• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORITIS

2.1. Perpustakaan Umum

2.1.1. Pengertian perpustakaan umum

Perpustakaan umum merupakan salah satu tempat dimana terdapat berbagai macam informasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Adapun pengertian perpustakaan umum menurut Sutarno (2003 : 32) perpustakaan umum adalah : Lembaga pendidikan yang sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya.

Pendek kata perpustakaan umum memberikan layanan kepada semua orang, anak-anak, remaja, dewasa, pelajar, mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, para usia lanjut, laki-laki maupun perempuan.

Menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 46) “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga yang menyediakan informasi sesuai kebutuhan masyarakatnya, tanpa memandang status sosial dan didirikan dengan menggunakan dana umum

dengan tujuan dapat melayani kebutuhan informasi secara umum dan secara cuma-cuma dan saling menguntungkan satu sama lain.

2.1.2. Tujuan perpustakaan umum

Menurut buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992 : 6) tujuan Perpustakaan Umum dibagi ke dalam tiga jenis tujuan sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum perpustakaan adalah membina dan mengembangkan

kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang

berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat berada dalam jangkauan layanan, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional.

2. Tujuan Fungsional

Tujuan fungsional dan tujuan khusus Perpustakaan Umum adalah :

a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca

khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan.

b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan

informasi.

c. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan

memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna. d. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.

e. Memupuk minat dan bakat masyarakat.

f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.

g. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah

yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.

h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional yang

menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.

3. Tujuan Operasional

Tujuan operasional Perpustakaan Umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.

Dalam Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh Sulistyo-Basuki (1991 : 46) dinyatakan bahwa Perpustakaan Umum mempunyai empat tujuan utama yaitu :

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang

dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya

sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan perpustakaan umum, lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup. Pendidikan seperti ini hanya dapat dilakukan oleh perpustakaan umum karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang terbuka bagi umum. Perpustakaan nasional juga terbuka untuk umum namun untuk memanfaatkannya tidak selalu terbuka langsung bagi perorangan, adakalanya harus melalui perpustakaan lain.

4. Bertindak sebagai agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan

pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni.

Dari kedua pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa tujuan dari perpustakaan umum adalah menyediakan segala informasi yang dibutuhkan oleh msyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga dapat menciptakan masyarakat yang berpendidikan tinggi sehingga tercipta masyarakat yang berkelakuan baik.

2.1.3. Fungsi perpustakaan umum

Sesuai dengan tujuan dari perpustakaan umum yang menjadikan masyarakat berpendidikan dan bermoral, perpustakaan juga dituntut dapat memberikan fungsi perpustakaan yang tepat guna bagi masyarakat umum. Menurut Sulistyo-Basuki (1993-27) perpustakaan umum berfungsi sebagai:

Sebagai sarana simpan karya manusia

1. Perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan karya manusia, khususnya karya cetak seperti buku, majalah, dan sejenisnya serta karya rekaman seperti kaset, piringan hitam, dan sejenisnya. 2. Fungsi Informasi

Bagi anggota masyarakat yang memerlukan informasi dapat memintanya ataupun menanyakannya ke perpustakaan. 3. Fungsi Rekreasi

Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara membaca dan bacaan ini disediakan oleh perpustakaan

4. Fungsi Pendidikan

artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah 5. Fungsi Kultural

Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat.

2.1.4. Tugas perpustakaan umum

Perpustakaan umum melakukan tugas untuk mencapai tujuan perpustakaan umum, sebagaimana dinyatakan dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 5), “Tugas pokok perpustakaan umum adalah menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.

2.1.5. Ciri-ciri perpustakaan umum

Ciri-ciri perpustakaan umum menurut Sulistyo-Basuki (1992) ialah

1. Terbukan untuk umum artinya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang

perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik dan pekerjaan.

2. Dibiayai oleh dana umum. Dana umum adalah dana yang berasal dari

masyarakat yang biasanya dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oleh pemerintah.

3. Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma-cuma.

2.2. Pengertian Pengadaan Bahan Pustaka

Tugas pokok suatu perpustakaan adalah memberikan dan menyebarluaskan informasi kepada pengguna. Untuk mengadakan tugas tersebut perpustakaan harus didukung oleh koleksi yang lengkap, tepat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Sehingga untuk melaksakan itu semua perpustakaan harus merancang semua keadaan pengadaan tersebut dengan baik.

Menurut Soetminah (1990 : 7) “Pengadaan koleksi adalah proses penghimpunan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan.”

Sedangkan menurut Sutarno (2006 : 174) “ Pengadaan atau akuisisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi.

Selain pendapat di atas Pangaribuan (2009 : 1) “ Pengadaan bahan pustaka adalah salah satu kegiatan kerja dalam proses pengelolahan perpustakaan yang harus ditangani secara baik dan terarah”

Dari uraian pengadaan bahan pustaka yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka adalah rangkaian kegiatan untuk menghimpun dan menyeleseksi bahan pustaka sehingga dapat memenuhi bahan pustaka yang diminati dan layak bagi para pengguna.

2.3. Tujuan pengadaan bahan pustaka

Pada saat ini banyak perpustakaan berdiri dan mengaku sebagai badan penyedia informasi profesional dan berkualitas. Namun, kenyataannya tidaklah demikian hanya sedikit perpustakaan yang menjalankan tugas-tugasnya dengan baik.

Menurut Philips (1992 : 6) dapat dilihat perpustakaan yang berkualitas dapat dilihat dengan cara memperhatikan program perpustakaan sebagai berikut:

1. Melakukan perbandingan koleksi dengan perpustakaan lain yang sejenis

dan seimbang.

2. Melakukan perbandingan koleksi dengan perpustakaan yang lebih besar

dan maju.

3. Melakukan evaluasi pada koleksi yang sudah tesedia dan dilayani pihak

perpustakaan pada pengguna

4. Melakukan program perbaikan pengembangan koleksi sesuai dengan hasil

evaluasi pengembangan koleksi

Selain pendapat di atas Perpustakaan Nasional RI, (2002 : 6) menyatakan bahwa setiap perpustakaan yang beroperasi harus melakukan program pengembangan koleksi dengan tujuan:

1. Melakukan kebijakan pada rencana pengadaan bahan pustaka.

2. Menetapkan metode yang sesuai dan terbaik untuk pengadaan.

3. Menetapkan skala prioritas pada bahan perpustakaan yang dikembangkan.

4. Mengadakan kerja sama dengan perpustakan pada pengadaan bahan pustaka

dan pelayanannya setiap unit perpustakaan.

5. Melakukan evaluasi pada koleksi yang dimiliki perpustakaan.

2.4. Fungsi pengadaan bahan pustaka

Fungsi pengadaan bahan pustaka adalah menghimpun dan menyediakan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Bagian pengadaan bahan pustaka juga mengusahakan agar buku-buku yang dibutuhkan pengguna ada didalam koleksi yang akan disajikan.

Pengadaan bahan pustaka juga sangat memerlukan pembinaan bahan pustaka atau koleksi. Pembinaan koleksi perpustakaan merupakan salah satu dari kerja pelayanan teknis yang harus dilakukan perpustakaan dalam usahanya untuk memberikan informasi kepada pengguna. Untuk itu perlu disadari oleh petugas, anggota staf, dan pemakai bahwa secara umum menjaga koleksi perpustakaan menjadi tanggung jawab bersama.

2.5. Pemilihan bahan pustaka

Pemilihan bahan pustaka adalah proses mengidentifikasi bahan-bahan pustaka yang akan di tambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan. Pemilihan bahan pustaka sangat penting dalam pengadaan bahan pustaka, karena pada kenyataan perpustakaan tidak mampu menyediakan dana dari anggaran yang tersedia untuk sejumlah buku yang terbit. Melalui tahapan pemilihan bahan pustaka diharapkan akan dapat menghasilkan pengadaan bahan pustaka yang baik dan sesuia dengan kebutuhan pengguna.

Pemilihan bahan pustaka dilakukan untuk memunuhi kebutuhan pengguna. Pemilihan bahan pustakan dimadsudkan agar koleksi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kesesuain ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan koleksi perpustakaan. Dengan adanya pemilihan bahan pustaka, maka koleksi perpustakaan dapat dibina sebaik mungkin sehingga tujuan perpustakaan dapat tercapai. Menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 431) faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan bahan perpustakaan adalah

1. Buku

Tahu tentang keadaan buku dipasaran (seberapa jauh buku yang tersedia dipasaran, bagaimana proyaksi mendatang, dan sebagainya)

2. Pemakai

Pustakawan harus memahami pemakai dan pandai menduga kemungkinan permintaan pemakai dalam berbagai bidang pengetahuan.

3. Sumber daya

Pustakawan mengetahui sumber daya ada, termasuk dana dan anggaran pengadaan buku, staf, buku yang tersedia, serta buku yang dapat dipinjam dari perpustakaan lain. Namum yang paling penting adalah dana.

Sedangkan menurut Soetminah (1992 : 76), bahan pustaka yang akan diadakan harus dipilih secara cermat disesuaikan dengan :

1. Minat dan kebutuhan pemakai

3. Kemajuan pengetahuan dan keyakinan jiwa dalam arti positif yang dibawanya.

4. Pustakawan yang memiliki kualitas dalam pelayanan.

Dari uraian di atas pustakawan harus mengetahui tentang bahan pustaka, memahami kebutuhan pengguna, dan mengetahui anggaran perpustakaan pengadaan bahan perpustakaan. Dan yang paling penting pustakawan harus menyusun daftar buku yang harus dipertimbangkan untuk di adakan pada pengadaan bahan pustaka.

2.5.1. Prinsip-prinsip seleksi pengadaan bahan pustaka

Persoalan yang sangat penting dalam seleksi menetapkan dasar pemikiran untuk kegiatan ini. Ini disebabkan karena prinsip penyeleksian bahan pustaka sangatlah penting dalam menunjang kemajuan suatu perpustakaan. Dalam hal ini peran seorang pustakawan sangat besar, karena menyeleksi bahan pustaka tidak gampang, butuh keahlian dan pengetahuan yang luas. Menurut Pangaribuan (2009 : 2), prinsip- prinsip dalam pemilihan bahan pustaka adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tujuan dan fungsi perpustakaan, dan mengetahui

program-program yang akan dilaksanakan perpustakaan.

2. Mengetahui latar belakang pengguna perpustakaan, misalnya saapa

saja yang menjadi anggota, kebiasaan membaca angggota, minat dan penelitian yang sedang dan dilakukan, berapa banyak mereka menggubakan perpustakaan, dan mengapa ada kelompok yang menggunakan koleksi perpustakaan lebih banyak dari kelompok lainnya.

3. Mengetahui keberadaan pemasaran buku baik nasional ,ataupun

internasioal.

4. Hendaknya personil pustakawan pengadaan bersikap netral dalam

menjalankan tugasnya, tidak bersikap mendua dalam memandang para pengguna perpustakaan dan kebutuhan mereka.

5. Menerapkan asa keseimbangan dalam pengelolaan anggaran

pengadaan bahan pustaka.

6. Menguasai sarana bibliografi yang digunakan dalam pemilihan bahn

pustaka.

7. Memperhatikan ketentuan pemerintah dan perundang-undangan yang

berkaitan dengan prosedur pengdaan barang atau jasa bagi kepeluan instansi pemerintah (peraturan yang saat ini berlaku adalah Kepres no.8 tahun 2003).

8. Memelihara tertib administrasi dari seluruh kegiatan pengadaan.

Sedangkan menurut Philipps (1992 : 12) bahwa prinsip seleksi bahan pustaka adalah :

1. Relevansi atau sesuai dengan fungsi dan tujuan perpustakaan. 2. Beriorientasi pada pengguna.

3. Berpedoman pada kebutuhan pengguna

4. Informasi yang akan disediakan merupakan informasi yang terbaru dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Menggunakan alat bantu seleksi yang tersedia

6. Kerja sama dengan berbagai pihak.

Selain pendapat di atas Soetminah (1992:76), menyatakan bahwa bahan pustaka harus dipilih sesuai dengan:

1. Minat dan kebutuhan pemakaian

2. Tujuan, fungsi dan ruang lingkungan layanan perpustakaan 3. Kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti positif

4. Bahan pustaka memenuhi kwalitas persyaratan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahan pustaka termasuk sebagai pedoman pengadaan bahan pustaka, dan dihararapkan bahwa koleksi perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan tercapainya tujuan perpustakaan.

2.5.2. Alat bantu pemilihan pengadaan bahan pustaka

Untuk melakukan pemilihan bahan pustaka ada sarana yang dapat membantu dalam proses tersebut yaitu alat bantu seleksi.

Menurut Pangaribuan (2009 : 8) jenis alat bantu seleksi yang masing-masing mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Alat Bantu Seleksi

Yaitu alat yang dapat membantu pustakawan untuk memutuskan apakah bahan pustaka yang dipilih atau tidak, karena informsi yang diberikan tidak terbatas pada data bibliografi saja, dan keterangan lain yang diperlukan untuk mengambil keputusan. Informasi ini dapat diberikan dalam bentuk anotasi singkat, tinjauan (riview) dengan panjang yang bervariasi.

Contoh alat bantu seleksi yaitu: a. Majalah tinjauan buku b. Rensensi buku di surat kabar

c. Katalog penerbit secara online pada web. 2. Alat Identifikasi dan Verifikasi

Yaitu alat bantu seleksi yang hanya menvantumkan data bibliografi bahan pustaka. Alat seperti ini dipakai untuk mengetahui judul yang telah terbit atau yang akan diterbitkan dalam bidang subjek tertentu. Alat bnatu ini dipakai untuk mengetahui verifikasi, apaka judul, edisi, nama pengarang, harga dan lain-lain. Tepat dengan yang diinformasikan oleh pihak lain. Contoh alat identifikasi dan verifikasi adalah:

a. Katalog Penerbit

c. Bibliografi

d. Accession list,dan lain-lain.

Sedangkan menurut Darmono (2001), menyatakan alat bantu seleksi adalah sebagai berikut:

1. Katalog Penerbit dari berbagai Penerbit

Katalog penerbit berisi informasi buku-buku terbaru dari penerbit dalam dan

luar negeri. Informasi yang dikandung biasanya berisi judul, pengarang, tahun terbit, jumlah halaman, harga buku dan sering pula menyertakan anotasi atau deskripsi cakupan isi buku.

2. Tinjauan Buku

Tinjauan buku biasanya dimuat pada majalah ilmiah, surat kabar serta majalah ini merupakan salah satu alat untuk mengevaluasi dan seleksi tulisan bagi tulisan orang-orang ternama.

3. Bibliografi Nasional Indonesia

Berisi informasi tentang terbitan seluruh Indonesia yang mencakup buku, laporan penelitian, bacaan anak-anak, terbitan pemerintahan, laporan konferensi serta peta.

4. Daftar Buku IKAPI

Daftar ini merupakan katalog berbagai penerbit Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Katalog ini diterbitkan IKAPI dan isi dari daftar ini memuat judul, pengarang, jumlah halaman, ISBN, dan harga buku. Alat ini memuat informasi judul buku yang merupakan gabungan dari berbagai bidang pengetahuan.

5. Resensi

Adalah suatu uraian pembicaraan maupun penilaian terhadap suatu karya yang menyangkut bentuk fisik maupun isinya. Resensi dapat disampaikan pada media tatap muka, diskusi buku, media cetak (buku, majalah, dan surat kabar), media dengar (radio), maupun media pandang dengar atau televisi.

Dalam memilih bahan pustaka pihak perpustakaan harus menentukan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhan perpustakaan. Hal ini agar mempermudah kerja pustakawan dalam menyediakan bahan pustaka yang akan di layangkan pada pengguna.

2.5.3. Pihak yang Berwenang melakukan Pengadaan Bahan Pustaka

Pihak yang melakukan pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan umum tidak hanya para pustakawan, melainkan pengguna yang menikmati fasilitas tersebut. Memang tidak mudah memilih dan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan

kebutuhan umum para pengguna untuk itu para pustakawan harus melakukan riset tentang keadaan para pengguna yang akan menggunakan perpustakaan umum tersebut. Hal ini dilakukan agar saling melengkapi antara perpustakaan dan pengguna. Menurut Pangaribuan (2009 : 5) pihak yang berwenang dalam melakukan pemilihan bahan pustaka perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Mengetahui berbagai jenis bahan pustaka yang ada dipasaan. 2. Memahami tujuan dan fungsi perpustakaan tempat ia bekerja.

3. Mengenal kebutuhan masyarakat yang dilayani.

4. Mengenal prinsip-prinsip seleksi.

5. Mengenal dan mampu menggunakan alat-alat bantu seleksi.

6. Memahami berbagai kendala yang ada.

Sedangakan menurut Yulia (1993:27), pihak-pihak yang berwenang melakukan seleksi yaitu sebagai berikut:

1. Pada perpustakaan sekolah yang berhak melakukan seleksi adalah

kepala sekolah/wakilnya dan guru. Pelajar juga boleh menyarankan.

2. Pada perpustakaan umum, pihak yang berwenang melakukan seleksi

adalah dewan penasehat/penyantun perpustakaan itu, tokoh masyarakat di sekitar perpustakaan umum itu berada.

3. Pada perpustakaan perguruan tinggi, pihak yang berwenang

melakukan seleksi adalah pimpinan universitas, pimpinan fakultas dan dosen. Mahasiswa juga boleh menyarankan, tetapi harus dipertimbangkan apakah sesuai dengan kebutuhan perkuliahan.

4. Pada perpustakaan khusus, pihak yang berwenang melakukan seleksi

adalah pimpinan institusi dimana perpustakaan itu bernaung, dan orang-orang yang mengetahui dengan jelas kebutuhan institusi tersebut.

2.6. Sistem Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan bahan pustaka diperpustakaan merupakan hal yang sangat penting,sehingga diperlukan hal-hal yang mendukung agar pengadaan bahan pustaka bisa benar-benar terpenuhi dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Ada beberapa sistem yang dapat digunakan dalam mengadakan bahan pustaka.

Menurut Pangaribuan (2009: 1) sistem pengadaan bahan pustaka ialah sebagai berikut:

1. Pembelian

2. Hadiah dan deposit

Sistem tersebut dilakukan diadakan untuk lebih mengarahkan petugas untuk melaksanakan tugas pengadaan bahan pustaka secara tepat, baik dan sistematis.

Sedangkan menurut Akbar (2010 : 4) menyatakan sistem pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan:

1. Pembelian

2. Pemesanan

3. Hadiah atau sumbangan

4. Tukar-Menukar

5. Titipan

6. Penerbitan Sendiri.

2.6.1. Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pembelian

Pengadaan bahan pustaka dengan pembelian adalah cara yang sangat efektifbdan dapat memenuhi kebutuhan pemakai, oleh sebab itu dibutuhkan anggaran keuangan yang memadai sesuai dengan harga buku, dengan pembelian pustakawan bisa memilih bahan pustaka yang diinginkan dan yang cocok untuk para pengguna perpustakaan. Menurut Pangaribuan (2009 : 9) pembelian bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara antara lain:

1. Melalui Toko Buku

Pembelian buku secara langsung pada toko buku banyak dilakukan oleh perpustakaan yang mempunyai jumlah pembelian relative kecil. Kekurangn yang sering ditemui dalam pembelian buku yang dilakukan melalui toko buku adalah bahwa tidak semua subjek atau judul buku yang dibutuhkan perpustakaan tersedia di tokok buku. Disamping itu, tidak semua pesanan buku dari satu buku cenderung menerima pesanan dalam bentuk judul terbatas namun eksemplar dari pada banyak judul dengan pemesanan rata-rata satu eksemplar berjudul. Sedangkan keuntungan dan kemudahannya adalah kita dapat melakukan efesiensi atau penghematan dari segi biaya, waktu, dan tenaga.

2. Melalui penerbit, baik dalam maupun luar negeri

Secara umum defenisi penerbit adalah suatu perusahaan yang mengambil naskah pengarang, penerbit, mengedit dan memprosesnya dalam bentuk buku. Pembelian buku secara langsung kepada penerbit, biasanya hanya dilakukan jika judul-judul yang kita butuhkan benar-benar dikeluarkan oleh penerbit tersebut. Untuk mengetahui hal ini, perpustakaan dapat memanfaatkan katalog penerbit yang dikeluarkan penerbit sehingga bahan pustaka yang akan di adakan dapat dipesan langsung dapat penerbitnya. Menurut Pangaribuan (2009 : 9) cara pemesanan melalui penerbit adalah: a. Tentukan penerbit yang dapat melayani pesanan buku perpustakaan anda.

b. Buatlah daftar pesanan buku-buku yang dikelompokkan menurut

c. Kirimkan daftar pesanan kepad penerbit yang dituju untuk diperiksa ketersediaan buku-buku dan harga satunya.

d. Setelah diterima periksa dana yang tersedia

e. Lakukan pembayaran langsung atau melaui bank.

f. Bukti pembayaran melalui bank harus dikirimkan ke penerbit disertai

dengan surat pengantar.

g. Fotocopy dari bukti pembayaran melalui bank harus disimpan sebagai

bukti pembayaran.

h. Melalui agen buku (Jobber), baik dalam maupun luar negeri.

Selain pembelian ke toko buku dan penerbit, perpustakaan juga dapat membeli buku melalui agen yang biasa disebut dengan jobber atau vendor. Agen buku ini berpean sebagai mediator antara perpustakaan dan penerbit, terutama untuk pengadaan bahan pustaka tebitan luar negeri. Agen buku memperoleh buku-buku dari penerbit dan potongan harga dan penyimpanan dalam gudang besar dan menjualnya kepada toko buku dan perpustakaa. Pustakawan lebih menyukai pembelian melalui agen buku. Hal ini disebabkan beberapa alasannya, antara lain:

1. Dengan melalui agen buku, semua judul-judul yang berasal dari berbagai

penerbit hanya melalui satu jalur yaitu agen buku.

2. Agen buku tidah hanya menerima pesanan dari perpustakaan saja, tetapi

lebih dari satu mereka juga menindak lanjuti dengan membantu memenuhi memecahkan masalah yang mungkin timbul dalam transakasi pesan memesan.

Dalam melakukan kegiatan pembelian bahan pustaka diperlukan langkah yang sistematis agar pelaksanaan pembelian dapat terlaksanakan dengan benar sehingga tidak terjadi pemborosan dana.

2.6.2. Pengadaan bahan pustaka melalui pemesanan

Pengadaan bahan pustaka melalui pemesanan merupakan proses pengadaan yang dilakukan oleh petugas pengadaan untuk memesan buku yang akan dibeli kepada pihak penerbit atau agen buku.

Menurut Yulia (1994 : 44) cara pemesanan bahan pustaka ialah

1. Petugas pengadaan mempersiapkan kartu pemesanan. Kartu pemesanan

dibuat dalam bentuk catalog ini bertujuan untuk memudahkan pengecekan

Dokumen terkait