Oleh:
Bernarda Simarmata 4111121005
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
kasih, pertolongan dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan.
Skripsi ini berjudul ”Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Materi Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Swasta Katolik
Sibolga T.P 2014/2015” dan disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan (UNIMED).
Penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan
skripsi ini. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak,
S.Pd, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal, penelitian,
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, MS, Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si,
dan Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Rappel
Situmorang, M.Si dan Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd selaku dosen Validator yang
telah memberikan masukan dan saran-saran untuk melakukan penelitian. Penulis juga
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Purwanto, S.Si, M.Pd sebagai dosen
pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai
Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ayahanda
P. S. Simarmata dan Ibunda tercinta M. Sihaloho yang telah membimbing dan
iii
selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua
saya sebagai tanda terimakasih yang terdalam. Terima kasih juga kepada semua
Saudara – saudara kandung saya, khususnya buat Kak Eva dan Adik Anjelius karena
telah memberi dukungan, spiritual, materi dan motivasi kepada penulis selama
perkuliahan dan penyusunan skiripsi ini.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada bg Sumitro yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan
skripsi ini. Ucapan terimakasih diucapkan terkhusus buat kak Liber Lambok
Butar-Butar yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi ketika banyak rintangan
terjadi dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih teman-teman seperjuangan fisika
2011, Freddy, Hermansyah dan semua anak dik C dan terimakasih juga buat
teman-teman PPLT SMA Negeri 1 Kotarih 2014 yang telah mendorong saya dan memberi
motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skiripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skiripsi ini
bermanfaat dalam menambah wawasan ilmu pendidikan. Akhirnya, penulis
mengucapkan terima kasih.
Medan,
Penulis,
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR
DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA KATOLIK SIBOLGA T.P 2014/2015
Bernarda Simarmata NIM 4111121005
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi suhu dan kalor di kelas X Semester II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment menggunakan desain penelitian control group pretest-posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling, yaitu kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-1 sebagai kelas kontrol dengan masing-masing siswa berjumlah 33 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar berjumlah 14 soal yang valid dan lembar observasi untuk merekam aktivitas, afektif dan psikomotorik siswa selama pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa aktivitas, afektif dan psikomotorik siswa kelas eksperimen meningkat setiap pertemuan dalam kategori baik dengan nilai rata-rata aktivitas 72,41, nilai rata-rata afektif 78,10 dan nilai rata-rata psikomotorik 73,15. Nilai rata-rata kognitif siswa meningkat sejalan dengan meningkatnya aktivitas, afektif dan psikomotorik yaitu dari 50,27 menjadi 77,22. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji beda (uji t) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan akibat model problem based learning terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015.
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
RIWAYAT HIDUP ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 7
1.7. Defenisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 9
2.1.1. Pengertian Belajar 9
2.1.2. Aktivitas Belajar 10
2.1.3. Hasil Belajar 12
2.2. Model Pembelajaran 18
2.2.1. Model Pembelajaran PBL 18
2.2.2. Pembelajaran Konvensional 28
2.3. Materi Pembelajaran 29
2.5. Hipotesis Penelitian 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 37
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 37
3.3. Variabel Penelitian 37
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 37
3.5. Prosedur Penelitian 38
3.6. Instrumen Penelitian 41
3.7. Teknik Analisa Data 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 51
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 52
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 68
5.2 Saran 68
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Aktivitas Siswa dalam model PBL 12
Tabel 2.2 Dimensi Proses Kognitif 13
Tabel 2.3 Sintaks pembelajaran berdasarkan masalah 23
Tabel 2.4 Tabel hasil penelitian terdahulu 26
Tabel 3.1 Control Group Pretest-Posttest Design 38
Tabel 3.2 Kriteria Penskoran Tes Uraian 42
Tabel 3.3 Kisi-kisi tes hasil belajar siswa 42
Tabel 3.4 Kategori Hasil Belajar Siswa 43
Tabel 3.5 Kategori Taraf Kesukaran Item 45
Tabel 3.6 Kategori Daya Beda Tes 46
Tabel 3.7 Kriteria Nilai Aktivitas 46
Tabel 4.1 Kategori Validitas Tes 51
Tabel 4.2 Kriteria Taraf Kesukaran Tes 52
