• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Konsep Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Agama dalam kehidupan sosial mempunyai fungsi sebagai sosialisasi individu, yang berarti bahwa agama bagi seorang anak akan mengantarkannya menjadi dewasa. Sebab untuk menjadi dewasa seseorang memerlukan semacam tuntunan umum untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat dan juga merupakan tujuan pengembangan kepribadian,dan dalam ajaran Islam inilah anak tersebut dibimbing pertumbuhan jasmani dan rohaninya, dengan cara mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasinya sesuai ajaran Islam.23

Pendidikan Islam merupakan pengembangan pikiran, penataan, perilaku, pengaturan emosional, hubungan peranan manusia 23Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta: PT Raja

dengan dunia ini, serta bagaimana manusia mampu memanfaatkan dunia sehingga mampu meraih tujuan kehidupan sekaligus mengupayakan perwujudannya.Seluruh ide tersebut telah tergambar secara utuh dalam sebuah konsep akidah yang wajib diimani agar dalam diri manusia tertanam perasaan yang mendorongnya pada perilaku normatif yang mengacu kepada syariat Islam.Perilaku yang dimaksud adalah penghambaan manusia berdasarkan pemahaman atas tujuan penciptaan manusia itu sendiri, baik dilakukan secara individual maupun kolektif.24

Pendidikan agama Islam merupakan bimbingan secara sadar dan terus menerus dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan kemampuan dasar dan kemampuan ajarannya baik secara individual maupun secara kelompok, sehingga manusia mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam secara menyeluruh yang meliputi akhidah, syariah, dan akhlak.25

2. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan agama Islam bukanlah semata-mata untuk memenuhi kebutuhan intelektual saja, melainkan segi penghayatan, 24Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 34.

25Bashori Muchsi,Pendidikan Islam Humanistik, ( Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), 9.

pengamalan serta pengaplikasiannya dalam kehidupan dan sekaligus menjadi pegangan hidup.Secara umum pendidikan agama Islam bertujuan untuk membentuk pribadi manusia menjadi pribadi yang mencerminkan ajaran-ajaran Islam dalam bertakwa kepada Allah.26

Pada hakikatnya tujuan pendidikan Islam terdapat tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

a. Terbentuknyainsan al-lkamil yang memiliki akhlak qurani. b. Terciptanya insan yang kaffah dalam dimensi agama,

budaya, dan ilmu.

c. Penyadaran fungsi manusia sebagai hamba Allah.27

Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiaonal, pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia. Sejalan dengan maksud tersebut, penyelenggaraan pendidikan agama diarahkan kepada terbentuknya tiga wujud kondisi batiniah keagamaan yang terkandung dalam pengertian keimanan, ketakwaan dan budi pekerti luhur atau akhlak mulia. Kondisi batiniah dan mentalitas keagamaan tersebut merupakan pembentukan watak dan kepribadian anak. Dengan demikian, 26Akmal Hawi, Kompetensi Guru, 20.

27Heri Gunawan,Pendidikan Islam, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 15-16.

pendidikan agama memegang peran yang sangat berarti dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional.28

3. Sumber Ilmu Pendidikan Islam a. Al-Qur’an sebagai Sumber Utama

Sumber utama ilmu pendidikan Islam adalah Qur’an. Al-Qur’an sebagai sumber dan dasar nilai serta norma dalam Islam. Al-Qur’an merupakn petunjuk bagi semua aspek kehidupan, tidak terkecuali sebagai sumber ilmu pendidikan Islam. Pada dasarnya keseluruhan isi Al-Qur,an mengandung pesan-pesan berikut:

1) masalah tauhid, termasuk di dalamnya segala kepercayaan terhadap hal yang gaib,

2) masalah ibadah, yaitu kegiatan dan perbuatan yang mewujudkan dan menghidupkan di dalam hati dan jiwa, 3) masalah janji dan ancaman, yaitu janji dengan balasan

baik bagi mereka yang berbuat baik dan ancaman atau siksa bagi mereka yang berbuat jahat. Janji akan memperoleh kebahagiaan dunia akhirat, dan ancaman akan mendapat kesengsaraan di dunia dan akhirat, janji dan ancaman itu berupa surga dan neraka,

4) jalan menuju kebahagiaan dunia akhirat, berupa 28Nurhayati Djamas,Dinamika Pendidikan Islam Di Indonesia Pasca

ketentuan dan aturan-aturan yang hendaknya dipenuhi untuk mencapai keridaan Allah, riwayat dan cerita, yaitu sejarah orang-orang terdahulu, baik sejarah bangsa-bangsa, tokoh-tokoh maupun Nabi dan Rasul Allah.

