• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN KONSEP

B. Kajian Teori

Teori balajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh gage dan Berliner tentang perubahan tingkat laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini berkambang menjadi aliran psikologi terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai individu yang pasif.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon, seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input atau out yang berupa respon.

Ciri dari implementasi sukses teori belajar behavioristic ini adalah adanya perubahan perilaku yang ditunjukan seseorang setelah mengalami kejadian di masa lampau. Perubahan adalah tanda bahwa seseorang telah merespon suatu

kejadian dan menjadikannya pembelajarannya untuk tidak menggunakan respon yang sama di masa depan guna menghindari akibat yang pernah di alaminya.

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus.

Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau gerakan atau tindakan.

Menurut Albert Bandura, teori belajar behavioristic adalah seorang psikologi pendidikan terutama dengan teori pembelajatran social. Teori pembelajaran social ini memiliki konsep utama pembelajaran dengan metode pengamatan.

C. Kerangkap Pikir

Kerangkap pikir dapat berupa kerangka teori dapat pula berupa sifat operasional yang diturunkan dari satu atau beberapa teori atau dari beberapa pernyataan-pernyataan logis. Di dalam kerangkap berpikir inilah akan di dudukkan masalah penelitian yang telah diindentifikasi dalam kerangkap teoritis yang relevan dan mampu mengungkap, menerangkan serta menunjukkan perpesktif terhadap atau dengan masalah penelitian. Pertama, deduksi, proses berpikir yang menggunakan premis-premis umum bergerak menuju premis khusus.

Diketahui bahwa dalam membaca adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media dan suatu proses kegiatan memcocokkan huruf atau melakukan lambing-lambang.

26

Setelah melakukan suatu bacaan maka, peserta didik melakukan tulis untuk meningkatkan pemahamannya dan menulisnya terhadap al-qur’an yang dibaca dengan cara berulang-ulang sampai peserta didik memhami.

Dalam penelitian ini menggunakan observasi dan dokumentasi dalam teknik pengumpulan data untuk mengetahui tingkat peserta didik dalam baca tulis al-qur’an. Dari hasil observasi dan dokumentasi inilah yang kemudian dianalisis sehingga peneliti memperoleh hasil. Adapun kerangka piker dapat dilihat sebagai berikut :

Bagan Kerangka Pikir 2.1

TK/TPA AL-IKHWAN

Pembelajaran Baca Tulis

Alqur’an

Pelaksanaan Baca Tulis Al-Qur’an di TK/TPA Al-Ikhwan Baturaga

Peran Guru di TK/TPA Al-Ikhwan Baturaga

Analisis

Temuan

D. Penelitian Relevan

Zainal Abidin Adam. 2008. Dengan judul “Pengaruh Tingkat Penguaasaan Baca Tulis Al-Qur’an Terhadap Prestasi Pendidikan Agama Islam Siswa Di SMA Negeri 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep”. Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil yang dipeoleh dari penelitian ini bahwa tingkat penguasaan baca tulis al-qur’an peserta didik masih kemampuan sedang. Adapun persamaan dari penelitian ini dengan peniliti adalah sama-sama meneliti tentang baca tulis al-qur’an. Perbedaannya pada penelitian Zainal meneliti tentang pengaruh sedangkan peneliti sendiri tidak menggunakan pengaruh.

Evi Riani. 2015 dengan judul “Pengaruh Kemampuan Baca Tulis Al-qur’an Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VII Mts Mathuli’ul Falah Langgeharjo Kecamatan Juana Kabupaten Pateng”.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan baca tulis al-qur’an di mts matholi’ul khususnya opada kelas VII masuk kategori cukup baik. Adapun persamaan dari penelitian ini dengan peniliti adalah sama-sama meneliti tentangbaca tulis al;qur’an. Perbedaannya pada penelitian Evi menggunakan pengaruh dan mata pelajaran Al-qurt’an hadits, sedangkan peneliti sendiri tidak menggunakan.

Yunita Ifanatul Fadilah. 2016 dengan judul “Pengaruh program baca Tulis Al-Qur’an terhadap Prestasi belajar Siswa dalam pembelajaran Al-qu’an Hadits Kelas III di MIN SUKOSEWU BLITTAR”. Penelitian ini menunjukkan bahwa program baca tulis al-qur’an di MIN Sukosewu Blittar kategori sangat baik.

