• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Bulan 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MH MK Pola Tanam 1 Pola Tanam 2

Sumber : Balitbang Jateng, 2005

cabai tomat

Kol bunga sawi

tomat cabai

Kol bunga sawi

i SKRIPSI

UUT KUSWENDI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

iii UUT KUSWENDI (A44050971). 2011. Perencanaan Lanskap Agrowisata Perdesaan Berbasis Ecovillage di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Skripsi. Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dibimbing oleh Tati Budiarti dan Afra DN Makalew.

Indonesia telah mengalami perubahan paradigma dalam konsep pembangunan nasionalnya. Hal itu terjadi sejak diberlakukannya otonomi daerah yang bertujuan mengembangkan daerah berdasarkan potensi nilai lokal yang dimilikinya termasuk dibidang pariwisata berbasis alam. Salah satu daerah yang sedang mengembangkan sektor pariwisatanya adalah Desa Ketep di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang yang juga penerima program Prima Tani dari Badan Litbang Departemen Pertanian. Desa ini sangat strategis tetapi memiliki tingkat bahaya yang cukup tinggi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis keberlanjutan lanskap pertanian dan perdesaan berbasis ecovillage, mengidentifikasi dan menganalisis potensi objek dan atraksi wisata yang ada, merencanakan penataan agrowisata perdesaan berbasis ecovillage.

Penelitian ini menggunakan metode Gold (1980) yang merupakan urutan dalam melakukan kegiatan perencanaan dan metode Gunn (1997) yang merupakan metode dalam merencanakan area wisata. Analisis data untuk mengetahui karakter dan tingkat keberlanjutan lanskap dilakukan dengan Community Suistainable Assesment (CSA) yang berasal dari Global Ecovillage Network. Analisis data untuk mengetahui potensi, kendala, amenity dan danger dilakukan dengan analisa kualitatif melalui kajian pustaka. Analisis data dari keinginan pengunjung dilakukan melalui analisis persepsi pengunjung. Hasil analisis selanjutnya disintesiskan dan direncanakan baik secara tertulis maupun secara visual.

Hasil analisis CSA menunjukkan kalau Desa Ketep merupakan desa yang memiliki karakter lanskap perdesaan dan perbukitan yang masih memiliki ikatan kekeluargaan yang khas sesuai dengan tradisi leluhur. Hasil yang lainnya menunjukkan angka 779 pada skala 0-1000 untuk bobot total penilaian keseluruhan aspek. Nilai ini menunjukkan bahwa masyarakat desa ini berada pada awal yang baik menuju keberlanjutan. Nilai tersebut tersusun dari bobot total aspek ekologi (223), sosial (292), dan spiritual (264).

Meskipun demikian, terdapat beberapa kekurangan yang perlu untuk diselesaikan dari ketiga aspek tersebut berdasarkan nilai yang diperoleh. Pada aspek ekologi desa ini memiliki kelemahan dalam hal pengelolaan limbah cair (12) dan padat (20). Aspek terlemah dari bobot total aspek sosial berada pada rendahnya pendidikan masyarakat yang sebagian besarnya hanya sampai sekolah dasar (23). Sedangkan aspek terlemah pada spiritual berada pada aspek gaya pegas masyarakat (21) dan penyaluran seni dan kesenangan (23).

Hasil analisa potensi, kendala, amenity, dan danger menunjukkan potensi yang dimiliki oleh desa ini yaitu pemandangan lanskap perdesaan dan pertanian dan kondisi masyarakat yang masih asli. Kendala yang ditemukan diantaranya

iv peristiwa gunung meletus mengingat daerah ini berada pada perbukitan Gunung Merapi dan Merbabu.

Hasil analisis keinginan pengunjung melalui kuesioner menunjukkan bahwa daerah ini cocok untuk dijadikan area rekreasi (97%) karena daerah ini indah (66%), nyaman (85%), mudah diakses (81%), dan memberikan banyak pengalaman (60%). Selain itu, pengunjug juga menginginkan agar penambahan jenis atraksi wisata diperbanyak terutama kehutanan (22,8), perkebunan (20%), dan tanaman pangan (13,3%). Sedangkan aktivitas yang diminati oleh pengunjung diantaranya out bond (20%), piknik (11,4%), dan bermain (12,3%).