Tabel 4.3 Kriteria Daya Beda Tes 52
Tabel 4.4 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Pretes 52
Tabel 4.6 Uji Homogenitas Data Pretes 53
Tabel 4.7 Uji Hipotesis Data Pretes 53
Tabel 4.8 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54
Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Postes 54
Tabel 4.10 Uji Homogenitas Data Postes 55
Tabel 4.11 Uji Hipotesis Data Postes 55
Tabel 4.12 Penilaian Afektif Kelas Eksperimen dan kelas kontrol 57
Tabel 4.13 Penilaian kinerja kelas eksperimen 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hasil dari model PBL 24
Gambar 2.2 Perbandingan skala termometer Celcius, Reamur, 29
Fahrenheit dan Kelvin
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 40
Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Belajar Kognitif 56
Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Belajar Afektif 57
Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Belajar Psikomotorik 59
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menuntut semua
pihak untuk meningkatkan pendidikan sehingga memacu dunia pendidikan untuk
berpola pikir cepat, cermat, tepat dan akurat sehingga diperlukan generasi penerus
bangsa yang bermutu tinggi. Pendidikan merupakan proses yang terencana, bertujuan
sistematis, terstrukur dan terukur untuk membantu, mendorong, mengarahkan dan
mengelola manusia menuju perbaikan dan peningkatan kemanusiaannya (Putra,
2012). Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas,
damai, terbuka dan demokratis. Sistem pendidikan nasional menyebutkan, bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan merupakan peran yang sangat strategis dalam rangka
menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia seutuhnya, baik sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan belajar mengajar di sekolah
merupakan kegiatan yang harus ditingkatkan, sehingga tercapai tujuan pendidikan
dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan maupun keterampilan
dalam diri siswa untuk meningkatkan pendidikan Indonesia. Perkembangan dunia
pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan seiring dengan tantangan dalam
menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era
global. Namun, kenyataannya salah satu permasalahan pendidikan yang muncul
adalah masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang.
Rendahnya pendidikan Indonesia dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar
siswa dalam berbagai mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai
rendah adalah mata pelajaran fisika. Fisika sebagai salah satu mata pelajaran di
dalam berbagai aspek kehidupan. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), yaitu suatu ilmu yang mempelajari gejala dan peristiwa atau fenomena
alam serta berusaha untuk mengungkap segala rahasia dan hukum semesta. Ada tiga
hal yang berkaitan dengan fisika yang tidak terpisahkan, yaitu fisika sebagai produk
(berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori), fisika sebagai proses (kerja ilmiah)
dan fisika sebagai sikap ilmiah yaitu berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang
harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan, khususnya ketika mencari atau
mengembangkan pengetahuan baru. Oleh karena itu, pelajaran fisika adalah pelajaran
yang mengajarkan berbagai pengetahuan yang dapat mengembangkan daya nalar dan
analisa sehingga hampir semua persoalan yang berkaitan dengan alam dapat
dimengerti. Bidang studi sains fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) merupakan objek mata pelajaran yang menarik dan lebih banyak memerlukan
pemahaman daripada penghafalan. Namun, kenyataannya fisika sering dipandang
sebagai suatu ilmu yang abstrak oleh siswa dengan teori dan soal-soal yang sulit.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMA Swasta Katolik Sibolga, ada
beberapa permasalahan yang ditemukan. Banyak siswa yang menganggap fisika
sebagai mata pelajaran yang sulit dan tidak menarik. Hasil dari angket yang
disebarkan oleh peneliti menyatakan bahwa dari 40 siswa, terdapat 56% siswa yang
tidak menyukai pelajaran fisika. Menurut mereka, fisika terlalu banyak rumus
sehingga menyulitkan siswa untuk mengingat rumus-rumus tersebut. Hal ini terbukti
dari hasil angket yang menunjukkan bahwa hanya 27% siswa yang memperoleh nilai
di atas nilai KKM pada Ulangan Tengah Semester tahun ajaran 2014/2015. Ketika
peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa di SMA Swasta Katolik
Sibolga, mereka menyatakan bahwa fisika itu sebenarnya enak asalkan tidak
menggunakan banyak rumus. Hal itu menyebabkan minat belajar siswa menjadi
rendah karena mereka selalu mengalami kebingungan dalam menyelesaikan soal-soal
fisika yang banyak menggunakan rumus-rumus matematis. Hal ini membuat siswa
3
soal saat mengerjakan tugas dan menghadapi ujian. Model pembelajaran yang kurang
bervariasi juga menjadi alasan mengapa pelajaran fisika menjadi pelajaran yang
membosankan bagi siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa di
SMA Swasta Katolik Sibolga, masalah di atas juga di alaminya dan beberapa
temannya di sekolah tersebut. Mereka selalu mencari rumus fisika mana yang cocok
untuk menyelesaikan soal tersebut tanpa memahami konsep fisika terlebih dahulu.
