SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
PUTRI ZAKIYATUL JANNAH NIM 109016300013
PROGRAM STUDI PEDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Terhadap Easil
B*laj*r
Siswa EeI** X p*d* Itc*s*p $uhu Ilarr Kalar disusunoleh Pl:tri Eakiyati* Jar:*air, HIS'{- 1*9*1S:***1J, Jr:rusarr Pcndidikan Fisik4 Fakultas
Ikar:
Tarbiyak**rl
K*g*rraac, Lllrisersit*sIslelrl
Negeri Sya'ifFtiday-*t*3iah Salarfa, Teiah sreiai# br'rehi:rgan dar= *Sirryxfekar: sak sebagai karya ilmiah yang bcrhak rmtuk diujika* p*da sidaag munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkaa cleh f*ku11as.
"lakarta" September20i4
Yang rnengesahi<an.
Peml"rrrlhrng
i-rll.,L 1l.I --lt, ^-..-+i...L i-{ [}.I 12
'lt !r ;! r u rM1lal14:gr__ilui:g lqrP. 1q?ffi3** ?G8**t ?
al*
tsemirrmlrmg ll"
t
,"I.'*rLl^L \{. I*a^- i..t C: f attt!att .atitli:5. -tl.^>l
oleh Putri zakiyatul Jannah, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqosah pada tanggal 26 september 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis memperoleh gelar sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang pendidikan Fisika.
Jakart4
Oktober 2014Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika)
Iwan Permana Suwarn?. M.Pd NIP. 19780504 200901 1 0r3 Penguji I
Drs. Hasian Pohan. M.Si NIP. 1952070t 197903
I
001 Penguji IIKinkin Suartini, M.Pd NrP. 19780406 200604 2 003
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Iakarta
*9F!
'17
4..9!r.t.'..(i
Saya yang bertanda tangan di barvah ini,
Nama
Tempat/Tgl.Lahir
NIM
.lurusan / Prodi Judul Skripsi
P.1.*ri
TayittulJ_angh
crre&p.n,
99..qf!*gr
\%\
togo
tttulz
,
l.Pglg*rr/h
.
M.nd,* Pn*Lel*f*f6.r.
?p.y:y
Iii-.
r.l;l
x
?"d;
K"i:C
Uly
+:"
F.|o;
Dosen Pembimbing
,,
D-\el',. .M9.!kY.eile.h,\ta
Pd'
h$)*h'
$\"\z.!''
Y:!l
dengan ini menyatalian bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya bertanggung jawab sccara akademis atas apa yang saya tulis.
Per-nyataan ini dibuat sebagai salali satu s1'arai rnenemprth Ujian Munaqasait.
iv
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran zooming presentation terhadap hasil belajar siswa kelas X pada konsep suhu dan kalor. Media pembelajaran zooming presentation ini dibuat menggunakan aplikasi Prezi. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 12 Tangerang Selatan. Penelitian berlangsung pada bulan Maret-April 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design dan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Sampel yang diambil adalah kelas X dengan jumlah siswa 33. Instrumen yang digunakan adalah instrument tes berupa soal pilihan ganda dan non-tes berupa angket. Data hasil instrument tes dianalisis secara kuantitatif, sedangkan data hasil non-tes dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil belajar siswa kelas X pada konsep suhu dan kalor. Hasil uji hipotesis terhadap data posttest menunjukkan nilai thitung = 4,53 dan nilai ttabel = 1,998. Nilai thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak
dan Ha diterima. Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan media
pembelajaran zooming presentation lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa tanpa menggunakan media pembelajaran zooming presentation. Hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Selanjutnyas berdasarkan analisis data nontes berdasarkan angket respon siswa terhadap media pembelajaran zooming presentation berada pada kategori baik dengan persentase 76%.
vii
Departmenet, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
This research aims to determine the effect of learning media zooming presentation on learning outcomes of students class X on the temperature and heat concept. Learning media zooming presentation was created using software Prezi desktop. This research was done in SMAN 12 South Tangerang. The research was done in March-April 2014. The method used in this research is a quasi experimental with a nonequivalent control group design and the technique of sampling is purposive sampling. Sample in this research is class of X with totally student is 33.s Instrument these were used in the research are test of multiple choice and non-test that is questionnaire form. Data that is got from instrument will be analyzed quantitatively, while data that is got from non-test instrument will be analyzed qualitatively. Based on data analysis, the result obtained are the effect of learning media zooming presentation on learning result of students of class X on the concept of temperature and heat. The results of hypothesis testing against the data posttest showed tcount price is 4.53 and ttable price is 1.998. Price of tcount hogher than ttable, so H0 is rejected. Average student learning result that uses learning media zooming presentation higher than the average student learning result without the use of learning media zooming presentation. Experimental class student learning result are superior in improving the ability of remember (C1), understanding (C2), applying (C3), and analizing (C4). Learning to use the zooming presentation of instructional media has the carrying capacity of the learning process in good categories the percentage of 76%.
vi
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Media
Pembelajaran Zooming Presentation Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X pada
Konsep Suhu dan Kalor”.
Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal baik dan dibalas Allah
dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut
disampaikan kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’I, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Program studi
Fisika, sekaligus dosen pembimbing, terima kasih atas bimbingan, saran, dan
pengarahan yang telah diberikan
4. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu sekaligus dosen
pembimbing akademik.
5. Ibu Fathiah Alatas, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan
banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu.
6. Bapak Drs. Hasian Pohan, M.Si, selaku dosen penguji I yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya, sehingga penulis dapat
mempertanggungjawabkan hasil penelitian.
7. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd, selaku dosen penguji II yang telah meluangkan
waktu dan pikirannya, sehingga penulis dapat mempertanggungjawabkan hasil
vii proses perkuliahan di perguruan tinggi ini.
9. Bapak H. M. Syamsudin H.S. S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 12
Tangerang Selatan
10.Mochammad Angga Permana dan Bayu Agung Hanggana, selaku guru bidang
studi fisika SMA Negeri 12 Tangerang Selatan.
11.Dewan guru, staf, karyawan, dan siswa-siswi SMA Negeri 12 Tangerang
Selatan yang telah memberikan bantuannya selama berlangsungnya penelitian.
12.Ayahanda H. Muhammad Badrun Rony dan Ibunda tercinta Hj. Ikhlasiyah,
S.Ag, sebagai orang tua yang tanpa henti melimpahkan kasih saying,
mendukung dan memberikan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi tepat waktu.