Perencanaan lanskap dilakukan dengan mengikuti konsep perencanaan yang berbasis pendidikan yang memadukan antara potensi aktivitas budidaya pertanian dengan kondisi alam yang merupakan daerah konservasi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan dunia pertanian. Perencanaan berbasis ecovillage ini berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan juga mempertahankan keberlanjutan dari tapak.

ii UUT KUSWENDI

A44050971

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

v

© Hak cipta milik IPB, tahun 2011

Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari

Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam

bentuk apapun, baik cetak, fotocopi, microfilm, dan sebagainya

vi Magelang

Nama : Uut Kuswendi NIM : A44050971

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Tati Budiarti, M.S. Dr. Ir. Afra D.N Makalew, M.Sc. NIP.19610720198403 2 002 NIP. 19650119198903 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA. NIP. 19480912197412 2 001

vii

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Perencanaan

Lanskap Agrowisata Perdesaan Berbasis Ecovillage Di Desa Ketep, Kecamatan

Sawangan, Kabupaten Magelang” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2011

Uut Kuswendi A44050971

viii Penulis dilahirkan pada tanggal 8 April 1987 di Beber, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Penulis merupakan anak kandung ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Wagiman (bapak) dan Eri Mastu (ibu).

Pendidikan sekolah dasarnya diselesaikan pada tahun 1999 di SD Inpres Gondosuli, Yogyakarta dengan status lulusan terbaik. Selanjutnya, penulis melanjutkan proses pendidikannya ke SLTP Negeri 76 Jakarta Pusat dan lulus tahun 2002. Pada tahun 2005, penulis merampungkan pendidikan lanjutannya di SMU Negeri 27 Jakarta Pusat. Penulis berhasil masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada tahun 2005 yang merupakan prestasi membanggakan dan berhasil masuk di Mayor Arsitektur Lanskap, Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB.

Penulis sangat aktif di berbagai lembaga kemahasiswaan baik di dalam maupun di luar kampus. Tahun 2005-2006 penulis terpilih menjadi ketua BEM TPB IPB (Badan Eksekutif Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama IPB). Tahun 2006-2007 penulis melanjutkan karir organisasinya di Forum Komunikasi Rohis Departemen Fakultas Pertanian sebagai Ketua Departemen Syiar dan menjadi ketua FKRD untuk periode kepengurusan berikutnya. Pada tahun 2009, penulis diberi mandat untuk menjalankan amanah sebagai ketua FSLDKI (Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus IPB). Diluar kampus, penulis aktif di IMMPERTI (Ikatan Mahasiswa Muslim Pertanian Indonesia) sebagai tim penasihat. Selain itu, penulis pun mengabdi di LP3M2-YPI yang merupakan yayasan sosial, pendidikan dan dakwah yang berada di Jakarta sebagai staf pembinaan dan kewirausahaan.

Penulis juga pernah mendapatkan penghargaan selama menempuh pendidikan di kampus. Penghargaan tersebut diantaranya adalah Mahasiswa Berprestasi tingkat Departemen tahun 2008, dan Aktivis Teladan Tingkat Fakultas 2007. Penulis pernah menjadi ketua tim PKM Artikel Ilmiah yang berjudul Pengujian Faktor Periode Simpan, Kondisi Ruang, Dan Media Penyimpanan Terhadap Viabilitas Benih Jagung tahun 2009.

ix Segala puji serta syukur bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat iman, islam dan kesehatan tiada hentinya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Perencanaan Lanskap Agrowisata Perdesaan Berbasis Ecovillage di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang” ini dengan baik. Skripsi ini dibuat dalam rangka penyelesaian studi di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, sebagai bentuk rasa syukur penulis kepada Tuhan, penulis hendak menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Dr. Ir. Tati Budiarti, MS. selaku dosen pembimbing pertama yang banyak memberi bantuan, dukungan, bimbingan serta arahan selama penyelesaian skripsi.

