• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Media Pembelajaran Zooming Presentation Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Konsep Suhu dan Kalor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Media Pembelajaran Zooming Presentation Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Konsep Suhu dan Kalor"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

PUTRI ZAKIYATUL JANNAH NIM 109016300013

PROGRAM STUDI PEDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

Terhadap Easil

B*laj*r

Siswa EeI** X p*d* Itc*s*p $uhu Ilarr Kalar disusun

oleh Pl:tri Eakiyati* Jar:*air, HIS'{- 1*9*1S:***1J, Jr:rusarr Pcndidikan Fisik4 Fakultas

Ikar:

Tarbiyak

**rl

K*g*rraac, Lllrisersit*s

Islelrl

Negeri Sya'if

Ftiday-*t*3iah Salarfa, Teiah sreiai# br'rehi:rgan dar= *Sirryxfekar: sak sebagai karya ilmiah yang bcrhak rmtuk diujika* p*da sidaag munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkaa cleh f*ku11as.

"lakarta" September20i4

Yang rnengesahi<an.

Peml"rrrlhrng

i-rll.,L 1l.I --lt, ^-..-+i...L i-{ [}.I 12

'lt !r ;! r u rM1lal14:gr__ilui:g lqrP. 1q?ffi3** ?G8**t ?

al*

tsemirrmlrmg ll"

t

,"

I.'*rLl^L \{. I*a^- i..t C: f attt!att .atitli:5. -tl.^>l

(3)

oleh Putri zakiyatul Jannah, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqosah pada tanggal 26 september 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis memperoleh gelar sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang pendidikan Fisika.

Jakart4

Oktober 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Program Studi

Pendidikan Fisika)

Iwan Permana Suwarn?. M.Pd NIP. 19780504 200901 1 0r3 Penguji I

Drs. Hasian Pohan. M.Si NIP. 1952070t 197903

I

001 Penguji II

Kinkin Suartini, M.Pd NrP. 19780406 200604 2 003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Iakarta

*9F!

'17

4..9!r.t.'..(i

(4)

Saya yang bertanda tangan di barvah ini,

Nama

Tempat/Tgl.Lahir

NIM

.lurusan / Prodi Judul Skripsi

P.1.*ri

TayittulJ_angh

crre&p.n

,

99..qf!*gr

\%\

togo

tttulz

,

l.Pglg*rr/h

.

M.nd,* Pn*Lel*f*f6.r.

?p.y:y

Iii-.

r.l;l

x

?"d;

K"i:C

Uly

+:"

F.|o;

Dosen Pembimbing

,,

D-\el',. .M9.!kY.eile.h,

\ta

Pd

'

h$)*h'

$\"\z.!''

Y:!l

dengan ini menyatalian bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan

saya bertanggung jawab sccara akademis atas apa yang saya tulis.

Per-nyataan ini dibuat sebagai salali satu s1'arai rnenemprth Ujian Munaqasait.

(5)

iv

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran zooming presentation terhadap hasil belajar siswa kelas X pada konsep suhu dan kalor. Media pembelajaran zooming presentation ini dibuat menggunakan aplikasi Prezi. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 12 Tangerang Selatan. Penelitian berlangsung pada bulan Maret-April 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design dan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Sampel yang diambil adalah kelas X dengan jumlah siswa 33. Instrumen yang digunakan adalah instrument tes berupa soal pilihan ganda dan non-tes berupa angket. Data hasil instrument tes dianalisis secara kuantitatif, sedangkan data hasil non-tes dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil belajar siswa kelas X pada konsep suhu dan kalor. Hasil uji hipotesis terhadap data posttest menunjukkan nilai thitung = 4,53 dan nilai ttabel = 1,998. Nilai thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak

dan Ha diterima. Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan media

pembelajaran zooming presentation lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa tanpa menggunakan media pembelajaran zooming presentation. Hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Selanjutnyas berdasarkan analisis data nontes berdasarkan angket respon siswa terhadap media pembelajaran zooming presentation berada pada kategori baik dengan persentase 76%.

(6)

vii

Departmenet, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

This research aims to determine the effect of learning media zooming presentation on learning outcomes of students class X on the temperature and heat concept. Learning media zooming presentation was created using software Prezi desktop. This research was done in SMAN 12 South Tangerang. The research was done in March-April 2014. The method used in this research is a quasi experimental with a nonequivalent control group design and the technique of sampling is purposive sampling. Sample in this research is class of X with totally student is 33.s Instrument these were used in the research are test of multiple choice and non-test that is questionnaire form. Data that is got from instrument will be analyzed quantitatively, while data that is got from non-test instrument will be analyzed qualitatively. Based on data analysis, the result obtained are the effect of learning media zooming presentation on learning result of students of class X on the concept of temperature and heat. The results of hypothesis testing against the data posttest showed tcount price is 4.53 and ttable price is 1.998. Price of tcount hogher than ttable, so H0 is rejected. Average student learning result that uses learning media zooming presentation higher than the average student learning result without the use of learning media zooming presentation. Experimental class student learning result are superior in improving the ability of remember (C1), understanding (C2), applying (C3), and analizing (C4). Learning to use the zooming presentation of instructional media has the carrying capacity of the learning process in good categories the percentage of 76%.

(7)

vi

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Media

Pembelajaran Zooming Presentation Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X pada

Konsep Suhu dan Kalor”.

Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal baik dan dibalas Allah

dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut

disampaikan kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’I, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Program studi

Fisika, sekaligus dosen pembimbing, terima kasih atas bimbingan, saran, dan

pengarahan yang telah diberikan

4. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu sekaligus dosen

pembimbing akademik.

5. Ibu Fathiah Alatas, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan

banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu.

6. Bapak Drs. Hasian Pohan, M.Si, selaku dosen penguji I yang telah

meluangkan waktu dan pikirannya, sehingga penulis dapat

mempertanggungjawabkan hasil penelitian.

7. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd, selaku dosen penguji II yang telah meluangkan

waktu dan pikirannya, sehingga penulis dapat mempertanggungjawabkan hasil

(8)

vii proses perkuliahan di perguruan tinggi ini.

9. Bapak H. M. Syamsudin H.S. S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 12

Tangerang Selatan

10.Mochammad Angga Permana dan Bayu Agung Hanggana, selaku guru bidang

studi fisika SMA Negeri 12 Tangerang Selatan.

11.Dewan guru, staf, karyawan, dan siswa-siswi SMA Negeri 12 Tangerang

Selatan yang telah memberikan bantuannya selama berlangsungnya penelitian.

12.Ayahanda H. Muhammad Badrun Rony dan Ibunda tercinta Hj. Ikhlasiyah,

S.Ag, sebagai orang tua yang tanpa henti melimpahkan kasih saying,

mendukung dan memberikan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi tepat waktu.