Al-Qur.an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, untuk disampaikan kepada umat manusia, sudah tentu memiliki sekian banyak fungsi, baik bagi Nabi Muhammad SAW itu sendiri maupun bagi kehidupan manusia secara keseluruhan. Diantara fungsi Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

1) bukti keseluruhan Muhammad dan kebenaran ajarannya, 2) petunjuk akhidah dan kepercayaan yang harus dianut

oleh manusia, yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan,

3) petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual dan kolektif,

4) petunjuk syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesama manusia.29

29Beni Ahmad Saebani,Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), 63-67.

b. As-Sunnah sebagai Sumber Kedua

Sebagai sumber kedua dari ilmu pendidikan Islam,

As-Sunnah mengajarkan unsur penting dalam dunia

pendidikanIslam, yaitu:

1) As-Sunnah sebagai sistem komunikasi objektif yang mengalahkan sistem sejarah mana pun dalam komunikasi massa,

2) sebagai sumber berita yang keyakinannya ditunjang oleh riwayat yang dapat dipertanggung jawabkan,

3) sebagai eksistensi perilaku Nabi Muhammad SAW, yang bukan hanya bersejarah, tetapi menetapkan pola perilaku bagi umat Islam.

Dikatakan bahwa As-Sunnah sebagai wahyu kedua setelah Al -Qur’an adalah karena beberapa alasan berikut:

1) Allah SWT menetapkan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir,

2) Allah SWT menetapkan bahwa Rasulullah SAW membawa risalah-risalah-Nya,

3) Allah SWT menetapkan bahwa Rasulullah SAW terbebas dari kesalahan ketika berkaitan dengan keseluruhannya, sehingga apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW bukan berasal dari hawa nafsunya, melainkan sebagai

wahyu yang dikaruniakan oleh Allah SWT.30

B. Konsep Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga 1. Pengertian Keluarga

Keluarga dapat dipahami dari dimensi hubungan darah dan hubungan sosial.Jika dipahami dari hubungan darah, maka keluarga merupakan suatu kesatuan yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan lainnya.Berdasarkan dimensi ini, keluarga

bisa dibedakan menjadi keluarga kecil dan keluarga

besar.Sementara dari dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan satu kesatuan yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya, walaupun di antara mereka tidak terdapat hubungan darah.31

Sebagai intuisi pendidikan pertama, anak pertama kali mengenal lingkungan sosialnya didalam keluarga, mendapatkan pengaruh secara fisik dan psikis untuk pertama kalinya dari anggota keluarga.Pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang secara tepat.Keluarga dapat berperan dalam meletakkan dasar pendidikan

30Ibid, 80-90.

31Moh Haitami Salim,Pendidikan Agama Dalam Keluarga, ( Jogjakarta: AR-Ruzz, 2013), 75.

agama dan sosial.32

2. Fungsi Pendidikan Islam dalam Keluarga

Orang tua dan keluarga adalah tumpuan harapan anak dalam kehidupannya.Orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak. Kemampuan, ketekunan dan ketelatenan orang tua dalam membina pribadi anak-anak mereka dengan ajaran Islam, akan mewarnai pola tingkah laku yang ditunjukkan anak-anak itu dalam kehidupannya, masyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.33

Orang tua khususnya ayah sebagai pemimpin dalam keluarga hendaknya menjalankan fungsinya dengan baik. Berikut beberapa fungsi keluarga:

a. Fungsi Agama

Fungsi agama dilaksanakan melalui penanaman nilai-nilai keyakinan iman dan takwa.Penanaman keimanan dan takwa mengajarkan kepada anggota keluarga untuk selalu 32Ibid, 136.

menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjahui larangan-Nya.

b. Fungsi Biologis

Fungsi ini adalah pemenuhan kebutuhan agar

keberlangsungan hidupnya tetap terjaga termasuk secara fisik.Maksudnya pemenuhan kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani manusia.Kebutuhan dasar manusia untuk terpenuhinya kecukupan makanan, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan biologis lainnya.

c. Fungsi Ekonomi

Fungsi ini berhubungan dengan bagaimana pengaturan penghasilan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga.