2. Dr. Ir. Afra DN Makalew, M.Sc. selaku dosen pembimbing kedua yang juga telah banyak memberi masukan kepada penulis dalam mempertajam teori pada disiplin ilmu ini.

3. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr. selaku dosen penguji yang telah memberi banyak masukan dan dorongan moril kepada penulis untuk melengkapi skripsi ini.

4. Ir. Indung Siti Fatimah, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang banyak memberi nasihat dan motivasi selama penulis menjalani studi di IPB.

5. Bapak dan Emak dirumah yang telah membesarkan, membiayai serta mendoakan saya dalam setiap kesempatan baik dirumah maupun dimana pun. Erna dan Erwa selaku kakak dan adik atas dukungannya.

6. Reza, TB, Jumadi, Ardi, Adiba, Nies, Dien, Riki, Fikri, Deni, Riri, Gita, Siro dan seluruh teman-teman SMA 27 atas motovasi dan silaturahim yang senantiasa erat dengan nilai ukhuwah islamiyah.

7. Echa, Megami dan Tika selaku teman satu bimbingan yang senantiasa mengingatkan serta teman teman seperjuanga ARL 42 yang kompak.

x 9. Seluruh orang-orang yang berjasa dalam membantu penulis menyelesaikan

skripsi ini.

Namun demikian, penulis sangat menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

Bogor, Juni 2011 Penulis

xi Halaman DAFTAR TABEL ... .. xiii DAFTAR GAMBAR ... .. xiv DAFTAR LAMPIRAN ... xvi I PENDAHULUAN ... ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 3 1.3 Manfaat ... 3 1.4 Kerangka Pikir ... 4 II TINJAUAN PUSTAKA ... ... 6 2.1 Wisata ... .. 6 2.2 Desa ... .. 7 2.3 Lanskap Perdesaan ... ... 8 2.4 Desa Berkelanjutan ... .. 8 2.5 Konsep Keberlanjutan dalam Lanskap ... .. 10 2.6 Perencanaan Kawasan Agrowisata ... .. 12 III METODOLOGI ... ... 14

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... .. 14 3.2 Metode Penelitian ... ... 15 3.2.1 Persiapan ... ... 16 3.2.2 Pengumpulan Data ... ... 16 3.2.3 Analisis Data ... ... 17 3.2.4 Sintesis ... ... 18 3.2.5 Perencanaan ... ... 19 3.3 Batasan Penelitian ... ... 19 3.4 Bentuk Hasil Studi ... ... 19 IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

4.1 Data dan Analisis ... ... 20 4.1.1 Aspek Biofisik ... ... 20

4.1.1.1 Letak Geografis, Luas dan

Batas Tapak ... ... 20 4.1.1.2 Aksesibilitas ... ... 21 4.1.1.3 Iklim ... ... 25 4.1.1.4 Tanah ... ... 25 4.1.1.5 Vegetasi dan Satwa ... ... 30 4.1.1.6 Hidrologi ... ... 33 4.1.2 Aspek Sosial ... ... 35 4.1.2.1 Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat ... ... 35 4.1.2.2 Tingkat keberlanjutan Masyarakat

xii tanaman hias dan buah ……….…….... 43 4.1.3.1 Objek dan atraksi agrowisata .

tanaman sayuran ………...……... 45 4.1.3.3 Objek dan atraksi agrowisata

peternakan ………...…………... 45 4.1.3.4 Objek dan atraksi agrowisata

Teknologi pertanian ………... 46 4.1.3.5 Objek dan atraksi

pendukung agrowisata ……….….... 47 4.1.4 Tempat-Tempat Rekreasi di Sekitar Desa Ketep ... 48 4.2 Sintesis ... 51 4.2.1 Konsep Perencanaan ... 52 4.2.2 Pengembangan Konsep ... 56 4.2.2.1 Konsep Ruang ... 56 4.2.2.2 Konsep Aktivitas dan Fasilitas ... 57 4.2.2.3 Konsep Sirkulasi ... 58 4.2.2.4 Konsep Tata Hijau ... 59 4.3 Perencanaan Lanskap ... 59 4.3.1 Rencana Ruang ... 59 4.3.2 Rencana Fasilitas dan Utilitas…….…...…... 70 4.3.3 Rencana Sirkulasi ... 72 4.3.4 Rencana Tata Hijau ... 74 V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78 5.2 Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN ... 83

