• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

G. Kalibrasi Instrumen

Untuk menguji kualitas instrumen penelitian yaitu soal tes dan angket, dilakukan uji coba pengerjaan instrumen soal tes dan uji coba instrumen angket di luar sampel penelitian.

a. Uji Validitas Data

Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dikatakan valid jika pernyataan pada instrumen penelitian mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh instrumen penelitian tersebut.

Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment. Rumusnya adalah :

Keterangan :

r = koefisien korelasi

X = skor variable (jawaban responden) Y = skor total variable untuk responden n N = banyaknya sampel dalam penelitian

Dalam pengambilan keputusan :

a. Jika r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid. b. Jika r hitung < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak

valid. b. Uji Reliabilitas Data

Uji Reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukan sejauh mana alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan. Instrument dikatakan

reliable apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali.

Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut mempunyai reliabilitas kurang baik, sedangkan cronbach alpha > 0,7 dapat diterima, dan cronbach alpha > 0,8 adalah baik13.

c. Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus:14

Keterangan :

P = proporsi (indeks kesukaran)

B = jumlah siswa yang menjawab benar N = jumlah peserta tes

Interpretasi mengenai indeks kesukaran yang diperoleh digunakan tabel klasifikasi dibawah ini:

Tabel 3.5

Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal Nilai P Kriteria 0.00-0.25 Sukar 0.26-0.75 Sedang 0.76-1.00 Mudah 13

Duwi Prayitno, 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17, (Yogyakarta: CV. Andi

offset, 2009) h. 172.

14

Iin Hendriyanti. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TANDUR TERHADAP HASIL

BELAJAR FISIKA SISWA (Quasi Eksperimen di SMP Nusantara Plus), Skripsi, (Perpustakaan : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membuktikan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan rumus:15

Keterangan :

DP = daya pembeda

BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar

JA = banyaknya siswa kelompok atas JB = banyaknya siswa kelompok bawah

PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar

Tabel 3.6

Klasifikasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda Negatif Sangat buruk, harus dibuang

0.00-0.20 Jelek

0.21-0.40 Cukup

0.41-0.70 Baik

0.71-1.00 Baik Sekali

2. Wawancara

Adapun untuk membuktikan keabsahan data adalah dengan triangulasi. Triangulasi dalam tekhnik pengumpulan data, triangulasi di artikan sebagai tekhnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tekhnik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada16.

15

Suharsimi Arikunto PROSEDUR PENELITIAN SUATU PENDEKATAN PRAKTIK.

(Jakarta: Rineka Cipta, 2010) Cet. 14 hal 207

16

Keabsahan data merupakan konsep penting dalam penelitian. Untuk memenuhi kriteria dalam penelitian, maka validitas dan reliabilitas harus dipenuhi kalau tidak maka proses penelitian itu perlu dipertanyakan keilmiahannya. Dalam wawancara, teknik triangulasi dimanfaatkan sebagai pengecekan keabsahan data yang peneliti temukan dari hasil wawancara peneliti. Untuk itu perlu diadakan pengecekan ulang terhadap sumber-sumber data dengan cara:

a. Membandingkan data hasil angket dengan hasil wawancara.

b. Mengecek ulang hasil wawancara apakah sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.

c. Membandingkan apa yang dikatakan seseorang tentang penelitian diwaktu yang berbeda.

Dalam hal ini triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama tapi dengan teknik yang berbeda.

3. Observasi

Instrumen lembar observasi dalam penelitian ini meliputi lembar observasi kegiatan belajar siswa. Pengujian validitas instrumen lembar observasi ini menggunakan pengujian validitas konstruk. Dalam hal ini instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Dalam penelitian ini ahli yang dimaksud adalah dosen pemimbing skripsi dan guru pamong penelitian. Lembar observasi yang telah dikonsultasikan dan disetujui oleh para ahli tersebut dikatakan valid.17

17

http://labkim-ia.blogspot.com/2013/04/analisis-lembar-angket-untuk-asesmen.html, diakses pada tanggal 16 Agustus 2015 pukul 18.10 (buku sumber yang diambil blog: Widodo, A. Tri. 2009. Pengembangan Assesmen Pembelajaran Pendidikan Kimia. Semarang: LP3 UNNES)

H. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data 1. Tekhnik Pengolahan Data

Langkah-langkah dalam mengelola data dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Data tes

1) Diperiksa melalui pemberian bobot terhadap setiap pertanyaan yang siswa dan siswi jawab.

