• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA AL-FATTAH MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA AL-FATTAH MEDAN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA AL-FATTAH MEDAN

Oleh:

Hermansyah Nasution NIM 4112121007

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA AL-FATTAH MEDAN

Hermansyah Nasution (4112121007) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X Semester II SMA AL-FATTAH Medan serta melihat aktivitas siswa yang menggunakan model pembelajaran Inquiry Training.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA AL-FATTAH Medan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 4 kelas, dimana kelas X-1 dengan jumlah siswa 41 orang sebagai kelas eksperimen diajar dengan model pembelajaran Inquiry Training sedangkan kelas X-2 dengan jumlah siswa 43 orang sebagai kelas kontrol diajar dengan pembelajaran Konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : untuk tes hasil belajar berupa essai tes yang berjumlah 8 soal yang sebelumnya telah diuji validitasnya oleh ahli, dan instrument yang digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa adalah lembar observasi.

Hasil penelitian ini memperoleh nilai rata-rata pretes untuk kelas eksperimen 36,66 dan kelas kontrol 33,72. Pengujian normalitas pada kelas eksperimen diperoleh data Lhitung = 0,0968 dan Ltabel = 0,1384, untuk kelas control

dengan Lhitung = 0,1209 dan Ltabel = 0,1351, sehingga diperoleh Lhitung < Ltabel. Hasil

perhitungan uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,15 dan Ftabel = 1,68 sehingga

Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen.

Perlakuan yang diberikan untuk kedua kelas berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Training dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional, setelah pembelajaran selesai diberikan postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 56,48 dengan standar deviasi 9,99 dan kelas kontrol 52,54 dengan standar deviasi 8,87. Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa kelas eksperimen 78,05 sedangkan kelas kontrol sebesar 50,72. Hasil uji persamaan linier dengan persamaan y = -0,0886x+80.46 diperoleh bahwa ada pengaruh menggunakan model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA AL-FATTAH Medan sebesar.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T karena atas rahmat dan karunia-Nya penulisan skripsi ini. Dapat di selesaikan dengan baik, skripsi berjudul. “ Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Di Kelas X Semester II SMA AL-FATTAH Medan, disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada ibu Dr. Derlina M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada bapak Drs. R. Tarigan, M.Pd, bapak Dr. Eidi Sihombing, M.S dan bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si, selaku dosen pembanding yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Drs. Henok Siagian, M.Si, selaku dosen pembimbing Akademik dan bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku ketua jurusan Fisika dan bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd, selaku ketua prodi pendidikan Fisika, juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih di sampaikan juga kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku dekan FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada ibu Nila Wati S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan bapak Guntur Pulungan selaku kepala sekolah SMA AL-FATTAH Medan atas ijin penelitian yang diberikan.

(6)

v

teristimewa saya ucapkan terima kasih kepada my best Rika Sari Indah Harahap yang selalu setia mendampingi dan selalu memberi semangat serta dukungannya kepada saya mulai dari penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada teman saya seperjuangan Ayang Nita Sari, Ayu Syahputri, Hilda Annisa Hikmah dan Rizki Khadijah dan seluruh anak 11 Dik C. Terima kasih juga untuk teman-teman yang tidak sempat disebutkan namanya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, Agustus 2016 Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Definisi Operasional 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar 7

2.1.2. Aktivitas Belajar 8

2.1.3. Hasil Belajar 9

2.1.4. Pembelajaran dan Model Pembelajaran 15 2.1.5. Model Pembelajaran Inquiry Training 16

2.1.5.1.Tujuan Inquiry Training 22

2.1.5.2.Sintaks Inquiry Training 22

2.1.5.3.Sistem Sosial Model Pembelajaran Inquiry Training 25

(8)

vii

2.1.5.5.Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Inquiry

Training 25

2.1.5.5.1. Teori Kontruktivisme 25

2.1.5.5.2. Teori Belajar Menurut Pandangan Jerome S. Bruner 26 2.1.5.6.Prinsip-Prinsip Reaksi Model Pembelajaran Inquiry Training 26 2.1.5.7.Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry

Training 27

2.1.5.7.1. Keunggulan Model Pembelajaran Inquiry Training 27 2.1.5.7.2. Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Training 27 2.1.6. Pembelajaran Konvensional 28

