• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA N 9 MEDAN T.P. 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA N 9 MEDAN T.P. 2015/2016."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA N 9 MEDAN T.P. 2015 /2016

Oleh :

Victorya Rotua Estomihi Pardede NIM 4123121079

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Victorya Rotua Estomihi Pardede dilahirkan di Surabaya, pada tanggal 22

Agustus 1993. Ayah bernama Muchtar Freddy Pardede dan Ibu bernama

Serimonika Matondang, anak kedua dari 3 bersaudara. Pada tahun 1999 penulis

memasuki Sekolah Dasar di SD Swasta Hang Tuah II Titipapan dan lulus pada

tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis memasuki Sekolah Menengah Pertama di

SMP Negeri 45 Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis

melanjutkan sekolah di SMA Negeri 9 Medan dan lulus pada tahun 2011. Pada

tahun 2012, penulis diterima sebagai salah satu mahasiswa di Program Studi

Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan melalui jalur tulis SNMPTN. Penulis juga pernah sebagai Asisten

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

SUHU DAN KALOR KELAS X SEMESTER II SMA N 9 MEDAN T.P. 2015/2016

Victorya Rotua Estomihi Pardede (NIM : 4123121079)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi Suhu dan Kalor kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan T.P. 2015/ 2016.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain two group

Pre-test dan Pos-Pre-test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X

SMAN 9 Medan yang terdiri dari enam kelas. Pengambilan sampel dengan cara

cluster random sampling dan diambil dua kelas yaitu kelas X MIA 2sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 4 sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 31 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu: 1) tes hasil belajar dalam bentuk essay sebanyak 10 soal yang telah divalidkan, dan 2) lembar observasi afektif dan psikomotorik siswa. Uji hipotesis

menggunakan uji t dengan .

Dari data hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes pada kelas eksperimen = 29,45 dengan SD = 6,25, dan kelas kontrol = 27,54 dengan SD = 6,53. Pada pengujian normalitas untuk pretes diperoleh pada kelas eksperimen dengan Pada uji homogenitas dengan Fhitung = 1,09 dan Ftabel = 1,84, sehingga

Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Hasil

analisis data dari uji beda menggunakan uji t dua pihak diperoleh thitung = 1.19 <

ttabel = 2.00, maka Ho diterima berarti kedua kelas memiliki kemampuan awal

yang sama. Dari hasil pengamatan afektif dan psikomotorik siswa di kelas eksperimen mengalami peningkatan. Pada pertemuan I rata-rata sikap siswa 53.40% dengan keterampilan 58.49%. Pada pertemuan II rata-rata sikap siswa 58.43% dengan keterampilan 64.08%. Pada pertemuan III rata-rata sikap siswa 63.97% dengan keterampilan 67.09%. Dan pada pertemuan IV rata-rata sikap siswa 70,07% dengan keterampilan 70.32%. Nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen = 73,13 dengan SD = 8,61 dan kelas kontrol = 68,77 dengan SD = 8,78. Hasil uji t satu pihak diperoleh thitung = 2,02 dan ttabel = 1,67 sehingga thitung >

ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil uji t terdapat pengaruh

penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi Suhu dan Kalor kelas X SMA 9 Medan T.P 2015/2016.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala berkat dan karunia-Nya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada

penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesikan dengan baik sesuai

dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Kelas X

Semester II SMA Negeri 9 Medan T.P 2015/2016” disusun untuk memperoleh

gelar sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak

Drs. Pintor Simamora, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai dengan

selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

bapak Drs. Henok Siagian, M.Si., bapak Dr. Eidi Sihombing, M.Si., dan bapak

Dr. Nurdin Siregar, M.Si., selaku dosen pembanding yang telah memberikan

saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi

ini. Ucapan terima kasih juga kepada ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd. selaku dosen

pembimbing akademik serta dosen pengganti pembanding, kepada bapak Dr.Asrin

Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA Unimed, kepada bapak Alkhafi Maas Siregar,

M.Si selaku ketua jurusan Fisika dan bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd.

selaku ketua prodi Pendidikan Fisika, juga kepada kepada bapak Purwanto, S.Si,

M.Pd dan bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si selaku validator instrumen dan

kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta staf pegawai jurusan Fisika dan

