• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

Belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku-sikap, dan mengokohkan kepribadian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Beberapa pakar pendidikan juga mendefinisikan belajar (dalam Eveline Siregar, 2010:4) sebagai berikut:

a. Burton

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Ernest E.Hilgard

Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi pada lingkungan.

c. Gagne

Belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan/direncanakan.

d. H.C Witherington

Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari rekasi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian. e. Harold Spears

Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan.

f. Singer

Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif tetap yang disebabkan praktik atau pengalaman yang sampai dalam situasi tertentu.

Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang didalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:

a. Bertambahnya jumlah pengetahuan.

b. Adanya kemampuan mengingat dan memproduksi. c. Adanya penerapan pengetahuan.

d. Menyimpulkan makna.

e. Menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas, dan f.Adanya perubahan sebagai pribadi.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konstan.

Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Terkait dengan proses belajar sangat lekat dengan istilah mengajar.

Unsur terpenting dalam mengajar adalah merangsang dan mengarahkan siswa belajar. Sama halnya dengan belajar, mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar. (Nana Sudjana, 1991:29). Selain itu mengajar erat kaitannya dengan pembelajaran.

Pengertian pembelajaran secarai istilah dikemukakan oleh para ahli, diantaranya yaitu:

a. W.S. Winkel menyatakan pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan

memperhitungkan kejadian–kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian–kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Eveline Siregar, 2010:12).

b. Gagne mengartikan pembelajaran didefinisikan sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya dapat berhasil (Eveline Siregar, 2010:12).

c. Miarso mengemukakan bahwa pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali (Eveline Siregar, 2010:12).

Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan beberapa ciri–ciri pembelajaran yaitu :

a. Merupakan upaya sadar dan disengaja. b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar.

c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan.

d. Pelaksanaanya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.

Perbedaan antara pengertian “pengajaran” (teaching) dan

“pembelajaran” (instruction) bisa diamati pada tabel : Tabel 2.1 Perbedaan Pengajaran dan Pembelajaran

No. Pengajaran Pembelajaran

1.

2.

3.

4.

Dilaksanakan oleh mereka yang berprofesi sebagai pengajar

Tujuannya menyampaikan informasi kepada si belajar Merupakan salah satu cara penerapan strategi dalam pembelajaran

Kegiatan belajar berlangsung bila ada guru/pengajar

Dilaksanakan oleh mereka yang dapat membuat orang belajar Tujuannya agar terjadi belajar pada diri siswa agar dapat belajar Merupakan salah satu cara untuk mengembangkan rencana yang terorganisir untuk keperluan belajar

Kegiatan belajar dapat berlangsung dengan atau tanpa hadirnya guru

2. Media Pembelajaran

Sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, media mempunyai beberapa fungsi. Fungsi media pengajaran dibagi menjadi enam kategori, sebagai berikut:

a. Penggunaan media dalam Program belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

b. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru.

c. Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatan) media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.

d. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata–mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekadar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

e. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

f. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Sehingga dengan media hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat siswa dan mempunyai nilai tinggi.

Media pengajaran yang digunakan dalam penelitian adalah Program GeoGebra untuk membantu pemahaman siswa pada sub bahasan melukis segitiga pada siswa kelas VII A SMP Pangudi Luhur Sedayu

3. Hasil Belajar

Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita–cita.

Menurut Nana Sudjana (2010;3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3-4) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotrik.

Ranah kognitif berhubungan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enak aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

Ranah afektif berhubungan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

Ranah psikomotoris berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

a. Ranah Kognitif

Menurut Benjamin S. Bloom menyebutkan bahwa enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

1) Pengetahuan : mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkaitan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.

2) Pemahaman : mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.

3) Penerapan : mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru misalnya menggunakan prinsip

4) Analisis : mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.

5) Sintesis : mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu Program.

6) Evaluasi : mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu, misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan. b. Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti kurang perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

Beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar yaitu :

1) Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus,, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

2) Responding/jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasaan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang dari dirinya.

3) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi adalah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan lain lain.

5) Karakteristik nilai atau intenalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yangg telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.

c. Ranah psikomotoris

Hasil belajar psikomotris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yaitu :

a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar); b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;

c. Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain;

d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.

e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks;

f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif

Berdasarkan pengertian hasil belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Kemampuan–kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Instrumen

yang dapat digunakan untuk mengukur belajar siswa pada aspek kognitif adalah tes.

4. Pendekatan Saintifik

Dalam perubahan kurikulum sekarang ini, kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi. Pada dasarnya kompetensi merupakan gabungan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga dia dapat melakukan perilaku–perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Kompetensi merupakan penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiassi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas–tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.

Berbagai aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pengetahuan (knowledge) : yaitu kesadaran dalam bidang kognitif dimana guru mengerti cara identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.

b. Pemahaman (understanding) : yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu dimana guru memahami tentang kondisi dan karakteristik peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.

c. Kemampuan (skill) : sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih alat peraga untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.

d. Nilai (value) : suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologi telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran.

e. Sikap (attitude) : perasaan (reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar). Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gaji.

f. Minat (interest) : adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau minat unutk mempelajari/melakukan sesuatu.

Adanya perubahan kurikulum 2013 dalam pembelajaran dari kurikulum tingkat satuan pendidikan antaralain disebabkan oleh :

a. Isi dan pesan kurikulum masih terlalu pada selain itu banyak materi/mata pelajaran dan banyak materi yang melampaui tingkat perkembangan usia anak.

b. Dengan mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan visi–misi, dan tujuan pendidikan nasional.

c. Kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan dan belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik (pengetahuan, keterampilan, dan sikap)

d. Berbagai kompetensi belum terakomodasi didalam kurikulum. e. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan

pembelajaran yang rinci, dan juga belum memberikan peluang sehingga lebih berpusat pada guru.

f. Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta belum tegas memberikan layanan remediasi dan pengayaaan secara berkala.

Suatu pengetahuan ilmiah dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada kesimpulan sehingga diperlukan adanya pendekatan ilmiah atau disebut juga pendekatan saintifik.

Tabel 2.2

Kompetensi Lulusan Berdasarkan Elemen-Elemen yang Harus Dicapai

DOMAIN ELEMEN SD SMP SMA-SMK

SIKAP Proses Menerima + menjalankan + menghargai + menghayati + mengamalkan

Individu Beriman, berahlak mulia (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun), rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal

Sosial Toleransi, gotong royong, kerjasama, dan musyawarah Alam Pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta

perdamaian

Keterampilan Proses Mengamati + menanya + mencoba + mengolah + menyaji + menalar + mencipta

Abstrak Membaca, menulis, menghitung, menggambar, mengarang Konkret Menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,

membuat, mencipta

Pengetahuan Proses Mengetahui + memahami +menerapkan, menganalisa + mengevaluasi

Objek Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya Subyek Manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia Langkah-langkah dalam pendekatan saintifik meliputi: a. Mengamati (mengamati fakta matematika).

b. Menanya (berfikir divergen).

c. Mengumpulkan informasi (mencoba, mengaitkan teorema). d. Mengasosiasi (memperluas konsep, membuktikan).

e. Mengkomunikasikan (menyimpulkan, mengaitkan dengan konsep lain).

1) Mengamati

Mengamati yang dimaksud adalah mengamati fakta matematika yang dibagi menjadi dua pengertian.

a. Pengamatan nyata fenomena alam atau lingkungan

Pengamatan ini cocok untuk pemahaman konsep dalam suatu proses induktif. Untuk siswa SD atau sekolah menengah pada kelas rendah dapat digunakan induktif murni, yaitu dengan pengamatan langsung diperoleh kesimpulan. Namun untuk sekolah menengah perlu dibuktikan dengan pemahaman melalui proses deduktif. Fenomena alam akan menghasilkan suatu fakta yang dituangkan dalam bahasa matematika. Dimana dapat dilihat dalam pembelajaran matematika kontekstual seperti mengamati sebuah taman yang berbentuk segitiga.

