PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN
KALOR DI KELAS X SEMESTER IISMA NEGERI 1 SILIMAKUTA SARIBUDOLOKT.P 2014/2015
Oleh :
Iramaya Fridayanti Sinaga 4112121009
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAPINQUIRY TRAINING TERHADAPINQUIRY TRAINING HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN
KALOR DI KELAS X SEMESTER IISMA NEGERI 1 SILIMAKUTA SARIBUDOLOKT.P 2014/2015
ii
RIWAYAT HIDUP
Iramaya Fridayanti Sinaga dilahirkan di Saribudolok pada tanggal 24
September 1993. Ayah bernama Sastra Sinaga dan ibu bernama Nerliaty Purba
dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1999 penulis masuk
SD Swasta GKPS Saribudolok dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005,
penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Silimakuta Saribudolok dan lulus
pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikan
sekolah menengah atas ke SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok dan lulus pada
tahun 2011. Kemudian pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA UNIMED). Kegiatan intrakurikuler
yang pernah diikuti di UNIMED yaitu Unit Kegiatan Kerohanian Mahasiswa
Kristen Protestan (UKMKP) UNIMED dan lulus ujian pada tanggal 24 Juni 2015. Iramaya Fridayanti Sinaga dilahirkan di Saribudolok pada tanggal 24
Ayah bernama Sastra Sinaga dan ibu bernama Nerliaty Purba
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1999 penulis masuk
SD Swasta GKPS Saribudolok dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005,
penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Silimakuta Saribudolok dan lulus
pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikan
sekolah menengah atas ke SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok dan lulus pada
tahun 2011. Kemudian pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA UNIMED). Kegiatan intrakurikuler
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga
penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di SMA Negeri
1 Silimakuta Saribudolok T.P. 2014/2015”.
”. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Nurdin Siregar, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga
akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr.
Derlina,M.Si, Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si , dan Bapak Alkhafi Maas Siregar,
M.Si sebagai dosen penguji I, II, dan III yang telah memberikan masukan dan
saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunaan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Eidi Sihombing M.S, selaku
dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis
selama perkuliahan, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA
Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Kadir
Tarigan, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok dan
Ibu Lindawaty Tarigan, S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf
administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis
selama melakukan penelitian.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
”. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Nurdin Siregar, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga
akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr.
Derlina,M.Si, Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si , dan Bapak Alkhafi Maas Siregar,
M.Si sebagai dosen penguji I, II, dan III yang telah memberikan masukan dan
saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunaan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Eidi Sihombing M.S, selaku
dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis
selama perkuliahan, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Kadir
Tarigan, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok dan
Ibu Lindawaty Tarigan, S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf
v
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda Maladin Sastra Sinaga dan Ibunda tercinta Nerliaty Purba yang terus
memberikan motivasi, dan doa serta kasih sayang yang tak pernah henti, terima
kasih kepada abang dan adik tersayang; Dedi Novandri Sinaga dan Cintia Agnes
Sinaga serta sanak keluarga yang senantiasa memberikan motivasi dan doa yang
tulus kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya
skripsi ini.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada teman-teman seperjuangan
Fisika Dik C 2011 dan seluruh teman-teman Fisika Unimed 2011 yang telah
memberikan masukan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini dan berjuang bersama pada saat perkuliahan, seminar proposal hingga sidang
dan penyelesaian skripsi. Juga kepada sahabat-sahabatku sekaligus teman
seperjuanganku: Juli Tiara Anggi Damanik, Nita Ariany Purba, dan Rotua
Veronika Marpaung, Pesta Uli Banjarnahor, Riskana Br. Sitepu, dan Angela
Mutia yang telah memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan skripsi
ini. Juga buat teman-teman serumah di Durung 233; Yenni Teresia Manalu,
Nurhaida Natalia Purba, dan Dahlia Simangunsong dan Rinto Gurning yang telah