Adapun persamaan dari penelitian ini dengan peniliti adalah sama-sama meneliti

28

tentang baca tulis al-qur’an. Perbedaannya pada penelitian Yunita meneliti di sekolah, sedangkan peneliti sendiri meneliti di TK/TPA.

Skripsi yang disusun oleh Jusniati tahun 2011 yang berjudul “Efektivitas Pembinaan Baca Tulis al-Qur’an Siswa SMP Muhammadiyah Bateballa Desa Lumpangang Kec. Pajukukan Kab. Bantaeng”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembinaan baca tulis al-Qur’an pada siswa SMP Muhammadiyah Bateballa Desa Lumpangan Kec. Pa’jjukang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kelancaran dalam memahami pelajaran baca tulis al-Qur’an. Mereka dapat memahami dan mengenal sejak dini serta dapat mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Maka hasil dari pembinaan baca tulis al-Qur’an di SMP Muhammadiyah siswa dapat membaca dan menulis al-Qur’an dengan lancar dan dapat menguasai dasar-dasar kaidah penulisan ayat-ayat alQur’an.

Skripsi yang disusun oleh Kamaruddin tahun 2011 yang berjudul “Studi Tentang Kemanpuan Baca Tulis al-Qur’n dan Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab pada Siswa MI Muhammadiyah Tamala’lang Kec. Bajeng Kab. Gowa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemanpuan siswa MI Muhammadiyah Tamala’lang Kec. Bajeng Kab. Gowa dalam baca tulis al-Qur’an secara kuantitatif menunjukkan kriteria cukup. Dengan demikian secara kualitatif, kemanpuan baca tulis al-Qur’an siswa MI Muhammadiyah Tamala’lang Kec. Bajeng Kab. Gowa telah memenuhi target yang diharapkan.

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena untuk mendapatkan yang mendalam suatua data yang mengandung makna. Makna adalah data yang pasti merupakan suatu nilai di balik kata yang tampak. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelittian ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang bisa diamati.

Adapun jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. Alasan penelitian mengunakan penelitian field research ini adalah agar data-data yang diperoleh merupakan data actual atau keadaan yang terjadi sekarang yang diobservasi secara langsung di lapangan dan dapat di pertanggungkan jawab serta dapat di percaya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif deskripsi dalam menganalisis data di lapangan. Pengertian secara teoritis penelitian kualitatif adalah penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan dalam keadaan bagaimana adanya hanya merupakan penyikapan sikat. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, di mana peneliti merupakan instrumen penelitian ini

30

berangkat dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah teori.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang berjudul “meningkatkan baca tulis Al-Qur’an di TK-TPA Al-Ikhwan di Kelurahan Tonrorita Kecamantan Biringbulu Kabupaten Gowa”. Adapun alasan memilih lokasi tersebut di dasarkan pada objek yang akan di teliti yakni pengaruh pendidikan gratis terhadap motivasi belajar siswa akan mempermudah peneliti memperoleh keterangan-keterangan atau data-data yang terkait dengan meningkatkan baca tulis Al-Qur’an TK-TPA di Al-Ikhwan Kelurahan Tonrorita Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa.

C. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah penerimaan TK/TPA diri pada ibu yang memiliki anak retardasi mental dengan level retardasi mental sedang, guna mendalami fokus tersebut penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen.

Penelitian eksperimen di pilih karena fenomena yang diamati perlu pengamatan terbuka, lebih mudah berhadapan dengan realitas kedekatan emosional antara peneliti dan responden sehingga didapatkan data yang mendalam.

D. Informan Penelitian

Teknik penentuan informan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah teknik purpoise sampling. Menurut sugoyono, “teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel data dengan pertimbangan tertentu”

(Sugiyono, 2010-300).

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi mengenai objek penelitian tersebut. informan dalam penelitian ini yaitu berasal dari wawancara langsung yang disebut sebagai narasumber. Dalam penelitian menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu yang benar-benar menguasai suatu objek yaitu peneliti.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertenrtu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah peserta didik Tk/Tpa di tonrorita.

2. Data seekunder

Data sekunder yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama, dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen dalam penelitian ini dokumentasi dan angket merupakan sumber dan sekunder.

32

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrument penelitian yang digunakan instrument penelitian berupa lembar pedoman observasi, pedoman dokumentasi dan pedoman wawancara.

1. Pedoman observasi

Alat bantu yang digunakan peneliti ketika mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diselidiki.