b. Pengamatan objek matematika

Pengamatan objek matematika cocok untuk siswa yang menerima kebenaran logis, sehingga mereka tidak mempermasalahkan suatu rangkaian kebenaran sebelumnya yang didapatkan dari penalaran yang benar, walaupun objek tidak nyata (tidak konkret). Pengamatan seperti ini merupakan pengumpulan dan pemahaman kebenaran matematika. Fakta yang didapat berupa definisi, aksioma, postulat, teorema, sifat, grafik dan sebagainya. Misalnya, siswa diminta untuk melukis segitiga dengan diberikan nilai pada sisi dan sudutnya. Selalu maka siswa akan memahami kebenaran dari sifat sifat segitiga.

2) Menanya

Dalam pembelajaran matematika siswa cenderung gagal menyelesaikan suatu masalah matematika jika konteksnya diubah sedikit. Hal ini karena kebanyakan siswa menghafal algoritma atau prosedur tertentu dimana tidak terbentuk suatu pemikiran yang divergen. Pemikiran yang divergen ini dapat dibangkitkan dari suatu pertanyaan. Untuk menggali dapat dilakukan dengan memanfaatkan solusi sementara yang dihasilkan selanjutnya dibuat alternatif yang mungkin dari solusi itu agar timbul pertanyaan.

Pertanyaan yang ada memerlukan adanya solusi (jawaban). Dalam matematika permasalahan in dapat dijawab dengan mengkaitkan teorema lain atau pendefinisian baru terutama dengan mengumpulkan berbagai informasi (berbagai konsep) dalam matematika.

3) Mengumpulkan Informasi

Dalam pengumpulan informasi tidak hanya pada hasil pengumpulan fakta nyata (konkret) dari hasil pengamatan maupun hasil percobaan, namun dapat pula pengumpulan kebenaran matematis. Selain itu dapat berupa teorema, sifat atau konsep yang berhubungan dengan konsep yang dibahas. Lalu informasi yang diperoleh selanjutnya diobservasi jika perlu

dicoba untuk dapat memperoleh simpulan berupapengetahuan yang akan digunakan sebagai dasar asosiasi.

4) Mengasosiasi (memperluas konsep, membuktikan )

Asosiasi dapat diartikan sebagai penalaran dan dapat juga sebagai akibat. Ada dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif cenderung pada observasi inderawi atau pengalaman empirik. Misalnya menemukan volume kerucut dengan takaran. Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan–pernyatan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Cara menalar secara deduktif adalah menerapkan hal–hal yang lebih umum kemudian dihubungkan ke bagian–bagian yang lebih khusus. Penalaran ini misalnya terkait pada penarikan kesimpulan seperti pada modus ponens, modus tollens, dan silogisme.

5) Mengkomunikasikan (menyimpulkan dan mengkaitkan dengan konsep lain)

Mengkomunikasikan dapat diartikan yaitu menunjukkan atau membuktikan dan dapat dituangkan ke dalam bahasa tulis maupun bahasa lisan (presentasi).

Langkah–langkah dalam pendekatan ilmiah dapat diterapkan dalam perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerja sama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, Selain itu pemahaman, penerapan, dan analisis dari pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif terkait bidang kajian matematika dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

5. Program GeoGebra

Salah satu perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran matematika adalah GeoGebra. GeoGebra merupakan software yang dikembangkan oleh Markus Hohenwarter pada tahun 2001. Program ini dapat digunakan dalam penyelesaian masalah matematika terutama geometri, aljabar, dan kalkulus.

Menurut Hohenwarter (2008), Program GeoGebra sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa. Bagi guru, GeoGebra dapat mengeksplorasi berbagai konsep–konsep matematis. Menurut Lavicza (Hohenwarter, 2010), sejumlah penelitian menunjukkan bahwa GeoGebra dapat mendorong proses penemuan dan eksperimentasi siswa di kelas.

