turunnya tidak terlalu banyak.

3) Siklus (cyclical)

Data yang dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang yang berkaitan dengan siklus usaha. Sebagai contoh penjualan mobil, peralatan bengkel dan lainnya.

4) Trend

Dalam hal ini jika ada data yang diobservasi terdapat kenaikan dan penurunan yang cukup mencolok dalam jangka panjang. Pola ini dapat dilihat dari penjualan produk dari banyak perusahaan” ( Kasmir dan Jakfar, 2006: 90-91).

Metode Regresi dan Korelasi

Merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek dan didasarkan kepada persamaan dengan teknik least square yang dianalisis secara statistik. Metode ini biasanya digunakan untuk peramalan

20

permintaan dan penjualan, data yang digunakan biasanya kuartalan.

Metode regresi dan korelasi, metode ini mendasarkan diri pada hubungan sebab akibat atas terjadinya variasi dari satu variabel, dan hubungan sebab akibat tersebut nampak dalam fungsi persamaan regresi. Sedangkan korelasi merupakan alat pembantu yang berguna untuk mengetahui sejauh mana intensitas hubungan yang terjadi antara variabel-variabel yang bersangkutan

a. Regresi Linier Sederhana

Pola hubungan ini hanya satu variabel yng dianggap berpengaruh atas terjadinya variabel yang lain. Dalam analisis deret waktu yang linier adalah analisis pola hubungan yang dicari dengan satu variabel yang mempengaruhinya: waktu. Notasi regresi sederhana dengan menggunakan regresi linier (garis lurus) dapat digunakan sebagai berikut:

Ket :

X = Variabel bebas/independent a,b = Koefesien regresi

Y = Variabel terikat/dependent b. Regresi Linear Berganda

Pada analisa regresi linear sederhana, variasi pada variabel terikat hanya dijelaskan satu variasi pada variabel bebas, maka pada analisa regresi linear berganda variasi pada variabel terikat dijelaskan oleh lebih dari satu variasi variabel bebas, mungkin dua, tiga dan mungkin lebih,

namun masih menunjukkan diagram hubungan yang linear (Husnan dan Muhammad, 2014: 60).

Persamaan dari analisa regresi berganda ini adalah:

e. Kendala Metode Forecasting

1) Waktu yang hendak diliput, yakni rentangan waktu masa datang dari jangkauan peramalan. Pada umumnya peramalan kualitatif memiliki rentang waktu yang lebih panjang dibanding dengan peramalan kuantitatif.

2) Tingkah laku data, meliputi jumlah, ketetapan dan tingkah laku data masa lalu yang tersedia. Pada tingkah laku data menujukan hubungan persamaan linier, kuadrat atau logaritma dan atau yang lain akan mempengaruhi teknik peramalan yang digunakan.

3) Tipe model, yakni apakah model yang digunakan merupakan model time series.

4) Biaya yang tersedia untuk maksud peramalan ini dan lebih luas biaya yang tersedia untuk penyusun studi kelayakan proyek bisnis.

5) Tingkat ketetapan yang diinginkan, hal ini berkaitan dengan kebutuhan manajemen dan tingkat kecermatan, ketelitian peramalan yang diinginkan. Semakin tinggi tingkat ketelitian yang diharapkan mungkin memerlukan penggunan teknik peramalan yang lebih kompleks, demikian pula biaya yang diperlu disediakan.

6) Kemudahan penerapan, dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan manajenem, data, dan biaya yang tersedia (Husnan dan Muhammad, 2014: 44-45).

2. Laba

a. Pengertian Laba

22

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut (Harahap,2008:113) ”kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi” sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketetapan pengukuran pendapatan dan biaya.

Laba merupakan empat elemen utama yaitu pendapatan(revenue), beban (expense), keuntungan (gain) dan kerugian (loss). Menurut Stice dkk (dalam Sari,2014:8) defenisi dari elemen-elemen tersebut sebagai berikut:

1) Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dariaktiva suatu entitas atau pelunasaan kewajiban dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha pertama yang sedang dilakukan oleh entitas tersebut.

2) Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban dari penyerahaan atau produksi suatu barang, pemberian jasa atau aktivitas lainya yang merupakan usaha terbesar atau usaha pertama yang dilakukan oleh entitas tersebut. 3) Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas atau (aktiva

bersih) dari transaksi atau transaksi yang sering terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi. Kejadian dan kondisi lainya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

4) Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas ( aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang sering terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi. Kejadian dan kondisi

lainya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

Menurut Chariri dan Ghozali (dalam USU, 2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karateristik antara lain sebagai berikut: 1) Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi.