FMIPA Unimed yang sudah memberikan ilmu dan membantu penulis

menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada

bapak Riko Marbun, S.Pd., M.Si., selaku kepala sekolah SMA Negeri 9 Medan,

serta ibu Dewi Kemala Sari yang telah membimbing penulis selama penelitian di

sekolah tersebut, serta seluruh murid SMA Negeri 9 Medan terutama kelas X,

(6)

v

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda

tercinta, Muchtar Freddy Pardede dan Serimonika Matondang, yang senantiasa

mendukung penulis dalam doa dan memberikan cinta kasih, semangat, dan

nasehat yang luar biasa baik itu dalam dukungan moril maupun materil kepada

penulis. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada kakanda tercinta Adelberd

Riotua Laurencius Pardede dan adinda tersayang Franses Octorial Pardede yang

juga memberi doa, semangat, dan motivasi yang luar biasa, serta dukungan mteril,

demikian juga keluarga besar tercinta yang tidak bisa penulis sebutkan

satu-persatu, penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih buat semua teman

seperjuangan kelas Fisika Dik B 2012 (FDB), terkhusus buat kakak pertama

Yemima Purba (Edak) sahabat seperjuangan penulis sejak SMP, kakak ketiga

Sarana Pasaribu, adik keempat Risma (sumi), Yunianti, Sefti, Wilvan, Ferawati,

Walven, Vivi, Rosiqoh, dan komting FDB Taufan Zebua. Terima kasih juga

penulis sampaikan buat teman seperjuangan skripsi Atiqah, Syarifa, Sobar, Nita,

terima kasih juga buat teman-teman Asisten Laboratorium Fisika Unimed, dan

terima kasih juga buat teman-teman PPL SMK Musda Perbaaungan (Keluarga

Posko Bunda) Nande Uli, Sartika Pudan, Hendrik, Wahyu Semok, Janwar, Fiqih

Kitty, Usman, Irfan, Cibi, Gunawan, Herdin, Adit, Herdin, dan bang Basri.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritikan saran yang bersifat

membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya wawasan ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016 Penulis

(7)

vi

1.7. Defenisi Operasional 7

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Jenis-jenis Belajar 10

2.1.3 Prinsip-prinsip Belajar 14

2.1.4 Hasil Belajar 15

2.1.5 Pengertian Model Pembelajaran 20

2.1.6 Model Pembelajaran Berbasis Masalah 21

2.1.6.1. Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah 22

2.1.6.2. Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah 23

2.1.6.3. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 23

2.1.6.4. Hasil Belajar Pembelajaran Berbasis Masalah 25

2.1.6.5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah 26

2.1.6.6. Teori Belajar yang Melandasi PBM 27

2.1.6.7. Hasil Penelitian Terdahulu 29

2.1.7 Model Pembelajaran Konvensional 30

2.1.8 Media Pembelajaran 31

2.1.8.1. Media Pembelajaran Macromedia Flash 32

2.2 Materi Pelajaran 34

A. Suhu 34

B. Pemuaian 35

C. Kalor 42

(8)

vii

E. Asas Black 46

F. Perpindahan Kalor 48

2.2 Kerangka Konseptual 50

2.3 Hipotesis Penelitian 51

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 52

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 52

3.2 Populasi Dan Sampel 52

3.2.1 Populasi 52

3.2.2 Sampel 52

3.3 Variabel Penelitian 52

3.4 Jenis Penelitian dan Rancangan/ Desain Penelitian 53

3.4.1 Jenis Penelitian 53

3.4.2 Rancangan/ Desain Penelitian 53

3.5 Prosedur Penelitian 54

3.6 Instrumen Penelitian 57

3.6.1 Wawancara Guru 57

3.6.2 Angket 57

3.6.3 Tes Hasil Belajar 57

3.6.4 Penilaian Afektif 59

3.6.5 Penialaian Psikomotorik 59

3.6.6 Uji Validitas Isi 59

3.7 Teknik Analisis Data 60

3.7.1 Tes Hasil Belajar 60

3.7.2 Analisis Data Untuk Observasi Sikap dan Keterampilan 65

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 66

4.1. Hasil Penelitian 66

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 66

4.1.2 Data Pretes dan Postes Kelas Ekspeimen dan Kelas Kontrol 66

4.1.3 Pengujian Analisa Data 69

4.2 Pengujian Hipotesis 71

4.2.1 Uji Kemampuan Awal / Pretes Siswa (uji t dua pihak) 71

4.2.2 Uji Kemampuan Postes Siswa (uji t satu pihak) 71

4.3 Observasi Afektif dan Psikomotorik 72

4.3.1 Hasil Belajar Afektif 73

4.3.2 Hasil Belajar Psikomotorik 78

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 85

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 91

5.1. Kesimpulan 91

(9)

viii

Daftar Pustaka 92

Lampiran 94

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hasil Belajar Model Pembelajaran Berbasis Masalah 26