memberikan semangat dalam mulai pengerjaan skripsi hingga skripsi ini selesai
serta seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
Medan, Juni 2015
Penulis,
Iramaya F Sinaga
NIM. 4112121009
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Maladin Sastra Sinaga dan Ibunda tercinta Nerliaty Purba yang terus
memberikan motivasi, dan doa serta kasih sayang yang tak pernah henti, terima
kasih kepada abang dan adik tersayang; Dedi Novandri Sinaga dan Cintia Agnes
Sinaga serta sanak keluarga yang senantiasa memberikan motivasi dan doa yang
tulus kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada teman-teman seperjuangan
Fisika Dik C 2011 dan seluruh teman-teman Fisika Unimed 2011 yang telah
memberikan masukan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini dan berjuang bersama pada saat perkuliahan, seminar proposal hingga sidang
dan penyelesaian skripsi. Juga kepada sahabat-sahabatku sekaligus teman
seperjuanganku: Juli Tiara Anggi Damanik, Nita Ariany Purba, dan Rotua
Mutia yang telah memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan skripsi
ini. Juga buat teman-teman serumah di Durung 233; Yenni Teresia Manalu,
Nurhaida Natalia Purba, dan Dahlia Simangunsong dan Rinto Gurning yang telah
memberikan semangat dalam mulai pengerjaan skripsi hingga skripsi ini selesai
serta seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN
KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 SILIMAKUTA SARIBUDOLOK T.P 2014/2015
Iramaya F Sinaga (NIM 4112121009) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa kelas X semester II pada materi pokok suhu dan kalor di SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok T.P 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester II SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok yang terdiri dari 8 kelas berjumlah 280 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 8 kelas. Kelas X-1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 34 orang dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 36 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar untuk mengetahui hasil belajar siswa dan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa.
Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 36,86 dan kelas kontrol 33,89. Nilai rata-rata postes pada kelas pada kelas eksperimen sebesar 72,35 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 62,59. Uji hipotesis menggunakan uji t diperoleh nilai thitung = 3,888 dan nilai ttabel = 1,669, dimana thitung > ttabel sehingga Ha diterima. Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok T.P.2014/2015. Rata-rata persentase nilai aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran adalah 68,03 yang termasuk dalam kategori aktif.
Kata Kunci : Inquiry Training, Hasil Belajar
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAPINQUIRY TRAINING TERHADAPINQUIRY TRAINING ASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN
ASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1
SILIMAKUTA SARIBUDOLOK T.P 2014/2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa kelas X semester II pada materi
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment. Populasi dalam penelitian seluruh siswa kelas X Semester II SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok yang terdiri dari 8 kelas berjumlah 280 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 8 kelas. X-1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 34 orang dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 36 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar untuk mengetahui hasil belajar siswa dan
kelas kontrol 33,89. Nilai rata-rata postes pada kelas pada kelas eksperimen sebesar 72,35 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 62,59. Uji hipotesis menggunakan uji t diperoleh nilai t = 3,888 dan nilai t = 1,669, dimana > t sehingga H diterima. Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Indentifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 6
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
1.7. Defenisi Operasional 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1. Kerangka Teoritis 9
2.1.1 Pengertian Belajar 9
2.1.2 Pengertian Hasil Belajar 11
2.1.3 Aktivitas Belajar 15
2.1.4 Pengertian Pembelajaran dan Model Pembelajaran 16
2.1.5 Model Pembelajaran Inquiry 17
2.1.6 Model Pembelajaran Inquiry Training 18 2.1.7 Teori Belajar yang mendukung Model Inquiry Training 21
2.1.8 Penelitian Yang Relevan 22
2.1.9 Pembelajaran Konvensional (Model Pembelajaran Langsung) 23
2.1.10 Materi Pembelajaran 23
2.2 Kerangka Konseptual 32
2.3 Hipotesis Penelitian 34
BAB III METODE PENELITIAN 35
3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian 35 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 35
3.3. Variabel Penelitian 36
3.4. Jenis Dan Desain Penelitian 36
3.5. Prosedur Penelitian 37
3.6. Instrumen Penelitian 40
3.7. Teknik Analisis Data 48
3.8. Uji Hipotesis 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53
4.1. Hasil Penelitian 53