2) Laba didasarkan pada postulat periodisasi artinya merupakan prestasi perusahan satu periode tertentu.

3) Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang defenisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.

4) Laba memerlukan pengukuran biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahan untuk mendapatkan pendapatan tertentu. 5) Laba didasarkan pada prinsip penandingan antara pendapatan dan

biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan laba rugi. Penyajian laba dalam laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahan merupakan harus dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba.

Menurut Angkoso (dalam USU, 2006) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1) Besarnya perusahaan, semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba semakin tinggi.

2) Umur perusahaan.

3) Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba sehingga ketepatan masih rendah.

24

4) Tingkat laverage, bila perusahaan memiliki tingkat hutang lebih tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.

5) Tingkat penjualan, tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa akan datang maka tingkat pertumbuhan laba semakin tinggi.

6) Perubahan laba masa lalu, semakin besar perubahan laba di masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa akan datang.

c. Analisis pertumbuhan laba

Menurut Angkoso (dalam USU, 2006) ada dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

1) Analisis Fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak. Hal ini penting karena nantinya berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari investasi dan resiko yang harus ditanggung.

Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keuangan perusahaan yang sebenarnya. Para analisis fundamental mencoba memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengestimasikan faktor fundamental yang mempengaruhi pertumbuhan laba yang akan datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keungan yang tercemin dalam kinerja perusahaan.

2) Analisis teknikal merupakan analisis yang sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya memprediksi pertumbuhan laba

di masa akan datang dengan mengamati perubahan laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.

d. Jenis-jenis Laba 1) Laba Kotor

Menurut Subramanyam (dalam Azura, 2016:14) laba kotor merupakan pendapatan dikurangi harga pokok penjualan. Apabila hasil penjualan tidak dapat menutupi beban yang langsung yang terkait pada barang dan jasa tersebut adalah harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk bertahan.

Penjualan XXX

Retur penjualan (XXX) Potongan penjualan (XXX)

Penjualan bersih XXX

Harga pokok penjualan (XXX)

Laba kotor XXX

2) Laba Operasi

Menurut Stice dan Skousen (dalam Azura, 2004:15) laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. Laba operasi menunjukan seberapa efektif dan efesien perusahaan melakukan aktivitas operasinya. Laba kotor XXX

Beban operasi (XXX)

Laba operasi XXX 3) Laba Bersih

Menurut Subramanyam (dalam Azura, 2016:16) laba bersih merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah Bungan dan pajak. Terbentuk dari selisih laba operasi

26

dengan beban bunga yang hasilnya akan dikurangi pajak penghasilan sehingga pada akhirnya akan timbul laba bersih. Laba operasi XXX

Beban bunga (XXX)

Pajak penghasilan (XXX)

Laba bersih XXX

e. Tujuan Pelaporan Laba

Menurut Anis dan Ghozali (dalam Azura, 2003:16) mengutarakan tujuan pelaporan laba sebagai berikut:

1) Sebagai indikator efesiensi penggunan dana yang tertahan dalam perusahaan yang diwujudkan dalam kembaliannya.

2) Sebagai dasar pengukuran prestasi manajemen. 3) Sebagai dasar penetuan pengukuran pajak.

4) Sebagai alat pengendalian sumber daya ekonomi suatu Negara. 5) Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian

perusahaan.

6) Sebagai dasar bentuk kenaikan kemakmuran. 7) Sebagai dasar pembagian deviden.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pelaporan laba atau yang lebih dikenal laba atau rugi adalah sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang digunakan sebagai dasar untuk pengukuran, penentuan, pengendalian, motivasi, prestasi manajemen dan sebagai dasar kenaikan kemakmuran serta dasar pembagian deviden untuk para investor yang menanamkan modalnya di perusahaan.

3. Peramalan Laba

Salah satu tujuan umum akuntansi adalah untuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi kejadian-kejadian masa datang. Adapun kriteria nilai prediksi secara umum adalah suatu probabilitas

hubungan antara kejadian ekonomi yang penting bagi pengambil keputusan dan variable predikator yang relevan dalam informasi akuntansi. Kecenderungan untuk meramalkan atau menduga suatu peristiwa secara lebih tepat khususnya dalam bidang ekonomi akan memberikan dasar yang

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: REDA ILHAM NIM (Halaman 21-61)

Dokumen terkait