13.Adik-adikku tersayang Sastria Dewantara Putra (Adek) yang telah membantu
dalam pembuatan media dan Muhammad Alif Istiqlal (dede’ Alif) yang selalu
memberikan hiburan dan semangat disaat lelah.
14.Rekan-rekan mahasiswa pendidikan fisika 2009 yang menjadi keluarga di
tempat perantauan dan senantiasa memberikan inspirasi dan motivasi.
15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini masih banyak kekurangan dan
memerlukan perbaikan serta saran konstruktif demi kesempurnaan dari
penyusunan skripsi. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
jazákumullah khoirul jaza’.
Jakarta, September 2014
viii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR. ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ... 6
A. KajianTeoritis ... 6
1. Konsep Belajar dan Pembelajaran ... 6
a. Pengertian Belajar ... 6
b. Pengertian Pembelajaran ... 7
c. Komponen Pembelajaran ... 7
2. Media Pembelajaran ... 8
a. Pengertian Media Pembelajaran ... 8
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 11
ix
a. Pengertian Hasil Belajar ... 21
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .... 24
4. Kajian Materi Subjek Konsep Suhu dan Kalor ... 25
a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 25
b. Peta Konsep Suhu dan Kalor ... 26
c. Materi Konsep Suhu dan Kalor ... 26
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 33
C. Kerangka Berpikir ... 35
D. Hipotesis Penelitian ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37
A. Waktu dan tempat penelitian ... 37
B. Metode dan Desain Penelitian ... 37
C. Variabel Penelitian ... 38
D. Populasi Penelitian ... 39
E. Sampel Penelitian ... 40
F. Teknik Pengumpulan Data ... 40
G. Instrumen Penelitian... 40
1. Instrumen Tes ... 41
2. Instrumen Non-tes ... 43
H. Kalibrasi Instrumen ... 43
1. Uji Validitas ... 44
2. Uji Reliabilitas ... 45
3. Taraf Kesukaran ... 46
4. Daya Pembeda... 47
I. Teknik Analisis Data ... 49
1. Uji Prasyarat Analisis... 49
a. Uji Normalitas ... 49
x
A. Hasil Penelitian ... 54
1. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ... 54
2. Hasil Pretest ... 54
3. Hasil Posttest... 55
4. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ... 57
5. Hasil Uji Prasyarat Analisis ... 60
a. Uji Normalitas ... 60
b. Uji Homogenitas ... 61
6. Hasil Uji Hipotesis ... 61
7. Hasil Analisis Data Angket ... 62
B. Pembahasan ... 63
BAB V PENUTUP ... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
xi
Presentasi ... 18
Gambar 2. 3 Tampilan Kotak Teks ... 18
Gambar 2. 4 Tampilan Perbesar dan Perkecil Teks ... 19
Gambar 2. 5 Tampilan untuk Memasukkan Video, Gambar, dan Animasi . 19 Gambar 2. 6 Mengatur Jalannya Tampilan Presentasi ... 20
Gambar 2. 7 Tampilan Prezi ... 20
Gambar 2. 8 Peta Konsep Suhu dan Kalor ... 26
Gambar 2. 9 Termometer Skala Celcius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur . 27 Gambar 2. 10 Perbandingan Antara Termometer Skala Sembarang... 27
Gambar 2. 11 Proses Perubahan Wujud ... 31
Gambar 2. 12 Skema Kerangka Berpikir ... 36
Gambar 3. 1 Variabel Penelitian ... 39
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 54
Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56
Gambar 4.3 Diagram Nilai Rata-rata Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 58
xii
Tabel 3. 1 Desain Penelitian ... 37
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kognitif ... 41
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Nontes ... 43
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 44
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ... 45
Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas ... 46
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ... 46
Tabel 3.8 Kategori Indeks Kesukaran ... 47
Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ... 47
Tabel 3.10 Kategori Daya Beda ... 48
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Tes ... 48
Tabel 3.12 Penilaian Pernyataan Positif dan Negatif ... 52
Tabel 3.13 Intepretasi Angket Siswa ... 52
Tabel 4.1 Nilai Hasil Pretest ... 53
Tabel 4.2 Nilai Hasil Posttest ... 53
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 55
Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57
Tabel 4.6 Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif ... 59
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 61
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ... 62
xiii
A. Rpp Kelas Eksperimen ... 72
B. Rpp Kelas Kontrol ... 92
LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PENELITIAN A. Instrumen Tes ... 102
B. Uji Validitas Butir Soal ... 120
C. Uji Reliabilitas Instrumen ... 122
D. Uji Taraf Kesukaran ... 124
E. Uji Daya Pembeda... 126
F. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 128
G. Instrumen Tes Valid ... 129
H. Soal Instrumen Penelitian ... 137
I. Lembar Jawaban... 140
J. Kisi-Kisi Instrumen Nontes... 141
K. Instrumen Nontes ... 142
L. Lembar Observasi Aktifitas Siswa ... 144
M. Lembar Validasi Ahli Media ... 147
N. Lembar Validasi Ahli Materi ... 149
LAMPIRAN 3 ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN A. Hasil Pretest ... 151
B. Hasil Posttest ... 159
C. Uji Normalitas Pretest ... 167
D. Uji Normalitas Posttest ... 171
E. Uji Homogenitas Pretest ... 175
F. Uji Homogenitas Posttest ... 178
G. Uji Hipotesis Pretest ... 181
H. Uji Hipotesis Posttest ... 183
I. Data Angket ... 185
xiv
C. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 198
D. Uji Referensi ... 199
1 A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran menurut UNESCO pada tahun 1997 mengungkapkan bahwa
pembelajaran didasari oleh empat pilar utama (The Four Pillars of Education).
Empat pilar utama tersebut diantaranya, belajar untuk mengetahui (Learning to
know), belajar untuk berkarya (Learning to do), belajar untuk berkembang utuh
(Learning to be) dan belajar untuk hidup bersama (Learning to live together). Hal
tersebut merupakan aspek filosofis yang harus diterapkan dalam menjalankan
proses pembelajaran.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 20 dalam Miarso (2008: 3), menyatakan
bahwa:
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu, ada lima jenis interaksi yang dapat berlangsung dalam proses belajar dan pembelajaran, yaitu: 1) interaksi antara pendidik dengan peserta didik; 2) interaksi antara sesama peserta didik atau antar teman sejawat; 3) interaksi peserta didik dengan nara sumber; 4) interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang sengaja dikembangkan; dan 5) interaksi peserta didik bersama pendidik dengan lingkungan sosial dan alam.
