• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh: REDA ILHAM NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh: REDA ILHAM NIM"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PROYEKSI LABA OPERASIONAL LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PAGARUYUNG INDAH NAGARI PAGARUYUNG KECAMATAN TANJUNG EMAS KABUPATEN TANAH

DATAR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Sebagai Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

REDA ILHAM NIM. 11 203 065

JURUSAN EKONOMI SYARIAH KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

REDA ILHAM. NIM 11 203 065. Judul SKRIPSI “ANALISIS PROYEKSI LABA OPERASIONAL LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

AGRIBISNIS (LKM-A) PAGARUYUNG INDAH NAGARI

PAGARUYUNG KECAMATAN TANJUNG EMAS KABUPATEN TANAH DATAR”. Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah terjadinya penurunan laba operasional Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Pagaruyung Indah karena selama ini dalam menentukan target jumlah laba untuk tahun yang akan datang hanya berdasarkan rencana kerja tidak didasarkan pada metode perhitungan peramalan. Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis proyeksi/peramalan laba operasional Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Pagaruyung Indah dari tahun 2018-2022, dengan menggunakan metode Trend Kuadratik.

Jenis penelitian ini adalah field research yaitu penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang menggambarkan tentang proyeksi/peramalan laba operasional Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Pagaruyung Indah. Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah melalui dokumentasi yaitu berupa data laporan pertanggung jawaban pengurus LKM-A Pagaruyung Indah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa peramalan laba operasional pada LKM-A Pagaruyung Indah dengan menggunakan metode Trend Kuadratik yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 4.628.245,36, pada tahun 2019 meningkat menjadi Rp. 8.421.625,92, pada tahun 2020 meningkat menjadi Rp. 13.960.378,04, pada tahun 2021 meningkat menjadi Rp. 21.244.501,68 dan pada tahun 2022 meningkat menjadi Rp. 30.273.996,92. Perencanaan yang dibuat setelah dilakukan peramalan adalah mengimplementasikan/menjalankan sesuai dengan visi dan misi dalam kegiatan operasional, menertibkan kembali pengembalian simpanan oleh anggota LKM-A yang menunggak, memberiakan pemahaman LKM-A kepada anggota, menambah jumlah anggota yang baru dan melakukan kerja sama dengan lembaga keuangan yang lain.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta‟ala yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyusun Skripsi ini. Shalawat beserta salam kepada Nabi Muhammad Shallallahu „Alaihi Wasallam, selaku penutup segala Nabi dan Rasul yang diutus dengan sebaik-baik agama, sebagai rahmat untuk seluruh manusia, sebagai personifikasi yang utuh dari ajaran agama Islam dan sebagai tumpuan harapan pemberi cahaya syari’at di akhirat kelak.

Penulisan skripsi ini disusun untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar. Skripsi ini Berjudul “Analisis Proyeksi Laba Operasional Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Pagaruyung Indah Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar”. Dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, peneliti telah banyak mendapatkan bantuan, dorongan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, izinkan peneliti mengaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Kasmuri, M.A selaku Rektor IAIN Batusangkar.

2. Bapak Dr. Ulya Atsani, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Bapak Gampito, SE.,M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengoreksi dan membimbing serta memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Sri Adella Fitri, S.E. M.Si selaku pembimbing akademik dan pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi dalam bidang akademik serta dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Nofrivul, SE., MM, selaku penguji I dalam sidang Munaqasyah. 6. Bapak Widi Nopiardo, MA, selaku penguji II dalam siding Munaqasyah.

(7)

iii

7. Bapak dan Ibu Dosen, Karyawan dan Karyawati Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan.

8. Teman seperjuangan yang senantiasa masih setia dari awal perkuliahan sampai akhir perkuliahan ini, semoga persahabatan ini tetap terjaga sampai kapanpun dan terimaksih selalu menemani dan memberikan suport dari awal sampai akhir perjuangan ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada mereka semua dan menjadi amal ibadah di sisi-Nya, Amin. Penulis mohon maaf jika isi dan penyajian dalam skripsi ini terdapat kekhilafan, kekeliruan, dan perbedaan pendapat. Oleh sebab itu, kritik yang konstruktif dan sehat sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada kita semua.

Batusangkar, 1 Februari 2019 Penulis

Reda Ilham NIM 11 203 065

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESAHAN TIM PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Defenisi Operasional Variabel ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Landasan Teori ... 10

1. Peramalan… ... 10

2. Laba………..21

3. Peramalan Laba………26

4. Lembaga Keuangan Mikro………...27

5. Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A)………30

B. Penelitian yang Relevan ... 45

(9)

v

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

A. Jenis Penelitian ... 50

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

C. Pengembangan Instrumen ... 51

D. Teknik Pengumpulan Data ... 51

E. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Gambaran Umum LKM-A Pagaruyung Indah ... 54

1. Sejarah Berdirinya LKM-A Pagaruyung Indah ... 54

2. Tujuan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Pagaruyung Indah ... 54

3. Sasaran dan Fokus Kegiatan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Pagaruyung Indah ... 55

4. Visi dan Misi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Pagaruyung Indah ... 55

5. Peran dan fungsi LKM-A Pagaruyung Indah ... 56

6. Pembagian Tugas Pengurus LKM-A Pagaruyung Indah ... 57

7. Struktur Organisasi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Pagaruyung Indah ... 60

B. PEMBAHASAN ... 61

1. Proyeksi (Forecasting) Laba Operasional LKM-A Pagaruyung Indah . 61 C. Analisis Hasil Penelitian ... 66

D. Rencana kerja LKM-A Pagaruyung Indah untuk mencapai target yang diinginkan. ... 67 BAB V PENUTUP ... 69 A. Kesimpulan ... 69 B. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Laba Operasional LKM-A Pagaruyung Indah Tahun 2013- 2017 ... 5 Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 49 Gambar 4.1 Struktur Organisasi LKM-A Pagaruyung Indah….. ... 60 Gambar 4.2 Grafik Peramalan Laba Operasional LKM-A Pagaruyung Indah

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Laba Operasional LKM-A Pagaruyung Indah Tahun 2013-2017 ... 4 Tabel 3.1 waktu Penelitian.. ... 51 Table 4.1 Perhitungan Peramalan Laba Operasional LKM-A Pagaruyung Indah .. . 61 Tabel 4.2 Hasil Peramalan Laba Operasional LKM-A Pagaruyung Indah Tahun

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Segala aspek kehidupan, termasuk ekonomi tercakup nilai-nilai dasarnya dalam Islam yakni bersumber pada asas tauhid bahkan lebih dari nilai-nilai dasar Islam telah cukup memuat nilai-nilai instrumental dan norma-norma operasional untuk dapat diterapkan dalam pembentukan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat.

Secara konseptual banyak ayat Al-Quran yang menegaskan tentang anjuran kepada seorang muslim untuk mengembangkan usahanya, dan dalam mengembangkan sebuah usaha membutuhkan perencanaan yang menjadi pedoman bagi pengusaha dalam menjalankan usahanya. Salah satu fungsi peramalan adalah untuk memudahkan perencanaan, dimana perencanaan memiliki peranan penting dalam keberhasilan seorang pengusaha dalam menjalankan usahanya hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Konsep perencanaan telah dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an surah al-Hasyr ayat 18:                    

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dari ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa Allah menganjurkan untuk selalu mempersiapkan diri baik untuk kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat dengan memperhatikan apa yang telah diperbuat pada masa yang telah lalu, sekarang untuk merencanakan masa yang akan datang.