2. Pedoman dokumentasi

Alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data, dan arsip-arsip dokumentasi.

3. Pedoman wawancara

Alat bantu yang digunakan untuk wawancara dan narasumber secara langsung.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara memperoleh data-data yang di perlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan antara lain sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangkamengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui proses pengamatan langsung di lapangan.

2. Wawancara (interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewr) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

3. Dokumentasi

Penggunaan dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data yang dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari suatu penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Analisi data dimulai sejak peneliti selesai. Jadi teknik analisi data dilaksanakan sejaka merencanakan penelitian sampai penelitian selesai.

Analisis data adalah proses mencari data menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga dapat di fahami.

I. Teknik keabsahan Data

Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang di peroleh. Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan yaitu:

1. Credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan.

34

2. Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian eksperimen.

Validitas eksternal menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkan hasil penelitian ke pupolasi di mana sampel tersebut.

3. Dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula.

4. Confirmability, Objektivitas pengujian eksperimen disebut juga dengan uji confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah disepakati oleh lebih banyak orang.

J. Etika Penelitian

Penelitian menjamin hak-hak informasi dengan terlebih dahulu melakukan informed consent sebelum melakukan wawancara informasi berhak menolak atau tidak bersedia menjadi subjek penelitian. Dalam meminta persetujuan dari informan menjelaskan terlebih dahulu topik, tujuan penelitian, teknis pelaksanaan

penelitian, dan hak-hak informasi

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Lokasi Penelitian

TK/TPA Al-Ikhwan Baturaga didirikan pada tahun 2002 sampai sekarang.

Diceritakan bahwa guru mengaji yang mengajar di TK/TPA merupakan seorang Tilawatih dan seorang Hafizdoh. Salah satu alasannya mengajar dan mengabdikan diri sebagai guru mengaji adalah karena ia ingin selalu bersama Qur’an, mengamalkan ilmu yang dimilikinya dan agar hafalan

al-Qur’annya tidak hilang.

Lama-kelamaan terbentuklah TK/TPA yang bernaungan BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia) dan akhirnya juga bisa di dirikan mulai pada tahun 2002 sampai sekarang.

Tahun 2004, terbentuklah TK/TPA yang berada dibawah naungan BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid TK/TPA Al-Ikhwan adalah lembaga pendidikan Al-Qur’an yang berlokasi di Baturaga Kelurahan Tonrorita Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa. Pada awalnya berdirinya pada tahun 2004 santri berjumlah 15 orang santri dan lokasi tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar berpusat di kediaman pendiri TK/TPA Al-Ikhwan Baturaga. Berjalan beberapan waktu jumlah santri semakin bertambah hingga jumlah santri mencapai 50 orang santri dan banyak membuat kondisi mesjid menjadi rebut, di sebabkan oleh santri yang

36

terkadang main-main di dalam mesjdi dan menimbulkan reaksi protes dari sebagian jamaah. Untuk menghindari rasa nyaman yang di alami jamaah.

Di tahun demi tahun al-hamdulillah santri-santri waktu bisa mengikuti lomba-lomba dalam kegiatan PASI (Pastipal Anak Saleh Indonesia) dan di lomba-lombakan (Mushabaqatilawatil Qur’an), dan akhirnya juga santri-santri bisa meraih juara Kejuara lain. Pembina mengambil langkah untuk memindahkan tempat belajar dari mesjid kembali ke rumah pendiri di lokasi TK/TPA Al-Ikhwan.

Dalam membenarkan bacaan yang salah, peneliti sedikit mengalami kesulitan karena santri menghadapi kesukaran dalam mengucapkan makhrajul huruf untuk iqra 1, iqra 2 dan sampai iqra 6 mereka kesukaran dalam membaca panjang pendek serta hukum-hukum bacaan lainnya. Oleh karena itu, peneliti mampu berkomunikasi dengan santri baik itu dengan menggunakan lisan maupun tulisan dengan baik dan benar. Di samping itu, peneliti juga menggunakan fasilitas yang ada di dalam pembelajaran iqra dan menjelaskan materi iqra serta melakukan evaluasi menghadapi kendala, dan sesuai dengan waktu

a. Profil TK/TPA Al-Ikhwan Baturaga

Nama TK/TPA : Al-Ikhwan Baturaga

Nomor Statistik TPA : 411273060926 : Alamat Lengkap : Dusun : Baturaga : Kelurahan/ Desa : Tonrorita : Kecamatan : Biringbulu : Kabupaten : Gowa