13.Adik-adikku tersayang Sastria Dewantara Putra (Adek) yang telah membantu

dalam pembuatan media dan Muhammad Alif Istiqlal (dede’ Alif) yang selalu

memberikan hiburan dan semangat disaat lelah.

14.Rekan-rekan mahasiswa pendidikan fisika 2009 yang menjadi keluarga di

tempat perantauan dan senantiasa memberikan inspirasi dan motivasi.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini masih banyak kekurangan dan

memerlukan perbaikan serta saran konstruktif demi kesempurnaan dari

penyusunan skripsi. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

jazákumullah khoirul jaza’.

Jakarta, September 2014

(9)

viii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR. ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ... 6

A. KajianTeoritis ... 6

1. Konsep Belajar dan Pembelajaran ... 6

a. Pengertian Belajar ... 6

b. Pengertian Pembelajaran ... 7

c. Komponen Pembelajaran ... 7

2. Media Pembelajaran ... 8

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 8

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 11

(10)

ix

a. Pengertian Hasil Belajar ... 21

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .... 24

4. Kajian Materi Subjek Konsep Suhu dan Kalor ... 25

a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 25

b. Peta Konsep Suhu dan Kalor ... 26

c. Materi Konsep Suhu dan Kalor ... 26

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 33

C. Kerangka Berpikir ... 35

D. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. Waktu dan tempat penelitian ... 37

B. Metode dan Desain Penelitian ... 37

C. Variabel Penelitian ... 38

D. Populasi Penelitian ... 39

E. Sampel Penelitian ... 40

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40

G. Instrumen Penelitian... 40

1. Instrumen Tes ... 41

2. Instrumen Non-tes ... 43

H. Kalibrasi Instrumen ... 43

1. Uji Validitas ... 44

2. Uji Reliabilitas ... 45

3. Taraf Kesukaran ... 46

4. Daya Pembeda... 47

I. Teknik Analisis Data ... 49

1. Uji Prasyarat Analisis... 49

a. Uji Normalitas ... 49

(11)

x

A. Hasil Penelitian ... 54

1. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ... 54

2. Hasil Pretest ... 54

3. Hasil Posttest... 55

4. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ... 57

5. Hasil Uji Prasyarat Analisis ... 60

a. Uji Normalitas ... 60

b. Uji Homogenitas ... 61

6. Hasil Uji Hipotesis ... 61

7. Hasil Analisis Data Angket ... 62

B. Pembahasan ... 63

BAB V PENUTUP ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(12)

xi

Presentasi ... 18

Gambar 2. 3 Tampilan Kotak Teks ... 18

Gambar 2. 4 Tampilan Perbesar dan Perkecil Teks ... 19

Gambar 2. 5 Tampilan untuk Memasukkan Video, Gambar, dan Animasi . 19 Gambar 2. 6 Mengatur Jalannya Tampilan Presentasi ... 20

Gambar 2. 7 Tampilan Prezi ... 20

Gambar 2. 8 Peta Konsep Suhu dan Kalor ... 26

Gambar 2. 9 Termometer Skala Celcius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur . 27 Gambar 2. 10 Perbandingan Antara Termometer Skala Sembarang... 27

Gambar 2. 11 Proses Perubahan Wujud ... 31

Gambar 2. 12 Skema Kerangka Berpikir ... 36

Gambar 3. 1 Variabel Penelitian ... 39

Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 54

Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56

Gambar 4.3 Diagram Nilai Rata-rata Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 58

(13)

xii

Tabel 3. 1 Desain Penelitian ... 37

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kognitif ... 41

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Nontes ... 43

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 44

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ... 45

Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas ... 46

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ... 46

Tabel 3.8 Kategori Indeks Kesukaran ... 47

Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ... 47

Tabel 3.10 Kategori Daya Beda ... 48

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Tes ... 48

Tabel 3.12 Penilaian Pernyataan Positif dan Negatif ... 52

Tabel 3.13 Intepretasi Angket Siswa ... 52

Tabel 4.1 Nilai Hasil Pretest ... 53

Tabel 4.2 Nilai Hasil Posttest ... 53

Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 55

Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57

Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57

Tabel 4.6 Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif ... 59

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 61

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ... 62

(14)

xiii

A. Rpp Kelas Eksperimen ... 72

B. Rpp Kelas Kontrol ... 92

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PENELITIAN A. Instrumen Tes ... 102

B. Uji Validitas Butir Soal ... 120

C. Uji Reliabilitas Instrumen ... 122

D. Uji Taraf Kesukaran ... 124

E. Uji Daya Pembeda... 126

F. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 128

G. Instrumen Tes Valid ... 129

H. Soal Instrumen Penelitian ... 137

I. Lembar Jawaban... 140

J. Kisi-Kisi Instrumen Nontes... 141

K. Instrumen Nontes ... 142

L. Lembar Observasi Aktifitas Siswa ... 144

M. Lembar Validasi Ahli Media ... 147

N. Lembar Validasi Ahli Materi ... 149

LAMPIRAN 3 ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN A. Hasil Pretest ... 151

B. Hasil Posttest ... 159

C. Uji Normalitas Pretest ... 167

D. Uji Normalitas Posttest ... 171

E. Uji Homogenitas Pretest ... 175

F. Uji Homogenitas Posttest ... 178

G. Uji Hipotesis Pretest ... 181

H. Uji Hipotesis Posttest ... 183

I. Data Angket ... 185

(15)

xiv

C. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 198

D. Uji Referensi ... 199

(16)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran menurut UNESCO pada tahun 1997 mengungkapkan bahwa

pembelajaran didasari oleh empat pilar utama (The Four Pillars of Education).

Empat pilar utama tersebut diantaranya, belajar untuk mengetahui (Learning to

know), belajar untuk berkarya (Learning to do), belajar untuk berkembang utuh

(Learning to be) dan belajar untuk hidup bersama (Learning to live together). Hal

tersebut merupakan aspek filosofis yang harus diterapkan dalam menjalankan

proses pembelajaran.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 20 dalam Miarso (2008: 3), menyatakan

bahwa:

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu, ada lima jenis interaksi yang dapat berlangsung dalam proses belajar dan pembelajaran, yaitu: 1) interaksi antara pendidik dengan peserta didik; 2) interaksi antara sesama peserta didik atau antar teman sejawat; 3) interaksi peserta didik dengan nara sumber; 4) interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang sengaja dikembangkan; dan 5) interaksi peserta didik bersama pendidik dengan lingkungan sosial dan alam.

Pasal tersebut jelas menyatakan bahwa pembelajaran merupakan sebuah

proses interaksi antara guru (pendidik) dan siswa (peserta didik). Dalam

pembelajaran tersebut terdapat upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan

belajar, yang menunjukkan usaha siswa mempelajari materi ajar sebagai akibat

perlakuan guru.1Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan

Nasional (2000) mengungkapkan bahwa salah satu kelemahan sistem pendidikan

nasional yang dikembangkan di Indonesia adalah kurangnya perhatian pada hasil

1

(17)

belajar.2 Salah satu hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, yaitu

kurang memaksimalkan penggunaan media pembelajaran dalam membantu

penyampaian materi ajar. Peran media pembelajaran sangat penting dalam proses

pembelajaran. Karena media pembelajaran merupakan salah satu dari

komponen-komponen pembelajaran.