(13)

2

Suatu usaha menginginkan pertumbuhan pendapatan diikuiti dengan pertumbuhan laba yang sesuai atau melebihi target yang ditetapkan. Bagi perusahaan yang terus bertumbuh, tentu terus diikuti dengan tambahan investasi di berbagai bidang. Investasi memerlukan modal untuk tambahan kas untuk investasi dalam piutang, persediaan ataupun aktiva tetap. Tambahan modal ini akan mengakibatkan adanya kewajiban untuk membayar kembali dengan disertai imbalan jasa yang harus disediakan bagi pemilik modal. Setiap keinginan untuk meningkatkan pertumbuhan usaha, maka haruslah diikuti dan dimulai dengan perencanaan yang matang serta kerja keras untuk merealisasinya.

Dalam perencanaan akan disusun hal-hal apa saja yang akan dilakukan kedepan. Perencanaan keuangan termasuk pengendalian keuangan dilakukan dengan menggunakan proyeksi yang didasarkan kepada standar dan pengembangan dari umpan balik (feedback), serta penyesuaian didalam meningkan kinerja perusahaan. Perencanaan keuangan biasanya menggunakan peramalan (forecasting) yang dibuat untuk setiap jenis aktivitas perusahaan dan merupakan upaya perusahaan dalam rangka meramalkan kebutuhan keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

Dalam menjalankan sebuah usaha penuh dengan hasil yang tak pasti terkadang dalam praktiknya, sekalipun telah dilakukan studi secara baik dan benar faktor kegagalan suatu usaha tetap ada, apalagi yang tanpa dilalaui studi sebelumnya. Hal ini disebabkan untuk mencapai tujuan yang mungkin timbul setelah usaha berjalan ( Kasmir dan Jakfar, 2012 : 3).

Dengan demikian resiko kerugian di masa yang akan datang disebabkan karena di masa yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian, maka sebelum dilakukan suatu usaha atau proyek terlebih dahulu dilalukan peramalan (forecasting) yang dapat meminimalkan resiko meskipun, peramalan itu belum tentu kebenaranya, setidaknya dengan peramalan bisa dijadikan acuan dan pedoman. Untuk melakukan

(14)

peramalan (forecasting) untuk masa yang akan datang dapat menggunakan data masa lalu.

Menurut undang-undang RI Nomor 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro dalam pasal 1 bahwa lembaga keuangan Mikro yang selanjutnya disingkat dengan LKM adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam suatu usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan ( Undang-undang, 2013: 2). Maka dalam Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dilaksanakan melalui penyedian dana penguatan modal usaha petani kecil dan masyarakat yang selama ini sulit dalam mendapatkan pelayanan keuangan di lembaga keuangan formal, ini sebagai salah satu terobosan kementrian pertanian.

Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis adalah salah satu unit usaha otonom yang didirikan dan dimiliki oleh Gapoktan penerima dana BLM-PUAP dalam bentuk LKM guna memecahkan masalah/kendala akses untuk mendapatkan pelayanan keuangan ( Pertanian, 2014: 4). Dalam organisasi pihak manajemen Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis mengharapkan lembaga yang dipimpinya akan terus mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik dalam kegiatan usahanya. Salah satunya dilihat dari laporan keuangan pada laba operasional dari tahun ke tahun. Untuk terpenuhi harapan pihak manajemen LKM-A terhadap perkembangan tersebut, maka haruslah diikuti dan dimulai dengan perencanaan yang matang serta bekerja secara optimal untuk merealisasikanya.

Untuk tujuan usaha/bisnis, pihak manajemen LKM-A harus bisa memproyeksi atau memprediksi hal-hal yang yang akan terjadi di masa yang akan datang pada saat sekarang dengan perhitungan atau

(15)

4

pertimbangan tertentu. Kemampuan dalam memproyeksi di masa yang akan datang memudahkan untuk menyusun rencana kerja selanjutnya dalam mencapai target yang diinginkan. Khususnya di Sumatera Barat, Kabupaten Tanah Datar telah berdiri Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis. Salah satunya yang ada di Kecamatan Tanjung Emas yaitu Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Pagaruyung Indah Nagari Pagaruyung, dengan badan hukum No.24/SK/GPKT-PGR/2011.

Berdasarkan hasil survei awal pada LKM-A Pagaruyung Indah yang dilihat dari laporan keuangan sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Jumlah Laba Operasional LKM-A Pagaruyung Indah Tahun 2013-2017

Tahun Laba Operasional 2013 Rp. 12.447.452 2014 Rp. 5.076.374 2015 Rp. 5.593.311 2016 Rp. 1.605.693 2017 Rp. 2.605.693

Sumber: Laporan Keuangan LKM-A Pagaruyung Indah

Berdasarkan tabel di atas, jumlah laba operasional LKM-A Pagaruyung Indah mengalami perubahan atau turun naik setiap tahunnya, terlihat pada tahun 2013 sampai tahun 2014 juga mengalami penurunan yang signifikan sebesar Rp. 7.371.078, pada tahun 2014 sampai tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp. 516.937, pada tahun 2015 sampai tahun 2016 mengalami penurunan sebesar Rp. 3.987.618, dan pada tahun 2016 sampai tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.000.000,.

(16)

Sumber : Data olahan

Gambar 1.1

Grafik Laba LKM-A Pagaruyung Indah Tahun 2013 sampai 2017

Metode Trend Kuadratik merupakan metode yang digunakan jika scatter diagram dari masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk parabola (Husnan dan Muhammad, 2014: 50). Bagi perusahaan-perusahaan yang mempunyai data historis yang cenderung mengarah ke bentuk garis lengkung (non linear) semacam ini tersedia beberapa metode penaksiran (forecasting), yang masing-masing disesuaikan dengan bentuk kelengkungan garis tersebut. Bila deret data historis yang bersangkutan cenderung mengarah ke garis lengkung yang berbentuk parabola, maka metode yang sesuai untuk dipergunakan adalah metode Trend Kuadratik ( Munandar, 2006: 62).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan melakukan penelitian untuk meramalkan laba operasional Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Pagaruyung Indah untuk lima tahun kedepan. Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Pagaruyung Indah selama ini dalam menentukan target jumlah laba operasional pada masa yang akan datang hanya berdasarkan rencana kerja, dan tidak didasarkan pada metode perhitungan proyeksi (Forecasting) laba operasional dalam

12,447,452 5,076,374 5,593,311 1,605,693 2,605,693 0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Grafik Laba LKM-A Pagaruyung Indah Tahun 2013-2017

(17)

6

beberapa jangka waktu yang akan datang (Afrianti, Wawancara pra riset, 27 September 2017).

Maka untuk mengetahui dan melihat perkembangan laba operasional untuk lima tahun yang akan datang, maka penulis menggunakan metode Trend Kuadratik karena jumlah laba operasional yang digambarkan oleh diagram cenderung berbentuk parabola dan perencanaan seperti apa yang akan dibuat oleh Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Pagaruyung Indah setelah dilakukan peramalan laba operasional, karena salah satu fungsi dari peramalan adalah memudahkan perencanaan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian pada LKM-A Pagaruyung Indah dengan judul:”Analisis Proyeksi Laba operasional Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Pagaruyung Indah Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa identifikasi masalah yang muncul antara lain:

1. Bagaimana proyeksi laba operasional LKM-A Pagaruyung Indah dari tahun 2018-2022?

2. Bagaimana rencana kerja yang dilakukan oleh LKM-A Pagaruyung Indah untuk mencapai terget yang diinginkan?

3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan LKM-A Pagaruyung Indah?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan indentifikasi masalah di atas, maka penulis dapat membatasi masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana proyeksi laba operasional LKM-A Pagaruyung Indah dari tahun 2018-2022?

(18)

2. Bagaimana rencana kerja yang dilakukan oleh LKM-A Pagaruyung Indah untuk mencapai terget yang diinginkan?

D. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalahnya yaitu: Dari batasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proyeksi laba operasional LKM-A Pagaruyung Indah dari

tahun 2018-2022?

2. Bagaimana rencana kerja yang dilakukan oleh LKM-A Pagaruyung Indah untuk mencapai terget yang diinginkan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui dan menganalisis proyeksi laba operasional LKM-A Pagaruyung Indah dari tahun 2018-2022.