2.1.7. Penelitian yang relevan 30

2.2. Uraian Materi 34

2.2.1. Suhu 34

2.2.2. Pemuaian Zat 38

2.2.3. Kalor 44

2.2.4. Perubahan Wujud Zat 46

2.2.5. Perpindahan Kalor 47

2.3. Kerangka Konseptual 51

2.4. Hipotesis Penelitian 52

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 54 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 54

3.3. Variabel Penelitian 54

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 55

3.4.1. Jenis Penelitian 55

3.4.2. Desain Penelitian 55

3.5. Prosedur Penelitian 55

3.6. Instrumen Penelitian 58

3.7. Validitas Tes 61

(9)

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 73

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian 73

4.1.2 Data Nilai Pretes 73

4.1.2.1 Uji Normalitas 74

4.1.2.2 Uji Homogenitas 75

4.1.2.3 Uji Kesamaan Kemampuan Awal (Uji t dua pihak) 75

4.1.3 Data Nilai Postes 76

4.1.3.1 Uji Normalitas 77

4.1.3.2 Uji Homogenitas 77

4.1.3.3 Uji Hipotesis 78

4.1.4 Deskripsi Data Observasi 79

4.2 Pembahasan 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 88

5.2 Saran 89

DAFTAR PUSTAKA 90

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1. Jenis-jenis Termometer 37

2.2. Perbandingan Skala Termometer Celcius, Fahrenheit, Reamur dan

Kelvin 37

2.3. Pertambahan Panjang Logam 39

2.4. Permuaian Luas 41

2.5. Aplikasi Pemuaian 44

2.6. Diagram Perubahan Wujud Zat 46

2.7. Perpindahan Kalor Secara Konduksi 48

2.8 Konveksi Kalor di dalam Air 49

2.9 Peristiwa Konveksi 49

2.10 Radiasi 50

3.1 Prosedur Penelitian 57

4.1 Diagram Garis Nilai Pretes Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol 74

4.2 Diagram Garis Nilai Postes Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol 77

[image:10.595.69.524.105.670.2]
(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman 2.1.Kategori Taksonomi Anderson dan Kratwohl 9 2.2. Sintaks Pembelajaran Inquiry Training 22

2.3. Penelitian Yang Relevan 30

2.4. Perbandingan Skala 37

2.5. Koefisien Muai Panjang Beberapa Jenis Zat Padat 40 2.6. Koefisien Muai Volume Beberapa Zat Cair 42

2.7. Titik Didih Suatu Zat 45

2.8. Titik Lebur Suatu Zat 46

3.1. Two Group Pretes Postes Design 55 3.2. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 58 3.3. Spesifikasi Tes Hasil Belajar 60 3.4. Pedoman Penskoran Hasil Belajar 61 3.5. Validitas Instrumen oleh Validator I 63 3.6. Validitas Instrumen oleh Validator II 64 3.7. Validitas Instrumen oleh Validator III 65

3.8. Rubrik Aktivitas Siswa 66

(12)

xi

4.5. Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 76 4.6. Perhitungan Uji Normalitas Nilai Postes 77 4.7. Perhitungan Uji Homogenitas Nilai Postes 78 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Nilai Postes 78

4.9. Perhitungan Aktivitas Siswa 80

4.10. Kriteria Dan Persentase Observasi Aktivitas Siswa Kelas

Eksperimen 81

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 RPP 1 94

Lampiran 2 RPP 2 108

Lampiran 3 RPP 3 119

Lampiran 4 RPP 4 130

Lampiran 5 LKS 1 141

Lampiran 6 LKS 2 144

Lampiran 7 LKS 3 146

Lampiran 8 LKS 4 148

Lampiran 9 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 151

Lampiran 10 Instrumen Penelitian 158

Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas 161 Lampiran 12 Data Mentah Pretes Kelas Kontrol 163 Lampiran 13 Data Mentah Pretes Kelas Eksperimen 165 Lampiran 14 Data Mentah Postes Kelas Kontrol 167 Lampiran 15 Data Mentah Postes Kelas Eksperimen 169 Lampiran 16 Perhitungan Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi 171 Lampiran 17 Uji Normalitas Data Pretes 173 Lampiran 18 Uji Normalitas Data Postes 175

Lampiran 19 Uji Homogenitas 177

Lampiran 20 Uji Hipotesis 179

(14)

xiii

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik secara pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Potensi diri dapat diwujudkan menjadi multipel kompetensi dengan melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran.