Gambar 2.2 Skala Termometer 35

Gambar 2.3 Pemuaian Panjang Benda 36

Gambar 2.4 Pemuaian Luas Benda 37

Gambar 2.5 Pemuaian Volume Benda 38

Gambar 2.6 Grafik antara P-V pada Suhu Konstan 40

Gambar 2.7 Kalor Bentuk Energi yang Berpindah 42

Gambar 2.8 Perubahan Wujud Zat 45

Gambar 2.9 Perpindahan Kalor secara Konveksi 49

Gambar 3.1 Prosedur penelitian 56

Gambar 4.1 Diagram Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 67

Gambar 4.2 Diagram Data Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 68

Gambar 4.3 Rata-rata Penilaian Sikap Kelas Eksperimen 73

Gambar 4.4 Rata-rata Penilaian Setiap Sikap di Kelas Eksperimen 74

Gambar 4.5 Rata-rata Penilaian Sikap Setiap Pertemuan 74

Gambar 4.6 Rata-rata Penilaian Sikap Kelas Kontrol 75

Gambar 4.7 Rata-rata Penilaian Setiap Sikap di Kelas Kontrol 76

Gambar 4.8 Rata-rata Penilaian Sikap Setiap Pertemuan 76

Gambar 4.9 Persentase Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kontrol 77

Gambar 4.10 Perkembangan Psikomotorik Siswa 79

Gambar 4.11 Rata-rata Penilaian Psikomotorik Siswa 79

Gambar 4.12 Rata-rata Penilaian Psikomotorik Siswa Setiap Pertemuan 80

Gambar 4.13 Nilai LKS Setiap Kelompok 81

Gambar 4.14 Nilai Rata-rata LKS Setiap Kelompok 82

Gambar 4.15 Nilai Rata-rata LKS Setiap Pertemuan 82

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Dimensi Proses Pengetahuan 17

Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 24

Tabel 2.3 Hasil Penelitian Terdahulu 29

Tabel 2.4 Konversi Skala Termometer 35

Tabel 2.5 Koefisien Pemuaian Berbagai Zat 37

Tabel 2.6 Perubahan Wujud Zat 45

Tabel 3.1 Tabel two group pre-test-post-test design 53

Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Hasil Belajar 58

Tabel 3.3 Kategori Ketuntasa Penugasan Materi Pelajaran 58

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Afektif dan Psikomotorik 65

Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 67

Tabel 4.2 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 68

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai rata-rata, Standar Deviasi,

dan Varians 69

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Kedua Kelompok Sampel 70

Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Kedua Kelompok Sampel 70

Tabel 4.6 Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes (Uji Dua Pihak) 71

Tabel 4.7 Ringkasan Perhitungan Uji t Postes (Uji Satu Pihak) 72

Tabel 4.8 Penilaian Sikap Siswa Kelas Ekperimen dan Kontrol 73

Tabel 4.9 Penilaian Sikap Siswa Kelas Kontrol 75

Tabel 4.10 Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 77

Tabel 4.11 Penilaian Psikomotorik Siswa 78

Table 4.12 Perkembangan Keterampilan Siswa Kels Eksperimen 80

Tabel 4.13 Nilai LKS Setiap Kelompok 81

Table 4.14 Rekapitulasi Penilaian Kelas Eksperimen 83

(12)