2. Untuk mengetahui rencana kerja yang dilakukan oleh LKM-A Pagaruyung Indah untuk mencapai target yang diinginkan.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian masalah dan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini bertujuan untuk mengembang teori-teori yang berhubungan dengan masalah dalam penilitian ini, seperti peramalan dengan menggunakan metode Trend Kuadratik.

2. Manfaat praktis a. Bagi penulis

Penelitian ini dapat memberikan peluang untuk menambah wawasan berfikir dan memperluas pengetahuan, baik secara teori maupun praktek. Selain itu penelitian ini sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar

(19)

8

Sarjana Strata 1 (S-1) pada Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

b. Bagi LKM-A

Bagi LKM-A sendiri hasil penelitian ini bisa berguna sebagai informasi serta evaluasi atau gambaran mengenai peramalan laba operasional yang akan datang serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk pengembangan keberadaan LKM-A ini. Dan sebagai masukan bagi manajemen LKM-A metode peramalan ini dapat membantu dalam hal pembuatan penyusunan perencanaan di masa yang akan datang.

c. Bagi pihak lain

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang bermanfaat sesuai dengan kebutuhan, juga sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan diharapkan dapat menjadi referensi di perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.

G. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul, maka penulis akan menguraikan secara singkat dari judul tersebut.

Peramalan (forecasting) adalah pengetahuan dan seni untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa akan datang pada saat sekarang. Dalam melakukan peramalan, peramal harus mencari data dan informasi masa lalu. Dalam melakukan peramalan kondisi saat ini dapat dijadikan alat untuk melakukan peramalan, apa yang mungkin akan terjadi di masa akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian. Peramalan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perkiraan/prediksi laba operasional untuk lima tahun kedepannya 2018-2022 pada LKM-A Pagaruyung Indah.

(20)

Laba Operasional adalah perubahan dalam ekuitas entitas sepanjang suatu periode sebagai akibat dari transaksi dan peristiwa serta keadaan-keadaan lainnya yang bukan bersumber dari pemilik, atau akumulasi kegiatan yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode akuntansi (Hery, 2009: 49).

Lembaga keuangan mikro agribisnis adalah lembaga mikro yang didirikan, dimiliki dan dikelola oleh petani/masyarakat tani perdesaan guna memecahkan masalah/kendala akses untuk mendapatkan pelayanan keuangan untuk membiayai usaha agribisnis (Pertanian, 2010: 3).

Jadi, yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah menganalisis peramalan laba operasional Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Pagaruyung Indah dilihat dalam laporan keuangan dari pos jumlah laba operasional yang akan diperoleh Lembaga Keuangan Mikro Agribisni (LKM-A) Pagaruyung Indah di masa akan datang dari tahun 2018 sampai 2022 menghitung jumlah laba operasional dengan cara peramalan laba operasional beberapa periode di masa yang akan datang dengan menggunakan metode Trend Kuadratik.

(21)

10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Peramalan/Forecasting a. Pengertian Peramalan/Forecasting

Menurut Kasmir Peramalan adalah suatu proses perkiraan/estimasi mengenai kejadian di masa yang akan datang, berdasarkan data masa lalu yang disusun secara sistematis dan diolah dengan metoda-metoda tertentu, atau peramalan dapat juga diartikan bagaimana memperkirakan kondisi yang akan datang terjadi dimasa yang akan datang. Memperkirakan artinya menetapkan hal-hal apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dasar untuk memperkirakan kondisi kedepan dapat kita gunakan data masa lalu, makin banyak data masa lalu akan makin baik faktor yang mempengaruhi di masa yang akan datang (Kasmir, 2010: 144).

Peramalan dapat juga didefenisikan sebagai kegiatan untuk memperkirakan apa yang terjadi di masa yang akan datang pada saat sekarang. Dalam melakukan peramalan, peramalan harus mencari data dan informasi masa lalu. Data dan informasi masa lalu merupakan perilaku yang terjadi di masa lalu dengan berbagai kondisi pada saat itu.

Kondisi yang menyebabkan perilaku data dan informasi tersebut dapat dijadikan acuan bagi kondisi sekarang dan di masa yang akan datang. Dalam melakukan peramalan kondisi ini dapat dijadikan alat untuk melakukan peramalan, apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang dengan asumsi-asumsi tertentu. Hal ini perlu dilakukan mengingat di masa yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian (Kasmir dan Jakfar, 2006: 81).

Tidak ada satu perusahaan pun yang tidak ingin sukses dan berkembang. Untuk mencapai sukses dan berkembangnya suatu perusahaan perlu adanya suatu cara tepat, sistematis dan dapat

(22)

dipertanggungjawabkan. Dalam dunia usaha sangat penting diperkirakan hal-hal yang terjadi dimasa depan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan dapat menganut salah satu dari dua pendekatan, yakni:

1) Pendekatan Speculative, di mana perusahaan tidak memperhitungkan resiko yang diakibatkan oleh ketidakpastian faktor-faktor intern dan ekstern

2) Pendekatan Calculated risk, di mana perusahaan secara aktif melakukan estimasi terhadap resiko yang diakibatkan oleh ketidakpastian faktor-faktor ekstern dan intern.

Dapat disimpulkan peramalan atau forecasting adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperkirakan kejadian masa yang akan datang berdasarkan data-data di masa lalu dengan kondisi di saat itu dengan diolah dengan metoda-metoda tertentu.

b. Jenis-jenis peramalan

Dalam prakteknya terdapat beberapa jenis peramalan, hal ini tergantung dari sudut mana kita memandangnya, jenis-jenis peramalan dimaksud antara lain:

1) Jika dilihat dari segi penyusunannya

a) Peramalan subjektif, merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar perasaan atau feeling dari seorang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan dan pengalaman masa lalu dari orang yang menyusun sangat menentukan hasil ramalan.

b) Peramalan objektif, merupakan peramalan yang didasarkan atas data dan informasi yang ada, kemudian di analisis dengan menggunakan teknik atau metode tertentu. Data yang di gunakan biasanya data masa lalu untuk beberapa periode.

(23)

12

2) Dilihat dari segi sifat ramalan.

a) Peramalan kualitatif, merupakan peramalan yang didasarkan atas data kualitatif dan biasanya peramalan ini didasarkan kepada hasil penyelidikan.

b) Peramalan kuantitatif, merupakan peramalan yang didasarkan atas data-data kuantitatif masa lalu (dalam bentuk angka-angka).

3) Dilihat dari segi jangka waktu

a) Peramalan jangka pendek, merupakan peramalan yang didasarkan pada waktu kurang dari 1 tahun.

b) Peramalan jangka panjang, merupakan peramalan yang didasarkan kepada waktu lebih dari 1 tahun ( Kasmir dan Jakfar, 2012: 61-62).

c. Langkah-langkah peramalan.

Agar peramalan dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka haruslah mengikuti prosedur atau langka-langkah yang telah ditetapkan dalam peramalan. Dengan mengikuti setiap langkah yang telah ditetapkan paling tidak dapat menghindari kesalahan yang tidak perlu, sehingga hasil ramalan tidak perlu diragukan.