2) Bobot disesuaikan dengan dugaan-dugaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3) Hasil tes dijumlahkan dari setiap bobot yang diterima siswa dan siswi setiap pertanyaannya.

b. Data Angket

1) Editing, Data lapangan yang ada dalam kuesioner perlu diedit, tujuan dilakukannya editing adalah untuk: Melihat lengkap tidaknya pengisian kuesioner. Melihat logis tidaknya jawaban. Melihat konsistensi antar pertanyaan.18 Oleh sebab itu peneliti wajib memeriksa kembali dan menyempurnakan pertanyaan dan jawaban.

2) Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir soal yang terdapat dalam angket. Dalam setiap pertanyaan dalam angket terdapat 8 butir jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S) , Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Sering (SR), dan Selalu (SL). Maka penulis melakukan perhitungan skor rata-rata dengan ketentuan sebagai berikut:

Sangat setuju = 4 Tidak Pernah = 1

Setuju = 3 Jarang = 2

Tidak Setuju = 2 Sering = 3

Sangat Tidak Setuju = 1 Selalu = 4

18

Nugraha Setiawan, pengolahan dan Analisis Data. Diakses melalui

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengolahan_dan_analisis_data.pdf pada tanggal 26 Oktober 2014

3) Tabulasi, dalam jurnal Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (2008:24) “tabulasi adalah proses menempatkan data dalam bentuk table dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis.” Selanjutnya setelah seluruh data tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui perhitungannya.

c. Data Wawancara

Metode wawancara yang penulis ambil adalah sebuah penelitian

face to face. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin mengetahui secara mendalam tentang kesulitan siswa dalam materi pajak penghasilan.

Wawancara dilakukan dalam bentuk wawancara terstruktur (peneliti telah menentukan format masalah yang akan diwawancarai, yang berdasarkan masalah yang akan diteliti. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada responden telah ditentukan jawaban-jawabannya).

Wawancara dilakukan untuk mengetahui dan menggali informasi secara lebih detail dan mendalam dari subjek penelitian sehubungan dengan fokus masalah yang diteliti. Yaitu kesulitan siswa dalam belajar materi pajak penghasilan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam wawancara adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling berarti “sample tersebut dilaksanakan berdasarkan keputusan subjek peneliti yang didasarkan pertimbangan-pertimbagan tertentu. Pada cara ini peneliti mula-mula mengidentifikasikan semua karakteristik populasi yang hendak di teliti dan mempelajari karakteristik tadi. Kemudian mulailah peneliti menetapkan samplenya berdasarkan pertimbangannya sendiri”.19

19

Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, Edisi Revisi 2011), h.187

d. Observasi

1. Pengumpulan data observasi dengan pengamatan secara langsung pada saat kegiatan belajar mengajar.

2. Penganalisisan data observasi, sebagaimana dengan teknik-teknik penelitian lainnya.

2. Tekhnik Analisis Data a. Hasil tes

Langkah pertama peneliti memeriksa hasil tes siswa dengan bobot yang telah ditentukan, setelah hasil nilai yang sudah diberikan sesuai kemampuan siswa ditentukan klasifikasi nilai siswa sebagai berikut:

Tabel 3.7 Klasifikasi Nilai20

No Nilai Kualitas Klasifikasi

1 77-100 Sempurna A

2 66-76 Baik B

3 56-65 Cukup C

4 40-55 Kurang D

5 30-39 Gagal E

Berdasarkan dari klasifikasi diatas, maka dapat di bagi menjadi nilai tinggi, menengah, dan rendah :

Nilai Tinggi : 80-100 Nilai Menengah : 56-79 Nilai Rendah : 3-55

20

Tara Anggun Cantika. Analisis Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok

Selanjutnya, untuk menegetahui nilai rata-rata siswa dalam menghitung pajak kelas VIII MTs Al-Hamidiyah Depok, maka penulis menghitung rata-rata tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut:21

Keterangan :

Mx = Mean (Rata-rata) yang dicari

Σx = Jumlah dari skor (nilai-nilai) yang dicari N = Number of cases (banyaknya skor itu sendiri)

Dalam setiap klasifikasi diambil sampel siswa untuk mengetahui apa saja kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan, lalu di berikan analisis oleh peneliti dan sebagai triangulasi peneliti mewawancarai siswa yang bersangkutan.

b. Hasil angket

Langkah Kedua adalah membuat tabel frekuensi dan kemudian dilengkapi dengan persentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

P = Presentase yang dicari

f = Frekuensi yang sedang dicari N = Jumlah populasi yang ada

Setelah didapat hasil persentase dari angket yang disebar kepada siswa, maka akan menentukan kategori penilaian dari hasil penelitian tersebut, peneliti merumuskan sebagai berikut:22

21

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h. 98

22

Tara Anggun Cantika. Analisis Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok

Bahasan Pajak Penghasilan

Mx = Σx . N

P = f x 100% N

Tabel 3.8

Kategori Penilaian Angket

NO PROSENTASE PENAFSIRAN

1 100% Seluruhnya

2 90-99% Hampir seluruhnya

3 60-89% Sebagian besar

4 51-59% Lebih dari setengah

5 50% Setengahnya

6 40-49% Hampir Setengahnya

7 20-39% Sebagian kecil

8 10-19% Sedikit

9 1-9% Sedikit sekali

10 0% Tidak ada sama sekali

Selanjutnya peneliti mencari rata-rata penyebab kesulitan pada angket dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

Mx = Mean (Rata-rata) yang dicari

Σx = Jumlah dari skor (nilai-nilai) yang dicari N = Number of cases (banyaknya skor itu sendiri)

Kemudian menentukan kategori penilaian kesuilitan siswa dalam menghitung pajak penghasilan tersebut diantaranya:

0-40 = Tingkat Kesulitan Rendah 41-51 = Tingkat Kesulitan sedang 51-60 = Tingkat Kesulitan Tinggi >70 = Tingkat Kesulitan Sangat Tinggi

Mx = Σx . N

c. Hasil wawancara

Dalam penelitian ini metode wawancara digunakan peneliti untuk menggali data tentang kesulitan belajar siswa pada materi pajak penghasilan. Interview ini sebagai pelengkap dari beberapa alat pengumpul data yang digunakan oleh peneliti.

Hasil wawancara baik dari siswa kelas VIII-D maupun guru IPS kelas VIII akan dikumpulkan dan dibuat tabel, sehingga peneliti lebih mudah menyimpulkan dari berbagai pertanyaan mengenai kesulitan belajar siswa pada materi pajak penghasilan.

d. Uji hipotesis

Untuk menjawab rumusan masalah ketiga, peneliti menggunakan uji signifikansi. Karena penelitian ini menggunakan pre-test and post test one

group design maka peneliti melakukan uji signifikansi dengan analisis

paired sample t test.

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Untuk menguji hipotesis yang digunakan rumus sebagai berikut23 : 2 1 2 1 n + n x -x t 2 2 2 1 hitung

) ( = Keterangan24:

T = nilai t yang dihitung x฀1 = nilai rata-rata pre test x฀1 = nilai rata-rata pre test

2 1

= variansi populasi 1 2 2

= variansi populasi 2 n = jumlah anggota sampel

23

Modul 1 (t-Test) Universitas Islam Indonesia

24

Budi Susetyo, Statistika untuk analisis data penelitian, (Jakarta: PT Refika Aditama). Cet. Ke-1 h. 72

Nilai t selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1 dan tarafkesalahan α = 5%. Jika t < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Analisis ini bertujuan untuk menganalisis data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes. Dalam analisis ini data yang dianalisis oleh peneliti adalah test hasil belajar siswa sesudah diterapkanya metode alternatif penyelesaian pembelajaran berupa pembelajaran remedial yang di analisis mengunakan perhitungan statistic parametik yaitu dengan uji hipotesisi data berpasangan (paired sample t-test), uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh metode alternatif penyelesaian pembelajaran berupa pembelajaran remedial dapat mengurangi tingkat kesulitan belajar peserta didik di MTs Al-Hamidiyah Depok.

Berikut ini langkah-langkah yang digunakan menghitung paired

sample t-test.

1) Perhitungan Manual a. Membuat tabel

Memasukkan nilai pre test dan post test siswa

No. Nama Siswa Nilai Sebelum Remedial Nilai Setelah Remedial

1 X

2 Y

dst.

b. Merumuskan hipotesis Hipotesis penelitian

Tidak ada Perbedaan nilai tes rata-rata antara sebelum sebelum dan sesudah pelaksanaan metode alternatif penyelesaian pembelajaran berupa pembelajaran remedial di MTs Al-Hamidiyah Depok.

Ada Perbedaan nilai tes rata-rata antara sebelum dan sesudah pelaksanaan metode alternatif penyelesaian pembelajaran berupa pembelajaran remedial di MTs Al-Hamidiyah Depok.

Nilai t selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1 dan taraf kesalahan α = 5%. Jika thitung berada di luar rangettabel, maka H0 ditolak

c. Menetapkan nilai signifikansi ( )

d. Menetapkan derajat kebebasan (daerah kritik)

dk=N-1 dengan = 0,05.

e. Menghitung data dengan uji statistik yang digunakan

Memasukkan nilai mengikuti rumus yang digunakan

2 1 2 1 n + n x -x t 2 2 2 1 hitung   ) ( = 2) Pengerjaan Menggunakan SPSS25 a. Masukkan Data ke SPSS

 Dari menu utama File, pilih menu New, lalu kilik mouse pada Data.

 Pada Variabel View, pengisian Variabel nilai ujian sebelum remedial pada kotak Name diketik nilai_ujian_sebelum, sesuai dengan studi kasus.

 Pada Variabel View , pengisian Variabel nilai ujian sesudah remedial pada kotak Name diketik nilai_ujian_sesudah, sesuai dengan studi kasus.

 Abaikan bagian yang lain, dan tekan CTRL+T untuk kembali ke DATA VIEW.

25

b. Mengisi data yang telah diketahui pada studi kasus pada DATA VIEW c. Pengolahan Data dengan SPSS :

Menu AnalyzeCompare MeansPaired-samples T Test

Pengisian:

Paired Variable (s) atau Variabel yang akan diuji. Karena yang akan diuji nilai ujian sebelum dan sesudah remediasi, maka klik nilai_ujian_sebelum agar masuk pada variable 1, kemudian klik nilai_ujian_sesudah, agar masuk ke variable 2.

Nb: variabel nilai ujian sebelum dan sesudah harus dipilih bersamaan.

 Untuk kolom Option atau pilihan yang lain Pengisian:

 Untuk Confidence Intervalatau tingkat kepercayaan, karena tidak ada data yang hilang dan tingkat kepercayaan 95%, maka abaikan pengisian pilihan option apabila tidak akan merubah tingkat kepercayaan.

 Untuk Missing Value atau data yang hilang. Karena dalam data ini semua pasangan data lengkap, maka bagian ini diabaikan saja.

d. Kemudian klik OK untuk memproses data.

e. Pengambilan keputusan:

1) Berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel:

- Jika thitung berada dalam rangettabel, maka H0 diterima

- Jika thitung berada di luar rangettabel, maka H0 ditolak

72 A. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

a) Uji Validitas Soal

Berdasarkan hasil uji validitas, dari 10 soal yang diuji cobakan terdapat soal yang valid yakni nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10. Namun yang digunakan dalam pre test dan posttest sejumlah 5 soal, hal tersebut untuk memudahkan dalam perhitungan. Soal yang digunakan nomor 2, 4, 5, 8, 10. Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas butir soal instrument tes hasil belajar dapat dilihat pada lampiran 9.

b) Uji Validitas angket

Sedangkan hasil uji validitas angket, dari 28 pertanyaan yang diuji cobakan terdapat 25 pertanyaan yang valid yakni nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28. Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas angket dapat dilihat pada lampiran 17.

2. Uji Reliabilitas

a) Uji Reliabilitas Soal

Melalui perhitungan dengan menggunakan bantuan softwere SPSS

20 for windows release maka di dapat nilai koefisien reliabilitas

Tabel 4.1

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 12 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 12 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Tabel 4.2

Reliability Statistics Test

Cronbach's Alpha N of Items

,876 10

Dari hasil koefisien reliabilitas (Alpha) yang tertera pada tabel di atas adalah 0,876 maka dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan handal. Karena cronbach alpha > 0,07 dapat diterima, dan

cronbach alpha > 0,08 adalah baik. Maka hasil data angket memiliki

rebilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau mengukur objek yang sudah ditetapkan.

b) Uji Reabilitas Angket

Melalui perhitungan dengan menggunakan bantuan softwere SPSS

20 for windows release maka di dapat nilai koefisien reliabilitas

Dari hasil koefisien reliabilitas (Alpha) yang tertera pada table di atas adalah 0,898 maka dapat dikatakan bahwa instrument yang digunakan handal. Karena cronbach alpha > 0,07 dapat diterima, dan

cronbach alpha > 0,08 adalah baik. Maka hasil data angket memiliki

reliabilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau mengukur objek yang sudah ditetapkan.

3. Uji Tingkat Kesukaran

Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 10 soal tes hasil belajar yang diujikan, 10% termasuk kriteria sedang dan 90% termasuk mudah. Hasil perhitungan pengujian tingkat kesukaran tes hasil belajar. Namun yang digunakan dalam pre test dan posttest sejumlah 5 soal, hal tersebut untuk memudahkan dalam perhitungan. Soal yang digunakan nomor 2, 4, 5, 8, 10. Tingkat kesukaran 5 soal itu masuk dalam golongnan mudah Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 9.

Case Processing Summary

N % Cases Valid 15 100,0 Excludeda 0 ,0 Total 15 100,0 Tabel 4.4

Reliability Statistics Angket

Cronbach's Alpha N of Items

,898 28

4. Uji Daya Pembeda

Berdasarkan hasil uji daya pembeda, dari 10 soal tes hasil belajar yang diujikan, 30% termasuk kriteria buruk, 70% termasuk kedalam kriteria jelek. Namun yang digunakan dalam pre test dan posttest sejumlah 5 soal, hal tersebut untuk memudahkan dalam perhitungan. Soal yang digunakan nomor 2, 4, 5, 8, 10. Dan daya pembeda 5 soal itu termasuk jelek. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 9.

B. Hasil Data

1. Observasi pembelajaran a) Observasi siswa

Dari hasil observasi penulis terhadap siswa kelas VIII-D MTs Al-Hamidiyah Depok, penulis menggunakan 3 aspek dalam melakukan observasi, diantaranya aspek sebelum PBM, selama PBM, dan akhir PBM. Kesluruhan poin yang digunakan berjumlah 12, dari data yang didapat kemudian penulis menyajikan dengan bentuk tabel dan menggunakan presentasi jumlah siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Indikator

Instrumen

No. Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Tahap Pembelajaran

Presentase

Sebelum PBM 1 Siswa hadir tepat waktu 80%

2 Siswa ikut berdoa dan menjawab

salam 80%

3 Siswa mendengarkan guru

mengabsen 40%

4 Siswa mendengarkan apersepsi dan

motivasi guru 40%

Selama PBM 5 Siswa memperhatikan apa yang

dijelaskan guru 40%

6 Siswa aktif dalam bertanya kepada

guru 40%

7 Siswa mengungkapkan pendapat

8 Siswa menjawab pertanyaan dari

guru 20%

9 Siswa konsentrasi ketika

pembelajaran 40%

10 Siswa memperhatikan guru dengan

seksama 40%

Akhir PBM 11 Siswa mencatat dan menandai

tugasnya 40%

12 Siswa menyimpulkan kegiatan

pembelajaran 20%

Rata-rata Keaktifan Siswa 41,666%

Setelah melihat data dan melihat langsung dalam proses belajar mengajar, banyak hal yang dapat diasumsikan oleh penulis menjadi faktor penyebab kesulitan belajar siswa tersebut diantaranya:

1) Dari kesiapan siswa dalam belajar kurang, hal ini bisa dilihat dari banyaknya siswa yang tidak mendengarkan apersepsi dan motivasi guru, 60% siswa tidak mendengarkan.

2) Dari interpretasi siswa kurang, hal ini bisa dilihat kurang aktifnya siswa bertanya pada guru dan banyaknya siswa yang mengobrol sehingga siswa tidak memperhatikan apa yang guru jelaskan.

3) Kurangnya respon siswa terhadap guru, hal ini bisa dilihat dari kurangnya siswa dalam berpendapat dan kurang aktifnya siswa dalam menjawab pertanyaan guru, 80% siswa VIII-D kurang respon dalam belajar.

4) Konsentrasi siswa kurang, 60% siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran, konsentrasi sangat berpengaruh pada materi pajak penghasilan ini karena jika terlewat apa yang guru jelaskan maka siswa akan kesulitan dalam belajar.

5) Kurangnya siswa mencatat dan menyimpulkan materi pajak pengsilan salah satu faktor siswa mengalami kesulitan belajar.

b) Observasi guru

Dari hasil observasi penulis terhadap guru IPS Terpadu yang mengajar kelas VIII-D MTs Al-Hamidiyah Depok, penulis membagi menjadi 3 kegiatan pengajaran yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Keseluruhan poin yang digunakan berjumlah 13, dari data yang didapat kemudian penulis menyajikan dengan bentuk tabel dan memberi skor ditiap poinnya.

Tabel 4.6

Hasil Observasi Terhadap Guru No. Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Tahap

Pengajaran

Skor Kegiatan Awal

1 Guru hadir tepat waktu 3

2 Guru mengucapkan salam 2

3 Guru mengabsen siswa 2

4 Guru memberikan motivasi kepada siswa 2

Kegiatan Inti

5 Guru mampu mengkondisikan siswa 1

6 Guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat

2

7 Guru dapat mengkondisikan siswa untuk mencatat materi pelajaran

0

8 Guru menjelaskan materi pokok kepada siswa 2

9 Guru mendorong siswa untuk bertanya 1

10 Guru memberikan tugas meringkas materi atau mengerjakan soal latihan di buku paket

3

Kegiatan Penutup

11 Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran 2

13 Guru mengucapkan salam penutup 3

Rata-rata nilai kreatifitas guru 2 Berdasarkan dari tabel di atas bisa ditarik kesimpulan. Hasil rata-rata nilai kreatifitas guru mendapatkan skor sebesar 2, hal ini membuktikan bahwa guru memiliki kreatifitas yang cukup baik. Dengan kreatifitas yang baik guru dituntut untuk membuat siswa lebih giat belajar dan lebih bersemangat dan akitivitas belajar mengajar

2. Hasil Nilai Siswa Sebelum Diadakanya Remedial Pada Materi Pajak Penghasilan

Nilai dibawah ini merupakan hasil dari nilai soal essay mengenai perhitungan pajak penghasilan yang terdiri dari 5 soal yang telah diberikan sebelumnya kepada 21 siswa sebagai berikut :

Tabel 4.7

Nilai Siswa Sebelum Pembelajaran Remedial

NO. NAMA NILAI KUALITAS KLASIFIKASI

1 Faddlurorrohman Fakhri Saena 49 Kurang D

2 Fikrianto Mahdi Satrio 59 Cukup C

3 Ibnu Kuncoro 55 Kurang D

4 Idris Akhmal 89 Sempurna A

5 Jatnika Rahayu 61 Cukup C

6 Khrisna Raditya Pratama 59 Cukup C

7 Muhammad Alfadio Umam 88 Sempurna A

8 Muhammad cakra sabilli rifa’i 21 Gagal E

9 Muhammad Dimas Ariehan 51 Kurang D

10 Muhammad Faiz N 62 Cukup C

11 Muhammad Iqbal Hilmy 27 Gagal E

12 Muhammad Rafi Ramadhan 55 Kurang D

13 Muhammad Reza 39 Gagal E

14 Muhammad Ridwan 63 Cukup C

15 Restu Indianto 46 Kurang D

16 Reza Fachrezy 82 Sempurna A

17 Sulthan Azhar Syarifuddin 58 Cukup C

18 Sulthan Nararya Hambali 49 Kurang D

19 Syarifuddin Aganda Putra 49 Kurang D

20 Tito Wiradinata 30 Gagal E

JUMLAH 1141 Nilai rata-rata dari 21 siswa dengan 5 soal, yaitu Mx = Σx = 1141 = 54,33

N 21

Nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan soal pehitungan pajak penghasilan yaitu 54,33 yang memiliki klasifikasi rendah.

Berdasarkan dari klasifikasi diatas, maka dapat dibagi menjadi nilai tinggi, menengah, dan rendah. Dari 21 siswa terdapat 3 siswa yang memiliki nilai tinggi, 6 siswa memiliki nilai menengah, dan 12 siswa lainya mendapat nilai rendah.

Dokumen terkait