Pasal tersebut jelas menyatakan bahwa pembelajaran merupakan sebuah
proses interaksi antara guru (pendidik) dan siswa (peserta didik). Dalam
pembelajaran tersebut terdapat upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan
belajar, yang menunjukkan usaha siswa mempelajari materi ajar sebagai akibat
perlakuan guru.1Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional (2000) mengungkapkan bahwa salah satu kelemahan sistem pendidikan
nasional yang dikembangkan di Indonesia adalah kurangnya perhatian pada hasil
1
belajar.2 Salah satu hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, yaitu
kurang memaksimalkan penggunaan media pembelajaran dalam membantu
penyampaian materi ajar. Peran media pembelajaran sangat penting dalam proses
pembelajaran. Karena media pembelajaran merupakan salah satu dari
komponen-komponen pembelajaran.
Secara keseluruhan pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai sebuah tujuan
pembelajaran. Komponen-komponen tersebut meliputi, guru, siswa, materi ajar,
metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, tujuan pembelajaran,
dan evaluasi pembelajaran.3 Penyampaian materi ajar akan berlangsung lebih
efektif jika dalam pembelajaran tersebut digunakan media pembelajaran. Selain
itu, media pembelajaran bisa menjadi salah satu daya tarik siswa dalam
memperhatikan materi ajar yang disampaikan oleh guru, sehingga pemahaman
siswa dalam menerima materi ajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Berdasarkan hasil observasi di Tangerang Selatan pada SMA yang masih
menggunakan kurikulum KTSP 2006. Diperoleh informasi bahwa pada tahun
ajaran 2011/2012 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mata pelajaran
fisika kelas X rata-rata sebesar 75. Akan tetapi, siswa memperoleh nilai rata-rata
≥ 75. Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah pembelajaran yang dilakukan masih bersifat konvensional dan
jarang sekali menggunakan media pembelajaran. Selain itu, diperoleh informasi
bahwa media pembelajaran yang digunakan masih monoton dan kurang inovatif.
Akibatnya minat belajar siswa menjadi rendah. terhadap pemahaman konsep
fisika yang bersifat mikroskopik.
Siswa memiliki minat belajar yang tidak sama, menurut Supardi siswa
yang memiliki minat belajar tinggi akan cenderung tekun, dan semangat dalam
belajar. Sedangkan siswa yang memiliki minat belajar rendah umumnya akan
malas dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa akan cenderung menghindar
dan tidak memperhatikan proses pembelajaran. Oleh karena itu sebuah keharusan
2
Mulyasa,Kurikulum Berbasis Kompetensi.(Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), h.23
3
bagi setiap guru agar mampu menyiapkan dan membuat pembelajaran menjadi
lebih menarik dan inovatif. Salah satunya adalah dengan menggunakan media
pembelajaanzooming presentation.
Media pembelajaran zooming presentation fokus pada satu bidang slide
yang disebut kanvas virtual, sehingga dapat menampilkan konsep yang akan
dijelaskan secara keseluruhan kepada siswa. Kemudian media pembelajaran
zooming presentation juga dapat mengeksplorasi bagian-bagian kanvas tersebut
hingga bagian terkecil, sehingga konsep utama yang ingin disampaikan terlihat
jelas. Alur tampilan pada media pembelajaran zooming presentation juga dapat
diatur sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Media pembelajaran zooming
presentation membuat presentasi terlihat menjadi lebih dinamis, karena kanvas
dapat lebih mudah diperkecil dan diperbesar, bahkan diputar 360 derajat. Selain
itu, media ini berbasis adobe air, sehingga video maupun animasi flash bisa
dijalankan dengan lebih ringan. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran
zooming presentationdapat digunakan untuk menarik minat belsajar siswa.
Berdasarkan karakteristik media pembelajaran zooming presentation,
media tersebut dapat menarik minat belajar siswa dengan transformasinya yang
khas dan dengan mudah dapat mengeksplorasi objek menjadi tampilan yang bisa
diperbesar dan diperkecil. Hal ini diharapakan dapat meningkatkan minat belajar
siswa dan memudahkan siswa dalam memahami konsep fisika dengans lebih baik.
Sehingga membuat penulis tertarik untuk menggunakan zooming presentation
sebagai media dalam pembelajaran dengan menyusun dan melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Zooming Presentation
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X pada Konsep Suhu dan Kalor”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
1. Minat belajar siswa pada konsep fisika yang bersifat mikroskopik sangat
rendah.
2. Media pembelajarn yang digunakan kurang inovatif dan tidak dapat
menumbuhkan minat belajar siswa.
3. Hasil belajar siswa dalam konsep fisika masih terbilang rendah.
C. Batasan Masalah
Semua permasalahan yang diuraikan di atas tidak mungkin untuk diteliti
semua karena keterbatasan penelitian ini. Oleh karena itu, dalam penelitian perlu
dilakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini
adalah:
1. Konsep fisika yang dibahas dalam penelitian ini adalah konsep suhu dan kalor.
2. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran
zooming presentation yang dibuat dengan menggunakan aplikasiPrezi.
3. Hasil belajar siswa yang diukur pada konsep suhu dan kalor dalam penelitian
ini hanya megukur hasil tes kognitif siswa. Ranah kognitif yang dinilai
berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Lorin W. Anderson,
dkk,4 yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan
menganalisis (C4).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah “Apakah penggunaan media pembelajaran zooming presentation
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor?”
4
Lorin W. Anderson, David R. Karthwohl, A Taxonomy For Learning, Teaching, And
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk
mengetahui pengaruh media pembelajaran zooming presentation terhadap
pengaruh hasil belajar siswa kelas X pada konsep suhu dan kalor.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
1. Media pembelajaran zooming presentation dapat meningkatkan minat dan
menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran.
2. Menyajikan penjelasan konsep fisika dengan kemasan yang unik dan
menyenangkan dengan menggunakan media pembelajaran zooming
presentationdalam pembelajaran fisika.
3. Mengoptimalkan dan meningkatkan daya ingat siswa dalam menyerap materi
6
A. Kajian Teoritis
1. Konsep Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.1 Belajar
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian perkembangan individu
berlangsung melalui kegiatan belajar.2 Menurut Gagne, belajar adalah suatu
proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.3
Whitaker dalam Djamarah (2000:12) berpendapat bahwa belajar adalah
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan
pengalaman. Burton mengartikan belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu yang satu dengan yang lainnya,
serta antar individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi
dengan lingkunganya.interaksi ini memiliki makna sebagai proses. Seseorang
yang sedang melakukan kegiatan secara sadar untuk mencapai perubahan tertentu,
maka orang tersebut dikatakan sedang belajar.4
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan perubahan
tingkah laku yang diperoleh dari serangkaian pengalaman yang dialaminya,
sehingga merubah cara berpikir, bertindak dan berinteraksi dengan individu
linnya.