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 53
4.1.2 Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 54
4.1.3 Pengujian Analisa Data 56
4.1.3.1 Nilai Rata-Rata,Simpangan Baku Dan Varians 56
4.1.3.2 Uji Normalitas Data 56
4.1.3.3 Uji Homogenitas 57
4.1.3.4 Uji Kesamaan Rata-Rata Pretes 57
4.1.3.5 Uji Hipotesis Penelitian 58
4.1.3.6 Observasi Aktivitas 58
4.2 Pembahasan 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 65
5.2. Saran 65
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Tahap Pembelajaran Inkuiri 21
Tabel 2.2. Tabel Hasil Penelitian Terdahulu 22
Tabel 2.3. Tabel Koefisien Muai Panjang Berbagai Zat 24
Tabel 2.4. Beberapa Kalor Jenis Zat 27
Tabel 3.1. Two Group Pretest-Postest Design 36
Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Materi Pokok Suhu Dan Kalor 41
Tabel 3.3. Kriteria Kemampuan Siswa 41
Tabel 3.4. Validasi Butir Setiap Soal 43
Tabel 3.5. Tingkat Kesukaran Butir Soal 44
Tabel 3.6. Daya Beda Butir Soal 46
Tabel 3.7. Pedoman Penskoran Observasi aktivitas 47
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kontrol & Eksperimen 54
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Postes Kontrol & Eksperimen 55
Tabel 4.3. Nilai Rata-Rata,Simpangan Bakudan Varians 56
Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors 56
Tabel 4.5. Uji Homogenitas data 57
Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji t Dua Pihak 58
Tabel 4.7. Ringkasan Perhitungan Uji t Satu Pihak 58
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Berbagai Perubahan Wujud Suatu Zat 28
Gambar 2.2. Grafik Suhu Terhadap Kalor 28
Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 39
Gambar 4.1. Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Kontrol & Eksperimen 55
Gambar 4.2. Diagram Batang Nilai Postes Kelas Kontrol & Eksperimen 56
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan semua
potensi, kecakapan, serta karakteristik sumber daya manusia kearah positif, baik
bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Pendidikan merupakan proses
mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, sehingga akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya. Semakin banyak dan semakin tinggi
pendidikan seseorang maka akan semakin baik.
Kesadaran tentang pendidikan telah mendorong berbagai upaya dan
perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap perkembangan dunia
pendidikan, terutama perkembangan dalam bidang teknologi dan informasi,
dimana pengetahuan tentang ilmu fisika yang sangat erat kaitannya dengan
IPTEK sangat perlu untuk dikembangkan mulai dari tingkat dasar untuk dapat
bersaing dan dapat bertahan dengan kondisi zaman yang selalu berkembang.
Seiring berjalannya waktu, maka dalam proses pembelajaran harus dapat
mengembangkan kemampuan siswa seutuhnya agar memiliki kualitas sumber
daya manusia yang baik untuk menjawab tantangan-tantangan yang ada.
Mengingat pentingnya peranan pendidikan, pemerintah telah melakukan
banyak perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam berbagai jenis dan
jenjang. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, proses kegiatan
belajar mengajar disekolah merupakan kegiatan yang sangat penting. Proses
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau
hubungan timbal balik disini bukan hanya sekedar hubungan antara guru dengan
siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif. Sementara masalah yang dihadapi
dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran.
Pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan semua
kecakapan, serta karakteristik sumber daya manusia kearah positif, baik
bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Pendidikan merupakan proses
mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, sehingga akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya. Semakin banyak dan semakin tinggi
Kesadaran tentang pendidikan telah mendorong berbagai upaya dan
perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap perkembangan dunia
pendidikan, terutama perkembangan dalam bidang teknologi dan informasi,
dimana pengetahuan tentang ilmu fisika yang sangat erat kaitannya dengan
IPTEK sangat perlu untuk dikembangkan mulai dari tingkat dasar untuk dapat
bersaing dan dapat bertahan dengan kondisi zaman yang selalu berkembang.
Seiring berjalannya waktu, maka dalam proses pembelajaran harus dapat
mengembangkan kemampuan siswa seutuhnya agar memiliki kualitas sumber
Mengingat pentingnya peranan pendidikan, pemerintah telah melakukan
banyak perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam berbagai jenis dan
jenjang. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, proses kegiatan
belajar mengajar disekolah merupakan kegiatan yang sangat penting. Proses
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau
hubungan timbal balik disini bukan hanya sekedar hubungan antara guru dengan
Permasalahan besar dalam proses pembelajaran saat ini adalah kurangnya
usaha pengembangan berpikir yang menuntun siswa untuk menguasai konsep.