Secara keseluruhan pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai sebuah tujuan

pembelajaran. Komponen-komponen tersebut meliputi, guru, siswa, materi ajar,

metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, tujuan pembelajaran,

dan evaluasi pembelajaran.3 Penyampaian materi ajar akan berlangsung lebih

efektif jika dalam pembelajaran tersebut digunakan media pembelajaran. Selain

itu, media pembelajaran bisa menjadi salah satu daya tarik siswa dalam

memperhatikan materi ajar yang disampaikan oleh guru, sehingga pemahaman

siswa dalam menerima materi ajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

Berdasarkan hasil observasi di Tangerang Selatan pada SMA yang masih

menggunakan kurikulum KTSP 2006. Diperoleh informasi bahwa pada tahun

ajaran 2011/2012 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mata pelajaran

fisika kelas X rata-rata sebesar 75. Akan tetapi, siswa memperoleh nilai rata-rata

≥ 75. Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya adalah pembelajaran yang dilakukan masih bersifat konvensional dan

jarang sekali menggunakan media pembelajaran. Selain itu, diperoleh informasi

bahwa media pembelajaran yang digunakan masih monoton dan kurang inovatif.

Akibatnya minat belajar siswa menjadi rendah. terhadap pemahaman konsep

fisika yang bersifat mikroskopik.

Siswa memiliki minat belajar yang tidak sama, menurut Supardi siswa

yang memiliki minat belajar tinggi akan cenderung tekun, dan semangat dalam

belajar. Sedangkan siswa yang memiliki minat belajar rendah umumnya akan

malas dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa akan cenderung menghindar

dan tidak memperhatikan proses pembelajaran. Oleh karena itu sebuah keharusan

2

Mulyasa,Kurikulum Berbasis Kompetensi.(Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), h.23

3

(18)

bagi setiap guru agar mampu menyiapkan dan membuat pembelajaran menjadi

lebih menarik dan inovatif. Salah satunya adalah dengan menggunakan media

pembelajaanzooming presentation.

Media pembelajaran zooming presentation fokus pada satu bidang slide

yang disebut kanvas virtual, sehingga dapat menampilkan konsep yang akan

dijelaskan secara keseluruhan kepada siswa. Kemudian media pembelajaran

zooming presentation juga dapat mengeksplorasi bagian-bagian kanvas tersebut

hingga bagian terkecil, sehingga konsep utama yang ingin disampaikan terlihat

jelas. Alur tampilan pada media pembelajaran zooming presentation juga dapat

diatur sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Media pembelajaran zooming

presentation membuat presentasi terlihat menjadi lebih dinamis, karena kanvas

dapat lebih mudah diperkecil dan diperbesar, bahkan diputar 360 derajat. Selain

itu, media ini berbasis adobe air, sehingga video maupun animasi flash bisa

dijalankan dengan lebih ringan. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran

zooming presentationdapat digunakan untuk menarik minat belsajar siswa.

Berdasarkan karakteristik media pembelajaran zooming presentation,

media tersebut dapat menarik minat belajar siswa dengan transformasinya yang

khas dan dengan mudah dapat mengeksplorasi objek menjadi tampilan yang bisa

diperbesar dan diperkecil. Hal ini diharapakan dapat meningkatkan minat belajar

siswa dan memudahkan siswa dalam memahami konsep fisika dengans lebih baik.

Sehingga membuat penulis tertarik untuk menggunakan zooming presentation

sebagai media dalam pembelajaran dengan menyusun dan melakukan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Zooming Presentation

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X pada Konsep Suhu dan Kalor”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

(19)

1. Minat belajar siswa pada konsep fisika yang bersifat mikroskopik sangat

rendah.

2. Media pembelajarn yang digunakan kurang inovatif dan tidak dapat

menumbuhkan minat belajar siswa.

3. Hasil belajar siswa dalam konsep fisika masih terbilang rendah.

C. Batasan Masalah

Semua permasalahan yang diuraikan di atas tidak mungkin untuk diteliti

semua karena keterbatasan penelitian ini. Oleh karena itu, dalam penelitian perlu

dilakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini

adalah:

1. Konsep fisika yang dibahas dalam penelitian ini adalah konsep suhu dan kalor.

2. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran

zooming presentation yang dibuat dengan menggunakan aplikasiPrezi.

3. Hasil belajar siswa yang diukur pada konsep suhu dan kalor dalam penelitian

ini hanya megukur hasil tes kognitif siswa. Ranah kognitif yang dinilai

berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Lorin W. Anderson,

dkk,4 yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan

menganalisis (C4).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah Apakah penggunaan media pembelajaran zooming presentation

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor?”

4

Lorin W. Anderson, David R. Karthwohl, A Taxonomy For Learning, Teaching, And

(20)

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk

mengetahui pengaruh media pembelajaran zooming presentation terhadap

pengaruh hasil belajar siswa kelas X pada konsep suhu dan kalor.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut:

1. Media pembelajaran zooming presentation dapat meningkatkan minat dan

menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran.

2. Menyajikan penjelasan konsep fisika dengan kemasan yang unik dan

menyenangkan dengan menggunakan media pembelajaran zooming

presentationdalam pembelajaran fisika.

3. Mengoptimalkan dan meningkatkan daya ingat siswa dalam menyerap materi

(21)

6

A. Kajian Teoritis

1. Konsep Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.1 Belajar

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam

pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian perkembangan individu

berlangsung melalui kegiatan belajar.2 Menurut Gagne, belajar adalah suatu

proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.3

Whitaker dalam Djamarah (2000:12) berpendapat bahwa belajar adalah

proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan

pengalaman. Burton mengartikan belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu yang satu dengan yang lainnya,

serta antar individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi

dengan lingkunganya.interaksi ini memiliki makna sebagai proses. Seseorang

yang sedang melakukan kegiatan secara sadar untuk mencapai perubahan tertentu,

maka orang tersebut dikatakan sedang belajar.4

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan perubahan

tingkah laku yang diperoleh dari serangkaian pengalaman yang dialaminya,

sehingga merubah cara berpikir, bertindak dan berinteraksi dengan individu

linnya.