1
Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. 2, h. 1
2
Rusman,Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer(Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 1, h. 85
3
Muhibbin Syah,Psikolog Belajar(Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2004), Cet. 3, h. 68
4
b. Pengertian Pembelajaran
Menurut Warsita (2008: 85) pembelajaran merupakan suatu usaha
membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta
didik. Pembelajaran menunjukkan upaya menciptaka kondisi agar terjadi kegiatan
belajar. Hamalik mengungkapkan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengauhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kemudian Sudjana (2004:28) mengemukakan tentang pengertian
pembelajaran bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif
antara dua pihak, yaitu antara siswa dan guru yang melakukan kegiatan
membelajarkan.
Dari berbagai pengertian pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan upaya sadar yang dilakukan dengan sistematik antara
guru dan siswa yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c. Komponen Pembelajaran
Ciri utama dalam pembelajaran adalah adanya interaksi antara siswa
dengan lingkungannya. Hal ini berkaitan dengan komponen-komponen
pembelajaran. komponen-komponen pembelajaran tersebut adalah sebagai
berikut:5
1) Tujuan pembelajaran; tujuan pembelajaran dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan, kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dann mengikuti pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi.
2) Sumber belajar; yaitu segala sesuatu yang ada di luar diri individu siswa yang
bisa digunakan untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Sumber belajar
bisa dalam bentuk buku, lingkungan, surat kabar, digital konten, dan sumber
informasi lainnya.
5
3) Metode pembelajaran; suatu cara yang digunakan guru untuk menyampaikan
materi ajar, dan kegiatan yang mendukung untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
4) Media pembelajaran; yaitu berupa software dan hardware untuk membantu
proses interaksi guru dan siswa serta interaksi siswa dan lingkungannya, juga
sebagai alat bantu bagi guru untuk menunjang penggunaan metode
pembelajaran yang digunakan.
5) Evaluasi pembelajaran; merupakan alat untuk menilai pencapaian
tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan pembelajaran
secara keseluruhan.
Komponen pembelajaran adalah penentu dari keberhasilan proses
pembelajaran. Komponen-komponen tersebut merupakan suatu sistem yang tidak
dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan (guru)
kepada penerima pesan (siswa).6 Kata media berasal dari bahasa latin,yaitu
medium yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai untuk menghantarkan,
menyampaikan atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American Heritage
Electronic Dictionary (1991) diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan
mempresentasikan informasi.7 Media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu
perantara sumber pesan dengan penerima pesan.8
Menurut Heinich media merupakan alat saluran komunikasi, yaitu sebagai
pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Media merupakan wahana
penyalur informasi atau materi ajar dalam pembelajaran. National Education
6
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembagan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1986), h. 6.
7
Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012),h.2.
8
association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi.9 Scramm juga berpendapat
bahwa media dapat diartikan sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.10 Sementara Briggs mengemukakan
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar.11
Media pembelajaran menurut Arsyad adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan informasi, sehingga dapat merangsang perhatian,
minat, pikiran dan perasaan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan
belajar.12Selain dapat digunakan untuk membantu guru dalam menjelaskan materi
ajar, media pembelajaran juga dapat menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan
belajar. Menurut Romiszowski dalam Angkowo dan Kosasih, penggunaan media
dalam pembelajaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Sedangkan Hamidjojo dalam Latuheru (1993) mengemukakan bahwa
media adalah segala sesuatu yang digunakan manusia sebagai perantara untuk
menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan
atau pendapat yang dikemukakan sesuai dengan tujuan kepada penerima.13 Kata
media seringkali digunakan bergantian dengan istilah alat bantu atau media
komunikasi. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik bahwa hubungan
komunikasi akan berjalan lancar dan optimal apabila menggunakan alat bantu
yang disebut media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu
disebut media pembelajaran.
9
Ibid.,
10
Munir.,Op. Cit,h. 2.
11
Arief S. Sadiman,Op. Cit.h. 6
12
Ibid.,h. 138.
13
Kemudian, Gagne’ dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video
camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik,
televisi, dan komputer.14 Adapun pengertian media pembelajaran menurut
Sadiman, dkk adalah perpaduan antara bahan dan alat atau perpaduan antara
softwaredanhardware.15
Anderson membagi media dalam dua kategori, yaitu alat bantu
pembelajaran (instructional aids) dan media pembelajaran (instructional media).
Media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terjadinya interaksi antara
karya seseorang pengembang mata pelajaran (guru) dengan siswa. Adapun yang
dimaksud dengan interaksi adalah terjadinya suatu proses belajar pada diri siswa
pada saat menggunakan atau memanfaatkan media.16 Media pembelajaran dapat
dipahami sebagai media yang digunakan dalam proses dan tujuan pembelajaran.17
Media pembelajaran juga dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk
menyalurkan pesan atau materi ajar dari guru kepada siswa sehingga dpat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.18
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar untuk menyalurkan pesan (materi ajar), secara lebih baik dan sempurna
sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dengan
menggunakan media pembelajaran zooming presentation dalam kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
14
Ibid.,
15
Bambang Warsita,Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 122.
16
Ibid.,h. 123.
17
Ibid.,h. 122.
18
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembagan, dan
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru)
menuju penerima (siswa). Hamalik mengemukakan bahwa menggunakan media
dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
memberikan pengaruh-pengaruh pikologis terhadap siswa.19
Pemanfaatan media sangat berguna sekali dalam mengoptimalkan proses
pembelajaran, berikut beberapa fungsi media dalam pembelajaran, yaitu:20
1) Sebagai sumber belajar, Mudhoffir dalam bukunya yang berjudul
Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajarmenyebutkan sumber belajar pada
hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan,
orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang mana hal itu dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat
dipahami sebagai segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang
(siswa) dan memungkinkan memudahkan terjadinya proses belajar. Dalam
hal ini media, tersirat makna keaktifan yakni sebagai penyalur, penyampai,
penghubung, dan lain-lain.
2) Fungsi semantik, yaitu kemampuan media dalam menambah perbendaharaan
kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami
siswa (tidak verbalistik).
3) Fungsi manipulatif, yaitu media dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu
serta dapat mengatasi keterbatasan indrawi. Kemampuan media dapat
menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk
aslinya. Media juga dapat membantu siswa dalam memahami objek yang sulit
diamati karena terlalu kecil, seperti atom, dan lain-lain. Atau objek yang
terlalu besar, sehingga dapat ditampilkan didalam kelas.21 Dapat juga
membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau
terlalu cepat.