Pendidikan ialah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani siswa dalam melakukan kegiatan belajar.

Proses pembelajaran ditandai dengan adanya perubahan perilaku bagi individu yang terlibat didalamnya. Upaya yang dapat dilakukan guna meninjau tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah dengan mengadakan evaluasi pembelajaran. Indikator yang dijadikan sebagai acuan dalam menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran seharusnya dapat mencapai hasil belajar yang maksimal, tetapi kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa hasil yang dicapai belum memuaskan, misalnya pada pelajaran fisika.

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan metode ilmiah dalam prosesnya. Proses pembelajaran fisika bukan hanya memahami konsep-konsep fisika semata, melainkan juga mengajarkan siswa berpikir konstruktif sebagai keterampilan proses sains, sehingga pemahaman siswa terhadap fisika menjadi utuh, baik sebagai proses maupun sebagai produk. Pembelajaran fisika harus diperhatikan adalah bagaimana siswa mendapatkan pengetahuan (learning to know), konsep dan teori melalui pengalaman praktis dengan cara melaksanakan

(16)

2

Berdasarkan hasil observasi di SMA AL- FATTAH dengan memberikan angket kepada 33 siswa, sebesar 53% menyatakan fisika adalah pelajaran yang sulit, kurang menarik dan banyak rumus. Hasil observasi menjelaskan yaitu sekitar 52% menyatakan bahwa cara mengajar guru cenderung menjelaskan materi dan mengerjakan soal. Penyebabnya adalah kurangnya minat dan motivasi untuk mempelajari fisika dengan senang hati. Penggunaan model pembelajaran yang cenderung monoton dan kurangnya keterlibatan siswa dalam menemukan suatu konsep dalam proses kegiatan belajar dan mengajar lebih bersifat teacher centered. Guru lebih sering menggunakan pola mengajar dengan menyajikan

materi dan penyelesaian soal-soal dengan rumus. Siswa hanya dapat menghitung tetapi tidak dapat mengerti konsep fisika sebenarnya. Proses pembelajaran tersebut dapat menimbulkan kebosanan sehingga peran siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif dan siswa lebih banyak mendengarkan. Siswa juga masih takut untuk bertanya pada guru jika ada materi yang tidak dipahami karena terbiasa pasif menerima apa yang diberikan guru.

Hasil wawancara dengan seorang guru fisika di SMA AL-FATTAH Medan menyatakan bahwa metode yang digunakan adalah metode ceramah dan metode tanya jawab. Guru menjelaskan pelajaran di depan kelas dan memberikan ringkasan materi dengan mencatatnya di papan tulis dan siswa menyimak penjelasan guru serta mencatat hal penting dari materi yang diajarkan. Hasil belajar yang dicapai siswa juga tergolong rendah, yaitu 50% siswa hanya memenuhi standar nilai ketuntasan minimum yaitu 70. Sarana dan prasarana laboratorium di SMA AL-FATTAH cukup lengkap tetapi belum digunakan secara maksimal karena keterbatasan waktu sehingga siswa jarang melakukan praktikum secara langsung di laboratorium.

(17)

3

pembelajaran, misalnya adalah model pembelajaran inquiry training. Model pembelajaran inquiry training ini ditujukan untuk membangun mental kognitif. Model tersebut sangat sesuai untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan secara tidak langsung dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Model pembelajaran inquiry training bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam meneliti, menjelaskan fenomena dan memecahkan masalah secara ilmiah (Hamzah dan Keysar, 2004).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Trisno, Yusuf Kandek dan Marungkil Pasaribu Universitas Tadulako yang juga menggunakan model inquiry training dengan model konvensional didapatkan hasil bahwasanya model

pembelajaran inquiry training memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Kemudian dapat pula dilihat dari nilai rata siswa pada ke dua kelas yang menunjukkan nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata-rata-rata kelas kontrol yaitu pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 22,50 sedangkan pada kelas kontrol diperolah nilai rata-rata sebesar 18,08. Dari perbedaan hasil belajar ini dapat dilihat bahwasanya pengaruh model pembelajaran inquiry training pada kelas eksperimen sangat baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Retno Putri Sari Universitas Negeri

Malang dengan judul “Penerapan Inquiry Training Model untuk Meningkatkan

Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika” didapatkan hasil penelitian bahwasanya diperoleh hasil rata-rata keterlaksanaan dengan pembelajaran inquiry training pada siklus I sebesar 75,6% dan pada siklus II sebesar 83,1% berdasarkan

hasil yang dicapai tingkat keberhasilan tindakan pembelajaran inquiry training telah mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.

