• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) adalah kawasan perkotaan Kintamani, seluas kurang lebih 4.733 (empat ribu tujuh ratus tiga puluh tiga) ha, yang terdiri

BAB 5 PERKIRAAN KONDISI MENDATANG

2. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) adalah kawasan perkotaan Kintamani, seluas kurang lebih 4.733 (empat ribu tujuh ratus tiga puluh tiga) ha, yang terdiri

Desa Kintamani, Desa Batur Selatan, Desa Batur Tengah, Desa Batur Utara dan Desa Bayunggede.

Tabel 5-1 Sistem Perkotaan Berdasarkan Fungsi di Provinsi Bali

No Fungsi Kota Nama Kota Keterangan

1 PKN Kawasan Perkotaan Denpasar – Badung – Gianyar – Tabanan (Sarbagita)

Kawasan Strategis Nasional (KSN)

2 PKW Kawasan Perkotaan Singaraja Kawasan Perkotaan Semarapura

Kawasan Strategis Provinsi (KSP)

3 PKL Kawasan perkotaan Negara Kawasan perkotaan Bangli Kawasan perkotaan Amlapura Kawasan perkotaan Seririt

Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)

Sumber : Perda No. 16 Tahun 2009 tentang RTRWP Bali, Tahun 2009‐2029

3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) terdiri atas :

a. Kawasan Perkotaan Susut, seluas kurang lebih 2.039 (dua ribu tiga puluh sembilan) ha, meliputi Desa Sulahan, Desa Susut dan Desa Selat;

b. Kawasan Perkotaan Tembuku, seluas kurang lebih 1.500 (seribu lima ratus) ha, meliputi Desa Tembuku dan Desa Jehem;

c. Kawasan perkotaan Belantih‐Catur, seluas kurang lebih 3.391 (tiga ribu tiga ratus sembilan puluh satu) ha, meliputi Desa Catur, Desa Belantih, Desa Belanga, Desa Binyan, Desa Mengani, Desa Batukaang, Desa Pengejaran dan Desa Daup; dan

d. Kawasan perkotaan Kayuamba, seluas kurang lebih 1.574 (seribu lima ratus tujuh puluh empat) ha, meliputi Desa Tiga dan Desa Pengelumbaran.

4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) terdiri atas :

a. PPL Dausa melayani kawasan perdesaan Desa Dausa, Desa Selulung, Desa Satra, Desa Bantang, dan Desa Kutuh;

b. PPL Sukawana melayani kawasan perdesaan Desa Sukawana, Desa Siakin, Desa Subaya, Desa Pinggan, dan Desa Belandingan;

c. PPL Manikliyu melayani kawasan perdesaan Desa Manikliyu, Desa Langgahan, Desa Lembean, dan Desa Bayung Cerik;

d. PPL Bunutin melayani kawasan perdesaan Desa Bunutin, Desa Ulian, Desa Gunungbau, Desa Awan, dan Desa Serahi:

e. PPL Katung melayani kawasan perdesaan Desa Katung, Desa Banua, Desa Mangguh, Desa Belancan, Desa Bonyoh, dan Desa Abuan;

f. PPL Kedisan melayani kawasan perdesaan Desa Kedisan, Sebagian Desa Trunyan, sebagian Desa Abangbatudinding, dan Desa Buahan;

g. PPL Sekardadi melayani kawasan perdesaan Desa Sekardadi dan Desa Sekaan; h. PPL Songan melayani kawasan perdesaan Desa Songan A dan Songan B;

i. PPL Suter melayani kawasan perdesaan Desa Suter, Desa Abangsongan, Sebagian Desa Trunyan,dan sebagian Desa Abangbatudinding;

j. PPL Pengotan melayani kawasan perdesaan Desa Pengotan, Desa Kayubihi, dan Desa Landih;

k. PPL Taman Bali melayani kawasan perdesaan Desa Taman Bali dan Desa Bunutin;

l. PPL Abuan melayani kawasan perdesaan Desa Abuan, Desa Demulih dan Desa Apuan; dan

m. PPL Yangapi melayani kawasan perdesaan Desa Yangapi, Desa Peninjoan, Desa Bangbang dan Desa Undisan.

Tabel 5-2 Sistem Perkotaan Berdasarkan Fungsi di Kabupaten Bangli

No Fungsi Kota Nama Kota Cakupan Wilayah Keterangan

1 PKL  Kawasan

Perkotaan Bangli

Kelurahan Kubu, Kelurahan Cempaga, Kelurahan Kawan dan Kelurahan Bebalang Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) 2 PKL Promosi  Kawasan Perkotaan Kintamani

Desa Kintamani, Batur Selatan, Batur Tengah, Desa Batur Utara dan Desa Bayunggede

Kawasan Strategis Provinsi (KSP) 3 PPK  Kawasan

Perkotaan Susut

Desa Susut, Desa Sulahan, dan Desa Selat. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)  Kawasan Perkotaan Tembuku

Desa Tembuku dan Desa Jehem Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)

 Kawasan

Perkotaan Catur

Desa Catur, Desa Belantih, Desa Belanga, Desa Binyan, Desa Mengani, Desa Batukaang, Desa Pengejaran, dan Desa Daup.

Kawasan Strategis Kabupaten

 Kawasan

Perkotaan Kayuamba

Desa Tiga dan Desa Pengelumbaran. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) 4 PPL  PPL Dausa Desa Dausa, Desa Selulung, Desa

Satra, Desa Bantang dan Desa Kutuh

 PPL Sukawana Desa Sukawana, Desa Siakin, Desa Subaya, Desa Pinggan, dan Desa Belandingan

 PPL Manikliyu Desa Manikliyu, Desa Langgahan, Desa Lembean, dan Desa Bayung Cerik

 PPL Bunutin Desa Bunutin, Desa Ulian, Desa Gunung Bau, Desa Awan, dan Desa Serahi.