1

Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. 2, h. 1

2

Rusman,Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer(Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 1, h. 85

3

Muhibbin Syah,Psikolog Belajar(Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2004), Cet. 3, h. 68

4

(22)

b. Pengertian Pembelajaran

Menurut Warsita (2008: 85) pembelajaran merupakan suatu usaha

membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta

didik. Pembelajaran menunjukkan upaya menciptaka kondisi agar terjadi kegiatan

belajar. Hamalik mengungkapkan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur

yang saling mempengauhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Kemudian Sudjana (2004:28) mengemukakan tentang pengertian

pembelajaran bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang

sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif

antara dua pihak, yaitu antara siswa dan guru yang melakukan kegiatan

membelajarkan.

Dari berbagai pengertian pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan upaya sadar yang dilakukan dengan sistematik antara

guru dan siswa yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

c. Komponen Pembelajaran

Ciri utama dalam pembelajaran adalah adanya interaksi antara siswa

dengan lingkungannya. Hal ini berkaitan dengan komponen-komponen

pembelajaran. komponen-komponen pembelajaran tersebut adalah sebagai

berikut:5

1) Tujuan pembelajaran; tujuan pembelajaran dimaksudkan untuk meningkatkan

kemampuan, kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta

keterampilan untuk hidup mandiri dann mengikuti pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi.

2) Sumber belajar; yaitu segala sesuatu yang ada di luar diri individu siswa yang

bisa digunakan untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Sumber belajar

bisa dalam bentuk buku, lingkungan, surat kabar, digital konten, dan sumber

informasi lainnya.

5

(23)

3) Metode pembelajaran; suatu cara yang digunakan guru untuk menyampaikan

materi ajar, dan kegiatan yang mendukung untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

4) Media pembelajaran; yaitu berupa software dan hardware untuk membantu

proses interaksi guru dan siswa serta interaksi siswa dan lingkungannya, juga

sebagai alat bantu bagi guru untuk menunjang penggunaan metode

pembelajaran yang digunakan.

5) Evaluasi pembelajaran; merupakan alat untuk menilai pencapaian

tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan pembelajaran

secara keseluruhan.

Komponen pembelajaran adalah penentu dari keberhasilan proses

pembelajaran. Komponen-komponen tersebut merupakan suatu sistem yang tidak

dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan (guru)

kepada penerima pesan (siswa).6 Kata media berasal dari bahasa latin,yaitu

medium yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai untuk menghantarkan,

menyampaikan atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American Heritage

Electronic Dictionary (1991) diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan

mempresentasikan informasi.7 Media berasal dari bahasa latin dan merupakan

bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu

perantara sumber pesan dengan penerima pesan.8

Menurut Heinich media merupakan alat saluran komunikasi, yaitu sebagai

pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Media merupakan wahana

penyalur informasi atau materi ajar dalam pembelajaran. National Education

6

Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembagan, dan

Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1986), h. 6.

7

Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012),h.2.

8

(24)

association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang

digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi.9 Scramm juga berpendapat

bahwa media dapat diartikan sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat

dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.10 Sementara Briggs mengemukakan

bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta

merangsang siswa untuk belajar.11

Media pembelajaran menurut Arsyad adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan informasi, sehingga dapat merangsang perhatian,

minat, pikiran dan perasaan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan

belajar.12Selain dapat digunakan untuk membantu guru dalam menjelaskan materi

ajar, media pembelajaran juga dapat menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan

belajar. Menurut Romiszowski dalam Angkowo dan Kosasih, penggunaan media

dalam pembelajaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses

belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Sedangkan Hamidjojo dalam Latuheru (1993) mengemukakan bahwa

media adalah segala sesuatu yang digunakan manusia sebagai perantara untuk

menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan

atau pendapat yang dikemukakan sesuai dengan tujuan kepada penerima.13 Kata

media seringkali digunakan bergantian dengan istilah alat bantu atau media

komunikasi. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik bahwa hubungan

komunikasi akan berjalan lancar dan optimal apabila menggunakan alat bantu

yang disebut media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan

instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu

disebut media pembelajaran.

9

Ibid.,

10

Munir.,Op. Cit,h. 2.

11

Arief S. Sadiman,Op. Cit.h. 6

12

Ibid.,h. 138.

13

(25)

Kemudian, Gagne’ dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa media

pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi

materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video

camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik,

televisi, dan komputer.14 Adapun pengertian media pembelajaran menurut

Sadiman, dkk adalah perpaduan antara bahan dan alat atau perpaduan antara

softwaredanhardware.15

Anderson membagi media dalam dua kategori, yaitu alat bantu

pembelajaran (instructional aids) dan media pembelajaran (instructional media).

Media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terjadinya interaksi antara

karya seseorang pengembang mata pelajaran (guru) dengan siswa. Adapun yang

dimaksud dengan interaksi adalah terjadinya suatu proses belajar pada diri siswa

pada saat menggunakan atau memanfaatkan media.16 Media pembelajaran dapat

dipahami sebagai media yang digunakan dalam proses dan tujuan pembelajaran.17

Media pembelajaran juga dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk

menyalurkan pesan atau materi ajar dari guru kepada siswa sehingga dpat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa

sehingga proses belajar terjadi.18

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam proses belajar

mengajar untuk menyalurkan pesan (materi ajar), secara lebih baik dan sempurna

sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dengan

menggunakan media pembelajaran zooming presentation dalam kegiatan belajar

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

14

Ibid.,

15

Bambang Warsita,Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 122.

16

Ibid.,h. 123.

17

Ibid.,h. 122.

18

Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembagan, dan

(26)

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru)

menuju penerima (siswa). Hamalik mengemukakan bahwa menggunakan media

dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan

memberikan pengaruh-pengaruh pikologis terhadap siswa.19

Pemanfaatan media sangat berguna sekali dalam mengoptimalkan proses

pembelajaran, berikut beberapa fungsi media dalam pembelajaran, yaitu:20

1) Sebagai sumber belajar, Mudhoffir dalam bukunya yang berjudul

Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajarmenyebutkan sumber belajar pada

hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan,

orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang mana hal itu dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat

dipahami sebagai segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang

(siswa) dan memungkinkan memudahkan terjadinya proses belajar. Dalam

hal ini media, tersirat makna keaktifan yakni sebagai penyalur, penyampai,

penghubung, dan lain-lain.

2) Fungsi semantik, yaitu kemampuan media dalam menambah perbendaharaan

kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami

siswa (tidak verbalistik).

3) Fungsi manipulatif, yaitu media dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu

serta dapat mengatasi keterbatasan indrawi. Kemampuan media dapat

menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk

aslinya. Media juga dapat membantu siswa dalam memahami objek yang sulit

diamati karena terlalu kecil, seperti atom, dan lain-lain. Atau objek yang

terlalu besar, sehingga dapat ditampilkan didalam kelas.21 Dapat juga

membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau

terlalu cepat.

19

Azhar Arsyad.,Op. Cit.h. 15.

20

Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h.36-48.