xiii 1. Proses Perencanaan Lanskap ... 15 2. Kriteria Penilaian Dalam Analisis Kemiringan Lahan………. 17 3. Kriteria Penilaian Dalam Analisis Tata Guna Lahan………... 18 4. Analisis Kondisi Jalan pada Tapak ... 24 5. Persentase Kemiringan Tanah pada Tapak ... 26 6. Persentase Penggunaan Lahan pada Tapak ... 27 7. Jenis Tanaman Pertanian di Desa Ketep ... 32 8. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Ketep

Usia 5 Tahun Keatas ... 35 9. Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Ketep ... 36 10. Jenis Mata Pencaharian Penduduk Desa Ketep ... 36 11. Total Perhitungan Nilai Keberlanjutan

Masyarakat Desa Ketep ... 37 12. Total Perhitungan Nilai Keberlanjutan

Masyarakat Desa Ketep pada Aspek Ekologi ... 38 13. Total Perhitungan Nilai Keberlanjutan

Masyarakat Desa Ketep pada Aspek Sosial ... 41 14. Total Perhitungan Nilai Keberlanjutan

Masyarakat Desa Ketep pada Aspek Spiritual ... 41 15. Analisis Potensi Desa ... 49 16. Pengembangan Aktivitas Agrowisata ... 50 17. Hasil Analisis dan Sintesis ... 55 18. Rencana Penggunaan Ruang ... 66 19. Rencana Penggunaan Ruang

Untuk Aktivitas Agrowisata ... 67 20. Pengembangan Ruang, Aktivitas dan Fasilitas

Agrowisata ... 68 21. Rencana Fasilitas dan Utilitas... 71

xiv 1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 5 2. Peta Lokasi Penelitian ... 14 3. Model Zona Tujuan Wisata ... 16 4. Jenis – Jenis Kendaraan Umum Menuju Desa Ketep

(a) angkot, (b) bus sedang, (c) bus besar,

(d) ojek ... ... 22 5. Peta Sirkulasi Eksisting pada Tapak ... ... 23 6. Peta Zonasi Kemiringan Tanah ... ... 28 7. Peta Tata Guna Lahan pada Tapak ... ... 29 8. Hidrologi pada Tapak

(a) Kondisi Mata Air pada Tapak,

(b) Pipa-Pipa Penyalur Air Bersih ... 34 9. Potensi Objek dan Atraksi Wisata di Dusun Ketep

(a) kebun strawberi, (b) kios tanaman hias …………..…….... 44 10. Potensi Objek dan Atraksi Wisata Tanaman Tomat ………... 45 11. Atraksi Memberi Makan Ternak Sapi ………. 46 12. Proses Pembuatan Konsentrat Pakan Ternak ……….. 47 13. Atraksi Pendukung Agrowisata di Desa Ketep

(a) ketoprak, (b) muludan ………..……... 48 14. Zona Pengembangan Agrowisata di Desa Ketep …………... 53 15. Konsep Pengembangan Ruang pada Tapak ... 56 16. Konsep Sirkulasi pada Tapak ………..……. 58 17. Rencana Pengembangan Ruang dan Sirkulasi ………... 60 18. Ilustrasi Aktivitas di Ruang Tanaman Hias dan Buah

(a) kios tanaman strawberi, (b) aktivitas memetik buah

(c) kios tanaman hias, (d) kebun strawberi…………..……….. 61 19. Aktivitas Pembuatan Konsentrat ………... 62 20. Artaksi Agrowisata di Ruang Sayuran

