• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kajian Tentang Model Think Pair Share (TPS)

Menurut Trianto (2013: 81) strategi think-pair-share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Interaksi antar siswa sangat dibutuhkan dalam pembelajaran agar terbentuk suatu pembelajaran yang aktif. Pembelajaran yang aktif juga harus disertai dengan pembelajaran yang komunikatif. Perpaduan antara pembelajaran aktif-komunikatif ini yang nantinya akan menghasilkan pembelajaran efektif. Menurut Ali Mustadi (2013: 18) the communicative approach relates to communicative competence which refers to the capacity to use language appropriately in communication based on the setting, the roles of the participants, and the nature of the transaction. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran yang komunikatif berkaitan dengan kompetensi komunikatif yang mengacu pada kapasitas untuk menggunakan bahasa secara tepat.

Pendapat lain dari Agus Suprijono (2011: 91) bahwa TPS merupakan pembelajaran yang diawali dengan pengajuan pertanyaan dari guru dan dipikirkan

25

oleh peserta didik (think), diskusi berpasangan (pairing) untuk menemukan jawaban, serta diakhiri dengan kegiatan masing-masing pasangan membicarakan dengan pasangan seluruh kelas (sharing). Kegiatan yang paling khas disini ialah pemberian pertanyaan oleh guru guna memberikan pemantik agar siswa berpikir. Proses seperti ini dapat meningkatkan keterampilan anak dalam menyampaikan gagasannya kepada orang lain.

Adapun pengertian lain mengenai TPS yang dikemukakan oleh Frank Liman (Anita Lie, 2007: 57) yaitu kegiatan belajar mengajar yang memadukan siswa belajar secara sendiri dan juga bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini memberikan kesempatan lebih banyak pada siswa dalam berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

Arends (Trianto, 2013: 81) menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Diskusi kelas ini dapat memadukan bagaimana siswa berkomunikasi, menyampaikan gagasan atau ide dimana hal tersebut sangat membutuhkan keterampilan dalam berbicara. Hal ini didukung oleh pendapat Sugihartono, dkk (2013: 83) bahwa diskusi dapat mendorong siswa untuk mampu mengemukakan pendapat serta membiasakan siswa untuk bersikap toleran pada pendapat orang lain. Sikap seperti ini yang nantinya berguna bagi siswa ketika berinteraksi dengan orang lain. Dengan prosedur yang digunakan dalam TPS dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir untuk merespons dan saling membantu

26

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa think pair share merupakan model pembelajaran kooperatif dimana anak berpikir terhadap suatu permasalahan yang diberikan oleh guru (think) kemudian diskusi berpasangan (pair) dan yang terakhir ialah mengemukakan hasil diskusi di depan seluruh pasangan di kelas (share). Think pair share dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

2. Tujuan Think Pair Share (TPS)

Think Pair Share (TPS) memberikan keleluasaan siswa dalam berpikir, merespon suatu topik atau permasalahan, mengutarakan ide, dan kemudian berbagi. Berbagi dalam hal ini ialah mengemukakan pendapatnya ke area yang lebih luas yakni di depan kelas. Peran guru dalam pembelajaran TPS yakni mengawasi dan melengkapi penyajian singkat dari siswa maupun situasi yang menjadi tanda tanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2013: 81) bahwa dengan TPS harapanya siswa dapat mempertimbangkan lebih banyak atas apa yang dijelaskan dan dialami. Dengan demikian, tujuan TPS ini adalah melatih siswa dalam berpikir, merespon, serta berbagi pendapat dalam kegiatan diskusi.

Strategi pembelajaran yang sesuai dapat mendukung keberhasilan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan tidak kaku, serta perlu menekankan kreativitas, rasa ingin tahu, dan menyangkut bimbingan dan pengarahan ke arah kedewasaan (Mulyasa, 2007:107). TPS mencakup beberapa hal di atas, fleksibel dan tidak kaku serta menekankan kreativitas didapatkan melalui kegiatan berpasangan (siswa dapat saling bertukar pendapat dan

27

memecahkan persoalan), melatih rasa ingin tahu dan bimbingan ke arah kedewasaan didapatkan dari bagaimana siswa menyelesaikan permasalahan (anak memilih bagaimana menentukan solusi yang tepat).

3. Manfaat Think Pair Share (TPS)

Pelaksanaan pembelajaran hendaknya dapat memodifikasikan berbagai strategi dalam menyampaikan materi ajar. Strategi ini dapat berupa teknik, model, metode dan sebagainya. Adapun tujuannya untuk mencapai kompetensi tertentu yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Iskandarwassid (2009: 175) bahwa agar interaksi dapat bermakna bagi peserta didik dan dapat mencapai kompetensi dasar tertentu, pengajar dituntut untuk lebih memiliki kemampuan atau kecakapan dalam menjalankan profesionalismenya. Kecakapan tersebut terwujud pada penguasaan keilmuan pengajaran serta penguasaan memilih dan menerapkan strategi yang di dalamnya terdapat pendekatan, metode, dan teknik secara baik. Think Pair Share masuk ke dalam kategori teknik dalam strategi pembelajaran dimana cara ini merupakan salah satu cara menghidupkan suasana kegiatan diskusi kelompok dalam melatih keterampilan berbicara. TPS ini memiliki beberapa manfaat antara lain menurut Trianto (2013: 81) bahwa dengan TPS ini mampu melatih meningkatkan kemampuan berkomunikasi anak dari kegiatan pair (berpasangan) dan share (berbagi). Pada kegiatan berbagi, siswa menyampaikan hasil diskusi yang telah dibahas bersama pasangannya.