xi

Lampiran 5 Lembar Kegiatan Siswa 159

Lampiran 6 Tes Hasil Belajar 174

Lampiran 7 Rubrik Penilaian Kognitif 176

Lampiran 8 Rubrik Penilaian LKS 177

Lampiran 9 Rubrik Penilaian Sikap 178

Lampiran 10 Rubrik Penilaian Keterampilan 180

Lampiran 11 Kisi-kisi Tabel Hasil Belajar 181

Lampiran 12 Distribusi Nilai Pretes Kelas Eksperimen 197

Lampiran 13 Distribusi Nilai Postes Kelas Eksperimen 199

Lampiran 14 Distribusi Nilai Pretes Kelas Kontrol 201

Lampiran 15 Distribusi Nilai Postes Kelas Kontrol 203

Lampiran 16 Penilaian Sikap Kelas Eksperimen 205

Lampiran 17 Penilaian Sikap Kelas Kontrol 213

Lampiran 18 Penilaian Keterampilan Kelas Eksperimen 221

Lampiran 19 Rekapitulasi Nilai Kelas Eksperimen 229

Lampiran 20 Rekapitulasi Nilai Kelas Kontrol 231

Lampiran 21 Hasil Belajar Kelas Ekperimen 233

Lampiran 22 Hasil Belajar Kelas Kontrol 235

Lampiran 23 Perhitungan Nilai Rata-rata, Estándar Deviasi,

Dan Varians 237

Lampiran 24 Uji Normalitas Data Kedua Sampel 240

Lampiran 25 Uji Homogenitas Data Kedua Sampel 244

Lampiran 26 Uji Hipotesis Data Kedua Sampel 246

Lampiran 27 Dokumentasi Penelitian 250

Lampiran 28 Angeket Siswa 256

Lampiran 29 Angket Guru 261

Lampiran 30 Daftar Nilai Kritis 265

Lampiran 31 Tabel Kurva Normalitas 266

Lampiran 32 Daftar Nilai Persentil Distribusi F 267

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Membangun tatanan kehidupan bangsa untuk membawa bangsa ini pada

era pencerahan adalah misi pendidikan yang harus diwujudkan. Acuan mutlak

yang perlu diperhatikan adalah peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan

merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara.

Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta sumber daya manusia yang

berkualitas. Akan tetapi salah satu persoalan besar yang dihadapi bangsa

Indonesia saat ini adalah rendahnya kualitas pendidikan nasional. Berdasarkan

data Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh

UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk

pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development Index

(EDI) Indonesia, pada 2011 Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 127 negara

(http://www.disdikpora.palangkaraya.go.id, 24 Februari 2016).

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu

pendidikan, seperti pembaharuan kurikulum, peningkatan sarana dan prasarana,

serta penataran guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tetapi masalah

utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) yaitu masih

rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rata – rata hasil belajar

peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Keadaan ini

merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional.

Pembelajaran konvensional membuat siswa sebagai objek belajar sehingga tidak

menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri. Dalam arti yang lebih

substansial, bahwa proses pembelajaran masih didominasi oleh guru, siswa tidak

diberikan akses untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam

proses berfikirnya sehingga siswa menjadi pasif.

Salah satu pelajaran dimana guru masih lebih mendominasi saat proses

(14)

2

sering kali dijumpai bahwa guru fisika lebih aktif dan menjadi pusat

pembelajaran. Pada saat guru memasuki kelas, guru langsung menjelaskan

materi-materi fisika tanpa memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara

mandiri. Fisika sebagai pelajaran yang sulit dimengerti, ditambah dengan

perhitungan rumus yang rumit kerap menjadikan guru sebagai subjek dalam

proses pembelajaran.

Fisika sebagai salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang

mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya, harusnya dapat menjadi

pelajaran yang dapat menumbuhkan minat siswa untuk mampu berfikir kritis

mengenai konsep fisika karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Dengan mempelajari fisika, maka siswa akan mengerti konsep yang benar tentang

fisika terkait dengan peristiwa yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Pemahaman

akan konsep yang benar ini akan membantu siswa mencapai hasil belajar yang

baik. Namun pada kenyataannya, banyak siswa yang tidak tertarik untuk

mempelajari pelajaran fisika. Kenyataan ini muncul karena siswa beranggapan

bahwa fisika merupakan pelajaran yang sulit. Guru sering menampilkan pelajaran

fisika dengan pengerjaaan soal-soal dan perhitungan rumus-rumus yang membuat

siswa tidak mengerti dan takut. Pada akhirnya mereka menjadi tidak tertarik untuk