Secara umum langkah-langkah yang dilakukan dalam peramalan sebagai berikut:

a) Mengumpulkan data

Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Data yang dikumpulkan merupakan data masa lalu. Hendaknya data yang dikumpulkan selengkap mungkin untuk beberapa periode. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan pengumpulan data sekunder dan data primer. Pengumpulan data sekunder maksudnya data yang diperoleh dari berbagai sumber seperti perpustakaan, majalah, serta laporan lainnya. Adapun data primer diperoleh dari lapangan dengan

(24)

menggunakan metode observasi, wawancara, atau dengan menyebarkan kuisioner.

b) Mengolah data

Data yang sudah dikumpulkan kemudian dibuat tabulasi data. Dengan demikian, akan diketahui pola data yang dimiliki dan memudahkan kita untuk melakukan peramalan melalui metode peramalan yang ada.

c) Menentukan metode peramalan

Setelah data ditabulasi barulah kita menentukan metode peramalan yang cocok untuk data tersebut. Terdapat banyak metode peramalan, masing-masing metode akan memberikan hasil yang berbeda. Peramalan yang diinginkan adalah dengan menggunakan metode yang paling tepat. Artinya hasil yang akan diperoleh tidak akan jauh berbeda dengan kenyataannya atau metode yang akan memberikan penyimpangan terkecil. Pemilihan metode peramalan adalah dengan mempertimbangkan faktor horizon waktu, pola data, jenis peramalan, faktor biaya, ketepatan dan kemudahan penggunaannya.

d) Memproyeksikan data

Seperti diketahui bahwa akan ada perubahan di masa yang akan datang seperti perubahan ekonomi, politik, sosial atau perubahan kemasyarakatan lainnya. Perubahan ini berakibat tidak tepatnya hasil peramalan. Agar kita dapat meminimalkan penyimpangan terhadap perubahan maka perlu dilakukan proyeksi data dengan pertimbangan faktor perubahan tersebut untuk beberapa periode.

e) Mengambil keputusan

Hasil peramalan yang telah dilakukan untuk mengambil keputusan untuk membuat berbagai perencanaan seperti perencanaan produksi, keuangan, penjualan dan perencanaan lainnya, baik untuk perencanaan jangka pendek maupun perencanaan jangka panjang. Berkaitan dengan keuangan adalah jumlah dana yang harus disediakan dan kapan (Kasmir, 2010: 146-148).

(25)

14

d. Metode-Metode Peramalan.

Untuk melakukan peramalan diperlukan metode tertentu dan metode mana yang digunakan tergantung dari data dan informasi yang akan diramal serta tujuan yang hendak dicapai. Dalam prakteknya terdapat berbagai metode peramalan antara lain :

a) Time Series atau Deret Waktu.

Analisa Time Series merupakan hubungan antara variable yang dicari (dependent) dengan variable yang mempengaruhinya (independent variable), yang dikaitkan dengan waktu seperti mingguan, bulan, triwulan, catur wulan, semester atau tahun. Dalam analisis time series yang menjadi variable yang dicari adalah waktu (Kasmir dan Jakfar, 2006: 86).

Metode ini semata-mata mendasarkan diri pada data dan keadaan masa lampau. Jika keadaan di masa yang akan datang cukup stabil dalam arti tidak banyak berbeda denga keadaan masa lampau. Metode ini dapat memberikan hasil peramalan yang cukup akurat. Dalam keadaan masa yang akan datang terjadi banyak perubahan dengan kata lain kondisi yang melengkapi terjadinya permintaan pasar berbeda dengan masa lampau dari data yang tersedia (Husnan dan Muhammad, 2014: 49).

Metode peramalan ini terdiri dari: 1) Metode Smoothing

Merupakan jenis peramalan jangka pendek seperti perencanaan persediaan, perencanaan keuangan. Data yang harus tersedia paling sedikit 2 tahun. Metode ini tidak cocok untuk peramalan jangka panjang. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mengurangi ketidakteraturan data masa lampau seperti musiman. Caranya dengan membuat rata-rata.

2) Metode Box Jenkins

Metode ini merupakan deret waktu dengan menggunakan model matematis dan digunakan untuk peramalan jangka

(26)

pendek. Data yang digunakan untuk melakukan peramalan dengan metode ini dibutuhkan data minimal 2 tahun. Kegunaan metode ini untuk perencanaan anggaran atau produksi.

3) Metode proyeksi Trend dengan regresi

Merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Metode ini merupakan garis trend untuk persamaan matematis. Metode ini menggunakan data minimal 2 tahun dan semakin banyak semakin baik. Biasanya metode ini digunakan untuk produk baru atau rencana ekspansi (Kasmir dan Jakfar, 2010: 64).

4) Metode Trend Linier

Metode ini digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis lurus. Fungsi persamaan dari metode ini adalah:

a = ∑Y : n b = ∑XY : ∑ Jika ∑X = 0 Ket : Y = Variabel permintaan n = Jumlah data

X = Variabel tahun ( Husnan dan Muhammad, 2014: 49-50) 5) Metode Moment.

Sebagaimana halnya dengan metode trend setengah rata-rata, maka metode trend moment ini juga menggunakan cara-cara perhitungan statistika dan matematika tertentu untuk mengetahui fungsi persamaan garis lurus sebagai pengganti garis patah-patah yang dibentuk oleh data historis perusahaan. Dengan demikian pengaruh unsur subjektif juga dapat dihindarkan.

(27)

16

Fungsi garis lurus dapat diketahui dengan menggunakan rumus:

∑Y = n.a + b. ∑X ∑XY =∑X.a + b. ∑ Y = data historis Y’= nilai trend moment

X = parameter pengganti waktu (Munanadar, 2007: 55). 6) Metode Least Square

Sebenarnya metode Trend Kuadrat Terkecil (Least Square) hanyalah penyederhanaan dari metode trend moment, sehingga mempermudahkan perhitungan-perhitungannya.

Y´= a + bX a = ∑Y : n b = ∑XY : ∑X²

syarat ∑X = 0 (Munanadar, 2007: 57). 7) Metode Trend Kuadratik

Metode ini digunakan secara scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk parabola.

Fungsi persamaan dari metode ini adalah:

Koefesien a, b dan c diperoleh dengan: a = (∑Y - c∑ ) : n

b = ∑XY : ∑

c = { n ∑ Y – (∑ ) (∑Y) } : { n∑ - (∑ ) } Jika ∑X = 0 ( Husnan dan Muhammad, 2014: 50).

(28)

Y = Variabel yang akan di ramalkan a = konstanta

b dan c = Variabel per X, yaitu menunjukan besarnya perubahan nilai Y dari setiap perubahan satu unit X

X = Waktu/periode yang dinyatakan dalam minggu, bulan, semester, tahun dan lain sebagainya tergantung kepada kesesuian yang ada dalam perusahaan ( Ambarwati, 2003: 105).

8) Metode Trend Simple Exponential

Metode ini digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik (Husnan dan Muhammad, 2014: 52-53).

Fungsi persamaan dari metode ini adalah

Yang dapat diubah dalam fungsi logaritma: Log Y¹ = log a + (log b) X

Jika ∑X = 0, maka koefesien a dan b dapat dicari dengan: log a = (∑log Y) : n

log b = {∑X (log Y)} : ∑

b) Causal methods atau sebab akibat.

Merupakan metode peramalan yang didasarkan kepada hubungan antara variable yang diperkirakan dengan variable lain

(29)

18

yang mempengaruhi tetapai bukan waktu. Dalam prakteknya jenis metode peramalan ini terdiri dari :

a) Metode regresi dan korelasi

Merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek dan didasarkan kepada persamaan dengan teknik least squares yang dianalisis secara statistik.

b) Metode input-output

Merupakan metode yang digunakan untuk peramalan jangka panjang yang biasnya digunakan untuk menyusun trend ekonomi jangka panjang. Data yang digunakan biasanya lebih dari sepuluh tahun.

c) Model ekonometri

Merupakan peramalan yang digunakan untuk jangka panjang dan jangka pendek. Peramalan ini didasarkan pada sistem pemasaran regresi yang diestimasi secara simultan. Data yang digunakan biasanya data kuartalan” ( Kasmir dan Jakfar, 2006: 86-87).