(a) pembibitan, (b) pemanenan tomat …………..………….... 63 21. Ilustrasi Aktivitas Pengunjung di Ruang Peternakan

(a) memerah susu, (b) membuat bio gas

(c) membuat kompos, (d) memeberi makan ternak………...… 64 22. Ilustrasi Gapura Selamat Datang ………... 65

xv 24. Ilustrasi Jalan Primer pada Tapak ………... 73 25. Rencana Lanskap Agrowisata di Desa Ketep ………... 77

xvi 1. Persepsi dan Preferensi pengunjung ... 84 2. Kriteria Penilaian PKM ... 86 3. Kuesioner Pengunjung ... 87 4. Hubungan Antar Ruang ... 92 5. Kalender Musim Dan Pola Tanam Dominan

I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia telah mengalami perubahan paradigma dalam konsep pembangunan nasionalnya. Hal itu terjadi sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang tersebut menerangkan dengan jelas tentang perubahan konsep perencanaan, pengelolaan sumberdaya dan kelembagaan baik di tingkat pusat dan daerah. Dari sanalah kata desentralisasi atau yang lebih populer dengan otonomi daerah kita kenal dimana pemerintah daerah memerankan semua fungsi pengelolaan wilayah baik administrasi maupun pembangunannya. Diharapkan dengan lahirnya otonomi daerah tersebut, daerah dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya berdasarkan nilai-nilai lokal.

Secara umum setiap daerah di Indonesia berusaha untuk mengembangkan seoptimal mungkin potensinya yang salah satunya adalah sektor pariwisata. Salah satu sumberdaya wisata yang sangat potensial adalah wisata berbasis pada sumberdaya alam termasuk lanskap perdesaan dan pertanian yang memiliki kekayaan dan keragaman yang tinggi dalam berbagai bentukan serta adat dan budaya lokal yang menyertainya. Basis pengembangan ini sangat vital mengingat sebagian besar wilayah Indonesia masih berupa perdesaan yang didominasi oleh akivitas pertanian dengan segala tradisi budayanya. Kondisi tersebutlah yang memiliki nilai atraktif dan turistik yang berpotensi untuk dikelola dan dikembangkan bagi kesejahteraan manusia.

Salah satu daerah yang sedang mengembangkan sektor pariwisatanya adalah Desa Ketep. Desa yang berada di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang ini merupakan salah satu bagian dari Agropolitan Merapi Merbabu yang telah berkembang menjadi kawasan wisata yang populer. Objek utamanya adalah fenomena keunikan yang dimiliki oleh Gunung Merapi dan Merbabu. Meskipun demikian, terdapat beberapa kendala dalam mengembangkan kawasan ini seperti kerentanan kawasan terhadap potensi tanah longsor dari rombakan material vulkanik yang tinggi dan kawasan merupakan daerah rawan bencana bahaya satu yang termasuk ke dalam daerah yang harus diwaspadai. Selain itu

kawasan ini belum memiliki strategi yang tepat dalam menghadapi serbuan pengunjung akibat adanya Ketep Pass yang memiliki dampak positif dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dan negatif seperti masalah sampah, limbah, tata guna lahan dan kerusakan lingkungan (DPTR Jateng, 2004)

Pada dasarnya, daerah ini merupakan daerah pertanian yang subur yang juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi daerah wisata pertanian (agrowisata). Hal itu juga didukung dari terpilihnya kawasan ini menjadi penerima Program Rintisan Dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) pada tahun 2005. Prima Tani merupakan program dari Balitbang Departemen Pertanian yang berfungsi sebagai jembatan penghubung langsung antara Balitbang Pertanian sebagai penghasil inovasi dengan lembaga penyampaian inovasi (delivery system) maupun pelaku agribisnis (receiving system) pengguna inovasi. Program ini bertujuan mempercepat waktu, meningkatkan kadar dan memperluas prevalensi adopsi teknologi inovatif yang dihasilkan Balitbang Pertanian serta memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna spesifik dalam rangka mewujudkan penelitian dan pengembangan berorientasi kebutuhan pengguna (Deptan, 2005).