mempelajarinya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di SMA

N 9 MEDAN dengan menggunakan instrumen angket yang disebarkan kepada 31

orang siswa kelas X MIA SMA N 9 Medan, menunjukkan respon / minat siswa

terhadap mata pelajaran fisika masih tergolong sedang hingga rendah. Terdapat

48,4% siswa (15 orang) berpendapat bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran

yang sulit dan kurang menyenangkan, 32,2% siswa (10 orang) berpendapat biasa

saja, dan 19,4% (6 orang) yang menyukai pelajaran fisika. Dari hasil angket juga

didapatkan data dan alasan mengenai anggapan siswa terhadap fisika yang

cenderung sulit. Sebanyak 68% (21 orang) menuliskan bahwa guru lebih dominan

menggunakan metode ceramah seperti mencatat materi belajar, menjelaskan

menggunakan rumus, dan mengerjakan soal. Suasana ini menyebabkan turunnya

(15)

3

mengikuti proses pembelajaran fisika. Adapun fakta lain yang mendukung

turunnya minat belajar siswa yaitu metode pengajaran yang dominan, dimana

pembelajaran masih didominasi oleh guru meskipun sekolah tersebut telah

menggunakan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik. Hal ini terlihat dari

hasil belajar yang diperoleh siswa masih kurang memuaskan, hanya sebagian

siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70 atau (B) dalam

kurikulum 2013.

Selanjutnya, dari hasil wawancara peneliti terhadap guru bidang studi

fisika di kelas X SMA N 9 Medan menunjukkan terdapat permasalahan yang

dihadapi guru pada saat proses pembelajaran di kelas. Guru fisika di sekolah

tersebut pernah mencoba menggunakan model pembelajaran yang ada pada

kurikulum 2013, tetapi guru hanya menginstruksikan siswa untuk mendiskusikan

materi dan tugas-tugas yang ada pada buku yang di pakai oleh siswa sampai

waktu pelajaran fisika berakhir tanpa memperhatikan siswa memahami materi

yang di tuntut guru. Sehingga nilai pelajaran fisika masih rendah karena guru

hanya menginstruksikan siswa untuk berdiskusi tanpa memberikan masalah–

masalah atau peristiwa fisika dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan fakta yang ada di lapangan maka diperlukan usaha-usaha

untuk menyempurnakan pembelajaran fisika yang sesuai dengan tuntutan

kurikulum 2013. Pada kurikulum ini guru harus menggunakan pendekatan

saintifik yang akan menyentuh tiga ranah, yaitu, afektif, kognitif, dan

psikomotrik siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan seharusnya dilengkapi

dengan aktivitas mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan

dan mencipta (Sani, 2014:50). Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran

yang tepat diharapkan mampu meningkatkan bukan hanya pada proses

pemebelajaran siswa, tetapi juga tampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik serta

dapat menumbuhkan kemampuan berpikir siswa adalah model pembelajaran

(16)

4

Sani (2014:80) berpendapat bahwa, pembelajaran berbasis masalah

membutuhkan kemampuan untuk bertanya, mengidentifikasi dan menganalisis

masalah, mengobservasi, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan

mengembangkan konsep sehingga dapat menyelesaikan masalah yang dikaji.

Keseluruhan kemampuan yang dimiliki PBL sangat mendukung tercapainya

kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Arends (2008:41) juga

menambahkan bahwa model PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran di mana

siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun

pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir

tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.

Model PBL ini memiliki kelebihan untuk mendorong siswa agar memiliki

kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata dimana masalah-masalah

pada PBL berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Melalui masalah-masalah

yang disajikan, model PBL juga dapat membantu siswa mengingat dan

menghubungkan pengetahuan lama dengan materi yang baru dipelajari sehingga

dapat ditemukan konsep yang sebenarnya.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu seperti penelitian yang telah

dilakukan Khairuddin, dkk (2014) dengan judul “Pengaruh model problem-based

learning (belajar berdasarkan masalah) terhadap hasil belajar kognitif siswa SMA

N 1 Ngaglik pada pembelajaran fisika untuk materi listrik dinamis” dengan hasil

penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh penerapan model PBL terhadap

peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMAN 1 Ngaglik pada materi listrik

dinamis. Selain itu dapat pula disimpulkan bahwa penerapan model PBL lebih

baik dibandingkan dengan metode ceramah dalam meningkatkan hasil belajar

siswa, dengan nilai thitung 3,597 > ttabel 1,6676. Penelitian tersebut terbukti

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Adapun perbedaan dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian

sebelumnya adalah penggunaan macromedia flash. Penggunaan macromedia flash

(17)

5

menguasai materi suhu dan kalor. Seperti penelitian Merry Panjaitan (2014)

tentang media pembelajaran macromedia flash, menyimpulkan bahwa hasil

belajar siswa dalam fisika dapat ditingkatkan dengan interaksi multimedia.