: Provinsi : Sulawesi Selatan Telpon : 085341973556

Email : Nama Kepala TK/TPA : Baisa

Lembaga pendiri/ penyelenggara pengurus TK/TPA Al-Ikhwan Mulai terbentuk pada Tahun : 2002

Bergabung dengan BKPRMI Tahun : 2004 Jam Kegiatan : 18:30-20:00 Tempat Kegiatan : Di Rumah

b. Visi dan Misi TK/TPA Al-Ikhwan Baturaga a. Visi

Menciptakan generasi al-qur’an yang berakhlak mulia dan menjadikan al-qur’an sebagai pedoman bacaan dan pandangan hidup setiap hari.

38

b. Misi

1) Menanamkan dasar-dasar keimanan ketakwaan kepada allah swt dan rasulnya.

2) Menjadikan santri dan santriwati TK/TPA Al-Ikhwan memiliki kemampuan membaca al-qur’an dengan fasih dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid.

3) Menjadikan santri dan santriwati TK/TPA Al-Ikhwan memiliki kemampuan menghafal juzz Amma, do’a sehari-hari dan ayat-ayat pilihan.

4) Menjadikan santri dan santriwati TK/TPA Al-Ikhwan memiliki kemampuan melakukan sholat dengan baik sesuai dengan tuntunan nabi dan terbiasa hidup dalam suasana islami.

B. Kondisi Geografi

Secara administratif Kelurahan Tonrorita merupakan salah satu Kelurahan dari 2 (Dua) Kelurahan dan 9 (Sembilan) Desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Biringbulu. Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut : - Sebelah Utara : Keluraha Lauwa

- Sebelah Selatan : Desa Taring dan Desa Pencong - Sebelah Timur : Desa Datara dan garing

- Sebelah Barat : Desa Borimasunggu

Kehidupan masyarakat petani masih tradisional. Nilai kegotong-royongan masih nampak, kehidupan sosial masyarakat penuh kekeluargaan. Secara

umum proses pencarian nafkah lebih didominasi oleh kaum laki-laki dan perempuan pada tatanan masyarakat lebih bertugas di dapur dan mengurus anak.

Mayoritas penduduk di Kelurahan Tonrorita, Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa berasal dari suku Makassar. Bahasa yang digunakan adalah bahasa makassar dan bahasa Indonesia. Sebagian besar penduduk berprofesi sebagai petani, pekerjaan lain yang dilakukan sebagai petani adalah pengusaha, petani, peternak, guru, dan adapula yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil. Adapula sebagian warga yang membuka warung kecil di rumahnya, untuk menambah hasil pendapatan. Barang-barang yang diperjualbelikan adalah barang kebutuhan sehari-hari dan sering dikonsumsi warga setempat.

Dari beberapa Dusun yang terdapat di Kelurahan Tonrorita, maka kelurahan Tonrorita memiliki luas 20,68 Km dengan jumlah penduduk sebanyak 3.644 jiwa dengan berprofesi sebagai petani jagung. Petani yang sekaligus berprofesi sebagai pemilik modal di Kecamatan Biringbulu banyak, akan tetapi terkhusus di kelurahan Tonrorita hanya ada 1 orang yang berprofesi sebagai petani sekaligus pemilik modal.

Kabupaten Gowa terdiri dari 18 (delapan belas) Kecamatan dengan 154 (seratus lima empat) Desa/Kelurahan, mempunyai luas kurang lebih 1.883,33 kilomer persegi tiga atau 3,01 persen dari luas provinsi Sulawesi Selatan.

Wilayah Kabupaten Gowa terbagi dalam 18 kecamatan dengan jumlah

40

Desa/Kelurahan definitive sebanyak 167 dan 726 Dusun./Lingkungan.

Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar berupa dataran tinggi berbukit-bukit, yaitu sekitar 72,26% yang meliputi sembilan kecamatan yakni Kecamatan Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu. Selebihnya 27,76%

berupa dataran rendah dengan topografi tanah yang datar meliputi sembilan Kecamatan yakni Kecamatan Somba Opu, Bontomarannu, Pattallassang, Pallangga, Barombong, Bajeng, Bajeng Barat, Bontonompo dan Bontonompo Selatan.