21

(27)

4) Fungsi atensi, yaitu media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa

terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni sel

khusus dalam system saraf yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang

datang. Dengan adanya sel saraf penghambat ini para siswa dapat

memfokuskan perhatiannya pada rangsangan yang dianggapnya menarik dan

membuang rangsangan-rangsangan lainnya. Dengan demikian, media

pembelajaran yang tepat guna adalah media pembelajaran yang mampu

menarik dan memfokuskan perhatian siswa.

5) Fungsi afektif, yaitu menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan

atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Dengan adanya media pembelajaran,

terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk

itu perhatiannya akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya. Lainnya

adalah munculnya tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam

keseluruhan proses pembelajaran secara suka rela, ini merupakan reaksi siswa

terhadap rangsangan yang diterimanya.

6) Fungsi kognitif, menurut Winkel siswa yang belajar melalui media

pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk

representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa

orang, benda, atau kejadian. Sehingga semakin banyak pula gagasan yang

dimilikinya. Jelaslah bahwa media pembelajaran telah ikut andil dalam

mengembangkan kemampuan kognitif siswa.

7) Fungsi imajinatif, dimana media pembelajaran dapat meningkatkan dan

mengembangkan fungsi imajinasi siswa. Imajinasi ini adalah memunculkan

kreasi baru bagi masa depan dalam bentuk khayalan yang didominasi kuat

oleh pikiran autistik.22

8) Fungsi motivasi, yaitu media pembelajaran dapat berfungsi sebagai

pendorong siswa untuk mengaktifkan dan menggerakan siswanya secara

sadar untuk terlibat dalam proses pembelajaran.

9) Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultur antarpeserta

komunikasi pembelajaran. Pemahaman siswa yang berbeda-beda dapat diatas

22

(28)

dengan media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki

kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama. Mempersamakan

pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.

10) Fungsi kompensatoris media pembelajaran bahwa media visual yang

memberikan konteks untuk memahami teks dapat membantu siswa yang lemah

dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan

mengingatnya kembal. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk

mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi

pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara verbal.23

Sudjana dan Riva’I menyebutkan manfaat media pembelajaran dalam

proses belajar siswa, sebagai berikut24:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan

motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya menguasai dan mencapai

tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru

tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam

pelajaran.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik merincikan

manfaat media pembelajaran sebagai berikut:25

1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu

mengurangi verbalisme.

2) Memperbesar perhatian siswa.

3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh

karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

23

Azhar Arsyad.,Op. Cit.h. 17.

24

Ibid.,h. 24-25.

25

(29)

4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha

sendiri dikalangan siswa.

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan, terutama

melalui gambar hidup.

6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan

kemampuan berbahasa.

Uraian di atas dapat disimpulkan beberapa fungsi dan manfaat dari

penggunaan media pembelajaran, sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dapat berfungsi sebagai sumber belajar, karena dapat

dimanfaatkan untuk menyalurkan informasi(materi ajar) kepada siswa.

2) Media pembelajaran sebagai perantara dari sumber (guru) menuju penerima

(siswa) dalam menyampaikan informasi (materi ajar) secara visual maupun

verbal sehingga siswa dapat termotivasi minat belajarnya.

3) Media pembelajaran dapat menarik minat belajar siswa, memperbesar

perhatian siswa terhadap materi ajar, membuat pembelajaran menjadi tidak

membosankan dan guru tidak kehabisan tenaga, serta mengurangi verbalisme

dengan meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir.

c. Media PembelajaranZooming Presentation

Pemanfaatan media dalam pembelajaran, digunakan sebagai alat bantu

untuk menjelaskan materi-materi yang bersifat abstrak, teoritis dan diperlukan

visualisasi. Diharapkan materi yang abstrak dapat diwakilkan dengan tampilan

pada presentasi. Hal ini dikarenakan, penggunaan media pembelajaran dapat

memvisualisasikan materi lebih menarik dan menjadi lebih mudah dimengerti

oleh siswa. Ada beberapa aplikasi yang bisa kita andalkan untuk media

pembelajaran yang berfungsi sebagai alat presentasi. Salahsatu aplikasi terbaru

yang memiliki tampilan fresh, unik, menarik, dan memiliki kecanggihan dalam

memperbesat serta memperkecil tampilan adalah zooming presentation yang

digunakan oleh aplikasiprezi.

Penyampaian materi ajar dengan menggunakan media pembelajaran

(30)

memiliki kekhasan dalam mengeksplorasi materi ajar.26 Media pembelajaran

zooming presentation dilengkapi dengan integrasi multimedia, sehingga dapat

memadukan antara video, gambar maupun animasi. Menurut Settle,dkk zooming

presentation memungkinkan pengguna untuk memperbesar (zoom out) dan

memperkecil (zoom in) konsep yang akan dijelaskan. Media pembelajaran

zooming presentation dibuat menggunakan aplikasi prezi yang menampilkan

presentasi dengan format berbeda dengan tampilan pada umumnya.27

Prezi pada awalnya dikembangkan oleh arsitek Hungaria bernama adam

Somlai Fischer sebagai alat visualisasi arsitektur.Prezisengaja dibuat sebagai alat

untuk mengembangkan berbagai ide dalam bentuk visual dan format menarik

yang bersifat naratif. Presentasi melalui Prezi dibuat pada sebuah kanvas yang

tidak terbatas oleh bingkai.Hal ini memudahkan penyampaian dalam

penggabungan teks, gambar dan multimedia lainnya. Materi-materi yang

disampaikan di atas kanvas dapat ditarik, digeser, dapat berputar ke kiri dan ke

kanan agar kelihatan lebih menarik tanpa perlu mengganti slide.Satu tampilan

presentasi dapat dibuat dengan elemen yang berbeda pada sajiannya untuk

membuat animasi.28 Prezi juga memiliki keistimewaan pada zooming in dan out,

yang dapat digunakan dalam memperlihatkan sajian secara detail. Hal ini dapat

memberikan kesan yang mendalam pada penerima pesan.29

Prezi adalah sebuah perangkat lunak untuk presentasi berbasis

internet.Selain untuk presentasi, prezi juga dapat digunakan sebagai alat untuk

mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual.Prezi menjadi unggul

karena program ini menggunakan Zooming User Interface (ZUI), yang

memungkinkan pengguna prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan

media presentasi.30

26

I Putu Wisnu Saputra, ST, MBA. Nonlinier presentations series prezi the zooming

presentations. (Jakarta: Elex Media Komputindo,2011).

27

Op. Cit.h. 138.

28

H. Rosadi, Pengembangan Media Slide berbasis Program Aplikasi Prezi Pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Untuk Sekolah Menengah Pertama, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2013) h. 18.