19
Azhar Arsyad.,Op. Cit.h. 15.
20
Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h.36-48.
21
4) Fungsi atensi, yaitu media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa
terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni sel
khusus dalam system saraf yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang
datang. Dengan adanya sel saraf penghambat ini para siswa dapat
memfokuskan perhatiannya pada rangsangan yang dianggapnya menarik dan
membuang rangsangan-rangsangan lainnya. Dengan demikian, media
pembelajaran yang tepat guna adalah media pembelajaran yang mampu
menarik dan memfokuskan perhatian siswa.
5) Fungsi afektif, yaitu menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan
atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Dengan adanya media pembelajaran,
terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk
itu perhatiannya akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya. Lainnya
adalah munculnya tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam
keseluruhan proses pembelajaran secara suka rela, ini merupakan reaksi siswa
terhadap rangsangan yang diterimanya.
6) Fungsi kognitif, menurut Winkel siswa yang belajar melalui media
pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk
representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa
orang, benda, atau kejadian. Sehingga semakin banyak pula gagasan yang
dimilikinya. Jelaslah bahwa media pembelajaran telah ikut andil dalam
mengembangkan kemampuan kognitif siswa.
7) Fungsi imajinatif, dimana media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengembangkan fungsi imajinasi siswa. Imajinasi ini adalah memunculkan
kreasi baru bagi masa depan dalam bentuk khayalan yang didominasi kuat
oleh pikiran autistik.22
8) Fungsi motivasi, yaitu media pembelajaran dapat berfungsi sebagai
pendorong siswa untuk mengaktifkan dan menggerakan siswanya secara
sadar untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
9) Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultur antarpeserta
komunikasi pembelajaran. Pemahaman siswa yang berbeda-beda dapat diatas
22
dengan media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki
kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama. Mempersamakan
pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
10) Fungsi kompensatoris media pembelajaran bahwa media visual yang
memberikan konteks untuk memahami teks dapat membantu siswa yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembal. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk
mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi
pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara verbal.23
Sudjana dan Riva’I menyebutkan manfaat media pembelajaran dalam
proses belajar siswa, sebagai berikut24:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan
motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam
pelajaran.
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik merincikan
manfaat media pembelajaran sebagai berikut:25
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
2) Memperbesar perhatian siswa.
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh
karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
23
Azhar Arsyad.,Op. Cit.h. 17.
24
Ibid.,h. 24-25.
25
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri dikalangan siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan, terutama
melalui gambar hidup.
6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
Uraian di atas dapat disimpulkan beberapa fungsi dan manfaat dari
penggunaan media pembelajaran, sebagai berikut:
1) Media pembelajaran dapat berfungsi sebagai sumber belajar, karena dapat
dimanfaatkan untuk menyalurkan informasi(materi ajar) kepada siswa.
2) Media pembelajaran sebagai perantara dari sumber (guru) menuju penerima
(siswa) dalam menyampaikan informasi (materi ajar) secara visual maupun
verbal sehingga siswa dapat termotivasi minat belajarnya.
3) Media pembelajaran dapat menarik minat belajar siswa, memperbesar
perhatian siswa terhadap materi ajar, membuat pembelajaran menjadi tidak
membosankan dan guru tidak kehabisan tenaga, serta mengurangi verbalisme
dengan meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir.
c. Media PembelajaranZooming Presentation
Pemanfaatan media dalam pembelajaran, digunakan sebagai alat bantu
untuk menjelaskan materi-materi yang bersifat abstrak, teoritis dan diperlukan
visualisasi. Diharapkan materi yang abstrak dapat diwakilkan dengan tampilan
pada presentasi. Hal ini dikarenakan, penggunaan media pembelajaran dapat
memvisualisasikan materi lebih menarik dan menjadi lebih mudah dimengerti
oleh siswa. Ada beberapa aplikasi yang bisa kita andalkan untuk media
pembelajaran yang berfungsi sebagai alat presentasi. Salahsatu aplikasi terbaru
yang memiliki tampilan fresh, unik, menarik, dan memiliki kecanggihan dalam
memperbesat serta memperkecil tampilan adalah zooming presentation yang
digunakan oleh aplikasiprezi.
Penyampaian materi ajar dengan menggunakan media pembelajaran
memiliki kekhasan dalam mengeksplorasi materi ajar.26 Media pembelajaran
zooming presentation dilengkapi dengan integrasi multimedia, sehingga dapat
memadukan antara video, gambar maupun animasi. Menurut Settle,dkk zooming
presentation memungkinkan pengguna untuk memperbesar (zoom out) dan
memperkecil (zoom in) konsep yang akan dijelaskan. Media pembelajaran
zooming presentation dibuat menggunakan aplikasi prezi yang menampilkan
presentasi dengan format berbeda dengan tampilan pada umumnya.27
Prezi pada awalnya dikembangkan oleh arsitek Hungaria bernama adam
Somlai Fischer sebagai alat visualisasi arsitektur.Prezisengaja dibuat sebagai alat
untuk mengembangkan berbagai ide dalam bentuk visual dan format menarik
yang bersifat naratif. Presentasi melalui Prezi dibuat pada sebuah kanvas yang
tidak terbatas oleh bingkai.Hal ini memudahkan penyampaian dalam
penggabungan teks, gambar dan multimedia lainnya. Materi-materi yang
disampaikan di atas kanvas dapat ditarik, digeser, dapat berputar ke kiri dan ke
kanan agar kelihatan lebih menarik tanpa perlu mengganti slide.Satu tampilan
presentasi dapat dibuat dengan elemen yang berbeda pada sajiannya untuk
membuat animasi.28 Prezi juga memiliki keistimewaan pada zooming in dan out,
yang dapat digunakan dalam memperlihatkan sajian secara detail. Hal ini dapat
memberikan kesan yang mendalam pada penerima pesan.29
Prezi adalah sebuah perangkat lunak untuk presentasi berbasis
internet.Selain untuk presentasi, prezi juga dapat digunakan sebagai alat untuk
mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual.Prezi menjadi unggul
karena program ini menggunakan Zooming User Interface (ZUI), yang
memungkinkan pengguna prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan
media presentasi.30
26
I Putu Wisnu Saputra, ST, MBA. Nonlinier presentations series prezi the zooming
presentations. (Jakarta: Elex Media Komputindo,2011).
27
Op. Cit.h. 138.