Metode regresi merupakan salah satu metode ramalan yang disusun atas dasar pola data masa lalu. Penggunaan metode ini didasarkan kepada variabel yang ada dan yang akan mempengaruhi hasil peramalan. Variabel yang diteliti terdiri dari variabel yang akan dicari (dependent variable) dengan variabel yang menentukan (independent variable). Dengan metode regresi kita akan melakuakn peramalan dengan melihat pola hubungan yang ada antara variabel yang dicari dengan variabel yang menentukan atau mempengaruhinya.

Hal yang perlu diketahui sebelum kita melakukan peramalan dengan metode regresi adalah mengetahui terlebih dahulu kondisi-kondisi seperti:

(30)

1. Adanya informasi masa lalu.

2. Informasi yang ada dapat dibuatkan dalam bentuk data.

3. Diasumsikan bahwa pola data yang ada dari data masa lalu akan berkelanjutan dimasa yang akan datang.

Terdapat beberapa jenis data yang ditemui di lapangan, namun hal ini disesuaikan dengan data yang dibutuhkan. Adapun jenis-jenis data yang ada di lapangan sebagai berikut:

1) Musiman (seasonal)

Merupakan data yang dipengaruhi oleh musim dalam suatu periode seperti data harian, mingguan atau bulanan. Contoh untuk produk minuman, obat-obatan dan lainnya.

2) Horizontal (stationary)

Merupakan data dimana dalam suatu produk dalam suatu periode jumlah penjualannya konstan atau dengan kata lain naik turunnya tidak terlalu banyak.

3) Siklus (cyclical)

Data yang dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang yang berkaitan dengan siklus usaha. Sebagai contoh penjualan mobil, peralatan bengkel dan lainnya.

4) Trend

Dalam hal ini jika ada data yang diobservasi terdapat kenaikan dan penurunan yang cukup mencolok dalam jangka panjang. Pola ini dapat dilihat dari penjualan produk dari banyak perusahaan” ( Kasmir dan Jakfar, 2006: 90-91).

Metode Regresi dan Korelasi

Merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek dan didasarkan kepada persamaan dengan teknik least square yang dianalisis secara statistik. Metode ini biasanya digunakan untuk peramalan

(31)

20

permintaan dan penjualan, data yang digunakan biasanya kuartalan.

Metode regresi dan korelasi, metode ini mendasarkan diri pada hubungan sebab akibat atas terjadinya variasi dari satu variabel, dan hubungan sebab akibat tersebut nampak dalam fungsi persamaan regresi. Sedangkan korelasi merupakan alat pembantu yang berguna untuk mengetahui sejauh mana intensitas hubungan yang terjadi antara variabel-variabel yang bersangkutan

a. Regresi Linier Sederhana

Pola hubungan ini hanya satu variabel yng dianggap berpengaruh atas terjadinya variabel yang lain. Dalam analisis deret waktu yang linier adalah analisis pola hubungan yang dicari dengan satu variabel yang mempengaruhinya: waktu. Notasi regresi sederhana dengan menggunakan regresi linier (garis lurus) dapat digunakan sebagai berikut:

Ket :

X = Variabel bebas/independent a,b = Koefesien regresi

Y = Variabel terikat/dependent b. Regresi Linear Berganda

Pada analisa regresi linear sederhana, variasi pada variabel terikat hanya dijelaskan satu variasi pada variabel bebas, maka pada analisa regresi linear berganda variasi pada variabel terikat dijelaskan oleh lebih dari satu variasi variabel bebas, mungkin dua, tiga dan mungkin lebih,

(32)

namun masih menunjukkan diagram hubungan yang linear (Husnan dan Muhammad, 2014: 60).

Persamaan dari analisa regresi berganda ini adalah:

e. Kendala Metode Forecasting

1) Waktu yang hendak diliput, yakni rentangan waktu masa datang dari jangkauan peramalan. Pada umumnya peramalan kualitatif memiliki rentang waktu yang lebih panjang dibanding dengan peramalan kuantitatif.

2) Tingkah laku data, meliputi jumlah, ketetapan dan tingkah laku data masa lalu yang tersedia. Pada tingkah laku data menujukan hubungan persamaan linier, kuadrat atau logaritma dan atau yang lain akan mempengaruhi teknik peramalan yang digunakan.

3) Tipe model, yakni apakah model yang digunakan merupakan model time series.

4) Biaya yang tersedia untuk maksud peramalan ini dan lebih luas biaya yang tersedia untuk penyusun studi kelayakan proyek bisnis.

5) Tingkat ketetapan yang diinginkan, hal ini berkaitan dengan kebutuhan manajemen dan tingkat kecermatan, ketelitian peramalan yang diinginkan. Semakin tinggi tingkat ketelitian yang diharapkan mungkin memerlukan penggunan teknik peramalan yang lebih kompleks, demikian pula biaya yang diperlu disediakan.

6) Kemudahan penerapan, dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan manajenem, data, dan biaya yang tersedia (Husnan dan Muhammad, 2014: 44-45).

2. Laba

a. Pengertian Laba

(33)

22

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut (Harahap,2008:113) ”kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi” sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketetapan pengukuran pendapatan dan biaya.

Laba merupakan empat elemen utama yaitu pendapatan(revenue), beban (expense), keuntungan (gain) dan kerugian (loss). Menurut Stice dkk (dalam Sari,2014:8) defenisi dari elemen-elemen tersebut sebagai berikut:

1) Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dariaktiva suatu entitas atau pelunasaan kewajiban dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha pertama yang sedang dilakukan oleh entitas tersebut.

2) Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban dari penyerahaan atau produksi suatu barang, pemberian jasa atau aktivitas lainya yang merupakan usaha terbesar atau usaha pertama yang dilakukan oleh entitas tersebut. 3) Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas atau (aktiva

bersih) dari transaksi atau transaksi yang sering terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi. Kejadian dan kondisi lainya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

4) Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas ( aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang sering terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi. Kejadian dan kondisi

(34)

lainya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

Menurut Chariri dan Ghozali (dalam USU, 2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karateristik antara lain sebagai berikut: 1) Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi.

2) Laba didasarkan pada postulat periodisasi artinya merupakan prestasi perusahan satu periode tertentu.

3) Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang defenisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.

4) Laba memerlukan pengukuran biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahan untuk mendapatkan pendapatan tertentu. 5) Laba didasarkan pada prinsip penandingan antara pendapatan dan

biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan laba rugi. Penyajian laba dalam laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahan merupakan harus dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba.

Menurut Angkoso (dalam USU, 2006) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1) Besarnya perusahaan, semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba semakin tinggi.

2) Umur perusahaan.

3) Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba sehingga ketepatan masih rendah.

(35)

24

4) Tingkat laverage, bila perusahaan memiliki tingkat hutang lebih tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.

5) Tingkat penjualan, tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa akan datang maka tingkat pertumbuhan laba semakin tinggi.

6) Perubahan laba masa lalu, semakin besar perubahan laba di masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa akan datang.

c. Analisis pertumbuhan laba

Menurut Angkoso (dalam USU, 2006) ada dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

1) Analisis Fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak. Hal ini penting karena nantinya berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari investasi dan resiko yang harus ditanggung.

Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keuangan perusahaan yang sebenarnya. Para analisis fundamental mencoba memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengestimasikan faktor fundamental yang mempengaruhi pertumbuhan laba yang akan datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keungan yang tercemin dalam kinerja perusahaan.

2) Analisis teknikal merupakan analisis yang sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya memprediksi pertumbuhan laba

(36)

di masa akan datang dengan mengamati perubahan laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.

d. Jenis-jenis Laba 1) Laba Kotor

Menurut Subramanyam (dalam Azura, 2016:14) laba kotor merupakan pendapatan dikurangi harga pokok penjualan. Apabila hasil penjualan tidak dapat menutupi beban yang langsung yang terkait pada barang dan jasa tersebut adalah harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk bertahan.