29

Stephanie Diamond,Prezi for Dummies, (Kanada: Wiley Publishing, 2010), h. 228

30

(31)

Prezi digunakan sebagai alat untuk membuat presentasi dalam bentuk

liniermaupunnonlinier, yaitu presentasi terstruktur sebagai contoh dari presentasi

linier, atau presentasi berbentuk peta-pikiran (mind-map) sebagai contoh dari

presentasinonlinier. Padapreziteks, gambar, video, dan media presentasi lainnya

ditempatkan di atas kanvas presentasi, dan dapat dikelompokkan menggunakan

bingkai-bingkai yang dibuat sendiri. Pengguna kemudian menentukan ukuran

relatif dan posisi antara semua objek presentasi dan dapat mengitari serta

menyorot objek-objek tersebut. Untuk membuat presentasi linier, penggunaan

dapat membangun jalur navigasi presentasi yang telah ditentukan sebelumnya.31

Berikut ini adalah Tabel 2.1 tentang kelebihan dan kelemahan media

pembelajaranzooming presentation:

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran

Zooming Presentation

NO. KELEBIHAN KEKURANGAN

1 Menggunakan fasilitas Zooming User Interface (ZUI) yang memudahkan untuk memperbesar dan memperkecil tampilan

Merupakan software online yang proses pembuatanya harus dalam keadaan online dengan konektivitas cepat.

2 Tampilan yang menarik, dinamis, dan interaktif

Jika menggunakan prezi desktop secara offline maka pilihan font, dan warnanya terbatas

3 Dapat memasukkan berbagai gambar, animasi, video maupun audio

Presentasi tidak bisa diprint

4 Dapat melakukan transisi objek secara zoom in/out dan perputaran secara lebih mudah

Karenan menggunakan zoomable canvas, mungkin saja membuat pusingaudience

5 Dapat membuka file presentasi dari mana saja dengan format penyimpanan berupa file executable (EXE) yang dikompres dalam bentuk ZIP

6 Dapat mengedit secara bersamaan dengan teman lainnya secaraaonline

31

I Putu Wisnu Saputra, ST, MBA, Nonlinier Presentations Series Prezi The Zooming

[image:31.595.110.542.228.631.2]
(32)

d. Membuat Media Pembelajaran Zooming Presentation menggunakan aplikasiprezi32

1) Langkah pertama adalah masuk ke halaman web www.prezi.com.

[image:32.595.121.548.122.439.2]

2) Kemudian mendaftar masuk seperti pada Gambar 2.1 berikut ini :

Gambar 2.1 Tampilan Mendaftar Masuk untuk MenggunakanPrezi

3) Setelah mendaftar lalu mulai mengunduh prezi desktop dan mengaktifkannya.

Kemudianprezi dapat digunakan secaraoffline.

32

(33)

4) Mulai membuat presentasi menggunakan prezi, seperti pada Gambar 2.2

sebagai berikut:

Gambar 2.2 Tampilan Prezi Desktop Berupa Kanvas untuk Memulai Membuat Presentasi

5) Menuliskan teks pada kanvas.

Gambar 2.3 Tampilan Kotak Teks

Kanvas Virtual

Undo dan Redo Klik dua kali untuk

menuliskan teks pada kanvas.

PerangkatPrezi

Path

Zoom

Setelah mengklik dua kali, kemudian akan muncul kotak teks

(34)

6) Memperbesar dan memperkecil teks serta mengatur posisi teks.

Gambar 2.4 Tampilan Perbesar dan Perkecil Teks

7) Memasukkan video, gambar, dan animasi.

Gambar 2.5 Tampilan untuk Memasukkan Video, Gambar, dan Animasi

Klik sekali pada kotak teks, maka akan muncul bulatan garis pada kotak teks.

Gunakan untuk mengatur tampilan besar dan kecil teks.Serta mengedit dan memindahkan teks pada tempat yang diinginkan.

Dapat juga memutar teks dengan menggeser sambil mengklik garis-garis yang ada di pinggir bulatan.

Masukan gambar

(35)

8) Mengaturpathuntuk tampilan otomatis.

Gambar 2.6 Mengatur Jalannya Tampilan Presentasi

[image:35.595.163.523.126.350.2]

9) Prezisiap menampilkan presentasi anda.

Gambar 2.7 TampilanPrezis

KlikPathkemudian atur alur yang ingin ditampilkan dengan mengklik objek pada kanvas.

Klikplayuntuk menampilkan presentasi.

(36)

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya.33 Hasil belajar dapat dipahami dengan

menjelaskan dua kata, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product)

menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau

proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sehingga, setelah

mengalami belajar, siswa berubah perilakunya.34 Gagne membagi lima kategori

hasil belajar, yakni (a) informasi verbal; (b) keterampilan intelektual; (c) strategi

kognitif; (d) sikap; dan (e) keterampilan motoris.35

Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada

individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi

hasil belajar. Menurut Winkel, hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada

manusia pada sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada

taksonomi tujuan pembelajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan

Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.36 Dalam konteks

demikian maka hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai

dengan tujuan pembelajaran (ends are being attained).37 Perolehan proses belajar

siswa merupakan upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.38

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan perilaku, bertambahnya pengetahuan, dan kemampuan

keterampilan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang

diberikan guru sehingga siswa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan

kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari

33

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 16, h. 22.

34

Purwanto,Evaluasi Hasil Belajar,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h. 44.

35

Nana Sudjana.,Op. Cit, h. 22

36

Purwanto.,Op. Cit.h. 45

37

Ibid.,

38

(37)

Benyamin Bloom yang secara garis besar terbagi menjadi tiga ranah, yakni ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.39 Ranah kognitif berkenaan

dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu:40

1) Mengingat (C1) adalah kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip

dan prosedur yang telah dipelajari dan tersimpan dalam memori panjang (long

term memory). Kedua proses kognitif yang terkait adalah mengenali dan

mengingat kembali.

2) Memahami (C2) adalah membangun pengertian dari pesan instruksional,

termasuk pesan secara lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan

melaluipengajaran, buku, atau layar komputer. Proses kognitif dalam kategori

memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,

merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

3) Mengaplikasikan atau Menerapkan (C3) adalah kemampuan untuk

menyelesaikan atau menggunakan prosedur yang dipelajarinya pada suatu

keadaan untuk menyelesaikan masalah. Kategori menerapkan terdiri dari dua

proses kognitif yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan.

4) Menganalisis (C4) adalah kemampuan untuk menganalisa suatu informasi atau

situasi tertentu menjadi komponen-komponen sehingga informasi tersebut

menjadi jelas. Melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian

kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap

bagian dan struktur keseluruhan. Sasaran klasifikasi dari menganalisis adalah

belajar menentukan potongan pesan yang relevan atau penting (differentiating),

mengatur potongan-potongan pesan (organizing), dan tujuan yang mendasari

pesan (atributing).

5) Mengevaluasi (C5) adalah kemampuan untuk membuat pertimbangan suatu

penilaian terhadap sesuatu berdasarkan ukuran-ukuran atau standar yang

ditetapkan. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif

memeriksa dan mengkritik.

39

Ibid.,h. 22.

40

Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,

(38)

6) Menghasilkan karya atau mencipta (C6) adalah kemampuan untuk menyusun

kembali unsur-unsur ke dalam suatu pola atau struktur baru menjadi sebuah

keseluruhan yang koheren atau fungsional; mengorganisasi elemen ke dalam

pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Menciptakan dikaitkan

dengan tiga proses kognitif yaitu merumuskan, merencanakan, dan

memproduksi.41

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.42 Ada beberapa jenis

kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang

dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks, yaitu:43

1) Menerima, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi)

dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan

sebagainya. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima

stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

2) Merespon atau jawaban, yakni rekasi yang diberikan seseorang terhadap

stimulus yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi,

perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada

dirinya.

3) Penilaian, yakni berkenaan dengan nilai kepercayaan terhadap gejala atau

stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan menerima

nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai, dan kesepakatan

terhadap nilai tersebut.

4) Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi,

termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai

yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep

tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan sebagainya.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai

yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan

tingkah lakunya. Ke dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.

41

Ibid.,h. 128-130.

42

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 16, h 29.

43

(39)

Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak.44 Menurut Harrow hasil belajar psikomotorik tampak

dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam

tingkatan keterampilan, yakni:45

1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar);

2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;

3) Kemampuan perseptual termasuk didalamnya membedakan visual,

membedakan auditif, motoris, dan lain-lain;

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan;

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada

keterampilan yang kompleks;

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti

gerakan ekspresif dan interpretatif.

Tipe hasil belajar di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang

berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula

sikap dan perilakunya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:

1) Faktor Internal46

Faktior internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah

faktor fisiologis dan faktor psikologis sebagai berikut:

a) Faktor Fisiologis, secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan

yang prima, tidak dalam kedaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat

jasmani, dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam

menerima materi pembelajaran.

44

Op. Cit,h. 30

45

Ibid.,h. 30-31.

46

(40)

b) Faktor Psikologis, yaitu setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya

memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut

mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi

intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya

nalar siswa.

2) Faktor Eksternal47

Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya

adalah faktor lingkungan dan faktor instrumental sebagai berikut:

a) Faktor Lingkungan, meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban, dan lain-lain. Belajar pada

tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya akan

berbeda suasana belajarnya dengan yang belajar di pagi hari yang udaranya

masih segar dan di ruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega.

b) Faktor Instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya

dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini

diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan

belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa

kurikulum, sarana, dan guru.

3. Kajian Materi Subjek

a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar kompetensi pada konsep suhu dan kaloryang diambil dari silabus

mata pelajaran fisika kelas X adalah menerapkan konsep kalor dan prinsip

konservasi energi pada berbagai perubahan energi. Sedangkan kompetensi dasar

pada konsep ini, yaitu (1) menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat; (2)

menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suatu zat; (3) menerapkan asas

black dalam pemecahan masalah; (4) menganalisis cara perpindahan kalor.

47

(41)

b. Peta Konsep Suhu dan Kalor

[image:41.595.112.533.138.454.2]

Peta konsep suhu dan kalor dapat dilihat pada Gambar 2.8 dibawah ini:

Gambar 2.8 Peta Konsep Suhu dan Kalor

c. Materi Konsep Suhu dan Kalor 1) Suhu

Suhu mempresentasikan derajat panas atau dinginnya suatu benda.48 Hal

ini dapat dilihat dari pergerakan partikel-partikel dalam benda. Sehingga suhu

dapat disimpulkan bahwa ukuran energi kinetik rata-rata partikel dalam suatu

benda. Secara lebih umum dapat dinyatakan bahwa suhu adalah ukuran energi

kinetik rata-rata partikel dalam suatu benda.49 Sejak abad ke-18 alat pengukur

suhu mulai dikembangkan yang diberi nama termometer. Termometer

memanfaatkan perubahan sifat-sifat fisis benda yang mengalamai perubahan, hal

ini disebut sifat termometrik.50 Pada pembuatan termometer memerlukan titik

acuan, yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Saat ini kita mengenal ada 4

macam skala termometer, yaitu skala Celcius, skala Fahrenheit, skala Kelvin, dan

48

I Made Astra, Fisika untuk SMA dan MA Kelas X, (Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2008), h.170.

49

Marthen Kanginan,Fisika untuk SMA kelas X,(Jakarta: Erlangga, 2007), h. 93.

50

(42)

skala Reamur.51 Pada masing-masing skala memiliki titik didih dan titik beku

yang berbeda. Berikut ini adalah termometer skala Celcius, Fahrenheit, Kelvin,

[image:42.595.271.354.580.677.2]

dan Reamur dapat dilihat pada Gambar 2.9 di bawah ini:

Gambar 2.9 Termometer Skala Celcius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur

Secara umum hubungan antara satu skala dan skala yang lain dapat

dirumuskan sebagai berikut:52

= …… ……… (2.1)

Keterangan :

Td= Titik didih

Tb= Titik beku

X = Termometer skala X Y = Termometer skala Y

Misalkan terdapat dua skala sembarang yaitu skala X dan skala Y dengan

titik beku TbX dan TbY serta titik didih TdX dan TdY. Hal tersebut diilustrasikan

pada Gambar 2.10 di bawah ini:

Gambar 2.10 Skala pada Termometer X dan Termometer Y

51

I Made Astra.,Op. Cit. h. 171.

52

(43)

2. Pemuaian

Setiap zat tersusun atas partikel-partikel kecil yang bergetar. Jika sebuah

benda dipanaskan, maka partikel-partikelnya akan bergetar lebih cepat. Hal ini

menyebabkan perubahan fisik benda yang dikenal dengan istilah pemuaian.

Pemuaian secara kuantitatif adalah bertambahnya panjang, luas, volume akibat

pengaruh kenaikan suhu pada suatu benda.53

a) Pemuaian Zat Padat

Pada umumnya setiap benda akan memuai apabila dipanaskan. Besar

pemuaian yang terjadi bergantung pada tiga hal, yaitu ukuran awal benda,

karakteristik bahan, dan besar perubahan suhu benda.54 Pada zat padat terjadi

sekurang-kurangnya 3 pemuaian, yaitu muai panjang, muai luas dan muai

volume.55 Muai panjang adalah pertambahan panjang yang diakibatkan oleh

naiknya suhu benda. Muai panjang dapat dirumuskan sebagai berikut:56

l = l0 .α. T………(2.2)

Keterangan :

l= Pertambahan panjang kawat (m)

l0 = Panjang kawat mula-mula (m)

α = Koefisien muai panjang bahan (°C-1) T= Perubahan suhu (°C)

Muai luas adalah bertambahnya luas suatu benda diakibatkan karena

kenaikan suhu benda. Pertambahan luas pada benda dapat dirumuskan sebagai

berikut:57

∆A= A0 .β.∆T………(2.3)

Keterangan :

∆A= Pertambahan luas (m2) A0= Luas mula-mula (m2)

53

Marthen Kanginan,Fisika untuk SMA kelas X(Jakarta: Erlangga, 2007), h. 96.