Proses ini lebih banyak mendorong siswa agar dapat menguasai materi pelajaran
supaya dapat menjawab semua soal ujian yang diberikan. Kenyataan
menunjukkan siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar. Siswa lebih banyak
mendengar dan menulis apa yang diterangkan oleh guru di papan tulis.
Berdasarkan hasil penelitian dari pusat kurikulum, ternyata metode ceramah
adalah metode yang paling sering digunakan. Hal ini menyebabkan isi mata
pelajaran fisika dianggap sebagai hafalan, sehingga siswa tidak menguasai konsep
(Sirait dkk,2013:3).
Fisika sebagai cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan objek mata
pelajaran yang menarik dan lebih banyak memerlukan pemahaman daripada
penghafalan. Trisno dkk (2014:14) mengatakan bahwa ada kesan yang kuat
menyatakan bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk
dipahami dan kurang menarik. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya
kesempatan siswa untuk mempelajari, mengamati dan menemukan sendiri. Selain
itu ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar fisika
diantaranya proses pembelajaran yang ditemukan secara umum lebih menekankan
pada tuntutan pencapaian kurikulum dan sebagian guru yang belum menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga siswa kurang
termotivasi dan merasa terbebani dalam belajar fisika. Purnami, dkk (2013:45)
mengatakan bahwa salah satu ukuran keberhasilan proses belajar mengajar dilihat
dari perolehan nilai-nilai siswa pada setiap mata pelajaran. Pada pembelajaran
IPA khususnya fisika seringkali hasil belajar siswa masih rendah, masih banyak
siswa yang nilainya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika di SMA
Negeri 1 Silimakuta Saribudolok, nilai rata-rata ulangan harian siswa untuk mata
pelajaran fisika di kelas X hanya 42,85 % atau 60 orang dari 140 siswa yang
memperoleh nilai diatas KKM , dimana nilai KKM di sekolah tersebut yaitu 75,00
sehingga hasil belajar dikatakan rendah.
Permasalahan besar dalam proses pembelajaran saat ini adalah kurangnya
usaha pengembangan berpikir yang menuntun siswa untuk menguasai konsep.
Proses ini lebih banyak mendorong siswa agar dapat menguasai materi pelajaran
supaya dapat menjawab semua soal ujian yang diberikan. Kenyataan
menunjukkan siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar. Siswa lebih banyak
mendengar dan menulis apa yang diterangkan oleh guru di papan tulis.
Berdasarkan hasil penelitian dari pusat kurikulum, ternyata metode ceramah
adalah metode yang paling sering digunakan. Hal ini menyebabkan isi mata
pelajaran yang menarik dan lebih banyak memerlukan pemahaman daripada
penghafalan. Trisno dkk (2014:14) mengatakan bahwa ada kesan yang kuat
menyatakan bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk
dipahami dan kurang menarik. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya
itu ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar fisika
pada tuntutan pencapaian kurikulum dan sebagian guru yang belum menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga siswa kurang
termotivasi dan merasa terbebani dalam belajar fisika. Purnami, dkk (2013:45)
dari perolehan nilai-nilai siswa pada setiap mata pelajaran. Pada pembelajaran
IPA khususnya fisika seringkali hasil belajar siswa masih rendah, masih banyak
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika di SMA
Negeri 1 Silimakuta Saribudolok, nilai rata-rata ulangan harian siswa untuk mata
3
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1
Silimakuta Saribudolok, rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena guru
masih cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana guru
cenderung lebih menguasai proses pembelajaran dengan menerapkan metode
ceramah. Metode ini membuat guru mendominasi kegiatan belajar mengajar di
kelas sehingga siswa menjadi pasif. Siswa lebih banyak belajar dengan menerima,
mengingat, dan menghafal pelajaran.