Dari hasil seluruh peneliti menunjukkan bahwasanya model pembelajaran inquiry training dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Karena model

(18)

4

Adapun kendala dalam penelitian sebelumnya adalah kurang dapat mengkondisikan situasi pada saat pembelajaran inquiry training berlangsung. Ketika tahap menghadapkan masalah, peneliti memberikan masalah berupa pertanyaan. Kemudian kendala lainnya adalah terlalu banyak memberikan instruksi. Hal tersebut dapat mengurangi efektifitas pembelajaran inquiry training. Untuk mengatasi kendala tersebut sebelum melaksanakan proses pembelajaran peneliti mempersiapkan permasalahan yang menggugah rasa ingin tahu sehingga siswa termotivasi untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang diberikan. Selain itu peneliti lebih menekankan informasi tentang tahap pembelajaran. Dengan demikian diharapkan efektifitas pembelajaran inquiry training yang dilaksanakan lebih maksimal.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA AL-FATTAH Medan T.P 2014/2015”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Siswa menganggap pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit, kurang menarik dan banyak rumus.

2. Guru menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan metode tanya jawab.

3. Hasil belajar fisika yang diperoleh siswa masih rendah.

(19)

5

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang dibahas dan keterbatasan waktu penelitian serta keterbatasan kemampuan dari penulis sendiri, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa dan model pembelajaran konvensional.

2. Materi pelajaran yang diajarkan dalam penelitian ini adalah Suhu dan Kalor. 3. Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMA AL-FATTAH Medan T.P

2014/2015.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II

SMA AL-FATTAH Medan T.P 2014/2015 ?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA AL-FATTAH Medan T.P 2014/2015?

3. Bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA AL-FATTAH T.P 2014/2015 ?

4. Bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA AL-FATTAH Medan T.P 2014/2015?

(20)

6

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA AL-FATTAH Medan T.P 2014/2015.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA AL-FATTAH Medan T.P 2014/2015.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA AL-FATTAH Medan T.P 2014/2015. 4. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA AL—FATTAH Medan T.P 2014/2015. 5. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Inquiry

Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di

kelas X semester II SMA AL-FATTAH Medan T.P 2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian adalah :

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar menggunakan model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan

(21)

7

1.6. Defenisi Operasional

Definisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran Inquiry Training adalah upaya pengembangan para

pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa

dalam penelitian ilmiah. Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu dan

hasrat yang besar untuk tumbuh berkembang. Model pembelajaran Inquiry

Training memanfaatkan eksplorasi kegairahan alami siswa, memberikan

siswa arahan-arahan khusus sehingga siswa dapat mengeksplorasi

bidang-bidang baru secara efektif. (Joyce,dkk. 2009 :201)

2. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan siswa berubah dalam

sikap dan tingkah lakunya menurut Winkel (dalam Purwanto, 2009:51). .

Hasil belajar siswa diperoleh dari uji tes sebelum pembelajaran (pre – test)

dan uji tes setelah pembelajaran (post test).

(22)

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar fisika siswa kelas X semester II SMA AL-FATTAH Medan dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok suhu dan kalor adalah 56,48.

2. Hasil belajar fisika siswa kelas X semester II SMA AL-FATTAH Medan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor adalah 52,54.

3. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model inquiry training dengan rata-rata 78,05. Hasil rata-rata aktivitas siswa

diperoleh dari pertemuan I samapai dengan IV. Hasil rata-rata aktivitas diperoleh dari Pertemuan I (74,22), Pertemuan II (78,05), Pertemuan III (79,91) dan Pertemuan IV (85,71).

4. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model konvensional dengan rata-rata50,72. Hasil rata-rata aktivitas diperoleh dari Pertemuan I (50,72), Pertemuan II (54,14), Pertemuan III (60,69) dan Pertemuan IV (61,9).

5. Ada pengaruh hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan model inquiry training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA

(23)

89

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, makapeneliti mempunyai beberapa saran, yaitu:

1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training disarankan lebih memperhatikan dan membimbing siswa selama bekerja dalam kelompok dengan cara bertanya kepada tiap siswa tentang apa yang telah dikerjakannya dalam kelompok dan kendala-kendala yang dihadapi siswa selama berdiskusi, dikarenakan pada saat diskusi inilah setiap siswa dituntut aktif dan bekerjasama dengan baik.