Beberapa pemanfataan Program GeoGebra dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :

a. Dapat menghasilkan lukisan–lukisan geometri dengan cepat dan teliti dibandingkan dengan menggunakan pensil, penggaris, atau jangka.

b. Adanya fasilitas animasi dan gerakan–gerakan manipulasi (dragging) pada Program GeoGebra dapat memberikan pengalaman visual yang lebih jelas kepada siswa dalam memahami konsep geometri.

c. Dapat dimanfaatkan sebagai evaluasi dalam pembelajaran untuk memastikan bahwa lukisan yang telah dibuat sebelumnya benar. d. Mempermudah guru/siswa untuk menyelidiki atau menunjukkan

sifat–sifat yang berlaku pada suatu objek geometri.

Menurut Hohenwarter & Fuchs (2004), GeoGebra sangat bermanfaat sebagai media pembelajaran matematika dengan beragam aktivitas sebagai berikut :

a. Sebagai media demonstrasi dan visualisasi

Dalam hal ini, pembelajaran yang bersifat tradisional, guru memanfaatkan GeoGebra untuk mendemonstrasikan dan menvisualisasikan konsep–konsep matematika tertentu.

b. Sebagai alat bantu kontruksi

Dalam hal ini Program GeoGebra digunakan untuk menvisualisasikan konsep–konsep matematika tertentu, misalnya

mengkontruksi konsep matematika tertentu, misalnya segitiga dan garis–garis istimewa dalam segitiga.

c. Sebagai alat bantu proses penemuan

Dalam hal ini GeoGebra digunakan sebagai alat bantu bagi siswa untuk menemukan suatu konsep matematika, misalnya menunjukkan definisi dari salah satu garis istimewa dalam suatu segitiga.

Menu utama GeoGebra adalah : File, Edit, View, Option, Tools, Windows, dan Help untuk menggambar objek–objek geometri. Dibawahnya terdapat Toolbar yang berisi menu untuk membangun, menggambar, mengukur dan memanipulasi objek. Pada setiap kategori yang ada di Toolbar terdapat beberapa tool lain yang tersembunyi, untuk menampilkannya kita dapat mengklik tanda panah kecil di bagian kanan bawah setiap kotak tool yang ada di Toolbar.

Menu File digunakan untuk membuat, membuka, menyimpan, dan mengekspor file, serta keluar Program. Menu Edit digunakan untk mengedit lukisan. Menu View digunakan untuk mengatur tampilan. Menu Option digunakan untuk mengatur berbagai fitur tampilan, seperti pengaturan ukuran huruf, pengaturan jenis (style) objek–objek geometri, dan sebagainya. Sedangkan menu Help menyediakan petunjuk teknis dalam penggunaan Program GeoGebra.

Gambar 2.1

Tampilan Menu Geogebra

Menu Bar : digunakan untuk mengelola file, edit file dan pengaturan modifikasi.

Toolbar : alat-alat yang digunakan untuk menggambar, membangun, mengukur dan memanipulasi objek.

Gambar 2.2

Tampilan Tool yang Aktif

Tool yang sedang aktif ditandai dengan adanya kotak biru pada tool tersebut. Selama tool itu sedang aktif kita bisa menggunakannya

untuk melakukan tugas. Sehingga tidak perluk mengklik lagi untuk membuat objek yang sama.

Menggambar obyek dasar geometri yang dimaksud adalah titik, ruas garis, sinar, dan garis. Pada dasarnya untuk menggambar obyek geometri menggunakan GeoGebra ada 2 (dua) cara, yaitu dengan mengklik icon pada tool bar dan mengetik perintah pada bilah masukan.

a. Menggambar Titik

Ada 2 cara untuk menggambar titik, yaitu dengan menggunakan icon pada tool bar dan mengetik perintah pada bilah masukan. Icon untuk menggambar titik berada di nomor 2 dari kiri.

Dokumen terkait