Penjualan XXX

Retur penjualan (XXX) Potongan penjualan (XXX)

Penjualan bersih XXX

Harga pokok penjualan (XXX)

Laba kotor XXX

2) Laba Operasi

Menurut Stice dan Skousen (dalam Azura, 2004:15) laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi. Laba operasi menunjukan seberapa efektif dan efesien perusahaan melakukan aktivitas operasinya. Laba kotor XXX

Beban operasi (XXX)

Laba operasi XXX 3) Laba Bersih

Menurut Subramanyam (dalam Azura, 2016:16) laba bersih merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah Bungan dan pajak. Terbentuk dari selisih laba operasi

(37)

26

dengan beban bunga yang hasilnya akan dikurangi pajak penghasilan sehingga pada akhirnya akan timbul laba bersih. Laba operasi XXX

Beban bunga (XXX)

Pajak penghasilan (XXX)

Laba bersih XXX

e. Tujuan Pelaporan Laba

Menurut Anis dan Ghozali (dalam Azura, 2003:16) mengutarakan tujuan pelaporan laba sebagai berikut:

1) Sebagai indikator efesiensi penggunan dana yang tertahan dalam perusahaan yang diwujudkan dalam kembaliannya.

2) Sebagai dasar pengukuran prestasi manajemen. 3) Sebagai dasar penetuan pengukuran pajak.

4) Sebagai alat pengendalian sumber daya ekonomi suatu Negara. 5) Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian

perusahaan.

6) Sebagai dasar bentuk kenaikan kemakmuran. 7) Sebagai dasar pembagian deviden.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pelaporan laba atau yang lebih dikenal laba atau rugi adalah sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang digunakan sebagai dasar untuk pengukuran, penentuan, pengendalian, motivasi, prestasi manajemen dan sebagai dasar kenaikan kemakmuran serta dasar pembagian deviden untuk para investor yang menanamkan modalnya di perusahaan.

3. Peramalan Laba

Salah satu tujuan umum akuntansi adalah untuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi kejadian-kejadian masa datang. Adapun kriteria nilai prediksi secara umum adalah suatu probabilitas

(38)

hubungan antara kejadian ekonomi yang penting bagi pengambil keputusan dan variable predikator yang relevan dalam informasi akuntansi. Kecenderungan untuk meramalkan atau menduga suatu peristiwa secara lebih tepat khususnya dalam bidang ekonomi akan memberikan dasar yang lebih baik untuk perencanaan.

Prediksi atau peramalan dapat digunakan untuk mengetahui keadaan perusahaan di masa mendatang. Peramalan dilakukan atas dasar data yang diperoleh sebelumnya. Ramalan laba menjadi lebih penting berhubungan dengan fungsi efesiensi pasar modal, sehingga ramalan ini dianggap menjadi berguna bagi pemakai informasi akuntansi.

Peramalan laba yang relevan melibatkan analisis komponen laba dan penilaian akan masa depan perusahaan tersebut. Informasi laba dapat digunakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada. Ukuran yang sering kali dipakai untuk menilai sukses atau tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh oleh perusahaan. Meskipun peramalan laba tergantung dari prospek masa depan, proses peramalan harus bergantung pada bukti saat ini dan masa lalu. Elemen lain pada peramalan laba adalah memeriksa kewajaran ramalan.

Peramalan harus menggunakan seluruh informasi yang tersedia secara efektif, termasuk laba periode sebelumnya. Dalam meramalkan laba harus menambahkan harapan masa depan pada pemahaman masa lalu (Sari, 2014:9).

4. Lembaga Keuangan Mikro

a. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro

Ada beberapa defenisi lembaga keuangan yaitu:

1) Syarif Wijaya mendefenisikan Lembaga Keuangan dengan lembaga yang berhubungan dengan penggunaan uang dan kredit atau lembaga yang berhubungan dengan proses penyaluran

(39)

28

simpanan ke investasi. Lembaga keuangan biasanya memberikan pembiayaan atau kredit kepada nasabah dan menanamkan dananya dalam surat-surat berharga. Di samping itu juga lembaga keuangan menawarkan berbagai jenis tabungan, asuransi, program pensiun, dan penediaan sistem pembayaran. Lembaga keuangan merupakan sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani masyarakar pemakai jasa-jasa keuangan (Sumitra, 2009: 29).

2) Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 2013 Lembaga Keuangan Mikro adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelola simpanan, maupun pemberi jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata mata mencari keuntungan.

b. Asas dan Tujuan Lembaga Keuangan Mikro

Adapun asas Lembaga Keuangan Mikro sebagai berikut: 1) Keadilan

2) Kebersamaan 3) Kemandirian 4) Kemudahan 5) Keterbukaan

6) Pemerataan dan lain sebagainya

Lembaga Keuangan Mikro bertujuan untuk:

1) Meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat.

2) Membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas masyarakat.

3) Membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat miskin atau berpenghasilan rendah.

c. Pendirian, Kepemilikan dan Perizinan Lembaga Keuangan Mikro Pendirian LKM paling sedikit harus memenuhi persyaratan:

(40)

1) Berbentuk badan hukum, sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 4 ayat a adalah: koperasi dan perseroan terbatas.

2) Permodalan, LKM dilarang dimiliki, baik langsung maupun tidak langsung, oleh warga negara asing atau badan usaha yang sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh warga negara asing atau badan usaha asing.

3) Mendapatkan izin usaha yang tata caranya diatur dalam Undang-Undang.

Kepemilikan Lembaga Keuagan Mikro: 1) Warga Negara Indonesia

2) Badan usaha milik desa/kelurahan 3) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota 4) Koperasi

Perizinan Lembaga Keuangan Mikro:

1) Sebelum menjalankan kegiatan usaha, LKM harus memiliki izin usaha dari Otoritas Jasan Keuangan.

2) Untuk memperoleh izin usaha LKM harus dipenuhi persyaratan paling sedikit mengenai: susunan organisasi dan kepengurusan, permodalan, kepemilikan dan kelayakan rencana kerja (Undang-Undang, 2013:2-4).

d. Kegiatan usaha Lembaga Keuangan Mikro:

1) Kegiatan usaha LKM meliputi jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha.

2) Kegiatan usaha yang dapat dilakukan secara konvensional atau secara prinsip syariah.

(41)

30

3) LKM dapat melakukan kegiatan berbasis fee sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

e. Larangan bagi Lembaga Keuangan Mikro:

1) menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.

2) Melakukan kegiatan dalam valuta asing.

3) Melakukan usaha penansuransian sebagai penanggung. 4) Bertindak sebagai penjamin.

5) Memberikan pinjaman atau pembiayaan pada LKM lain. Kecuali dalam rangka mengatasi kesulitan likuiditas bagi LKM lain dalam wilayah kabupaten/kota yang sama.

6) Melakukan penyaluran pinjaman atau pembiayaan di luar cakupan wilayah usaha.

7) Melakukan usaha di luar kegiatan usaha (Undang-Undang, 2013: 5-6).

5. Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A)

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan salah satu program terobosan Kementrian Pertanian yang berada di dalam kelompok pemberdayaan PNPM Mandiri. PUAP dilaksanakan dengan fokus pada mekanisme pemberdayaan dan pengangulangan kemiskinan, pengembangan potensi dan perkuatan kapasitas kelompok masyarakat miskin khususnya petani di perdesaan. Dilaksanakan melalui penyediaan dana penguatan modal usaha petani sebagai stimulasi melalui koordinasi Gapoktan. Sejalan dengan format penumbuhan kelembagaan tani di perdesaan yang tertuang pada Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 82/Permentan.OT.140/8/2013 yang mengamanatkan Gapoktan merupakan format final dari organisasi di tingkat petani di perdesaan yang di dalamnya terkandung fungsi-fungsi pengelolaan antara

(42)

lain unit pengolahan dan pemasaran hasil, unit penyediaan sapordi dan unit usaha jasa permodalan dan lain sebagainya ( Pertanian, 2014:1).

a. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A)

Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) adalah lembaga mikro yang didirikan, dimiliki, dan dikelola oleh petani/masyarakat tani perdesaan guna memecahkan masalah/kendala akses untuk mendapatkan pelayanan keuangan untuk membiayai usaha agribisnis (Pertanian, 2010: 3).

b. Prinsip Umum LKM-A

Adapun prinsip-prinsip LKM-A dalam mengembangkan usahanya diantaranya sebagai berikut:

1) Modal LKM-A harus bersumber dari anggota sendiri (swadaya), yang dihimpun dari simpanan pokok dan wajib. Dan juga simpanan pokok khusus modal penyertaan sebagai penguatan modal.