d. Fungsi Kasih Sayang

Fungsi ini menyatakan bagaimana setiap anggota keluarga harus menyayangi satu sama lain. Suami hendaknya mencurahkan kasih sayang kepada istrinya begitu pula sebaliknya.Dan jika telah memiliki anak maka orang tua hendaknya menunjukkan dan mencurahkan kasih sayang kepada anaknya secara tepat.

e. Fungsi Perlindungan

Setiap anggota keluarga berhak mendapat perlindungan dari anggota lainnya. Sebagai seorang kepala keluarga, seorang ayah hendaknya melindungi istri dan anak-anaknya dari ancaman yang akan merugikan dunia maupun akhirat.

f. Funsi Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan martabat manusia.Sebagai seorang pemimpin dalam keluarga, seorang kepala keluarga hendaknya member bimbingan dan pendidikan bagi setiap anggota keluarganya, baik itu kepada istrinya maupun kepada anaknya.34

Agar keluarga mampu menjalankan fungsinya dalam mendidik anak secara Islami maka sebelum dibangun keluarga perlu dipersiapkan syarat-syarat pendukungnya. Al-Qur’an memberikan syarat yang bersifat psikilogis, seperti saling mencintai, kedewasaan yang ditandai oleh batas usia tertentu dan kecukupan bekal ilmu dan pengalaman untuk memikul tanggung jawab yang didalam Al-Qur’an di sebutbaligh. Selain 34Helmawati, Pendidikan Keluarga,( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 44-48.

itu, kesamaan agama juga menjadi syarat terpenting.Kemudian.Selain itu, fungsi keluarga dalam kajian lingkungan pendidikan Islam ada dua, yaitu sebagai intuisi sosial dan sebagai intuisi keagamaan.35

3. Tujuan Pendidikan Islam dalam Keluarga

Proses pendidikan dalam keluarga secara primer tidak dilaksanakan secara pedagogis, melainkan hanya berupa pergaulan dan hubungan yang disengaja atau tidak disengaja dan langsung maupun tidak langsung antara orang tua dengan anak. Pengaruh itu berdasarkan ikatan darah yang bersifat rohaniah, bahkan pengaruh yang tidak disengaja tersebut lebih penting dan berperan dibandingkan dengan pendidikan yang disengaja atau pendidikan yang diselenggarakan menurut rencana tertentu.36

Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat berperan dalam membentuk pola kepribadian anak. Di dalam keluarga anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar, agama dan kepercayaan, nilai-nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup yang diperlukan anak. Berikut ada beberapa 35Haitami Salim,Studi Ilmu Pendidikan Islam, (yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 265-267.

36A.Fatah Yasin,Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, ( Malang: UIN-Malang Press, 2008), 207.

tujuan dari pendidikan keluarga:

a. Memelihara keluarga dari api neraka, Allah berfirman dalam QS. At-Tahrim (66): 6 “Hai orang-orang yang beriman

peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka”.Peliharalah dirimu disini tentulah ditujukan kepada orang tua khususnya ayah sebagai pemimpin dalam keluarga dan ibu serta anak-anak sebagai anggota keluarga. b. Beribadah kepada Allah.

c. Membentuk Akhlak Mulia.

d. Membentuk anak agar kuat secara individu, sosial, dan professional.

Keberhasilan anak menjadi manusia yang manusiawi tergantung dari seberapa banyak pengetahuan pendidikan dan ketekutang orang tua membimbing mereka.Seberapa banyak keyakinan nilai-nilai agama yang telah ditanamkan pada anak-anaknya.Oleh karena itu, setiap orang tua harus memiliki pengetahuan yang cukup.Minimal untuk dapat mendidik anak-anaknya agar menjadi manusia yang berakhlak baik, berilmu, dan memiliki ketrampilan untuk dapat bertahan hidup.