Aktivitas belajar siswa juga masih kurang aktif, karena selama proses pembelajaran
siswa jarang melakukan percobaan atau eksperimen, sehingga siswa menjadi tidak
aktif dan kreatif. Siswa tidak dihadapkan pada masalah-masalah yang berkaitan
dengan fisika untuk mampu memahami, menerapkan dan menganalisis konsep fisika
dalam kehidupan sehari-hari.
Anggapan sebagian besar siswa yang menyatakan fisika sebagai pelajaran
yang biasa saja, sulit dan banyak rumus menyebabkan rendahnya pencapaian hasil
belajar fisika siswa itu sendiri. Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru
fisika di SMA Swasta Katolik Sibolga, diperoleh nilai rata-rata ujian pada semester
ganjil T.A 2013/2014 hanya sekitar 60% dari jumlah keseluruhan siswa kelas X yang
mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Hal ini juga disebabkan guru
lebih sering menggunakan pembelajaran konvensional dan kurang bervariasi
sehingga cukup banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM).
Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diterapkan suatu model pembelajaran
yang sesuai dan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa. Salah
satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan adalah model
problem based learning (PBL). Arends (2012) menyatakan bahwa model PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan
yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,
mengacu pada model pembelajaran yang lain, seperti “pembelajaran berdasarkan
proyek (project-based instruction)”, “pembelajaran berdasarkan pengalaman
(experience-based instruction)”, “belajar otentik (authentic learning) ” dan
”pembelajaran bermakna (anchored instruction)”. Pembelajaran ini membantu siswa
untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.
Selain Arends, Trianto (2010) berpendapat bahwa model PBL merupakan
pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.
Pembelajaran PBL dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar
berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan mereka dalam pengalaman nyata dan
menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri. Sanjaya (2011) juga menyatakan bahwa,
PBL adalah rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
Model PBL ini memiliki kelebihan yang digunakan untuk mengatasi
kesulitan siswa, yaitu mengarahkan dan menolong siswa dalam menanamkan
pengetahuan baru melalui penyajian masalah-masalah yang memerlukan tingkat
berpikir yang tinggi. Masalah yang disajikan berkaitan dengan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga lebih mudah untuk dinalar. Melalui masalah-masalah
yang disajikan, model PBL juga dapat membantu siswa mengingat dan mengaitkan
kembali pengetahuan lama dengan materi yang baru dipelajari sehingga dapat
ditemukan konsep yang sebenarnya.
Penerapan model pembelajaran PBL ini sudah pernah diteliti oleh beberapa
peneliti sebelumnya, seperti Selcuk (2010) menerapkan model PBL di Universitas
Dokuz Eylul di Turki pada topik tentang magnet. Setelah diberi perlakuan dengan
model PBL, hasil belajar fisika mahasiswa menjadi meningkat. Penelitian Kharida,
dkk (2009) juga menyatakan bahwa setelah dilakukan perlakuan dengan model PBL
5
diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran PBL
terhadap hasil belajar siswa.
Penelitian tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun
dalam pelaksanaannya peneliti hanya melihat hasil belajar siswa tanpa
memperhatikan sikap dan keterampilan dalam pembelajaran. Calon peneliti merasa
terdorong untuk meneliti kembali dengan memperhatikan sikap dan keterampilan
siswa. Dengan tersedianya alat ukur yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran
akan menimbulkan sikap dan keterampilan belajar siswa yang baik. Dari pengamatan
aktivitas belajar siswa yang baik diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran fisika.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Materi Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasikan:
a. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi
b. Proses pembelajaran menitik-beratkan pada penurunan rumus-rumus fisika
melalui analisis matematis.
c. Rendahnya hasil belajar fisika siswa
d. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih kurang
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, sehingga
a. Model pembelajaran yang digunakan adalah model problem based learning.
b. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMA Swasta Katolik
Sibolga T.P 2014/2015.
c. Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah Suhu dan Kalor.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
a. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model problem
based learning pada materi Suhu dan Kalor pada siswa kelas X semester II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015?
b. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional pada materi Suhu dan Kalor pada siswa kelas X semester II SMA
Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015?
c. Bagaimanakah aktivitas siswa dengan menggunakan model problem based
learning pada materi Suhu dan Kalor pada siswa kelas X semester II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015?
d. Apakah ada pengaruh yang signifikan akibat model problem based learning
terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi Suhu dan Kalor di kelas X semester
II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
7
b. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional pada materi Suhu dan Kalor pada siswa kelas X semester II SMA
Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015.
c. Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan model problem based
learning pada materi Suhu dan Kalor pada siswa kelas X semester II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015.
d. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan akibat model problem
based learning terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X siswa pada materi Suhu dan Kalor di X semester II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015.