28
H. Rosadi, Pengembangan Media Slide berbasis Program Aplikasi Prezi Pada Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Untuk Sekolah Menengah Pertama, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2013) h. 18.
29
Stephanie Diamond,Prezi for Dummies, (Kanada: Wiley Publishing, 2010), h. 228
30
Prezi digunakan sebagai alat untuk membuat presentasi dalam bentuk
liniermaupunnonlinier, yaitu presentasi terstruktur sebagai contoh dari presentasi
linier, atau presentasi berbentuk peta-pikiran (mind-map) sebagai contoh dari
presentasinonlinier. Padapreziteks, gambar, video, dan media presentasi lainnya
ditempatkan di atas kanvas presentasi, dan dapat dikelompokkan menggunakan
bingkai-bingkai yang dibuat sendiri. Pengguna kemudian menentukan ukuran
relatif dan posisi antara semua objek presentasi dan dapat mengitari serta
menyorot objek-objek tersebut. Untuk membuat presentasi linier, penggunaan
dapat membangun jalur navigasi presentasi yang telah ditentukan sebelumnya.31
Berikut ini adalah Tabel 2.1 tentang kelebihan dan kelemahan media
pembelajaranzooming presentation:
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran
Zooming Presentation
NO. KELEBIHAN KEKURANGAN
1 Menggunakan fasilitas Zooming User Interface (ZUI) yang memudahkan untuk memperbesar dan memperkecil tampilan
Merupakan software online yang proses pembuatanya harus dalam keadaan online dengan konektivitas cepat.
2 Tampilan yang menarik, dinamis, dan interaktif
Jika menggunakan prezi desktop secara offline maka pilihan font, dan warnanya terbatas
3 Dapat memasukkan berbagai gambar, animasi, video maupun audio
Presentasi tidak bisa diprint
4 Dapat melakukan transisi objek secara zoom in/out dan perputaran secara lebih mudah
Karenan menggunakan zoomable canvas, mungkin saja membuat pusingaudience
5 Dapat membuka file presentasi dari mana saja dengan format penyimpanan berupa file executable (EXE) yang dikompres dalam bentuk ZIP
6 Dapat mengedit secara bersamaan dengan teman lainnya secaraaonline
31
I Putu Wisnu Saputra, ST, MBA, Nonlinier Presentations Series Prezi The Zooming
[image:31.595.110.542.228.631.2]d. Membuat Media Pembelajaran Zooming Presentation menggunakan aplikasiprezi32
1) Langkah pertama adalah masuk ke halaman web www.prezi.com.
[image:32.595.121.548.122.439.2]2) Kemudian mendaftar masuk seperti pada Gambar 2.1 berikut ini :
Gambar 2.1 Tampilan Mendaftar Masuk untuk MenggunakanPrezi
3) Setelah mendaftar lalu mulai mengunduh prezi desktop dan mengaktifkannya.
Kemudianprezi dapat digunakan secaraoffline.
32
4) Mulai membuat presentasi menggunakan prezi, seperti pada Gambar 2.2
sebagai berikut:
Gambar 2.2 Tampilan Prezi Desktop Berupa Kanvas untuk Memulai Membuat Presentasi
5) Menuliskan teks pada kanvas.
Gambar 2.3 Tampilan Kotak Teks
Kanvas Virtual
Undo dan Redo Klik dua kali untuk
menuliskan teks pada kanvas.
PerangkatPrezi
Path
Zoom
Setelah mengklik dua kali, kemudian akan muncul kotak teks
6) Memperbesar dan memperkecil teks serta mengatur posisi teks.
Gambar 2.4 Tampilan Perbesar dan Perkecil Teks
7) Memasukkan video, gambar, dan animasi.
Gambar 2.5 Tampilan untuk Memasukkan Video, Gambar, dan Animasi
Klik sekali pada kotak teks, maka akan muncul bulatan garis pada kotak teks.
Gunakan untuk mengatur tampilan besar dan kecil teks.Serta mengedit dan memindahkan teks pada tempat yang diinginkan.
Dapat juga memutar teks dengan menggeser sambil mengklik garis-garis yang ada di pinggir bulatan.
Masukan gambar
8) Mengaturpathuntuk tampilan otomatis.
Gambar 2.6 Mengatur Jalannya Tampilan Presentasi
[image:35.595.163.523.126.350.2]9) Prezisiap menampilkan presentasi anda.
Gambar 2.7 TampilanPrezis
KlikPathkemudian atur alur yang ingin ditampilkan dengan mengklik objek pada kanvas.
Klikplayuntuk menampilkan presentasi.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya.33 Hasil belajar dapat dipahami dengan
menjelaskan dua kata, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product)
menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau
proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sehingga, setelah
mengalami belajar, siswa berubah perilakunya.34 Gagne membagi lima kategori
hasil belajar, yakni (a) informasi verbal; (b) keterampilan intelektual; (c) strategi
kognitif; (d) sikap; dan (e) keterampilan motoris.35
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada
individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi
hasil belajar. Menurut Winkel, hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada
manusia pada sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada
taksonomi tujuan pembelajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan
Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.36 Dalam konteks
demikian maka hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai
dengan tujuan pembelajaran (ends are being attained).37 Perolehan proses belajar
siswa merupakan upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.38
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan perilaku, bertambahnya pengetahuan, dan kemampuan
keterampilan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang
diberikan guru sehingga siswa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
33
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 16, h. 22.
34
Purwanto,Evaluasi Hasil Belajar,(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h. 44.
35
Nana Sudjana.,Op. Cit, h. 22
36
Purwanto.,Op. Cit.h. 45
37
Ibid.,
38
Benyamin Bloom yang secara garis besar terbagi menjadi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.39 Ranah kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu:40
1) Mengingat (C1) adalah kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip
dan prosedur yang telah dipelajari dan tersimpan dalam memori panjang (long
term memory). Kedua proses kognitif yang terkait adalah mengenali dan
mengingat kembali.
2) Memahami (C2) adalah membangun pengertian dari pesan instruksional,
termasuk pesan secara lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan
melaluipengajaran, buku, atau layar komputer. Proses kognitif dalam kategori
memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.
3) Mengaplikasikan atau Menerapkan (C3) adalah kemampuan untuk
menyelesaikan atau menggunakan prosedur yang dipelajarinya pada suatu
keadaan untuk menyelesaikan masalah. Kategori menerapkan terdiri dari dua
proses kognitif yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan.