Peneliti lain yang juga telah meneliti tentang penggunaan media pembelajaran

diantaranya adalah Rizka Damanik (2012) mengatakan bahwa macromedia flash

dapat memperbaiki hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti berkeinginan melakukan

penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Suhu dan Kalor Kelas X SMA

Negeri 9 Medan T.P. 2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka beberapa

permasalahan yang diidentifikasi sebagai berikut:

1. Anggapan kebanyakan siswa terhadap mata pelajaran fisika yang

terkesan sulit dimengerti dan kurang menarik.

2. Pembelajaran yang belangsung cenderung bersifat teacher centered

dan kurangnya variasi model pembelajaran.

3. Pembelajaran yang berorientasi pada pengerjaan soal tanpa memahami

konsep.

4. Hasil belajar fisika siswa di SMA N 9 Medan masih rendah.

1.3 Batasan Masalah

Agar dalam penelitian tercapai sasaran yang tepat dan sesuai yang diharapkan,

maka peneliti menetapkan batasan masalah dalam penelitian ini, antara lain

sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

(18)

6

2. Subjek penelitan dibatasi pada siswa kelas X semester II SMA Negeri

9 Medan T.P. 2015/2016.

3. Materi pelajaran fisika kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan

adalah materi Suhu dan Kalor.

4. Hasil belajar siswa kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan T.P.

2015/2016 pada materi Suhu dan Kalor.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model

Pembelajaran Konvensional pada materi Suhu dan Kalor kelas X

Semester II SMA Negeri 9 Medan T.P. 2015/2016?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi Suhu dan Kalor kelas X

Semester II SMA Negeri 9 Medan T.P. 2015/2016?

3. Apakah ada pengaruh penggunaan model Pembelajaran Berbasis

Masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi Suhu dan Kalor kelas

X semester II SMA Negeri 9 Medan T.P 2015/2016?

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka penelitian ini dilakukan dengan

tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model

Pembelajaran Konvensional pada materi Suhu dan Kalor kelas X

Semester II SMA Negeri 9 Medan T.P. 2015/2016.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi Suhu dan Kalor kelas X

(19)

7

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Pembelajaran

Berbasis Masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi Suhu dan

Kalor kelas X Semester II SMA Negeri 9 Medan T.P. 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi

banyak pihak, manfaat hasil penelitian ini akan diuraikan berikut ini:

1. Bagi siswa, memudahkan siswa dalam memahami pelajaran fisika

khusunya pada materi Suhu dan Kalor.

2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran yang

sesuai digunakan guru.

3. Sebagai informasi untuk peneliti berikutnya untuk melengkapi demi

mengurangi kelemahan penelitian ini.

1.7 Defenisi Operasional

Dalam penelitian ini penulis menegaskan beberapa istilah supaya dalam

pemahamannya tidak terjadi kesalahpahaman dan menghindari perluasan

pemahaman. Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini,

maka perlu dijelaskan beberapa istilah, antara lain:

1. Menurut Joyce & Weil sebagaimana dikutip oleh Rusman (2014:133),

model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran

jangkan panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan

membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

2. Pembelajaran berbasis masalah suatu pendekatan pembelajaran di

mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud

untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri

dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan

(20)

8

3. Hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan perilaku yang

cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dari

(21)

91

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan

pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan Pembelajaran Konvensional

pada materi Suhu dan Kalor kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan T.P

2015/2016 yaitu sebesar 68,77.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah pada materi Suhu dan Kalor kelas X semester II SMA Negeri 9

Medan T.P 2015/2016 yaitu sebesar 73,13.

3.

Ada pengaruh penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah

terhadap hasil belajar siswa pada materi Suhu dan Kalor kelas X semester

II SMAN 9 Medan T.P 2015/2016, dengan thitung = 2.02 > ttabel = 1,67.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti

mempunyai beberapa saran, yaitu:

1. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami model

Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai salah satu upaya memaksimalkan

pencapaian hasil belajar.