1.6 Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Sebagai informasi hasil belajar siswa dengan penerapan model problem based
learning pada materi Suhu dan Kalor di SMA Swasta Katolik Sibolga.
b. Sebagai bahan informasi alternatif bagi para guru dalam pemilihan model
pembelajaran di sekolah.
c. Menjadi bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan
penelitian lebih lanjut.
1.7 Defenisi Operasional
a. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya termasuk buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain (Joyce
et all., 2009)
b. Model PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan
mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berpikir tingkat tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri (Arends, 2012).
c. Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau
diciptakan baik secara individual atau kelompok (Djamarah, 2006).
d. Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik/jasmani maupun
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan:
1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning
(PBL) pada materi suhu dan kalor memberikan nilai rata-rata dengan kategori
baik dan peningkatan hasil belajar dengan kategori sedang.
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional
khususnya pada materi suhu dan kalor memberikan nilai rata-rata dengan
kategori cukup baik dan peningkatan hasil belajar dengan kategori sedang.
3. Aktivitas siswa yang dikembangkan dari model problem based learning
memberi informasi bahwa dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran ditinjau dari hasil dengan kategori rata-rata aktivitas di setiap
pertemuan dinyatakan aktif.
4. Ada pengaruh yang signifikan akibat model problem based learning (PBL)
terhadap hasil belajar siswa pada materi suhu dan kalor di kelas X Semester II
SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015.
5.2. Saran
Saran yang dapat diajukan peneliti berdasarkan pembahasan adalah
1. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengoptimalkan pengelolaan
kelas khususnya pada saat diskusi berlangsung agar tidak terjadi
kegaduhan-kegaduhan di dalam kelas, untuk itu dibutuhkan satu observer untuk
mengamati 2 kelompok agar proses pembelajaran berjalan dengan kondusif.
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih mengatur waktu yang
efisien sebelum penelitian agar dapat membuat soal-soal berbasis masalah
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model PBL, ada
baiknya memberikan motivasi terlebih dahulu kepada siswa yang akan
mempresentasekan hasil karya untuk meningkatkan rasa percaya diri pada
70
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (eds.) (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational objectives. New York: Longman
Arends, R., (2012), Learning to Teach Ninth Edition, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
Dahar, R. W., (2011), Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Erlangga
Dalyono, M., (2005), Psikologi Pendidikan, Jakarta: C.V. Rajawali
Djamarah, S.B. dan Aswan, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
Eldy et all, (2013), Integrated PBL Approach: Preliminary Findings towards Physics Students’ Critical Thinking and Creative-Critical Thinking, International Journal of Humanities and Social Science Invention, Volume 2 Issue 3, pp.18-25
Halliday, D., Resnik, R., (1994), Fisika, Jakarta: Erlangga
Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun, E., (2009), Models of Teaching: Model-Model Pengajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kamajaya, (2007), Cerdas Belajar Fisika untuk kelas X, Jakarta: Grafindo
Kanginan, M., (2010), Fisika SMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga
Kharida, dkk., (2009), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): 83-89
Marzano, R.J. (2006). Classroom Assessment & Grading that Work. Association for Supervision and Curriculum Development. Alexandria, Virginia USA
Matlin, (2003). Cognitive Psychology Fifth Edition. Jhon Wiley & Sons, Inc.
Putra, N., (2012), Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : CV Alfabeta
Saputra, dkk., (2012), Pengaruh Problem-Based Learning Menggunakan Praktikum Alat Sederhana Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Negeri 7 Palu, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Vol. 2 No.2
Sanjaya., W, (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Grup
Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Selcuk, G. S., (2010), The effects of problem-based learning on pre-service teachers’ achievement, approaches and attitudes towards learning physics, International Journal of the Physical Sciences Vol. 5(6), pp. 711-723
Setyorini, dkk., (2010), Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011): 52-56
Sudjana, (2005), Metode Statistik, Bandung: Tarsito
Sudjana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya
Supiyanto, (2006), Fisika SMA Jilid 1, Jakarta: Erlangga