Jika orang tua memiliki pengetahuan yang memadai untuk mendidik anak-anaknya tentu akan terbentuk anak yang beriman,

bertakwa, berakhlak baik, mandiri dan bertanggung jawab. Namun jika sebaliknya, maka orang tua sebagai pendidik akan gagal dalam membentuk anak menjadi manusia yang berhasil. Anak akan tumbuh menjadi manusia yang tidak berakhlak, mengandalkan segala kebutuhan hidupnya pada orang tua, serta kurang bertanggung jawab baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannya. Jelas bahwa tujuan hakiki pendidikan dalam keluarga adalah agar setiap anggota mampu meraih kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.37

4. Metode Mengajar Pendidikan Islam dalam Keluarga

Metode pendidikan Islam harus diterapkan sejak awal dalam keluarga, dan pendidikan Islam yang paling intensif dan efisien adalah pendidikan Islam yang menggunakan metode interaksional dalam keluarga, sebagaimana pembelajaran yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya. Metode pendidikan Islam yang dapat diterapkan dalam pendidikan agama Islam dalam keluarga adalah sebagai berikut:

a. Metode Al-Mau’idhah, yakni metode pendidikan Islam yang 37Helmawati,Pendidikan, 50-52.

menerapkan nasihat-nasihat secara lisan maupun tulisan, melalui berbagai perumpamaan, cerita dan sindiran,38 b. Metode pembiasaan, faktor ini perlu diterapkan pada anak

sejak usia dini. Contohnya membiasakan anak

mengucapkan salam ketika masuk rumah, membaca bismillah setiap memulai suatu pekerjaan dan mengucap alhamdulilah setelah menyelesaikan pekerjaan. Metode ini sebaiknya dilaksanakan secara kontinu dan metode ini dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk.

c. Metode disiplin, sejak usia dini anak harus dikenalkan dengan nilai-nilai yang mengatur kehidupan manusia, yang berguna bagi dirinya masing-masing agar berlangsung tertib, efisien, dan efektif. Dengan kata lain setiap anak harus hidup secara disiplin, dalam arti mau dan mampu mematuhi atau mentaati ketentuan yang berlaku di lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara. Contoh sikap disiplin yang harus diterapkan pada anak salah satunya adalah membantu orang tua, sholat tepat waktu dan lain sebagainya.39

C. Konsep Pendidikan Agama Islam dalam Sekolah 38Beni Ahmad Saebani,IlmuPendidikan, 261.

1. Pengertian dan Konsep Pendidikan Islam di Sekolah

Dalam perkembangannya, sekolah-sekolah baru dapat didirikan seperti sekarang setelah melampaui periode yang cukup panjang.Pengetahuan awal seorang anak bermula dari orang tua dan masyarakat yang secara tidak langsung memberikan berbagai pengetahuan dasar, walaupun tidak sistematis. Pengetahuan itu diperoleh anak melalui berbagai cara, diantaranya melalui peniruan, pengulangan, atau pembiasaan. Namun, peran agama tetap utama dan istimewa karena bagaimana pun segala penyerapan pengetahuan pada diri anak harus tetap berpedoman pada konsep pendidikan yang bertujuan menghambakan diri kepada Allah dan memiliki materi atau perilaku yang membawa manusia pada penyerahan diri terhadap syariat Allah yang di turunkan kepada Rasul-Nya serta dipelihara dan diamalkan oleh generasi sesudahnya.

Pada zaman Rasulullah kegiatan belajar mengajar tidak di khususkan kepada anak-anak namun orang dewasa pun turut serta dalam proses pencarian ilmu, baik dari para rasul Allah maupun pengikutnya. Pengajaran tidak harus mereka lakukan di tempat yang khusus, sehingga tempat pengajaran tidak lepas dari kehidupan sehari-hari. Tempat peribadatan pun dapat berfungsi sebagai tempat belajar, tempat peribadatan merupakan cikal bakal sekolah seperti tersebar sekarang dan rasul-rasul Allah adalah

pendidik pertama umat manusia.40

Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah berdasarkan beberapa landasan, yaitu:

a. Landasan Yuridis Formal

Landasan yang berkaitan dengan dasar dan undang-undang yang berlaku pada suatu negara.

b. Landasan Psikologis

Landasan ini berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat.

c. Landasan Religius

Landasan yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Allah SWT, dan merupakan perwujudan beribadah kepada-Nya.41

Ruang lingkup materi dari kurikulum pendidikan agama Islam meliputi Al-Qur’an, keimanan (akhidah), akhlak, fiqih, dan bimbingan ibadah. Kemampuan dasar yang harus dimiliki peserta didik dalam jenjang pendidikan dasar dalam pendidikan agama Islam meliputi sebagai berikut:

a. Siswa mampu membaca tulis Al-Qur’an

b. Siswa mengetahui, memahami, dan meyakini unsur-unsur keimanan, yaitu beriman kepada Allah dengan segala sifat-Nya.