(24)

90

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W., dan David R.K., (2010), Kerangka Landasan untuk Pembelajaran dan Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Bloom,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, S, ( 2013 ), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Edisi Revisi ), Bumi Aksara, Jakarta.

Damanik, D.P dan Bukit, N., ( 2013 ), Analisis Kemampuan Berfikir Kritis dan Sikap Ilmiah Pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model

Pembelajaran Inquiry Training dan Direct Instruction.,Jurnal,

Pascasarjana Unimed, Medan.

Dimyati dan Mudjiono, ( 2002 ), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S. B, ( 2006 ), Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (

2012 ), Buku Pedoman Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan, FMIPA

Unimed, Medan.

Gulo, W., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta

Hakim, A., Nasution, H., dan Derlina., ( 2012 ), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Inquiry Training dan

Konvensional Pada Materi Gaya dan Hukum Newton di Kelas VIII SMP

Negeri 17 Medan, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Hamdani, ( 2011 ), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung. Hamzah, (2004), Model Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.

(25)

91

VII Semester 1 MTS N 2 Medan T.P 2012/2013., Skripsi, FMIPA

Unimed, Medan.

Hayati, dan dwi, RS. (2013). Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis Multimedia dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Jurnal

Online Pendidikan Fisika.

Jeliana, ( 2011 ), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gerak Lurus Kelas X Semester 1

di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2011/2012., Skripsi, FMIPA

Unimed, Medan.

Jerome S. Bruner, (1960), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung. Joice, B., Weil, M., dan Calhoun, E., ( 2009 ), Models Of Teaching; Model-Model

Pengajaran Edisi Kedelapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kamajaya, ( 2007 ), Fisika untuk kelas X SMA/MA, Grafindo, Bandung.

Purwanto, B., ( 2009 ), Theory and Application of Physics, Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo.

Sagala, S., ( 2009 ), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sardiman., ( 2009 ), Interaksi dan Motivasi Mengajar, Rajawali Press, Jakarta. Sirait, R dan Sahyar., ( 2013 ), Analisis Penguasaan Konsep Awal Fisika dan

Hasil Belajar Fisika Pada Pembelajaran Menggunakan Model Inquiry

Training Pada Materi Listrik Dinamis, Jurnal, Pascasarjana Unimed,

Medan.

Slameto., ( 2010 ), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

(26)

92

Sudjana. N., ( 2009 ), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sugiyono., ( 2010 ), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.

Sumarsono, J., ( 2009 ), Fisika untuk kelas X SMA/MA, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Susanti, Ana. Sajidan. Sugiyarto, (2014). Pembelajaran Biologi Menggunakan Inquiry Training Model dengan Vee Diagram Dan KWLCHART Ditinjau

dari Keterampilan Berfikir Kritis dan Kemampuan Penalaran Formal.

Jurnal INKUIRI.

Tim Dosen, ( 2011 ), Evaluasi Proses dan Hasil Belajar, FMIPA Unimed, Medan.

Trianto., ( 2011 ), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), Kencana, Jakarta.

Trisno, Kendek, Y. Pasaribu, M. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Kalor SMP

N 9 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako.

Uno,H.B., ( 2010 ) Model Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.

Gambar

Grafik pretes dan postes dengan uji persamaan linier

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Presentase daya tarik siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca cermat dengan pemanfaatan sumber belajar digital juga mengalami peningkatan

Selain sebagai langkah pengurangan penggunaan plastik, pelaku bisnis laundry dapat menggunakan tas Lacaca ini sebagai media promosi untuk menarik pelanggan

[r]

Polimer biodegradabel seperti kopolimer poli(asam laktat)-poli(asam glikolat) (PLGA) biasanya dibuat melalui kopolimerisasi pembukaan cincin D,L-laktida dan glikolida

The problem faced by teacher of SMP N 2 Simo Boyolali in teaching reading to the second year students are that the student feels bored in learning English, because they have

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

Akan tetapi, informasi pada situs OGSA-DAI sebagai acuan utama penulis tidak diberikan secara detil dalam hal pustaka yang terkait dengan sistem operasi dan paket GT yang