• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk mendukung penelitian ini penulis berusaha mencari penelitian yang relevan yang telah dilakukan peneliti lain sebelumnya. Penelitian relevan yang telah penulis temukan antara lain:

Menurut penelitian yang dilakukan Fairizah Haris (2013) dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran VCT untuk meningkatkan Kesadaran Nilai

Menghargai Jasa Pahlawan Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Semambung No. 296 Sidoarjo”, disimpulkan bahwa aktivitas guru melalui penerapan model pembelajaran VCT di kelas 5 mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hal ini ditunjukkan dengan diterapkannya langkah-langkah model pembelajaran VCT dengan lengkap. Aktivitas siswa melalui penerapan model pembelajaran VCT juga mengalami peningkatan, yang paling menonjol adalah aktivitas di analisis dan presentasi hasil diskusi kelompok. Siswa yang dulunya pasif menjadi lebih aktif dan bersemangat mengikuti pembelajaran. Hasil belajar afektif penanaman nilai terjadi pada setiap siklusnya, hal ini menunjukkan bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran VCT dapat meningkatkan kesadaran nilai menghargai jasa pahlawan. Hal ini dapat dilihat dari lembar penilaian skala sikap setiap siklusnya. Semakin banyak siswa yang mencapai skor ketuntasan minimal yang ditentukan. Peningkatan ini sesuai dengan target indikator keberhasilan yang telah dirumuskan peneliti.

Dalam E-journal Undiksha penelitian yang dilakukan Ni Pt.Yoni Rahayudhi, A. A. Gd.Agung, dan I Dw. Kade Tastra (2012) dengan judul

penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran VCT Berbantuan Media Microsoft Powerpoint Terhadap Prestasi Belajar Pkn Siswa Kelas V SD gugus II

Kecamatan Tegallalang”, disimpulkan bahwa (1) Deskripsi prestasi belajar PKn siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaan konvensional menunjukan bahwa sebagian besar skor cenderung rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan bahwa Mo < Md < M atau 24,30 < 26,00 < 27,10. Berdasarkan pedoman konversi penilaian skala lima berada pada kategori sedang, (2) Deskripsi prestasi belajar PKn siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) berbantuan media Microsoft PowerPoint

menunjukan skor cenderung tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa Mo > Md > M atau 45,78 > 43,90 > 42,50. Berdasarkan pedoman penilaian skala lima berada pada kategori tinggi. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan dengan menggunakan uji-t ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan model pembelajaran VCT berbantuan media

Microsoft PowerPoint terhadap prestasi belajar PKn siswa diketahui bahwa t hitung > t tabel (9,23 > 2,00 dengan taraf signifikansi 5%).

Menurut penelitian yang dilakukan Imaniar Purbasari (2012) dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran VCT(Value Clarification Technique) terhadap Pemahaman Nilai Tradisi Sejarah Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Kudus Tahun Pelajaran 2011/2012 Ditinjau dari Kecerdasan

Emosional”, disimpulkan bahwa model pembelajaran VCT dan ekspositori dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap pemahaman nilai tradisi masa pra-

aksara dan aksara siswa SMA Negeri Kabupaten Kudus. Uraian di atas dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3

Kajian Penelitian yang Relevan

No Nama Peneliti Tahun Penelitian Jenis Penelitian

Variabel Penelitian Hasil

Penelitian Model Pembe- lajaran VCT Media Video Interaktif Hasil Belajar 1 Fairizah Haris 2013 Eksperimen √ - Kesada- ran nilai Kesadaran nilai meningkat 2 Pt.Yoni Rahayudhi A. A. Gd.Agung, dan I Dw. Kade Tastra 2012 Eksperimen √ Mc. Powerpoint Prestasi belajar Prestasi belajar siswa meningkat 3 Imaniar Purbasari 2012 Tesis Eksperimen √ - Kecerda- san emosio- nal Mempenga- ruhi secara signifikan terhadap pemahaman nilai 4 Peneliti 2015 Eksperimen √ √ √ - 2.3 Kerangka Pikir

Semua pembelajaran mempunyai ciri dan pemahaman tersendiri, begitu juga dengan PKn. PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang penting bagi kehidupan bangsa dan negara ini. PKn penting karena dapat digunakan untuk membina generasi penerus bangsa/anak-anak bangsa sehingga mereka sadar terhadap hak dan kewajiban dalam hidup berbangsa agar dapat menjadi warga negara yang dapat diandalkan senantiasa oleh negara. Demikian juga bagi negara Indonesia pada masa lalu dan sekarang, PKn menjadi sarana untuk menanamkan hal yang terkait dengan ideologi negara baik melalui jalur formal/sekolah ataupun nonformal (Raharja, 2002). Dalam pelaksanaan pembelajaran PKn diharapkan dapat memperbaiki karakter siswa dan bisa menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki moral dan karakter yang baik. Salah satu model yang dapat digunakan

dalam pembelajaran PKn adalah pembelajaran VCT. Penggunaan pembelajaran VCT atau teknik klarifikasi nilai bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual, mengembangkan watak dan kepribadian yang baik serta ketrampilan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dari peserta didik demi terwujudnya tujuan bangsa dan negara.

Model ceramah berbantu video interaktif memiliki langkah-langkah sebagai berikut: 1) menyimak materi pokok, 2) menyimak video interaktif pemilihan pengurus kelas, 3) menjawab pertanyaan guru, 4) mengajukan pertanyaan, 5) mengerjakan tes.

Sedangkan model pembelajaran VCT berbantu video interaktif memiliki langkah-langkah sebagai berikut: 1) menyampaikan materi, macam-macam cerita berdilema moral dan menampilkan video interaktif pemilihan pengurus kelas, 2) siswa memilih secara bebas alternatif jawaban masing-masing dari topik, 3) siswa berdiskusi secara kelompok, 4) diskusi pleno kelas, 5) guru membina kebanggaan atas pilihan masing-masing jawaban dan memberikan apersepsi pada setiap jawaban, 6) guru membantu menguatkan jawaban masing-masing siswa, 7) guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan hasil pilihannya itu dalam kehidupan sehari-hari, 8) mengerjakan tes. secara rinci dapat dilihat pada gambar 2 berikut:

Gambar 2 Bagan kerangka pikir

3. Siswa berdiskusi secara kelompok.

4. Diskusi pleno kelas.

5. Guru membina kebanggaan atas pilihan masing-masing jawaban dan memberikan apersepsi pada setiap jawaban.

6. Guru membantu menguatkan jawaban masing-masing siswa.

7. Guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan hasil pilihannya itu dalam kehidupan sehari-hari.

8. Mengerjakan tes Skor tes / hasil

belajar 3. Menjawab pertanyaan guru 4. Mengajukan pertanyaan 2. Menyimak video interaktif pemilihan pengurus kelas 5. Mengerjakan tes

1. Menyampaikan materi, macam- macam cerita berdilema moral dan menampilkan video interaktif.

2. Siswa memilih secara bebas alternatif jawaban masing-masing dari topik.

1. Menyimak materi pokok.

KD: Menampilkan peran serta dalam memilih organisasi di sekolah.

Pembelajaran VCT dengan Media Video

Interaktif Pembelajaran Metode Ceramah berbantu Video Interaktif

Dokumen terkait