C. Keadaan penduduk

Kelurahan ini adalah salah satu pemasok jagung kuning terbesar di Kecamatan Biringbulu Provinsi Sulawesi Selatan Kabupaten Gowa.

Kecamatan Biringbulu jumlah penduduk 3846 jiwa. Berada di daratan tinggi Kabupaten Gowa, penduduk kelurahan tonrorita kecamatan biringbulu sebagian besar adalah petani. Penduduk adalah sejumlah orang yang mendiami suatu wilayah. Mereka menetap dan membangun kebudayan ( adat istiadat) sebagain hasil interaksi kehidupan sehari-hari kondisi umum kehidupan masyarakat petani masih tradisional. Nilai gotong-royong nya masih Nampak kehidupan sosial masyarakat penih kekekurangan jumlah penduduk.

Penduduk adalah sejumlah orang yang mendiami suatu wilayah mereka menetap dan membangun kebudayaan (adat istiadat) sebagai hasil

interaksi kehidupan sehari-hari. Dalam pembagiannya, secara umum penduduk di bagi atas dua penduduk yaitu penduduk jenis kelamin laki-laki dan penduduk jenis kelamin perempuan. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruh kemampuan kerja dan sangat menentukan dalam pembagian kerja.

Sumber ekonomi di Kelurahan Tonrorita Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa sangat bervariasi karena mata pencaharian yang berbeda-beda. Sumber perekonomian dapat menentukan tingkat dalam kemakmuran serta taraf hidup suatu masyarakat dan juga lebih dapat menentukan kedudukan status dari penduduk itu sendiri.

D. Keadaan Pendidkan

Pendidikan merupakan peranan penting dalam menunjang pembangunan di segala bidang. Selain itu, sarana pendidikan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk mengetahui secara terperinci jumlah dan jenis sarana pendidikan di Kelurahan Tonrorita Kecamatann Biringbulu Kabupaten Gowa. Oleh karena itu, tidak memadai karena tidak adanya sarana pendidikan sekolah menengah atas yang merupakan salah satu sarana yang sangat di butuhkan dari jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang lumayan banyak.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelusuran yang peneliti lakukan ditemukan bahwa TK/TPA Al-Ikhwan merupakan salah satu TK/TPA yang ada di Kelurahan Tonrorita, tepatnya di Dusun Baturaga. Belajar mengaji dari dulu memang sudah dilakukan mulai dari rumah ke rumah maupun Masjid. Namun, pada saat itu belum dikenal sebagai TK/TPA melainkan hanya sebagai tempat belajar mengaji yang dibuka oleh mereka Indonesia)

Santri/santriwati TK/TPA Al-Ikhwan di Baturaga Tonrorita Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa berjumlah 50 anak, anak laki-laki 25 anak dan anak perempuan 25 anak. Santri dan santriwati yang belajar di TK/TPA Al-Ikhwan Baturaga Kelurahan Tonrorita adalah anak-anak yang mulai masuk TK (Taman Kanak-kanak) sampai anak-anak yang duduk di bangku SMP/MTs. Waktu belajar santri/santriwati di TK/TPA Al-Ikhwan Baturaga yaitu setiap malam selain malam Minggu mulai pukul 18.30-20.00 WITA. Jumlah keseluruhan santri dan santriwati di TK/TPA Al-Ikhwan Baturaga di Kelurahan Tonrorita Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa yaitu berjumlah 50 anak.

Dalam menghadapi anak-anak yang berbeda sikap dan karakternya sangat membutuhkan kesabaran yang tinggi. Ada anak-anak yang tingkat pemahamannya tinggi atau cepat tanggap da nada juga yang sebaliknya.

Pada tahun 2002 terbe ntuklah TK/TPA Al-Ikhwan Baturaga dan di resmikan pada tahun 2004, dan pembinanya adalah ustadzah Baisa dan ustazd H. M. Syarif dan di bantu oleh alumni sendiri yaitu saya sendiri dan anaknya Ustazdah Baisa yang bernama Iqra Subair. Oleh karena itu, santri dan

Pada tahun 2002 terbe ntuklah TK/TPA Al-Ikhwan Baturaga dan di resmikan pada tahun 2004, dan pembinanya adalah ustadzah Baisa dan ustazd H. M. Syarif dan di bantu oleh alumni sendiri yaitu saya sendiri dan anaknya Ustazdah Baisa yang bernama Iqra Subair. Oleh karena itu, santri dan

Dokumen terkait