4) Menganalisis (C4) adalah kemampuan untuk menganalisa suatu informasi atau
situasi tertentu menjadi komponen-komponen sehingga informasi tersebut
menjadi jelas. Melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap
bagian dan struktur keseluruhan. Sasaran klasifikasi dari menganalisis adalah
belajar menentukan potongan pesan yang relevan atau penting (differentiating),
mengatur potongan-potongan pesan (organizing), dan tujuan yang mendasari
pesan (atributing).
5) Mengevaluasi (C5) adalah kemampuan untuk membuat pertimbangan suatu
penilaian terhadap sesuatu berdasarkan ukuran-ukuran atau standar yang
ditetapkan. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif
memeriksa dan mengkritik.
39
Ibid.,h. 22.
40
Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
6) Menghasilkan karya atau mencipta (C6) adalah kemampuan untuk menyusun
kembali unsur-unsur ke dalam suatu pola atau struktur baru menjadi sebuah
keseluruhan yang koheren atau fungsional; mengorganisasi elemen ke dalam
pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Menciptakan dikaitkan
dengan tiga proses kognitif yaitu merumuskan, merencanakan, dan
memproduksi.41
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.42 Ada beberapa jenis
kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang
dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks, yaitu:43
1) Menerima, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi)
dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan
sebagainya. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima
stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
2) Merespon atau jawaban, yakni rekasi yang diberikan seseorang terhadap
stimulus yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi,
perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada
dirinya.
3) Penilaian, yakni berkenaan dengan nilai kepercayaan terhadap gejala atau
stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan menerima
nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai, dan kesepakatan
terhadap nilai tersebut.
4) Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi,
termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai
yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep
tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan sebagainya.
5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai
yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya. Ke dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
41
Ibid.,h. 128-130.
42
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 16, h 29.
43
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak.44 Menurut Harrow hasil belajar psikomotorik tampak
dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam
tingkatan keterampilan, yakni:45
1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar);
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;
3) Kemampuan perseptual termasuk didalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motoris, dan lain-lain;
4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan;
5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks;
6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti
gerakan ekspresif dan interpretatif.
Tipe hasil belajar di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu
berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang
berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula
sikap dan perilakunya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:
1) Faktor Internal46
Faktior internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah
faktor fisiologis dan faktor psikologis sebagai berikut:
a) Faktor Fisiologis, secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan
yang prima, tidak dalam kedaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat
jasmani, dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam
menerima materi pembelajaran.
44
Op. Cit,h. 30
45
Ibid.,h. 30-31.
46
b) Faktor Psikologis, yaitu setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya
memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut
mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi
intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya
nalar siswa.
2) Faktor Eksternal47
Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya
adalah faktor lingkungan dan faktor instrumental sebagai berikut:
a) Faktor Lingkungan, meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban, dan lain-lain. Belajar pada
tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya akan
berbeda suasana belajarnya dengan yang belajar di pagi hari yang udaranya
masih segar dan di ruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega.
b) Faktor Instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini
diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan
belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa
kurikulum, sarana, dan guru.
3. Kajian Materi Subjek
a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar kompetensi pada konsep suhu dan kaloryang diambil dari silabus
mata pelajaran fisika kelas X adalah menerapkan konsep kalor dan prinsip
konservasi energi pada berbagai perubahan energi. Sedangkan kompetensi dasar
pada konsep ini, yaitu (1) menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat; (2)
menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suatu zat; (3) menerapkan asas
black dalam pemecahan masalah; (4) menganalisis cara perpindahan kalor.
47
b. Peta Konsep Suhu dan Kalor
[image:41.595.112.533.138.454.2]Peta konsep suhu dan kalor dapat dilihat pada Gambar 2.8 dibawah ini:
Gambar 2.8 Peta Konsep Suhu dan Kalor
c. Materi Konsep Suhu dan Kalor 1) Suhu
Suhu mempresentasikan derajat panas atau dinginnya suatu benda.48 Hal
ini dapat dilihat dari pergerakan partikel-partikel dalam benda. Sehingga suhu
dapat disimpulkan bahwa ukuran energi kinetik rata-rata partikel dalam suatu
benda. Secara lebih umum dapat dinyatakan bahwa suhu adalah ukuran energi
kinetik rata-rata partikel dalam suatu benda.49 Sejak abad ke-18 alat pengukur
suhu mulai dikembangkan yang diberi nama termometer. Termometer
memanfaatkan perubahan sifat-sifat fisis benda yang mengalamai perubahan, hal
ini disebut sifat termometrik.50 Pada pembuatan termometer memerlukan titik
acuan, yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Saat ini kita mengenal ada 4
macam skala termometer, yaitu skala Celcius, skala Fahrenheit, skala Kelvin, dan
48
I Made Astra, Fisika untuk SMA dan MA Kelas X, (Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2008), h.170.
49
Marthen Kanginan,Fisika untuk SMA kelas X,(Jakarta: Erlangga, 2007), h. 93.
50
skala Reamur.51 Pada masing-masing skala memiliki titik didih dan titik beku
yang berbeda. Berikut ini adalah termometer skala Celcius, Fahrenheit, Kelvin,
[image:42.595.271.354.580.677.2]dan Reamur dapat dilihat pada Gambar 2.9 di bawah ini:
Gambar 2.9 Termometer Skala Celcius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur
Secara umum hubungan antara satu skala dan skala yang lain dapat
dirumuskan sebagai berikut:52
= …… ……… (2.1)
Keterangan :
Td= Titik didih
Tb= Titik beku
X = Termometer skala X Y = Termometer skala Y
Misalkan terdapat dua skala sembarang yaitu skala X dan skala Y dengan
titik beku TbX dan TbY serta titik didih TdX dan TdY. Hal tersebut diilustrasikan
pada Gambar 2.10 di bawah ini:
Gambar 2.10 Skala pada Termometer X dan Termometer Y
51
I Made Astra.,Op. Cit. h. 171.
52
2. Pemuaian
Setiap zat tersusun atas partikel-partikel kecil yang bergetar. Jika sebuah
benda dipanaskan, maka partikel-partikelnya akan bergetar lebih cepat. Hal ini
menyebabkan perubahan fisik benda yang dikenal dengan istilah pemuaian.