Hal inilah yang membuat siswa tidak menyukai pelajaran fisika, dan relevan
dengan data yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada 35 siswa.
Sebanyak 29 siswa (82,85 %) menyatakan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran
yang sulit dipahami dan kurang menarik, dengan alasan bahwa pelajaran fisika itu
tidak terlepas dari rumus-rumus yang harus dihafal. Hal tersebut berhubungan
dengan aktivitas pembelajaran yang sering dilakukan guru di kelas yaitu hanya
membahas soal-soal fisika. Kemudian sebanyak 4 siswa (11,42 %) menyatakan
bahwa pelajaran fisika itu biasa saja, dan sebanyak 2 siswa (5,71 %) menyatakan
bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang mudah. Salah satu faktor yang
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya aktivitas siswa
didalam pembelajaran dikarenakan minat pelajaran fisika yang masih sangat
rendah.
Berdasarkan kenyataan diatas, perlu diterapkan suatu model pembelajaran
yang akan mengubah cara belajar siswa, dimana siswa akan bertindak lebih aktif
dalam proses pembelajaran. Mengingat fisika merupakan suatu pembelajaran
yang pada dasarnya adalah suatu proses yang diarahkan pada gejala alam yang
terjadi. Dimana fisika sekolah yang diajarkan untuk membekali peserta didik
pengetahuan, pemahaman, konsep dan sejumlah kemampuan untuk memasuki
jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi.
Adapun model pembelajaran yang ditawarkan dan yang sesuai untuk mengubah
cara belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran inquiry
training.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1
Silimakuta Saribudolok, rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena guru
masih cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana guru
cenderung lebih menguasai proses pembelajaran dengan menerapkan metode
ceramah. Metode ini membuat guru mendominasi kegiatan belajar mengajar di
dengan data yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada 35 siswa.
tidak terlepas dari rumus-rumus yang harus dihafal. Hal tersebut berhubungan
dengan aktivitas pembelajaran yang sering dilakukan guru di kelas yaitu hanya
membahas soal-soal fisika. Kemudian sebanyak 4 siswa (11,42 %) menyatakan
bahwa pelajaran fisika itu biasa saja, dan sebanyak 2 siswa (5,71 %) menyatakan
bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang mudah. Salah satu faktor yang
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya aktivitas siswa
didalam pembelajaran dikarenakan minat pelajaran fisika yang masih sangat
Berdasarkan kenyataan diatas, perlu diterapkan suatu model pembelajaran
yang akan mengubah cara belajar siswa, dimana siswa akan bertindak lebih aktif
dalam proses pembelajaran. Mengingat fisika merupakan suatu pembelajaran
yang pada dasarnya adalah suatu proses yang diarahkan pada gejala alam yang
terjadi. Dimana fisika sekolah yang diajarkan untuk membekali peserta didik
pengetahuan, pemahaman, konsep dan sejumlah kemampuan untuk memasuki
jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi.
Adapun model pembelajaran yang ditawarkan dan yang sesuai untuk mengubah
Menurut Joyce(2011 : 202) alasan penggunaan model pembelajaran inquiry
training dirancang untuk membawa siswa langsung kedalam proses-proses ilmiah
melalui latihan. Model ini membantu siswa untuk mengembangkan disiplin dan
mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan
pertanyaan dan menemukan jawabannya. Melalui model pembelajaran ini siswa
diharapkan aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian
mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya
mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan
jawaban atas pertanyaan tersebut. Model pembelajaran inquiry training dimulai
dengan menyajikan peristiwa yang mengandung teka-teki kepada siswa.
Siswa-siswa yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban
masalah-masalah yang masih menjadi teka-teki tersebut. Guru dapat
menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan prosedur pengkajian sesuai
dengan langkah-langkah model pembelajaran inquiry training.
Penelitian mengenai model pembelajaran inquiry training sudah pernah
diteliti oleh peneliti sebelumnya. Peneliti sebelumnya Harahap (2012 : 44) hasil
belajar yang diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training
adalah 72,2 sedangkan hasil belajar yang diperoleh dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional adalah 67,2. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran
inquiry training dan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Namun masih terdapat kelemahan dalam penelitian ini, dimana kendala yang
dialami oleh peneliti yaitu kurang mampu mengontrol kelas saat melakukan
diskusi kelompok sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif. Peneliti juga
mengalami kesulitan ketika membimbing siswa untuk melakukan percobaan
sendiri dan mencari fakta yang relevan karena siswa kurang terbiasa melakukan
percobaan secara mandiri.