Pengembangan Agrowisata berbasis ecovillage di Desa Ketep merupakan pendekatan yang ideal dikembangkan untuk menjembatani setiap potensi dan permasalahan yang ada di sana. Ecovillage merupakan sebuah konsep permukiman berskala manusia dengan fitur-fitur yang lengkap dimana kegiatan manusia yang berkaitan dengan alam tidaklah destruktif dalam rangka mendukung pembangunan manusia yang sehat dengan tetap mempertahankan lingkungan yang lestari dalam waktu yang tak terbatas. Konsep ini bertujuan menciptakan lingkungan ketetanggaan yang bersifat kekeluargaan dan gaya hidup yang lestari dengan memiliki landasan spiritual (Nurlaelih, 2005) dimana hal tersebut dibutuhkan untuk memberikan keseimbangan antara kebutuhan manusia dengan daya dukung alam.

Dalam pelaksanaannya, konsep ini akan memposisikan masyarakat sebagai basis dari pengembangannya. Masyarakat akan berperan sebagai subyek sekaligus objek dari agrowisata tersebut sehingga kepemilikan terhadap agrowisata akan meningkat. Keterlibatan tersebut dapat tercermin dari pola

kehidupan mereka yang selalu menjaga dinamisasi dan keharmonisan antar sesama dan juga selalu menerapkan pola-pola pertanian konservatif atau pola pertanian yang mampu menjaga kelestarian lahan pertanian sebagai penyedia kebutuhan mereka.

Pengembangan daerah wisata harus memperhatikan keaslian dan lokalitas dari seluruh sumberdaya alam dan budaya serta lingkungan agar tak terjadi degradasi (Bunn dalam Yuzni, 1994). Dengan begitu, peningkatan konservasi lingkungan, estetika dan keindahan alam, memberikan nilai rekreasi, meningkatkan kegiatan ilmiah dan ilmu pengetahuan dan juga ekonomi melalui peningkatkan pendapatan, peningkatkan standar hidup dan menstimulus sektor- sektor produktivitas ekonomi dapat terwujud (Tirtawinata, 1996). Melalui identifikasi dan perencanaan agrowisata perdesaan berbasis ecovillage ini diharapkan potensi agrowisata yang ada di Desa Ketep dapat berkembang dan lestari.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi dan menganalisis keberlanjutan lanskap pertanian dan perdesaan berbasis ecovillage.

2. Mengidentifikasi dan menganalisis potensi objek dan atraksi wisata. 3. Merencanakan lanskap agrowisata perdesaan berbasis ecovillage.

1.3 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat sebagai berikut : 1. Menjadi masukan dan pertimbangan bagi masyarakat dan pemerintah

Kabupaten Magelang untuk pengembangan agrowisata perdesaan yang berkelanjutan.

2. Menjadi bahan pertimbangan dalam usaha melestarikan lanskap perdesaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

1.4 Kerangka Pikir

Desa Ketep merupakan salah satu desa yang memiliki lanskap pertanian dan perdesaan yang bagus. Desa ini berada pada ketinggian 1.100 mdpl dengan variasi kemiringan yang beragam. Karakter perbukitan yang kuat makin tercermin dari alur sengkedan yang berada pada lahan-lahan pertanian penduduk. Pola permukiman yang masih tradisional dengan mengikuti arah ketinggian semakin mempertegas karakter yang dimiliki. Hal itu makin diperindah dengan keberadaan view Gunung Merapi dan Gunung Merbabu yang berada di arah Timur dan Selatan desa meskipun terdapat bahaya yang menyelimutinya disela-sela keindahan tersebut.

Karakter lain yang bisa ditemukan pada desa ini adalah orisinalitas kehidupan masyarakat setempat. Masyarakat desa pada umumnya memiliki adat istiadat masyarakat jawa yang hingga kini masih mereka pegang teguh seperti penggunaan bahasa daerah, kesenian tradisional, pemukiman penduduk, dan juga tata krama dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, aktivitas ekonomi yang berbasis dari hasil bumi atau pertanian yang berlangsung dimasyarakat juga selalu memperhatikan prinsip-prinsip kekeluargaan.