 PPL Katung Desa Katung, Desa Banua, Desa Mangguh, Desa Belancan, Desa Bonyoh, dan Desa Abuan.

 PPL Sekardadi Desa Sekardadi dan Desa Sekaan

 PPL Kedisan Desa Kedisan, Sebagian Desa Truyan, Sebagian Desa Abangbatudinding, dan Desa Buahan

Kawasan Strategis Provinsi (KSP)

 PPL Songan Desa Songan A dan Songan B Kawasan Strategis Provinsi (KSP)

 PPL Suter Desa Suter, Desa Abangsongan, Sebagian Desa Trunyan, dan Sebagian Desa Abangbatudinding.

Kawasan Strategis Provinsi (KSP)

 PPL Pengotan Desa Pengotan, Desa Kayubihi, dan Desa Landih,

 PPL Taman Bali Desa Taman Bali dan Desa Bunutin

 PPL Yangapi Desa Yangapi, Desa Peninjoan, Desa Bangbang dan Desa Undisan

 PPL Abuan Desa Abuan, Desa Demulih dan Desa Apuan

5.1.1.2 Sistem Perdesaan

Kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya adalah wilayah yang mempunyai

kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kebijakan dan strategi pengembangan yang telah diuraikan pada bagian Kebijakan dan strategi adalah pengembangan sistem perkotaan yang terintegrasi dengan kawasan perdesaan yang dilayaninya dengan :

1. Meningkatkan keterkaitan sistem perkotaan dengan kawasan perdesaan (urban-rural linkage); dan

2. Mengembangkan pusat‐pusat pertumbuhan terpadu antar desa dan kawasan agropolitan yang terintegrasi dengan sistem perkotaan.

Untuk mewujudkan kebijakan dan strategi tersebut, maka sistem perdesaan, dilaksanakan melalui:

a. Pengembangan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) sebagai pusat permukiman dan kegiatan sosial ekonomi yang melayani kegiatan skala antar desa;

b. Pengembangan Kawasan Agropolitan yang mendorong tumbuhnya kota pertanian melalui berjalannya sistem dan usaha agribisnis untuk melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya;

c. Peningkatan keterpaduan sistem pelayanan perdesaan dengan sistem pelayanan perkotaan;

d. Pemberdayaan masyarakat kawasan perdesaan;

e. Pertahanan kualitas lingkungan setempat dan wilayah yang didukungnya; f. Konservasi sumber daya alam;

g. Pelestarian warisan budaya lokal;

h. Pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk ketahanan pangan dan ketahanan budaya; dan

i. Penjagaan keseimbangan pembangunan antara kawasan perdesaan dengan kawasan perkotaan.

Kawasan perdesaan, ditetapkan dengan kriteria memiliki fungsi kegiatan utama budidaya pertanian dan lebih dari 75% mata pencaharian penduduknya di sektor pertanian atau sektor primer.

Kriteria penetapan PPL adalah :

a. Memiliki jumlah penduduk paling sedikit 5.000 (lima ribu) jiwa sampai dengan 10.000 (dua puluh ribu) jiwa;

b. Memiliki fasilitas pelayanan untuk pelayanan beberapa desa seperti pasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, puskesmas, lapangan umum atau fasilitas umum lainnya; dan

c. Memiliki simpul jaringan transportasi antar desa maupun antar kawasan perkotaan terdekat.

Kriteria Kawasan Agropolitan adalah :

a. Merupakan kota pertanian untuk melayani desa‐desa sentra produksi pertanian yang ada disekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan administratif pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi kawasan yang ada;

b. sebagian besar kegiatan masyarakat di dominasi kegiatan pertanian dan atau agribisnis dalam suatu kesisteman yang utuh dan terintegrasi; dan

c. memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha agribisnis khususnya pangan, seperti : jalan, sarana irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar, terminal penumpang, terminal agribisnis, jaringan telekomunikasi, fasilitas perbankan, pusat informasi pengembangan agribisnis, sarana produksi pengolahan hasil pertanian, fasilitas umum dan fasilitas sosial lainnya.

Penetapan PPL di Kabupaten Bangli adalah : 1. PPL Dausa 2. PPL Sukawana 3. PPL Manikliyu 4. PPL Bunutin 5. PPL Katung 6. PPL Kedisan 7. PPL Sekardadi 8. PPL Songan 9. PPL Suter 10. PPL Pengotan 11. PPL Taman Bali 12. PPL Abuan 13. PPL Yangapi

Sedangkan penetapan Kawasan Agroplitan di Kabupaten Bangli adalah sesuai dengan penetepan Kawasan Agropolitan yang telah ditetapkan di Provinsi Bali dan Kawasan Agropolitan Promosi yaitu :

1. Kawasan Agropolitan Kawasan Catur; 2. Kawasan Agropolitan Promosi Songan; dan

3. Kawasan Agropolitan Promosi Tiga – Pengelumbaran.

5.1.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Bangli

Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi:

a. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten;

b. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; c. Sebagai dasar penyusunan indikasi program pembangunan; dan

d. Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan: a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;

b. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten;

c. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan;dan

d. Ketentuan peraturan perundang‐undangan terkait.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten Bangli merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN, RTRWP Bali, RTRW Kabupaten Berbatasan yang telah ada beserta rencana rinci yang telah ada, terdiri dari Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. Hirarki fungsi ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya di Kabupaten Bangli terdiri dari :