2) Agar anggota LKM-A mempuyai rasa memiliki yang tinggi, anggota dapat dimotivasi oleh pengurus Gapoktan dan pengelola LKM-A untuk mempunyai simpanan pokok khusus di LKM-A. Simpanan pokok khusus sama halnya dengan penanaman saham pada lembaga keuangan formal seperti bank.

3) Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela. Tidak ada paksaan untuk menjadi anggota, LKM-A juga dapat meneriam masyarakat secara selektif tanpa membedakan suku, jenis kelamin, agama dan kedudukan sosial.

4) Layanan pembiayaan hanya diberikan kepada anggota LKM-A dan calon anggota.

5) Mengembangkan pelayanan yang bermutu dan profesional, berorientasi pada fungsi bisnis dan sosial.

6) Dapat menghargai jasa, kemampuan dan produktifitas orang secara layak dan rasional.

(43)

32

7) Saling percaya. Setiap anggota harus mengembangkan sikap untuk dapat dipercaya, menepati janji dan dapat mempercayai orang lain.

8) Kepemimpinan yang demokratis.

9) Berusaha mencapai skala ekonomi atau value usaha layak, yang menjamin perolehan pendapatan, untuk membiayai pelayana profesional kepada para anggota, pertumbuhan dan kelestarian. 10) Mengalokasikan sumber dana yang diperoleh dari pendapatan

untuk kegiatan pendidikan secara terus menerus bagi kemajuan anggota dan keluarganya.

11) LKM-A melakukan kegiatan pelayanan keuangan untuk mendukung usaha para anggotanya dan tidak saling menyaingi usaha anggotanya.

12) Membangun jaringan kerjasama antar LKM-A dan lembaga lain yang lebih luas atas dasar saling menghargai dan saling mengembangkan.

13) Pembiayaan yang di berikan harus diikuti dengan pembinaan dan pendampingan yang berkelanjutan.

14) Jaminan barang boleh diterapkan, namun pertimbangan yang terbaik tetap atas watak atau karakter peminjam sendiri dan kelayakan usahanya.

15) Pengelola LKM-A difasilitasi dan dilatih oleh kementrian pertaniaan bersama dengan dinas terkait (Pertanian, 2010: 33). c. Karateristik LKM-A

Adapun karateristik LKM-A antara lain:

1) Mandiri: swadaya dan mampu membiayai usahanya sendiri. 2) Profesional

a) Dikelola dengan penuh waktu, bukan pekerjaan sambilan. b) Adanya fasilitas pendamping dan pelatihan berjenjang

(44)

c) Produk simpanan dan pembiayaan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

d) Menempatkan sistem, prosedur administrasi dan akuntansi standar lembaga keuangan yang dirancang sederhana, efesien dan efektif.

e) Pengelola dan laporan keuangan secara terbuka.

f) Mengakar dari masyarakat, artinya diinisiasi, dimiliki, dikelola oleh masyarakat setempat sehingga tumbuh rasa memiliki dan tanggungjawab (Pertanian, 2010: 3).

d. Keanggotaan LKM-A 1) Anggota Biasa

a) Anggota LKM-A adalah anggota Gapoktan dan perorangan yang telah dewasa dan memiliki kemampuan hukum, yang terdiri dari atas para anggota kelompok tani dan warga masyarakat umum.

b) Agar kegiatan pelayanan keuangan dapat tumbuh besar dan mencapai skala ekonomi yang layak, maka potensi calon anggota harus cukup minimal 300 orang terutama para pelaku usaha mikro dan kecil yang memerlukan layanan keuangan baik tabungan maupun pembiayaan untuk mengembangkan usahanya.

c) Keanggotaan seseorang telah dinyatakan sah apabila telah mengajukan permohonan secara tertulis, dan telah menyetorkan pinjaman pokok dan simpanan wajib.

d) Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban untuk menaati aturan yang telah disepakati dan berdisiplin, baik dalam menebung maupun dalam pengambilan kredit sesuai perjanjian.

(45)

34

e) LKM-A yang jumlah anggotanya telah lebih dari 100 orang perlu membentuk kelompok-kelompok anggota atas dasr kedekatan lokasi usaha.

f) Kelompok manjadi media saling belajar, komunikasi dan pertisipasi dalam pengembangan usaha dan peningkatan pendapatan serta kesejahteraan keluarga dan para anggotanya. g) Keuangan tidak dapat berpindah tangan kepada orang lain

tanpa persetujuan para pengurus (Pertanian, 2010: 35). 2) Anggota Luar Biasa

Anggota luar biasa yaitu:

a) Perorangan dalam ikatan pemersatu yang hanya memanfaatkan layanan tabungan LKM-A.

b) Anggota luar biasa hanya memiliki hak bicara tetapi tidak memiliki hak suara.

c) Keanggotan luar biasa telah dianggap sah apabila telah mengajukan permohonan secara tertulis, mendapatkan persetujuan dalam rapat pengurus, telah menyetor jenis tabungan yang diinginkan (Pertanian, 2010: 35).

3) Calon Anggota

Calon anggota LKM-A adalah:

a) Perorangan dewasa yang telah mengajukan permohonan menjadi anggota dan telah memenuhi kewajiban yang telah di isyaratkan.

b) Calon anggota berhak atas pelalayanan pinjaman dari LKM-A dengan ketentuan-ketentuan khusus yang telah diatur.

c) Calon anggota LKM-A hanya memiliki hak bicara tetapi tidak memiliki hak suara (Pertanian, 2010: 37).

Perubahan sikap anggota yang diperlukan untuk membangun LKM-A:

(46)

a) Sikap mental meminta kepada sikap memberi. Perlunya penumbuhan budaya menabung di LKM-A dengan motif untuk membantu anggota yang lain.

b) Cara berpikir jangka pendek menjadi cara berpikir jangka panjang. Perlunya kesadaran bahwa LKM-A perlu waktu untuk berfungsi secara efektif, keberhasilan anggota tergantung kepada kesabaran, ketekunan dan dukungan penuh semua anggota, LKM-A harus berdiri harus langsung melayani semua kebutuhan anggota.

c) Cara berpikir tidak kritis menjadi cara berpikir kritis. Perlu masukan dari semua anggota berupa usulan, saran dan pertimbangan dalam rangka perbaikan dan peningkatan pelayanan dan pengelolaan LKM-A.

d) Cara berpikir tidak rasional menjadi cara berpikir rasional. Perlu perencanaan yang matang dan sistem kerja yang tepat guna. e) Cara berpikir feudal menjadi cara berpikir demokratis.

f) Cara berpikir berorientasi fisik material menjadi cara berpikir berorientasi pada pemberdayaan kelembagaan.

e. Pembinaan LKM-A menuju Lembaga Keuangan Mikro yang sehat Adapun ciri-ciri LKM-A yang sehat antara lain:

1) Jumlah kekayaan produktif minimal 80% terhadap seluruh kekayaaan dengan ketentuan: maksimal kas berupa uang tunai dan tabungan lancar di bank tidak melebihi 5% dari seluruh kekayaan, maksimal harta tetap 15% dari seluruh kekayaan.

2) Jumlah modal sendiri tidak kurang dari 25% terhadap seluruh jumlah kekayaan.