Ada hubungan yang sangat erat antara karakter lanskap pertanian tersebut dengan karakter sosial, ekonomi dan budaya pada desa ini. Hal itu diketahui dengan adanya hubungan yang saling mempengaruhi dan melengkapi antar keduanya. Karakter lanskap pertanian yang berbuki-bukit mempengaruhi masyarakat dalam pola bercocok tanam dan memanfaatkan sumberdaya alam tersebut tepatnya dalam menghidupkan kegiatan ekonomi dan bermasyarakat yang berbasis pertanian. Sedangakan karakter sosial, ekonomi dan budaya yang lebih dinamis akan selalu memberikan pengaruh terhadap pola-pola penggunaan lahan pertanian yang ada disetiap waktunya. Keduanya sangat menarik dan berpotensi untuk dijadikan daerah wisata tepatnya wisata berbasis pertanian. Oleh karena itu, Desa Ketep membutuhkan suatu perencanaan yang bisa mengakomodasi potensi dengan tetap memperhatikan keberlanjutan keduanya.

Untuk mewujudkan hal itu, maka perlu dilakukan analisis kedua karakter tersebut. Analisis yang diperlukan yaitu analisis biofisik, sosial ekonomi dan potensi objek serta atraksi wisata yang keseluruhannya dibingkai dengan konsep

ecovillage. Setelah hal itu terpenuhi barulah perencanaan dapat dilakukan yang meliputi ruang, tata hijau, aktivitas, sirkulasi dan sarana yang dibutuhkan. Kerangka pemikiran penelitian tersebut tertuang selengkapnya pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Lanskap pertanian dan

perdesaan Analisis bio-fisik, sumberdaya alam dan lingkungan berbasis ecovillage Sintesis Perencanaan lanskap agrowisata perdesaan berbasis ecovillage Analisis keberlanjutan masyarakat dan sosial ekonomi Karakter lanskap pertanian dan perdesaan Karakter sosial, ekonomi dan budaya masyarakat

Analisis potensi objek dan atraksi wisata

Konsep pengembangan

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata

Pariwisata merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan yaitu harus bersifat sementara, harus bersifat sukarela dalam arti tidak terjadi karena dipaksa, dan tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran (Yoeti, 1997). Pada garis besarnya, definisi tersebut menunjukkan bahwa kepariwisataan memiliki arti keterpaduan yang keduanya dipengaruhi oleh faktor permintaan dan faktor ketersediaan. Faktor permintaan terkait oleh permintaan pasar wisatawan domestik dan mancanegara. Sedangkan faktor ketersediaan dipengaruhi oleh transportasi, atraksi wisata dan aktifitasnya, fasilitas-fasilitas, pelayanan dan prasarana terkait dengan informasi serta promosi. Dari sanalah kebijakan terkait pengembangan pariwisata sangat diperlukan guna menjembatani keduanya (Yoeti, 1997).

Salah satu jenis pariwisata yang berkembang saat ini adalah agrowisata. Menurut Bapenas (2004) agrowisata dapat diartikan sebagai pengembangan industri wisata alam yang bertumpu pada pembudidayaan kekayaan alam. Secara umum, ruang lingkup dan potensi agrowisata yang dapat dikembangkan diantaranya adalah kebun raya, perkebunan, budidaya tanaman pangan dan hortikultura, perikanan dan peternakan (Tirtawinata, 1996).

Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ke tempat wisata diselenggarakan. Aset penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari hal tersebut, masyarakat setempat perlu diajak untuk menjaga keaslian, kenyamanan dan kelestarian lingkungan (Subowo, 2002).

Agrowisata dapat memberikan dampak yang positif bagi lingkungan dan masyarakat. Diantara manfaat tersebut yaitu meningkatkan konservasi lingkungan,

Dokumen terkait