40Abdurrahman An Nahlawi,Pendidikan Islam, 146-147.

41Heri Gunawan,Kurikulum Dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ( Bandung: Alfabeta, 2013), 202-203.

c. Siswa berbudi luhur dan berakhlak mulia, dan mampu melaksanakan tuntutan akhlak mulia.

d. Siswa mengetahui dan memahami sejarah Nabi Muhammad dan perkembangan agama Islam pada masa Nabi, para sahabat, dan masa setelah itu.42

2. Tujuan Dan Fungsi Pendidikan Islam di Sekolah

Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian pengetahuan, penghayatan, pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.43

Visi pendidikan agama Islam dalam sekolah adalah terbentuknya sosok anak didik yang memilik karakter, watak, dan kepribadian dengan landasan iman dan ketakwaan serta nilai-nilai akhlak atau budi pekerti yang kukuh, yang tercermin dalam keseluruhan sikap dan perilaku sehari-hari dan memberi corak bagi pembentukan watak bangsa.44

Kegiatan pembelajaran pedidikan agama Islam di sekolah 42Nurhayati Djamas,Dinamika Pendidikan Islam, 137-140.

43Novan Ardy Wiyani,Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2012), 89.

44Abdul Majid,Belajar Dan Pembelajaran Agama Islam, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 18.

diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman ajaran agama Islam dari peseta didik, disamping untuk membentuk kesalehan atau kualitas pribadi, juga sekaligus untuk membentuk keshalehan sosial. Pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah diharapkan agar mampu membentuk kesalehan pribadi dan sekaligus kesalehan sosial. Pendidikan agama Islam di sekolah diharapkan mampu mewujudkan ukhuwah Islamiyah.45

Pendidikan agama Islam untuk sekolah juga memiliki fungsi, antara lain adalah:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat 45Muhaimin,Paradigma Pendidikan Islam,( Bandung: PT Rosda Karya, 2008), 75-77.

mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman, dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungan atau dari budaya lain yang dapat

membahayakan dirinya dan menghambat

perkembangannya menuju umat Islam sesungguhnya. f. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang

memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.46

3. Metode Mengajar Pendidikan Islam di Sekolah

Suatu pembelajaran akan lebih efisien jika menggunakan metode, dengan metode akan mempermudah guru dan peserta didik dalam pembelajaran. Ada beberapa metode yang tepat jika digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, yakni:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah salah satu cara penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh guru kepada peserta didik.

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam dan seorang murid menjawab pertanyaan tersebut, Contohnya:

Guru : siapa nama Nabi yang terakhir? Murid : Nabi Muhammad SAW.

c. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana guru mempertunjukkan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikan. Contohnya, seorang guru mendemonstrasikan tata cara berwudhu dengan benar dan baik, dan para peserta didik memperhatikannya.

d. Metode Eksperimen

Yang dimaksud dengan metode ini adalah suatu cara mengajar dengan menyuruh peserta didik melakukan sesuatu percobaan, dan setiap proses dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap peserta didik lain, sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh peserta didik sambil memberikan arahan.

Contohnya peserta didik melakukan praktik sholat.47

D. Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Karakter dapat dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan setiap akibat dari keputusannya.

Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, adat istiadat, dan estetika.Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak.48

Pendidikan karakter yang dirancang kementrian pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS) akan diterapkan pada semua jenjang pendidikan, namun porsinya akan lebih besar diberikan pada Sekolah Dasar. Pada jenjang SD, porsi nya mencapai 60% dibanding dengan jenjang pendidikan lainnya. Hal ini agar lebih mudah diajarkan dan melekat di jiwa anak hingga kelak ia dewasa. Pendidikan karakter harus dimulai dari SD karena jika karakter tidak 47Ramayulis,Ilmu pendidikan, 195.

48Muchlas Samani,Konsep Dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 41-42.

terbentuk sejak dini maka akan susah untuk merubah karakter seseorang. Pendidikan karakter tidak mendapatkan porsi yang besar pada tingkat Taman Kanak-kanak (TK) atau sejenisnya, karena TK bukan merupakan sekolah tetapi Taman bermain.49

2. Pengertian Pendidikan Karakter Perspektif Islam

Dalam pandangan Islam, karakter disamakan dengan akhlak.Akhlak

Dokumen terkait