Begitu juga penelitian yang sama menggunakan model pembelajaran
inquiry training dilakukan oleh Hutapea (2013 : 42) hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training adalah 74,63 sedangkan hasil
belajar yang diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran konvensional Menurut Joyce(2011 : 202) alasan penggunaan model pembelajaran
latihan. Model ini membantu siswa untuk mengembangkan disiplin dan
mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan
pertanyaan dan menemukan jawabannya. Melalui model pembelajaran ini siswa
diharapkan aktif mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian
mencari dan mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya
mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan
jawaban atas pertanyaan tersebut. Model pembelajaran inquiry training
menyajikan peristiwa yang mengandung teka-teki kepada siswa.
Siswa-siswa yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi menemukan jawaban
masalah-masalah yang masih menjadi teka-teki tersebut. Guru dapat
menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan prosedur pengkajian sesuai
mengenai model pembelajaran inquiry training sudah pernah
oleh peneliti sebelumnya. Peneliti sebelumnya Harahap (2012 : 44) hasil
adalah 72,2 sedangkan hasil belajar yang diperoleh dengan menggunakan model
konvensional adalah 67,2. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran
inquiry training dan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
masih terdapat kelemahan dalam penelitian ini, dimana kendala yang
dialami oleh peneliti yaitu kurang mampu mengontrol kelas saat melakukan
diskusi kelompok sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif. Peneliti juga
mengalami kesulitan ketika membimbing siswa untuk melakukan percobaan
sendiri dan mencari fakta yang relevan karena siswa kurang terbiasa melakukan
Begitu juga penelitian yang sama menggunakan model pembelajaran
inquiry training dilakukan oleh Hutapea (2013 : 42) hasil belajar dengan inquiry training dilakukan oleh Hutapea (2013 : 42) hasil belajar dengan inquiry training
model pembelajaran inquiry training adalah 74,63 sedangkan hasil
5
adalah 69,86. Adapun kelemahan dalam penelitian ini hampir sama dengan
peneliti sebelumnya yaitu peneliti kurang mampu mengontrol kelas saat
melakukan diskusi kelompok sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif.
Dalam penelitian ini juga peneliti tidak melakukan penilaian hasil belajar dalam
setiap pertemuan, sehingga memberikan hasil yang kurang akurat antara
hubungan aktivitas dan hasil belajar.
Berdasarkan kelemahan peneliti sebelumnya, untuk memperbaiki
kelemahan terkait alokasi waktu, maka peneliti akan lebih tegas dalam
pembelajaran terutama pada pertukaran tahap pembelajaran. Karena biasanya
pada pertukaran tahap pembelajaran memakan waktu yang banyak. Peneliti juga
akan menyampaikan langkah model pembelajaran inquiry training kepada siswa
sebelum melaksanakan pembelajaran, agar siswa terbiasa dan tidak heran dengan
model yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran. Selain itu peneliti
akan melakukan penilaian hasil belajar dalam setiap pertemuan, agar
mendapatkan hasil yang akurat antara aktivitas dan hasil belajar. Adapun
perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tempat penelitian,
sampel penelitian, materi penelitian, waktu pelaksanaan penelitian.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul :”Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok T.P 2014/2015”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang terjadinya masalah yang telah dipaparkan,
peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar fisika siswa
2. Kemampuan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep fisika yang masih
kurang.
3. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang mampu menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
4. Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar
adalah 69,86. Adapun kelemahan dalam penelitian ini hampir sama dengan
peneliti sebelumnya yaitu peneliti kurang mampu mengontrol kelas saat
melakukan diskusi kelompok sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif.
