• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria kelayakan. Maka dari itu sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, dilakukan kalibrasi atau validasi terhadap instrument tersebut.

15

Nana Sudjana, Penilaiai Hasil Proses Belajar Mengajar , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 16, h.80

1. Uji Validitas

Setiap instrumen penelitian harus valid atau sahih. Validitas menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur.16 Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur. Hal itu seperti dinyatakan oleh Anderson yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto

bahwa, “a test is valid if it measures what a purpose to measure”.17 Bahwa tes

yang benar adalah tes yang dapat mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian. Oleh karena itu, validitas instrumen dalam penelitian ini adalah validitas setiap butir soal tes baik pada pretestmaupun pada posttest.Perhitungan validitas tiap butir soal dapat dihitung dengan menggunakan teknik analisis point biserial yang dinyatakan secara matematis sebagai berikut.18

Keterangan :

rpbi = indekspoint biserial

Mp = Mean (rata-rata) skor yang dijawab betul oleh peserta tespada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.

Mt = Mean (rata-rata) skor yang dijawab salah oleh peserta tes pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.

SDt = Standar deviasi skor total

p = Proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya.

q = Proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya.

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Rentang nilai r Kateggori

0,80 < r≤1,00 Sangat Tinggi 0,60 < r≤ 0,80 Tinggi 0,40 < r≤ 0,60 Cukup 0,20 < r≤ 0,40 Rendah 0,00 < r≤ 0,20 Sangat Rendah 16

Nana Syaodih Sukmadinata,Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Rosda, 2011) cet. ke-7, h. 228.

17

Suharsimi Arikunto,Dasar –dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-9,h. 64-65. 18 Ibid.,h. 79. q p SD M M t t p pbi r

Hasil uji validitas instrument tes dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini : Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

Statistik Butir Soal

Jumlah Soal 42

Jumlah Siswa 32

Nomor Soal Valid 1, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 23, 24, 26, 27, 30, 31, 33, 35, 37, 38, 39, 42

Jumlah Soal Valid 25

Persentase (%) 59,5 %

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa dari 42 soal yang diuji scobakan terdapat 25 soal yang dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Setiap instrumen penelitian tes harus bersifat reliabel atau mantap. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika hasil tes saat ini memiliki kesamaan hasil pada saat yang berlainan waktunya terhadap siswa yang sama.19 Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen tes menggunakan metode Kuder Richardson dengan rumus KR- 20 yang ditunjukan sebagai berikut:20

=

1

Keterangan :

r = reliabilitas instrumen

p = proporsi subjek (peseta tes) yang menjawab benar

q = proporsi subjek (peseta tes) yang menjawab salah (q = 1–p)

pq= jumlah hasil perkalian antara dan = banyak soal

= standar deviasi dari tes

Penentuan kriteria reliabilitas suatu instrumen didasarkan pada Tabel 3.6 di bawah ini:

19

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2009), Cet ke-13, h.16.

20

Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas Rentang nilai rn Kategori 0,70 < 1,00 Tinggi 0,50 < 0,70 Sedang 0,00 < 0,50 Rendah

Hasil uji reliabilitas tes dapat dilihat pada Tabel 3.7 di bawah ini : Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes

Statistik Butir Soal 0,71

Kesimpulan Reliabilitas Tinggi

Berdasarkan perhitungan analisis uji reliabilitas diperoleh bahwa nilai reliabilitas instumen tes ini adalah 0,71. Jika dilihat dari Tabel 3.7, maka kriteria reliabilitasnya termasuk tinggi.

3. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai taraf kesukaran tertentu, sesuai dengan karakteristik peserta tes. Soal dapat dikategorikan pada soal mudah, sedang, dan sukar. Bilangan yang menunjukkan mudah, sedang dan sukar suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty Index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Taraf kesukaran suatu soal dapat dicari dengan menggunakan rumus:21

JS B P

Keterangan :

P = indeks kesukaran (proporsi)

B = bayaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa seluruh tes

21

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.208.

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran diklasifikasikan pada Tabel 3.8 sebagai berikut:22

Tabel 3.8 Kategori Indeks Kesukaran Rentang Nilai P Kategori

0,00≤P< 0,30 Sukar

0,30≤ P< 0,70 Sedang

0,70≤ P ≤ 1,00 Mudah

Hasil perhitungan taraf kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.9 di bawah ini: Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes

Kriteria Soal Butir Soal

Jumlah Soal Persentase

Mudah 10 23,8%

Sedang 23 54,7%

Sukar 9 21,4%

Jumlah 42 100%

Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran dari 42 soal yang diujikan, 21,4% soal termasuk kategori sukar, 54,7% termasuk kategori sedang, dan 23,8% termasuk kategori mudah.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.23 Disamping itu, tes yang baik juga adalah tes yang bisa memisahkan dua kelompok peserta tes atau siswa. Kedua kelompok itu adalah adalah siswa yang betul-betul mempelajari materi pelajaran dan siswa yang tidak mempelajari materi pelajaran. Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus:24

B J B J B DB A A B22 Ibid,h.210. 23 Ibid,h. 211. 24 Ibid,h. 213.

Keterangan :

DB = daya bedasoal

BA = banyaknya peserta kelompok atas JA = jumlah peserta kelompok atas BB = banyaknya peserta kelompok bawah JB = jumlah peserta kelompok bawah

Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada ketentuan yang dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut ini:25

Tabel 3.10 Kategori Daya Beda Rentang Nilai DB Kategori

< 0,00 drop

0,00≤ DB < 0,20 Buruk 0,20≤ DB < 0,40 Cukup 0,40≤ DB < 0,70 Baik 0,70≤ DB ≤ 1,00 baik sekali

Berikut ini adalah cara yang dapat digunakan untuk memisahkan antara kelompok atas dan bawah:26

1) Menyusun lembar jawaban tes sesuai dengan urutan nilai dari yang terbesar (disamping paling atas) sampai yang terkecil (disamping paling bawah).

2) Mengambil 50% dari atas susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi kelompok atas, kemudian mengambil 50% dari bawah susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi kelompok bawah.

Hasil uji daya beda dilihat pada Tabel 3.11 di bawah ini : Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Tes

Kriteria Soal Butir Soal

Jumlah Soal Persentase

Drop 8 19,04% Buruk 8 19,04% Cukup 19 45,24% Baik 6 14,28% Baik Sekali 1 2,38% Jumlah 42 100% 25

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.218.

26

Berdasarkan hasil uji daya pembeda, dari 42 soal yang diujikan, 19,04% soal termasuk kategori drop, soal yang termasuk kategori buruk 19,04%, 45,24% soal termasuk kategori cukup dan 14,28% soal termasuk kategori baik. Dan kategori baik sekali sebesar 2,38%. Dari keseluruhan soal yang diuji cobakan, jumlah soal yang digunakan dalam penelitian adalah 25 soal. Pemilihan 25 soal ini berdasarkan pada keempat kriteria di atas, juga didasarkan pada keterwakilan semua indikator materi pelajaran. Soal-soal yang dipilih dianggap memiliki kriteria yang paling baik berdasarkan keempat kriteria yang disyaratkan. Disamping itu, 25 soal yang digunakan ini dianggap telah mewakili setiap indikator pembelajaran sehingga ketercapaian tujuan pembelajaran dapat diukur dengan 25 soal ini.

Dokumen terkait