2. Sebaiknya memperhatikan ketersedian waktu dalam melaksanakan

pembelajaran agar pelakasanaan pembelajaran dapat diatur sedemikian

rupa sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.

3. Diharapkan sebelum pembelajaran sebaiknya memberikan instruksi yang

sejelas-jelasnya kepada siswa agar siswa lebih paham dengan model ini

sehingga tercipta suasana kondusif dan pembelajaran dengan model ini

(22)

92

DAFTAR PUSTAKA

---, (2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program

Studi Kependidikan Fmipa Universitas Negeri Medan, Unimed, Medan.

Adi, P, dkk, (2014), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Pokok Bahasan Kalor untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Semarang, Jurnal Pendidika Fisika, Hal 279-290

Arends, R.I, 2008. Learning to teach. Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Arikunto, S, (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta

Damanik, R, (2013), Pengaruh Media Pembelajaran Macromedia Flash

Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Kelas X MAN Lima Puluh, Jurnal

Inpafi, 214-221

Fuada, B, (2013), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Berbasis konstruktivisme Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII, Skipsi, FMIPA, Universitas negeri Semarang

Hamruni, (2012), Strategi Pembelajaran, Insan Madani, Yogyakarta

Hayati, Retno, H, (2013), Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis

Multimedia dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, Junal

Online Pendidikan Fisika, Hal.24-33

Jihad, A, Abdul, H, (2012), Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta.

Joyce, B, dkk, (2011), Models Of Teaching. Percetakan Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Khairuddin, dkk, (2012), Pengaruh Model Problem-Based Learning (Belajar

Berdasarkan Masalah) terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa SMA N 1 Ngaglik pada Pembelajaran Fisika untuk Materi Listrik Dinamis. Jurnal

Pendidikan Fisika Indonesia, UNY, FMIPA.

Krathwohl, D., (2002), Theory Into Pactice, Volume 4, Number 4, Autumn 2002,

The Ohio State University, Hal 212-266

Lestari, N. S, (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem-Based Learning) dan Motivasi Belajar Terhdap Prestasi Belajar Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP, Jurnal Pendidikan Fisika,

(23)

93

Milfayetty, S, (2015), Psikologi Pendidikan, PPs Unimed, Universitas Negeri Medan

Panjaitan, M, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inqury Training

Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida Statis di Kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P.2014/2015, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan.

Pohan, D, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbasi

Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum-Hukum Newton, Jurnal Inpafi, Hal 45-53.

Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar, Surakarta.

Rusman, (2014), Model-Model Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sanjaya, W, (2010), Strategi Pembelajaran, Prenada Media Group, Jakarta.

Sardiman, A. M, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Supiyanto. 2007. Fisika Untuk SMA kelas X. Phibeta, Jakarta.

Suprijono, A, (2010), Cooperative Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Tanjung, R, (2013), Evaluasi Hasil Belajar Fisika, Unimed Press, Medan.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.

Wardani, dkk, (2012), Pelajaran Fisika dengan Model Problem Based Learning

Menggunakan Multimedia dan Modul Ditinjau dari Kemampuan Berfikir Abstrak dan Kemampuan Verbal Siswa, Jurnal Inkuiri, volume 1 no 2,

Referensi

Dokumen terkait

Presentase daya tarik siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca cermat dengan pemanfaatan sumber belajar digital juga mengalami peningkatan

[r]

Alat dan bahan : Foto gerbang sekolah /kunjungan langsung, foto kendaraan roda 6, air, botol, gayung, sendok Tujuan : - Anak mampu melakukan ibadah sehari-hari.. - Anak

1) Guru dapat menerapkan pendekatan SAVI pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek kemampuan membaca pemahaman. 2) Guru dapat memahami dengan tepat langkah-langkah

Polimer biodegradabel seperti kopolimer poli(asam laktat)-poli(asam glikolat) (PLGA) biasanya dibuat melalui kopolimerisasi pembukaan cincin D,L-laktida dan glikolida

The problem faced by teacher of SMP N 2 Simo Boyolali in teaching reading to the second year students are that the student feels bored in learning English, because they have

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

Serat yang digunakan berupa serat Agave Cantula Roxb dengan. variasi fraksi berat anyaman 3D serat