• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Terhadap Tatrawil Provinsi Bali Arahan Pengembangan Jaringan Transportasi

VISI RTRW

9. Kawasan pertahanan dan keamanan; merupakan peruntukan untuk

2.1.5 Kajian Terhadap Tatrawil Provinsi Bali Arahan Pengembangan Jaringan Transportasi

1. Transportasi Antarmoda/ Multimoda 1) Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan transportasi antar moda, diarahkan dikembangkan di wilayah Bali Selatan, sejalan dengan perkembangan algomerasi kota Denpasar dan kota‐kota kabupaten di sekitarnya yang begitu pesat, melalui penataan jaringan dan peningkatan kualitas pelayanan meliputi:

a. Pentaan jaringan trayek dan peluasan jangkauan willayah pelayanan angkutan perkotaan;

b. Peningkatan koneksitas jaringan trayek intra dan antarmoda;

c. Penyediaan kapasitas dan kualitas sarana angkutan/ kendaraan umum sesuai pangsa pasar pada masing‐masing rute/ trayek yang dilayani, mengacu pada hasil kajian.

d. Terwujudnya keteraturan, kepastian jadwal pelayanan angkutan umum perkotaan;

e. Perbaikan struktur tarif;

f. Penyempurnaan penyelenggara angkutan umum oleh perusaha an, koperasi dan/ atau badan usaha angkutan penumpang umum sesuai peraturan perundang‐undangan yang berlaku.

2) Jaringan Prasarana

Peningkatan pelayanan transportasi antarmoda, diwujudkan dengan penyediaan prasarana/ sarana meliputi:

a. Prasarana/tempat menaikan dan menurunkan penumpang alih moda (halte) pada rute jaringan trayek, bandar udara dan pelabuhan;

b. Sarana Informasi jadwal kedatangan/ keberangkatan sesuai rute/ trayek yang ditetapkan pada tempat‐tempat pemberhenti an yang telah ditetapkan.

Dengan arah perwujudan jaringan prasarana, jaringan pelayanan dan tata laksana pelayanan angkutan umum antarmoda sebagaimana tersebut diatas, maka monopoli penumpang oleh salah satu jenis angkutan pada simpul‐simpul bangkitan/ tarikan transportasi dapat ditiadakan, sehingga fungsi dan peran angkutan umum dalam trayek dapat ditingkatkan, pengguna jasa lebih mudah mendapatkan angkutan umum terusan, pangsa pasar angkutan umum dapat ditingkatkan, antar‐jemput dengan kendaraan pribadi dan pemilikan kendaraan dapat dikurangi, sehingga permasalahan kemacetan lalu lintas dapat dikurangi.

2. Transportasi Jalan 1) Jaringan Pelayanan

Pengembangan jaringan transportasi jalan diarahkan pada terwujudnya keseimbangan antara penyediaan jumlah kebutuhan kendaraan umum dengan demand transport masing‐masing wilayah pelayanan bagai berikut:

a) Terwujudnya keseimbangan antara jumlah kebutuhan kendaraan umum dengan demand transport pada rute trayek Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dilayani dan Angkutan Antar Jemput serta disesukan dengan total kebutuhan kendaraan umum pada jaringan pelayanan nasional dan mempertimbang kan keunggul an komparatif pangsa pasar agkutan pariwisata.

b) Meningkatkan koneksitas rute jaringan antar terminal tipe A dan antara terminal tipe A dengan terminal tipe B, terminal antar moda dan terminal tipe C yang berada pada kota nasional.

c) Meningkatkan kualitas tata laksana pelayanan angkutan umum, melalui penyediaan kapasitas seat sesuai kebutuhan, kepastian pelayanan dan ketepatan jadwal pemberangkatan.

b. Pengembangan jaringan pelayanan wilayah, diarahkan pada:

a) Terwujudnya keseimbangan antara demand transport angkutan umum dengan jumlah kebutuhan kendaraan umum trayek Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) pada masing‐masing rute yang dilayani, dan jumlah kebutuhan kendaraan umum trayek perkotaan, pedesaan dan perbatasan serta angkutan umum tidak dalam trayek yang ada seperti, angkutan sewa dan taksi sesuai keuanggulan karakteristik masing‐masing moda dan daya beli pangsa pasar dan pola pergerakan antar wilayah.

b) Meningkatkan koneksitas rute jaringan antar terminal tipe B dan antara terminal tipe B dengan terminal tipe A, terminal tipe B dengan terminal antarmoda maupun tipe C yang berada pada kota wilayah.

c) Meningkatkan kualitas tata laksana pelayanan angkutan umum melalui kepastian pelayanan, keteraturan dan ketepatan jadwal pemberangkatan.

2) Jaringan Prasarana

a. Pengembangan/ penataan/ peningkatan kapasitas jaringan prasarana/ simpul‐simpul kota nasional, diarahkan untuk:

a) Pengembangan/peningkatan simpul/simpul diarahkan untuk mendorong terwujudnya keseimbangan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi antar wilayah, dan atau lokasi simpul transportasi yang tersedia tidak sesuai lagi dengan perkembangan algomerasi wilayah/ kota nasional yang cukup pesat.

b) Pengembangan/peningkatan jaringan prasarana jalan nasional, diarahkan pada:

Meningkatkan koneksitas dan keterpaduan simpul‐simpul/prasarana transportasi antar/ intramoda kota‐kota nasional;

Menunjang keseimbangan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi antar wilayah/ kota nasional, menunjang kelancar an, keamanan dan keselamatan pergerakan distribusi barang dan jasa antar wilayah/ antar zone dan atau mengurangi beban lalu lintas pada jaringan prasarana jalan nasional yang tidak mampu lagi menerima pertumbuhan lalu lintas.

b. Pengembangan/ penataan/ peningkatan kapasitas simpul‐simpul/ kota wilayah, diarahkan untuk: Mendorong pertumbuhan daerah potensial berkembang dan atau lokasi simpul transportasi yang tersedia tidak sesuai lagi dengan perkembangan algomerasi kota wilayah yang cukup pesat. c. Pengembangan/ peningkatan jaringan prasarana jalan provinsi,

diarahkan pada:

a) Meningkatkan koneksitas dan keterpadua simpul‐simpul/ prasarana transportasi antar dan intramoda kota‐kota wilayah dengan lokal dan atau daerah terisolir dan potensial berkembang;

b) Menunjang kelancaran distribusi barang dan jasa untuk meningkatkan keseimbangan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi antar kota wilayah/ kota lokal dan atau mengurangi beban lalu lintas pada jaringan prasarana jalan provinsi yang tidak mampu lagi menerima pertumbuhan lalu lintas.

1) Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan transportasi keretaapi di masa mendatang disesuaikan dengan pontensi demand transport berdasarkan keunggulan moda.

2) Jaringan Prasarana

Jaringan prasarana transportasi kereta api di masa mendatang perlu kajian komprehensif sesuai dengan kondisi geografis, topografi wilayah, pertumbuhan ekonomi sosial budaya wilayah.

4. Transportasi Sungai dan Danau 1) Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan angkutan danau di wilayah Provinsi diarahkan pada jaringan pelayanan yang telah tersedia di Danau Beratan dan Danau Batur, dengan meningkatkan kelaikan sarana dan kualitas pelayanan kelestarian lingkungan. 2) Jaringan Prasarana

Penyediaan jaringan prasarana angkutan danau di Danau Batur dan Danau Beratan, diarahkan pada peningkatan kelaikan prasarana yang sudah tersedia, dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan kondisi permukaan air danau perairan danau yang semakin menurun.

5. Transportasi Penyeberangan 1) Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan diselenggarakan dengan memperhatikan arah pengembangan transportasi jaringan jalan, peran dan fungsi lintas penyeberang yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah, sekaligus menjangkau daerah terpencil dan pedalaman.

a. Jaringan pelayanan angkutan penyeberangan lintas nasional di wilayah Provinsi Bali, diarahkan untuk:

a) Meningkatkan kapasitas jaringan pelayanan angkutan penye berangan lintas Gilimanuk–Ketapang dan lintas Padangbai‐ Lembar untuk meningkatkan kelancaran, keamanan dan keselamatan pergerakan distribusi barang dan jasa lintas nasional Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggaran Barat.

b) Mengupayakan pengembangan jaringan pelayanan angkutan penyeberangan alternatif Pelabuhan Amed (Bali) – Pelabuhan Ampenan (Lombok), untuk menunjang terwujudnya keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar wilayah Bali Utara dan Bali Selatan, sekaligus mengurangi beban lalu lintas pada jaringan jalan lintas Bali Selatan yang cukup padat.

b. Jaringan pelayanan angkutan penyeberangan wilayah provinsi Bali diarahkan untuk:

a) Meningkatkan kapasitas jaringan pelayanan dari dan ke Nusa Penida untuk meningkatkan kelancaran, keamanan dan keselamatan pergerakan distribusi barang dan jasa serta meningkatkan daya saing barang‐barang produksi dan potensi wilayah Nusa Penida.

b) Membuka daerah terisolasir pulau‐pulau kecil lain di wilayah Provinsi Bali yang potensial dikembangkan, dengan memperhatikan peran dan fungsi pelabuhan dalam kerangka transportasi terpadu di wilayah provinsi didukung analisa kelayakan teknis dan ekonomi‐sosial‐budaya wilayah provinsi serta keunggulan komparatif moda.

2) Jaringan Prasarana

Jaringan prasarana penyeberangan lintas nasional di wilayah Provinsi Bali, diarahkan untuk:

a. Penyelesaian pembangunan dermaga MB II dan pengerukan kolam pelabuhan Pelabuhan Padangbai, untuk meningkatkan kelancaran, keamanan dan keselamatan angkutan barang dan jasa lintas nasional antara Provinsi Bali dengan Nusa Tenggaran Barat.

b. Pembangunan dermaga MB III pada lintas Pelabuhan Gilimanuk–Ketapang untuk meningkatkan kelancaran, keaman an dan keselamatan angkutan barang dan jasa lintas nasional antara Pulau Jawa dengan Provinsi Bali. c. Pengembangan Pelabuhan Amed sebagai pelabuhan penye berangan

alternatif lintas Amed (Bali)–Ampenan (Lombok, untuk menunjang terwujudnya keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar wilayah

Bali Utara dan Bali Selatan, sekaligus mengurangi beban lalu lintas pada jaringan jalan lintas Bali Selatan yang cukup padat.

d. Jaringan pelayanan angkutan penyeberangan wilayah provinsi diarahkan untuk penyelesaian Pembangunan Pelabuhan Gunaksa sebagai pasangan Pelabuhan Nusa Penida yang pembangunan nya telah selesai tahun 2006 dan untuk sementara peng operasian dipasangkan dengan Pelabuhan Penyeberangan Padangbai.

6. Transportasi Laut 1) Jaringan Pelayanan

Pengembangan jaringan pelayanan angkutan laut nasional di Provinsi Bali, diarahkan peningkatan pangsa pasar, keamanan dan keselamatan serta peran angkutan laut yang mempunyai keunggul an komparatif untuk angkutan barang.

a. Jaringan pelayanan angkutan laut nasional, diarahkan pada:

a) Peningkatan pangsa pasar dan kualitas pelayanan kapal penumpang liner maupun kapal barang angkutan peti kemas melalui Pelabuhan Benoa, melalui perbaikan sistem pelayan an struktur tarif jasa pelabuhan, struktur tarif angkutan laut dan peningkatan informasi on‐ line terhadap kepastian waktu pelayanan, lama waktu pelayanan, tarif jasa pelabuhan.

b) Peningkatan kinerja jaringan pelayanan pada Pelabuhan Celukan Bawang, melalui pengembangan usaha pengolahan barang pada lingkungan kerja pelabuhan untuk meningkatkan pangsa pasar muatan keluar Bali, sehingga terjadi keseim bangan antara barang yang dibongkar dan di muat kapal.

c) Peningkatan kualitas keamanan dan keselamatan embarkasi‐ debarkasi penumpang Cruises yang selama ini lego jangkar di perairan luar pelabuhan Padangbai, sehingga embarkasi‐ debarkasi penumpang dilakukan dengan menggunakan Skoci.

b. Jaringan pelayanan angkutan laut wilayah, diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan dan kelaik lautan sarana dan perlengkapan keselamatan pelayaran, sejalan dengan kondisi perubahan cuaca pada perairan laut di wilayah Provinsi Bali.

2) Jaringan Prasarana

Pengembangan jaringan prasarana pelabuhan nasional di Provinsi Bali, diarahkan pada:

a) Penataan peran dan fungsi Pelabuhan Benoa sebagai pelabuhan utama primer, melalui penataan prasarana pokok dan penunjang operasional pelabuhan dan keselamatan pelayaran;

b) Penataan peran dan fungsi Pelabuhan Celukan Bawang sebagai pelabuhan pengumpul, melalui peningkatan kapasitas dermaga dan prasarana penunjang bongkar‐muat.

c) Penyelesaian pembangunan Pelabuhan Laut Tanah Ampo sebagai embarkasi‐debarkasi penumpang kapal Cruises yang selama ini lego jangkar diperairan luar Pelabuhan Padangbai.

Jaringan prasarana angkutan laut wilayah, diarahkan pada peningkatan kelaikan prasarana pelayanan berdasarkan analisis kajian ekonomi, sosial dan budaya dan lingkungan setempat untuk mengatasi kemungkinan terjadinya konflik di masyarakat.

7. Transportasi Udara 1) Jaringan Pelayanan

Jaringan pelayanan transportasi udara melalui bandar berupa jaringan penerbangan yang meliputi penerbangan luar negeri dan penerbangan dalam negeri dengan pengelompokan berdasarkan rute utama, rute pengumpan, dan rute perintis.

Jaringan pelayanan transportasi udara nasional dilaksanakan melalui Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebagai bandar udara pusat penyebaran diarahkan sebagai berikut:

a) Peningkatan kapasitas seat pada rute penerbangan yang telah mencapai utilitas 80,0% melalui peningkataan kapasitas pesawat udara dan atau penambahan frekuesi penerbangan baik oleh airline yang sudah ada dan atau memberikan kesempatan kompetisi kepada airline baru, yang didukung dengan kajian analisis pangsa pasar, teknis operasional, ekonomi maupun finansial.

b) Pengembangan rute penerbangan baru ke kota‐kota dalamnegeri yang mempunyai potensi angkutan udara melalui kerja sama antar wilayah, dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan domestik.

c) Peningkatan tata laksana dan kualitas pelayanan penumpang dan barang pada sisi darat (terminal), baik melalui pemanfaat kan jaringan informasi dan komunikasi on‐line yang telah tersedia maupun koordinasi dan kerjasama yang harmonis dan saling menunjang sesuai tugas dan fungsi masing‐masing instansi terkait di bandar udara.

b. Jaringan pelayanan penerbangan luar negeri diarahkan pada:

a) Peningkatan kapasitas seat pada rute penerbangan yang telah mencapai utilitas 80,0% melalui peningkataan kapasitas pesawat udara dan atau penambahan frekuesi penerbangan baik oleh airline yang sudah ada dan atau memberikan kesempatan kompetisi kepada airline baru, yang didukung dengan kajian analisis pangsa pasar, teknis operasional, ekonomi maupun finansial sesuai peraturan perundang‐undangan yang berlaku.

b) Pengembangan rute penerbangan baru ke kota‐kota di luar negeri berdasarkan kajian demand transport angkutan udara luar negeri.

c) Peningkatan tata laksana dan kualitas pelayanan penumpang dan barang pada sisi darat, baik melalui pemanfaatkan jaringan informasi dan komunikasi on‐line yang telah tersedia maupun koordinasi dan kerjasama yang harmonis dan saling menunjang sesuai tugas dan fungsi masing‐masing instansi terkait di bandar udara.

c. Jaringan pelayanan transportasi udara wilayah provinsi diarahkan pada pemanfaatan Lapangan Terbang Letkol Wisnu dan helipad yang telah dibangun pada pengelola hetel di Bali, namun belum memiliki ijin operasional.

2) Jaringan Prasarana

a. Ruang lalulintas transportasi udara yaitu ruang udara yang dapat dilalui oleh semua penerbangan dari setiap tataran transportasi, perlu ditata pemanfaatannya untuk lalu lintas penerbangan nasional dan internasional. b. Pengembangan jaringan prasarana transportasi udara nasional diarahkan

pada penataan dan peningkatan kapasitas prasarana Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebagai bandar udara pusat penyebaran meliputi:

a) Perluasan Apron;

b) Perluasan dan penataan terminal penumpang domestik dan terminal penumpang internasional;

c) Perluasan dan penataan terminal cargo domestik dan terminal cargo internasional;

d) Penataan dan peningkatan kapasitas areal parkir kendaraan; e) Penataan dan pengaturan akses keluar‐masuk bandara;

f) Pengingkatan kapasitas peralatan Grund Handling dan General Service Equipment (GSE);

g) Penataan dan pengaturan ruang udara, batas‐batas kawasan keselamatan operasi penerbangan dan kawasan kebisingan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai;

h) Pengembangan jaringan prasarana transportasi udara wilayah provinsi diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan Lapangan Terbang Letkol Wisnu (di Kab. Buleleng) dan Helipad yang ada.