28

Adapun kelebihan lain dari pembelajaran yang dilakukan secara kelompok dibandingkan dengan individual. Keunggulan tersebut menurut Yosal Iriantara (2014: 140) yaitu:

a. Adanya akses terhadap sumberdaya seperti waktu, dana, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki anggota kelompok,

b. Memungkinkan anggota kelompok bisa memahami konsep-konsep atau topik yang sedang dibahas,

c. Memperoleh keberagaman pandangan yang didiskusikan,

d. Proses kreatif, karena dapat memunculkan gagasan baru melalui diskusi. Sudah bisa dipastikan bahwa dalam kegiatan pembelajaran seperti diskusi memiliki lebih banyak keunggulan dibanding dengan belajar mandiri/individu. Pembelajaran menggunakan TPS merupakan salah satu pengembangan dari pembelajaran yang dilakukan secara kelompok. Bukan pada kegiatan berpasangannya, namun pada proses sharing (berbagi) di hadapan seluruh siswa dimana hasil yang diuraikan oleh siswa di depan masih bisa diberi tanggapan, masukan, dan sebagainya.

4. Langkah-langkah Think Pair Share (TPS) dalam Pembelajaran Bahasa

Pada kegiatan pembelajaran, pembentukan kelompok antar teman harus dilakukan dengan adil oleh guru. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa yang bermacam-macam. Ada yang senang bergaul dengan semua teman, ada yang

memilih-milih, dan sebagainya. Guru harus memperhatikan komposisi antar anggota kelompok. Desmita (2012: 224) mengatakan bahwa dalam mementukan sebuah kelompok teman, anak usia sekolah dasar lebih menekankan pada pentingnya aktivitas bersama-sama, seperti berbicara, berkeluyuran, berjalan ke sekolah, berbicara melalui telepon, mendengarkan musik, bermain game, dan melucu. Adapun

29

karakteristik anak usia 9 tahun, anak-anak lebih senang berkumpul menurut minat yang sama dan merencanakan perlombaan-perlombaan. Dalam kenyataan pembejaran, hal ini dapat terlihat dimana setiap kelompok siswa selalu ingin menjadi kelompok yang terbaik dan senang sekali jika hasil pekerjaan kelompoknya menjadi yang terbaik.

Adapun langkah-langkah TPS dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut. a. Langkah 1: Berpikir (Thinking)

Menurut Trianto (2013: 81) langkah pertama dalam kegiatan thinking adalah guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah.

b. Langkah 2: Berpasangan (Pair)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban atas suatu pertanyaan yang diajukan atau dapat menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus perlu diidentifikasi. Secara normal, guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

c. Langkah 3: Berbagi (Sharing)

Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan (Arends dalam Trianto, 2013: 82).

30

Langkah-langkah di atas jika antar siswa dan guru saling bekerja sama maka dapat membentuk pola komunikasi yang efektif karena melibatkan peran antar siswa maupun peran siswa dengan guru. Peran antar siswa diperlihatkan pada langkah pair dan peran siswa dengan guru pada proses share. Hal ini didukung oleh pendapat Onong Uchjana (1998: 102) bahwa komunikasi dalam diskusi dapat berlangsung secara efektif dikarenakan mekanisme dari kegiatan tersebut memungkinkan siswa terbiasa menyampaikan argumentasinya dan dapat melihat benar atau salah.

Adapun langkah-langkah think pair share menurut Agus Suprijono (2011: 91) yaitu:

1. Thinking

Pembelajaran diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan peserta didik. Guru memberikan kesempatan pada siswwa untuk memikirkan jawabannya.

2. Pairing

Pada tahap ini, guru meminta peserta didik agar berpasang-pasangan untuk melakukan diskusi. Pada kegiatan ini diharapkan peserta didik dapat memikirkan matang-matang jawaban yang diambil.

3. Sharing

Setelah jawaban didapatkan, tiap-tiap pasangan melaporkan dengan pasangan seluruh kelas di depan kelas. Pada tahap ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksian pengetahuan secara integratif. Dengan demikian siswa aakan memperoleh pengetahuan.

31

Dari kedua langkah di atas, maka dapat dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap dari model pembelajaran TPS ialah think (berpikir) mengenai isu, pertanyaan, topik yang sedang dibahas, pair (berpasangan) untuk memikirkan jawabannya, dan share (berbagi) atas jawaban yang didapatkan.

Dokumen terkait