Pemuaian secara kuantitatif adalah bertambahnya panjang, luas, volume akibat
pengaruh kenaikan suhu pada suatu benda.53
a) Pemuaian Zat Padat
Pada umumnya setiap benda akan memuai apabila dipanaskan. Besar
pemuaian yang terjadi bergantung pada tiga hal, yaitu ukuran awal benda,
karakteristik bahan, dan besar perubahan suhu benda.54 Pada zat padat terjadi
sekurang-kurangnya 3 pemuaian, yaitu muai panjang, muai luas dan muai
volume.55 Muai panjang adalah pertambahan panjang yang diakibatkan oleh
naiknya suhu benda. Muai panjang dapat dirumuskan sebagai berikut:56
l = l0 .α. T………(2.2)
Keterangan :
l= Pertambahan panjang kawat (m)
l0 = Panjang kawat mula-mula (m)
α = Koefisien muai panjang bahan (°C-1) T= Perubahan suhu (°C)
Muai luas adalah bertambahnya luas suatu benda diakibatkan karena
kenaikan suhu benda. Pertambahan luas pada benda dapat dirumuskan sebagai
berikut:57
∆A= A0 .β.∆T………(2.3)
Keterangan :
∆A= Pertambahan luas (m2) A0= Luas mula-mula (m2)
53
Marthen Kanginan,Fisika untuk SMA kelas X(Jakarta: Erlangga, 2007), h. 96.
54
I Made Astra.,Op. Cit. h. 173.
55
Karyono, Dewi satya Palupi, dan Suharyanto, Fisika untuk Kelas X SMA dan MA,
(Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional), 2009.h. 117.
56
Marthen Kanginan.,Op. Cit.h. 97.
57
β = Koefisien muai luas (/°C) ∆T = Perubahan suhu (°C)
Dengan cara yang sama, pertambahan volume akibat pemuaian
benda-benda yang nyata dapat dirumuskan sebagai berikut:58
∆V= V0 .γ.∆T………..(2.4)
Keterangan :
∆V = Pertambahan volume (m3) V0 = Volume mula-mula (m3)
γ = Koefisien muai volume (°C-1) ∆T = Perubahan suhu (°C)
b) Pemuaian Zat Cair
Zat cair mengalami pemuaian volume lebih besar dibandinglan pemuaian
volume zat padat.pada umumnya benda memuia ketika dipanaskan, tetapi berbeda
dengan air pada rentang suhu 0°C-4°C. Pada rentang ini, air akan menyusut ketika
dipanaskan. Setelah melampaui suhu 4°C, air kembali berperilaku normal yakni
memuai ketika dipanaskan.Dengan demikian air memiliki massajenis terbesar saat
suhunya 4°C keunikan perilaku air ini disebut anomali air.59
c) Pemuaian Zat Gas
Seperti halnya zat padat dan cair, zat gas juga mengalami pemuaian.
Pemuaian pada gas dipengaruhi oleh variabel-variabel suhu (T), volume (V), dan
tekanan (P). Hal ini berkaitan dengan Teori kinetik gas yang akan dipelajari di
kelas XI.60
2) Kalor
Kalor didefinisikan energi yang ditransfer dari satu benda ke yang lainnya
karena adanya temperatur.61 Suatu benda mengalami kenaikan suhu karena benda
tersebut menyerap kalor. Banyaknya kalor yang diserap oleh benda bergantung
pada seberapa besar kenaikan suhu yang terjadi. Selain bergantung pada kenaikan
58
Ibid, h.100.
59
I Made Astra.,Op. Cit. h. 176.
60
Ibid,
61
suhu benda, kalor yang diserap benda juga bergantung pada massa benda dan
bahan penyusun benda yang dapat dirumuskan melalui persamaan berikut:62
Q = mc∆T……….(2.5)
Keterangan :
Q = kalor yang diserap atau dilepas benda (J) m = massa benda (Kg)
c = kalor jenis benda (J.Kg-1°C-1) ∆T = Perubahan suhu (°C)
Pengaruh massa benda terhadap kalor yang diserap dapat diselidiki melalui
percobaan berikut. Panaskan dua bejana di atas kompor, yang satu berisi 1 kg air
dan yang satu lagi berisi 3 kg air. Kemudian ukurlah perubahan suhu kedua air
tersebut. Terlihat bahwa air yang jumlahnya sedikit akan jauh lebih cepat
bertambah suhunya dibandingkan dengan air yangjumlahnya banyak. Dengan kata
lain, untuk menaikkan suhu air sampai rentang yang sama, air yang jumlahnya
sedikit akan memerlukan kalor yang jumlahnya sedikit pula.63
a) Kalor Jenis
Kalor jenis adalah sifat khas suatu zat yang menunjukkan kemampuannya
untuk menyerap kalor. Kalor jenis menunjukkan karakteristik suatu zat.64
=
. ………..(2.6)Keterangan :
Q = kalor (joule) m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (J.kg-1°C-1) ∆T = perubahan suhu (°C)
b) Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar 1°C.65 Secara matematis dapat
disimpulkan sebagai berikut:66
62
Marthen Kanginan,Fisika untuk SMA kelas X,(Jakarta: Erlangga, 2007), h. 110.
63
I Made Astra.,Op. Cit. h. 179.
64
=
∆ = .∆ = . ………(2.7)
Keterangan :
Q = kalor (joule) m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (J.kg-1°C-1) C = kapasitas kalor (J.°C-1) ∆T = perubahan suhu (°C)
c) Perubahan Wujud Zat
Jika kalor diberikan pada suatu zat pada tekanan konstan,maka biasanya
suhu zat akan naik. Namun, pada kondisi tertentu suatu zat dapat menyerap kalor
dalam jumlah yangbesar tanpa mengalami perubahan pada suhunya.Hal ini
menyebabkan perubahan wujud zat.67Fase perubahan wujud zat dapat dilihat pada
Gambar 2.11 di bawah ini:
Gambar 2.11 Proses Perubahan Wujud
d) Kalor Laten
Kalor latenada dua jenis, yaitu kalor lebur dan kalor didih. Kalor lebur
adalah kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 1 kg zat dari zat padat menjadi
cair. Sedangkan kalor didih adalah kalor yang dibutuhkan untuk merubah suatu
zat dari fase cair ke uap.68
Q = m.L………(2.8)
65
Ibid.,
66
Karyono, Dewi satya Palupi, dan Suharyanto, Fisika untuk Kelas X SMA dan MA,
(Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009),h. 111.
67
Ibid.h. 112.
68
Keterangan :
Q = kalor (joule)
L = kalor laten (J.kg-1°C-1s) m = massa (kg)
e) Azas Black
Pada peristiwa pencampuran dua zat yang berbeda suhunya, ada satu azas
penting yang harus digunakan, yaitu azas black. Azas black menyatakan bahwa
:“Jika dua zat yang suhunya berbeda dicampur, zat yang suhunya tinggi akan
melepaskan sejumlah kalor yang akan diserap oleh zat yang suhunya lebih