54

I Made Astra.,Op. Cit. h. 173.

55

Karyono, Dewi satya Palupi, dan Suharyanto, Fisika untuk Kelas X SMA dan MA,

(Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional), 2009.h. 117.

56

Marthen Kanginan.,Op. Cit.h. 97.

57

(44)

β = Koefisien muai luas (/°C) ∆T = Perubahan suhu (°C)

Dengan cara yang sama, pertambahan volume akibat pemuaian

benda-benda yang nyata dapat dirumuskan sebagai berikut:58

∆V= V0 .γ.∆T………..(2.4)

Keterangan :

∆V = Pertambahan volume (m3) V0 = Volume mula-mula (m3)

γ = Koefisien muai volume (°C-1) ∆T = Perubahan suhu (°C)

b) Pemuaian Zat Cair

Zat cair mengalami pemuaian volume lebih besar dibandinglan pemuaian

volume zat padat.pada umumnya benda memuia ketika dipanaskan, tetapi berbeda

dengan air pada rentang suhu 0°C-4°C. Pada rentang ini, air akan menyusut ketika

dipanaskan. Setelah melampaui suhu 4°C, air kembali berperilaku normal yakni

memuai ketika dipanaskan.Dengan demikian air memiliki massajenis terbesar saat

suhunya 4°C keunikan perilaku air ini disebut anomali air.59

c) Pemuaian Zat Gas

Seperti halnya zat padat dan cair, zat gas juga mengalami pemuaian.

Pemuaian pada gas dipengaruhi oleh variabel-variabel suhu (T), volume (V), dan

tekanan (P). Hal ini berkaitan dengan Teori kinetik gas yang akan dipelajari di

kelas XI.60

2) Kalor

Kalor didefinisikan energi yang ditransfer dari satu benda ke yang lainnya

karena adanya temperatur.61 Suatu benda mengalami kenaikan suhu karena benda

tersebut menyerap kalor. Banyaknya kalor yang diserap oleh benda bergantung

pada seberapa besar kenaikan suhu yang terjadi. Selain bergantung pada kenaikan

58

Ibid, h.100.

59

I Made Astra.,Op. Cit. h. 176.

60

Ibid,

61

(45)

suhu benda, kalor yang diserap benda juga bergantung pada massa benda dan

bahan penyusun benda yang dapat dirumuskan melalui persamaan berikut:62

Q = mc∆T……….(2.5)

Keterangan :

Q = kalor yang diserap atau dilepas benda (J) m = massa benda (Kg)

c = kalor jenis benda (J.Kg-1°C-1) ∆T = Perubahan suhu (°C)

Pengaruh massa benda terhadap kalor yang diserap dapat diselidiki melalui

percobaan berikut. Panaskan dua bejana di atas kompor, yang satu berisi 1 kg air

dan yang satu lagi berisi 3 kg air. Kemudian ukurlah perubahan suhu kedua air

tersebut. Terlihat bahwa air yang jumlahnya sedikit akan jauh lebih cepat

bertambah suhunya dibandingkan dengan air yangjumlahnya banyak. Dengan kata

lain, untuk menaikkan suhu air sampai rentang yang sama, air yang jumlahnya

sedikit akan memerlukan kalor yang jumlahnya sedikit pula.63

a) Kalor Jenis

Kalor jenis adalah sifat khas suatu zat yang menunjukkan kemampuannya

untuk menyerap kalor. Kalor jenis menunjukkan karakteristik suatu zat.64

=

. ………..(2.6)

Keterangan :

Q = kalor (joule) m = massa benda (kg)

c = kalor jenis benda (J.kg-1°C-1) ∆T = perubahan suhu (°C)

b) Kapasitas Kalor

Kapasitas kalor didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan

untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar 1°C.65 Secara matematis dapat

disimpulkan sebagai berikut:66

62

Marthen Kanginan,Fisika untuk SMA kelas X,(Jakarta: Erlangga, 2007), h. 110.

63

I Made Astra.,Op. Cit. h. 179.

64

(46)

=

∆ = .∆ = . ………(2.7)

Keterangan :

Q = kalor (joule) m = massa benda (kg)

c = kalor jenis benda (J.kg-1°C-1) C = kapasitas kalor (J.°C-1) ∆T = perubahan suhu (°C)

c) Perubahan Wujud Zat

Jika kalor diberikan pada suatu zat pada tekanan konstan,maka biasanya

suhu zat akan naik. Namun, pada kondisi tertentu suatu zat dapat menyerap kalor

dalam jumlah yangbesar tanpa mengalami perubahan pada suhunya.Hal ini

menyebabkan perubahan wujud zat.67Fase perubahan wujud zat dapat dilihat pada

Gambar 2.11 di bawah ini:

Gambar 2.11 Proses Perubahan Wujud

d) Kalor Laten

Kalor latenada dua jenis, yaitu kalor lebur dan kalor didih. Kalor lebur

adalah kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 1 kg zat dari zat padat menjadi

cair. Sedangkan kalor didih adalah kalor yang dibutuhkan untuk merubah suatu

zat dari fase cair ke uap.68

Q = m.L………(2.8)

65

Ibid.,

66

Karyono, Dewi satya Palupi, dan Suharyanto, Fisika untuk Kelas X SMA dan MA,

(Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009),h. 111.

67

Ibid.h. 112.

68

(47)

Keterangan :

Q = kalor (joule)

L = kalor laten (J.kg-1°C-1s) m = massa (kg)

e) Azas Black

Pada peristiwa pencampuran dua zat yang berbeda suhunya, ada satu azas

penting yang harus digunakan, yaitu azas black. Azas black menyatakan bahwa

:“Jika dua zat yang suhunya berbeda dicampur, zat yang suhunya tinggi akan

melepaskan sejumlah kalor yang akan diserap oleh zat yang suhunya lebih

Gambar

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran
Gambar 2.1 Tampilan Mendaftar Masuk untuk Menggunakan Prezi
Gambar 2.7 Tampilan Prezis
Gambar 2.8 Peta Konsep Suhu dan Kalor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X

Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning menggunakan peta konsep pada materi Suhu dan Kalor Kelas X Semester II SMA

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi suhu dan kalor di kelas X Semester II

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa kelas X semester II pada materi pokok suhu dan kalor di SMA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa Kelas X Semester II pada materi pokok Suhu dan Kalor SMA Negeri

“ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Suhu dan Kalor Kelas X SMA Negeri 1 PERBAUNGAN

Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung dengan model Problem Based Learning menggunakan peta konsep pada materi Suhu dan Kalor di