3) Tingkat pertumbuhan kekayaan pertahun harus lebih besar dari tingkat inflasi.

(47)

36

4) Batas Maksimun Pemberian Kredit (BMPK) untuk seorang anggota tidak melebihi 25% dari modal sendiri LKM-A.

5) Hutang kepada bank atau pihak ketiga lainya maksimal 75% terhadap jumlah kekayaan.

6) Jumlah kekayaan minimun 120% terhadap kewajiban lancar yang harus dibayar.

7) Semua aspek dan fungsi LKM-A berjalan dengan baik.

8) Jangkauan layanan pinjaman merata, minimal 65% dari seluruh jumlah anggota masih memiliki sisa pinjaman.

9) LKM-A memperoleh tingkat pendapatan lebih besar dibandingkan rata-rata deposito Bank.

10) Biaya maksimal 50% terhadap pendapatan operasional.

11) Tunggakan maksimal 5% terhadap sisa kredit anggota dan tidak lebih dari separuhnya berada pada posisi diragukan dan macet (Pertanian, 2010: 38).

f. Syarat Untuk Menjadi Pengelola LKM-A

Adapun syarat-syarat menjadi pengelola LKM-A antara lain: 1) Memiliki landasan iman dan sikap keihklasan, mampu bekerja

sama dalam menumbuh kembangkan LKM-A.

2) Memiliki semangat dan komitmen yang kuat membela kaum dhu’afa, orang yang lemah, yang diniatkan sebagai ibadah.

3) Amanah jujur, serta mampu mengayomi semua kepentingan petani dalam mengembangkan usaha pertanian.

4) Pengelola harus bekerja profesional, mempunyai komitmen penuh dalam waktu dan sepenuh hati mengembangkan LKM-A ( Pertanian, 2010: 39).

g. Pengelola LKM-A 1) Manajer Umum:

Menajer umum bertanggung jawab atas perencanaan koordinasi dan pengarahan dari semua aktivitas operasional

(48)

LKM-A guna mencapai sasaran dan tujuan yang sudah ditetapkan. Bertanggungjawab menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan produk, pemasaran, penerapan dari sistem manajemen, administrasi kepegawaian, keuangan dan akuntabilitas keuangan para pengurus. Bertanggungjawab untuk operasional yang menguntungkan dalam rangka kebijaksanaan, sasaran dan anggran yang dibuat bersama staf manajemen.

Adapun tugas utama dan wewenang manajer umum yaitu sebagai berikut:

a) Membuat dan menerapkan rencana-rencana dan sasaran-sasaran dari bawahan langsung.

b) Membuat rencana kerja secara periodik yang meliputi; rencana biaya operasional, dan rencana keuangan.

c) Merencanakan dan memantau aktifitas pembiayaan dan penggalangan dana.

d) Merencanakan dan memantau sistem aplikasi dari pesanan pelanggan untuk memastikan terpenuhi kualitas layanan. e) Memimpin rapat manajemen guna menyediakan media

komunikasi, koordinasi dan pengambilan keputusan teknis dari sasaran dari sasaran dan target yang sudah ditetapkan. f) Menyediakan jalur kominikasi dan koordinasi yang jelas

antara rekan sekerjanya.

g) Memberikan persetujuan atas struktur organisasi dan pengisian stafnya, inisiatif dengan pendapatan dan penghargaan.

h) Mengarahkan persiapan dan menyetujui anggaran biaya dan operasional pemasaran LKM-A.

i) Membuat laporan secara periodik kepada pengurus Gapoktan/LKM-A, badan pengawas berupa laporan pembiayaan baru, laporan perkembangan pembiayaan dan laporan dana keuangan (Pertanian, 2010: 40).

(49)

38

2) Bagian Keuangan dan Administrasi

Kewenangan bagian administrasi dan keuangan yaitu menangani administrasi dan keuangan menyusun dan melaporkan keuangan.

Adapun tugas-tugas bagian keuangan dan administrasi antara lain:

a) Menegerjakan jurnal buku besar.

b) Menyusun neraca dan laba rugi secara periodik. c) Melakukan pengalokasian dan pendayagunaan dana.

d) Membantu manajer dalam hal pembuatan dan perumusan arus kas dan budgeting.

3) Bagian pembiayan

Kewenangan bagian pembiayaan adalah memlakuakan kegiatan pelayanan kepada peminjam serta melakukan pembinaan agar pembiayan yang diberikan tidak macet.

Adapun tugas bagian pembiayaan antara lain: a) Menyusun rencana pembiayaan.

b) Menerima analisis pembiayaan.

c) Mengajukan pembiayaan kepada komite. d) Melakukan administrasi.

e) Melakukan pembinaan nasabah.

f) Membuat laporan perkembangan pembiayaan. 4) Penggalang dana

Wewenang penggalang dana yaitu melakukan kegiatan pengerahan tabungan anggota atau masyarakat sebagai pembangkit modal LKM-A.

Adapun tugas penggalang dana antara lain: a) Menyusun rencana pengerahan tabungan. b) Merencanakan produk-produk tabungan.

(50)

c) Melakuakan analisa data tabungan. d) Melakukan pembinaan nasabah.

e) Membuat laporan perkembangan tabungan.

5) Kasir

Wewenang kasir yaitu bertugas sebagai penerima dan juru bayar.

Adapun tugas kasir antara lain:

a) Menerima dan menghitung uang dan membuat bukti penerimaan.

b) Melalukan pembayaran sesuai dengan perintah manajer. c) Melayani dan membayar pengambilan tabungan.

d) Membuat buku kas harian.

e) Setiap akhir jam kerja menghitung uang yang ada dan meminta pemeriksaan dari manajer.

h. Sumber Dana LKM-A

Sumber dana LKM-A dapat dikelompokkan dalam dua sumber yaitu:

1) Modal sendiri

a) Simpanan pokok khusus b) Simpanan pokok

c) Simpanan wajib d) Simpanan sukarela

e) Dana penyertaan Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten 2) Dana pihak ketiga (hutang)

a) Simpanan sukarela berjangka (1,2,6 dan 12 bulan) b) Dana program kemitraan bina lingkungan

c) Pembiayaan dari perbankan atau lembaga keuangan d) Dari sumber lainnya (Pertanian, 2010: 18).

Gambar

Gambar 2.1: Kerangka Berpikir

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dengan internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam, diharapkan siswa SMA N 1 Bandar Batang dapat membentengi dirinya untuk tidak terlibat dalam kasus cyberbullying , serta

Tajdid sebagai mata pisau tajam yang membedah berbagai peroblema empiris yang dihadapi dalam dakwahnya, perlu ditanamkan kepada setiap kadernya, sehingga dakwah

Setelah dilakukan rancang bangun sistem pendukung keputusan pemilihan siswa berprestasi di SMP Taruna Jaya I Surabaya menggunakan metode VIKOR dan TOPSIS maka

SOS-0009 Dwi Ratna Ningsih Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta S1 Hubungan Antara Emosi Positif Dengan Perilaku Memaafkan Pada Siswa SMA Negeri 1 Turi, Sleman,

Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil jumlah nyamuk yang hinggap pada tangan kanan yang telah diolesi air perasan sambiloto berjumlah 3 ekor nyamuk sedangkan

pengetahuan ( sharing , pelatihan dll) terkait Manajemen Risiko; Biaya pelatihan Manajemen Risiko; Rasio jumlah pihak yang menguasai Manajemen Risiko; % pihak

Secara umum hanya penjaga gawang saja yang berhak menyentuh bola dengan tangan atau lengan di dalam daerah gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh) pemain lainnya hanya diijinkan

Beri anak kesempatan untuk memiliki pengalaman bergaul dengan teman sebaya (lawan jenis atau tidak) agar ia paham bahwa kegiatan yang bermacam-macam dengan berbagai teman