Dalam penelitian ini juga peneliti tidak melakukan penilaian hasil belajar dalam
setiap pertemuan, sehingga memberikan hasil yang kurang akurat antara
Berdasarkan kelemahan peneliti sebelumnya, untuk memperbaiki
kelemahan terkait alokasi waktu, maka peneliti akan lebih tegas dalam
pembelajaran terutama pada pertukaran tahap pembelajaran. Karena biasanya
pada pertukaran tahap pembelajaran memakan waktu yang banyak. Peneliti juga
akan menyampaikan langkah model pembelajaran inquiry training kepada siswa
melaksanakan pembelajaran, agar siswa terbiasa dan tidak heran dengan
model yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran. Selain itu peneliti
akan melakukan penilaian hasil belajar dalam setiap pertemuan, agar
mendapatkan hasil yang akurat antara aktivitas dan hasil belajar. Adapun
perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tempat penelitian,
penelitian dengan judul :”Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry TrainingInquiry TrainingInquiry Training Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Di Kelas
Berdasarkan latar belakang terjadinya masalah yang telah dipaparkan,
1.3. Pembatasan Masalah
Karena luasnya permasalahan ynag berkaitan dengan penelitian ini, maka
peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut:
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Semester II SMA Negeri 1
Silimakuta Saribudolok Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X
Semester II SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok Tahun Pelajaran
2014/2015.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry
training di kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional di
kelas kontrol.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan,
maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut
1. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa yang diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas X semester II
SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok?
2. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa yang diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training di kelas X semester II
SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok?
3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training di kelas X
semester II SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok?
4. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap
hasil belajar siswa di kelas X semester II SMA Negeri 1 Silimakuta
Saribudolok?
Karena luasnya permasalahan ynag berkaitan dengan penelitian ini, maka
penelitian adalah siswa kelas X Semester II SMA Negeri 1
2. Hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X
Semester II SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok Tahun Pelajaran
di kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional di
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan,
Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa yang diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas X semester II
2. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa yang diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training di kelas X semester II
Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training di kelas X
Apakah ada pengaruh model pembelajaran Inquiry Training
7
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa yang diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas X semester II
SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok.
2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa yang diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training di kelas X semester II
SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok.
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selam pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training di kelas X
semester II SMA Negeri 1 Silimakuta Saribudolok.
4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training
terhadap hasil belajar siswa di kelas X semester II SMA Negeri 1
Silimakuta Saribudolok.
1.6. Manfaat penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut:
1. Merupakan sumbangan yang berharga bagi lembaga pendidikan SMA
dalam rangka memperbaiki dan mengembangkan proses belajar mengajar
terutama untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata
pelajaran fisika.
2. Dengan menggunakan model pembelajaran siswa akan terbiasa untuk
belajar mandiri dan berdiskusi tanpa harus di dikte oleh guru.
3. Mendorong guru untuk pro-aktif dalam menggunakan model pembelajaran
dan memotivasi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.
4. Menambah pengalaman dan wawasan berpikir bagi penulis terutama
tentang penelitian ilmiah.
menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas X semester II
menggunakan model pembelajaran inquiry training di kelas X semester II
dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training di kelas X
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training
terhadap hasil belajar siswa di kelas X semester II SMA Negeri 1
sumbangan yang berharga bagi lembaga pendidikan SMA
dalam rangka memperbaiki dan mengembangkan proses belajar mengajar
terutama untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata
2. Dengan menggunakan model pembelajaran siswa akan terbiasa untuk
1.7. Defenisi Operasional
1. Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau
diciptakan baik secara individual atau kelompok
2. Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik/jasmani maupun
mental/rohani yang berkaitan dengan kegiatan belajar
3. Kata inkuiri sering juga dinamakan heuriskin yang berasal dari bahasa
yunani, yang memiliki arti saya menemukan. Model pembelajaran inkuiri
berkaitan dengan aktivitas pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk
memuaskan rasa ingin tahu sehingga peserta didik akan menjadi pemikir
kreatif yang mampu memecahkan masalah. Model pembelajaran inkuiri
adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu permasalahan yang dipertanyakan.
1. Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau
Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik/jasmani maupun
3. Kata inkuiri sering juga dinamakan yang berasal dari bahasa
yang memiliki arti saya menemukan. Model pembelajaran inkuiri
berkaitan dengan aktivitas pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk
memuaskan rasa ingin tahu sehingga peserta didik akan menjadi pemikir
kreatif yang mampu memecahkan masalah. Model pembelajaran inkuiri
adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisa data serta
pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada
materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1
Silimakuta T.P.2014/2015 yaitu pada ranah kognitif dengan nilai rata-rata
postes sebesar 62,59.
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry
training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA
Negeri 1 Silimakuta Saribudolok T.P.2014/2015 yaitu pada ranah kognitif
dengan nilai rata-rata postes sebesar 72,35.
3. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry
training adalah melakukan tanya jawab, mengisi LKS, melakukan
percobaan, melakukan presentasi dan mencatat kesimpulan. Aktivitas
siswa termasuk dalam kategori aktif dimana pada pertemuan I sampai
pertemuan keempat rata-rata persentasenya adalah 68,03.
4. Ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA
Negeri 1 Silimakuta Saribudolok T.P. 2014/2015, dimana thitung > ttabel
yaitu 3,888 > 1,669 pada taraf signifikansi 0,05.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran yaitu :
1. Pada saat proses pembelajaran berlangsung sebaiknya menambahkan
beberapa observer untuk membantu siswa agar pembelajaran lebih terarah
dan mampu mengawasi serta mengamati siswa dalam mengumpulkan data
verifikasi dan eksperimentasi.
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisa data serta
1. Hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada
materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1
Silimakuta T.P.2014/2015 yaitu pada ranah kognitif dengan nilai rata-rata
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA
1 Silimakuta Saribudolok T.P.2014/2015 yaitu pada ranah kognitif
3. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
adalah melakukan tanya jawab, mengisi LKS, melakukan
melakukan presentasi dan mencatat kesimpulan. Aktivitas
siswa termasuk dalam kategori aktif dimana pada pertemuan I sampai
4. Ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar
pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA
Negeri 1 Silimakuta Saribudolok T.P. 2014/2015, dimana t > t
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
Pada saat proses pembelajaran berlangsung sebaiknya menambahkan
2. Selama proses pembelajaran berlangsung sebaiknya lebih memperhatikan
efisiensi waktu di setiap tahap model pembelajaran inquiry training, agar
pelaksanaan pembelajaran untuk setiap tahapannya dapat dipergunakan
dengan sesuai.
2. Selama proses pembelajaran berlangsung sebaiknya lebih memperhatikan
efisiensi waktu di setiap tahap model pembelajaran inquiry training, agar
67
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R.I., (2008), Learning To Teach, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Arikunto,S., (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto,S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Djamarah, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Foster, Bob, (2007), Fisika SMA Kelas X A, Erlangga : Jakarta.
Hamalik, O., (2011), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Bandung
Harahap, M., dan Ritonga, W., (2012), Strategi Belajar Mengajar Fisika, FMIPA Unimed, Medan.
Hermanto, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA N 1 Sei Bingai T.P. 2012/2013. Skripsi. Medan : FMIPA Unimed.
Istarani, (2011), 50 Model Pembelajaran Inovatif, Mediapersada, Medan
Kanginan, M., (2007), Fisika SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Pohan, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas IX SMP N 5 Pematang Siantar T.P. 2012/2013. Skripsi. Medan : FMIPA Unimed
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sani, Ridwan Abdullah., (2013), Inovasi Pembelajaran, Penerbit, Bumi Aksara, Jakarta.
Sardiman, (2010), Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
, FMIPA
2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Dinamis Kelas X Semester II SMA N 1 Sei Bingai T.P. 2012/2013
2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas IX SMP N 5 Pematang Siantar T.P. 2012/2013. Skripsi
Ridwan Abdullah., (2013), Inovasi Pembelajaran
Siagian, L. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Berdasarkan Masalah dan Model Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas IX SMP N 2 Rantau Parapat T.A 2008/2009. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito¸ Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Supiyanto, (2004), Fisika SMA Untuk SMA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta
Supiyanto, (2006), Fisika SMA Jilid 1, Erlangga, Jakarta
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana, Jakarta.
Siagian, L. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Berdasarkan Masalah dan Model Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas IX SMP N 2 Rantau Parapat T.A
Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja