• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA KATOLIK SIBOLGA T.P 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA KATOLIK SIBOLGA T.P 2014/2015."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Bernarda Simarmata 4111121005

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala

kasih, pertolongan dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan

waktu yang telah direncanakan.

Skripsi ini berjudul ”Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil

Belajar Siswa pada Materi Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Swasta Katolik

Sibolga T.P 2014/2015” dan disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan (UNIMED).

Penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan

skripsi ini. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak,

S.Pd, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan

bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal, penelitian,

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, MS, Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si,

dan Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan

skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Rappel

Situmorang, M.Si dan Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd selaku dosen Validator yang

telah memberikan masukan dan saran-saran untuk melakukan penelitian. Penulis juga

menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Purwanto, S.Si, M.Pd sebagai dosen

pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai

Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ayahanda

P. S. Simarmata dan Ibunda tercinta M. Sihaloho yang telah membimbing dan

(4)

iii

selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua

saya sebagai tanda terimakasih yang terdalam. Terima kasih juga kepada semua

Saudara – saudara kandung saya, khususnya buat Kak Eva dan Adik Anjelius karena

telah memberi dukungan, spiritual, materi dan motivasi kepada penulis selama

perkuliahan dan penyusunan skiripsi ini.

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada bg Sumitro yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan

skripsi ini. Ucapan terimakasih diucapkan terkhusus buat kak Liber Lambok

Butar-Butar yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi ketika banyak rintangan

terjadi dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih teman-teman seperjuangan fisika

2011, Freddy, Hermansyah dan semua anak dik C dan terimakasih juga buat

teman-teman PPLT SMA Negeri 1 Kotarih 2014 yang telah mendorong saya dan memberi

motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skiripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca

yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skiripsi ini

bermanfaat dalam menambah wawasan ilmu pendidikan. Akhirnya, penulis

mengucapkan terima kasih.

Medan,

Penulis,

(5)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR

DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA KATOLIK SIBOLGA T.P 2014/2015

Bernarda Simarmata NIM 4111121005

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi suhu dan kalor di kelas X Semester II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment menggunakan desain penelitian control group pretest-posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling, yaitu kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-1 sebagai kelas kontrol dengan masing-masing siswa berjumlah 33 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar berjumlah 14 soal yang valid dan lembar observasi untuk merekam aktivitas, afektif dan psikomotorik siswa selama pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa aktivitas, afektif dan psikomotorik siswa kelas eksperimen meningkat setiap pertemuan dalam kategori baik dengan nilai rata-rata aktivitas 72,41, nilai rata-rata afektif 78,10 dan nilai rata-rata psikomotorik 73,15. Nilai rata-rata kognitif siswa meningkat sejalan dengan meningkatnya aktivitas, afektif dan psikomotorik yaitu dari 50,27 menjadi 77,22. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji beda (uji t) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan akibat model problem based learning terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015.

(6)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Aktivitas Belajar 10

2.1.3. Hasil Belajar 12

2.2. Model Pembelajaran 18

2.2.1. Model Pembelajaran PBL 18

2.2.2. Pembelajaran Konvensional 28

2.3. Materi Pembelajaran 29

(7)

2.5. Hipotesis Penelitian 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 37

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 37

3.3. Variabel Penelitian 37

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 37

3.5. Prosedur Penelitian 38

3.6. Instrumen Penelitian 41

3.7. Teknik Analisa Data 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 51

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 52

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 68

5.2 Saran 68

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Aktivitas Siswa dalam model PBL 12

Tabel 2.2 Dimensi Proses Kognitif 13

Tabel 2.3 Sintaks pembelajaran berdasarkan masalah 23

Tabel 2.4 Tabel hasil penelitian terdahulu 26

Tabel 3.1 Control Group Pretest-Posttest Design 38

Tabel 3.2 Kriteria Penskoran Tes Uraian 42

Tabel 3.3 Kisi-kisi tes hasil belajar siswa 42

Tabel 3.4 Kategori Hasil Belajar Siswa 43

Tabel 3.5 Kategori Taraf Kesukaran Item 45

Tabel 3.6 Kategori Daya Beda Tes 46

Tabel 3.7 Kriteria Nilai Aktivitas 46

Tabel 4.1 Kategori Validitas Tes 51

Tabel 4.2 Kriteria Taraf Kesukaran Tes 52

Tabel 4.3 Kriteria Daya Beda Tes 52

Tabel 4.4 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52

Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Pretes 52

Tabel 4.6 Uji Homogenitas Data Pretes 53

Tabel 4.7 Uji Hipotesis Data Pretes 53

Tabel 4.8 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54

Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Postes 54

Tabel 4.10 Uji Homogenitas Data Postes 55

Tabel 4.11 Uji Hipotesis Data Postes 55

Tabel 4.12 Penilaian Afektif Kelas Eksperimen dan kelas kontrol 57

Tabel 4.13 Penilaian kinerja kelas eksperimen 58

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hasil dari model PBL 24

Gambar 2.2 Perbandingan skala termometer Celcius, Reamur, 29

Fahrenheit dan Kelvin

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 40

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Belajar Kognitif 56

Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Belajar Afektif 57

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Belajar Psikomotorik 59

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menuntut semua

pihak untuk meningkatkan pendidikan sehingga memacu dunia pendidikan untuk

berpola pikir cepat, cermat, tepat dan akurat sehingga diperlukan generasi penerus

bangsa yang bermutu tinggi. Pendidikan merupakan proses yang terencana, bertujuan

sistematis, terstrukur dan terukur untuk membantu, mendorong, mengarahkan dan

mengelola manusia menuju perbaikan dan peningkatan kemanusiaannya (Putra,

2012). Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas,

damai, terbuka dan demokratis. Sistem pendidikan nasional menyebutkan, bahwa

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan merupakan peran yang sangat strategis dalam rangka

menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia seutuhnya, baik sebagai

individu maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan belajar mengajar di sekolah

merupakan kegiatan yang harus ditingkatkan, sehingga tercapai tujuan pendidikan

dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan maupun keterampilan

dalam diri siswa untuk meningkatkan pendidikan Indonesia. Perkembangan dunia

pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan seiring dengan tantangan dalam

menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era

global. Namun, kenyataannya salah satu permasalahan pendidikan yang muncul

adalah masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang.

Rendahnya pendidikan Indonesia dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar

siswa dalam berbagai mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai

rendah adalah mata pelajaran fisika. Fisika sebagai salah satu mata pelajaran di

(11)

dalam berbagai aspek kehidupan. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA), yaitu suatu ilmu yang mempelajari gejala dan peristiwa atau fenomena

alam serta berusaha untuk mengungkap segala rahasia dan hukum semesta. Ada tiga

hal yang berkaitan dengan fisika yang tidak terpisahkan, yaitu fisika sebagai produk

(berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori), fisika sebagai proses (kerja ilmiah)

dan fisika sebagai sikap ilmiah yaitu berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang

harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan, khususnya ketika mencari atau

mengembangkan pengetahuan baru. Oleh karena itu, pelajaran fisika adalah pelajaran

yang mengajarkan berbagai pengetahuan yang dapat mengembangkan daya nalar dan

analisa sehingga hampir semua persoalan yang berkaitan dengan alam dapat

dimengerti. Bidang studi sains fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) merupakan objek mata pelajaran yang menarik dan lebih banyak memerlukan

pemahaman daripada penghafalan. Namun, kenyataannya fisika sering dipandang

sebagai suatu ilmu yang abstrak oleh siswa dengan teori dan soal-soal yang sulit.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMA Swasta Katolik Sibolga, ada

beberapa permasalahan yang ditemukan. Banyak siswa yang menganggap fisika

sebagai mata pelajaran yang sulit dan tidak menarik. Hasil dari angket yang

disebarkan oleh peneliti menyatakan bahwa dari 40 siswa, terdapat 56% siswa yang

tidak menyukai pelajaran fisika. Menurut mereka, fisika terlalu banyak rumus

sehingga menyulitkan siswa untuk mengingat rumus-rumus tersebut. Hal ini terbukti

dari hasil angket yang menunjukkan bahwa hanya 27% siswa yang memperoleh nilai

di atas nilai KKM pada Ulangan Tengah Semester tahun ajaran 2014/2015. Ketika

peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa di SMA Swasta Katolik

Sibolga, mereka menyatakan bahwa fisika itu sebenarnya enak asalkan tidak

menggunakan banyak rumus. Hal itu menyebabkan minat belajar siswa menjadi

rendah karena mereka selalu mengalami kebingungan dalam menyelesaikan soal-soal

fisika yang banyak menggunakan rumus-rumus matematis. Hal ini membuat siswa

(12)

3

soal saat mengerjakan tugas dan menghadapi ujian. Model pembelajaran yang kurang

bervariasi juga menjadi alasan mengapa pelajaran fisika menjadi pelajaran yang

membosankan bagi siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa di

SMA Swasta Katolik Sibolga, masalah di atas juga di alaminya dan beberapa

temannya di sekolah tersebut. Mereka selalu mencari rumus fisika mana yang cocok

untuk menyelesaikan soal tersebut tanpa memahami konsep fisika terlebih dahulu.

Aktivitas belajar siswa juga masih kurang aktif, karena selama proses pembelajaran

siswa jarang melakukan percobaan atau eksperimen, sehingga siswa menjadi tidak

aktif dan kreatif. Siswa tidak dihadapkan pada masalah-masalah yang berkaitan

dengan fisika untuk mampu memahami, menerapkan dan menganalisis konsep fisika

dalam kehidupan sehari-hari.

Anggapan sebagian besar siswa yang menyatakan fisika sebagai pelajaran

yang biasa saja, sulit dan banyak rumus menyebabkan rendahnya pencapaian hasil

belajar fisika siswa itu sendiri. Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru

fisika di SMA Swasta Katolik Sibolga, diperoleh nilai rata-rata ujian pada semester

ganjil T.A 2013/2014 hanya sekitar 60% dari jumlah keseluruhan siswa kelas X yang

mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Hal ini juga disebabkan guru

lebih sering menggunakan pembelajaran konvensional dan kurang bervariasi

sehingga cukup banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal

(KKM).

Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diterapkan suatu model pembelajaran

yang sesuai dan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa. Salah

satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan adalah model

problem based learning (PBL). Arends (2012) menyatakan bahwa model PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan

yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,

mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,

(13)

mengacu pada model pembelajaran yang lain, seperti “pembelajaran berdasarkan

proyek (project-based instruction)”, “pembelajaran berdasarkan pengalaman

(experience-based instruction)”, “belajar otentik (authentic learning) ” dan

”pembelajaran bermakna (anchored instruction)”. Pembelajaran ini membantu siswa

untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun

pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.

Selain Arends, Trianto (2010) berpendapat bahwa model PBL merupakan

pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.

Pembelajaran PBL dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan

kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar

berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan mereka dalam pengalaman nyata dan

menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri. Sanjaya (2011) juga menyatakan bahwa,

PBL adalah rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses

penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.

Model PBL ini memiliki kelebihan yang digunakan untuk mengatasi

kesulitan siswa, yaitu mengarahkan dan menolong siswa dalam menanamkan

pengetahuan baru melalui penyajian masalah-masalah yang memerlukan tingkat

berpikir yang tinggi. Masalah yang disajikan berkaitan dengan pengalaman dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga lebih mudah untuk dinalar. Melalui masalah-masalah

yang disajikan, model PBL juga dapat membantu siswa mengingat dan mengaitkan

kembali pengetahuan lama dengan materi yang baru dipelajari sehingga dapat

ditemukan konsep yang sebenarnya.

Penerapan model pembelajaran PBL ini sudah pernah diteliti oleh beberapa

peneliti sebelumnya, seperti Selcuk (2010) menerapkan model PBL di Universitas

Dokuz Eylul di Turki pada topik tentang magnet. Setelah diberi perlakuan dengan

model PBL, hasil belajar fisika mahasiswa menjadi meningkat. Penelitian Kharida,

dkk (2009) juga menyatakan bahwa setelah dilakukan perlakuan dengan model PBL

(14)

5

diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran PBL

terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun

dalam pelaksanaannya peneliti hanya melihat hasil belajar siswa tanpa

memperhatikan sikap dan keterampilan dalam pembelajaran. Calon peneliti merasa

terdorong untuk meneliti kembali dengan memperhatikan sikap dan keterampilan

siswa. Dengan tersedianya alat ukur yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran

akan menimbulkan sikap dan keterampilan belajar siswa yang baik. Dari pengamatan

aktivitas belajar siswa yang baik diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran fisika.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap

Hasil Belajar Siswa pada Materi Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah yang dapat

diidentifikasikan:

a. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi

b. Proses pembelajaran menitik-beratkan pada penurunan rumus-rumus fisika

melalui analisis matematis.

c. Rendahnya hasil belajar fisika siswa

d. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih kurang

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, sehingga

(15)

a. Model pembelajaran yang digunakan adalah model problem based learning.

b. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMA Swasta Katolik

Sibolga T.P 2014/2015.

c. Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah Suhu dan Kalor.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model problem

based learning pada materi Suhu dan Kalor pada siswa kelas X semester II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015?

b. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan pembelajaran

konvensional pada materi Suhu dan Kalor pada siswa kelas X semester II SMA

Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015?

c. Bagaimanakah aktivitas siswa dengan menggunakan model problem based

learning pada materi Suhu dan Kalor pada siswa kelas X semester II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015?

d. Apakah ada pengaruh yang signifikan akibat model problem based learning

terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi Suhu dan Kalor di kelas X semester

II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model

(16)

7

b. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan pembelajaran

konvensional pada materi Suhu dan Kalor pada siswa kelas X semester II SMA

Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015.

c. Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan model problem based

learning pada materi Suhu dan Kalor pada siswa kelas X semester II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015.

d. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan akibat model problem

based learning terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X siswa pada materi Suhu dan Kalor di X semester II SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015.

1.6 Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

a. Sebagai informasi hasil belajar siswa dengan penerapan model problem based

learning pada materi Suhu dan Kalor di SMA Swasta Katolik Sibolga.

b. Sebagai bahan informasi alternatif bagi para guru dalam pemilihan model

pembelajaran di sekolah.

c. Menjadi bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan

penelitian lebih lanjut.

1.7 Defenisi Operasional

a. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di

dalamnya termasuk buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain (Joyce

et all., 2009)

b. Model PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan

(17)

mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berpikir tingkat tinggi,

mengembangkan kemandirian dan percaya diri (Arends, 2012).

c. Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau

diciptakan baik secara individual atau kelompok (Djamarah, 2006).

d. Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik/jasmani maupun

(18)

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan:

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning

(PBL) pada materi suhu dan kalor memberikan nilai rata-rata dengan kategori

baik dan peningkatan hasil belajar dengan kategori sedang.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional

khususnya pada materi suhu dan kalor memberikan nilai rata-rata dengan

kategori cukup baik dan peningkatan hasil belajar dengan kategori sedang.

3. Aktivitas siswa yang dikembangkan dari model problem based learning

memberi informasi bahwa dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran ditinjau dari hasil dengan kategori rata-rata aktivitas di setiap

pertemuan dinyatakan aktif.

4. Ada pengaruh yang signifikan akibat model problem based learning (PBL)

terhadap hasil belajar siswa pada materi suhu dan kalor di kelas X Semester II

SMA Swasta Katolik Sibolga T.P 2014/2015.

5.2. Saran

Saran yang dapat diajukan peneliti berdasarkan pembahasan adalah

1. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengoptimalkan pengelolaan

kelas khususnya pada saat diskusi berlangsung agar tidak terjadi

kegaduhan-kegaduhan di dalam kelas, untuk itu dibutuhkan satu observer untuk

mengamati 2 kelompok agar proses pembelajaran berjalan dengan kondusif.

2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih mengatur waktu yang

efisien sebelum penelitian agar dapat membuat soal-soal berbasis masalah

(19)

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model PBL, ada

baiknya memberikan motivasi terlebih dahulu kepada siswa yang akan

mempresentasekan hasil karya untuk meningkatkan rasa percaya diri pada

(20)

70

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (eds.) (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational objectives. New York: Longman

Arends, R., (2012), Learning to Teach Ninth Edition, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

Dahar, R. W., (2011), Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Erlangga

Dalyono, M., (2005), Psikologi Pendidikan, Jakarta: C.V. Rajawali

Djamarah, S.B. dan Aswan, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta

Eldy et all, (2013), Integrated PBL Approach: Preliminary Findings towards Physics Students’ Critical Thinking and Creative-Critical Thinking, International Journal of Humanities and Social Science Invention, Volume 2 Issue 3, pp.18-25

Halliday, D., Resnik, R., (1994), Fisika, Jakarta: Erlangga

Joyce, B., Weil, M. dan Calhoun, E., (2009), Models of Teaching: Model-Model Pengajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kamajaya, (2007), Cerdas Belajar Fisika untuk kelas X, Jakarta: Grafindo

Kanginan, M., (2010), Fisika SMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga

Kharida, dkk., (2009), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): 83-89

Marzano, R.J. (2006). Classroom Assessment & Grading that Work. Association for Supervision and Curriculum Development. Alexandria, Virginia USA

Matlin, (2003). Cognitive Psychology Fifth Edition. Jhon Wiley & Sons, Inc.

(21)

Putra, N., (2012), Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : CV Alfabeta

Saputra, dkk., (2012), Pengaruh Problem-Based Learning Menggunakan Praktikum Alat Sederhana Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Negeri 7 Palu, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Vol. 2 No.2

Sanjaya., W, (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Grup

Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Selcuk, G. S., (2010), The effects of problem-based learning on pre-service teachers’ achievement, approaches and attitudes towards learning physics, International Journal of the Physical Sciences Vol. 5(6), pp. 711-723

Setyorini, dkk., (2010), Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011): 52-56

Sudjana, (2005), Metode Statistik, Bandung: Tarsito

Sudjana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya

Supiyanto, (2006), Fisika SMA Jilid 1, Jakarta: Erlangga

Gambar

Gambar 2.1 Hasil dari model PBL

Referensi

Dokumen terkait

Alat dan bahan : Foto gerbang sekolah /kunjungan langsung, foto kendaraan roda 6, air, botol, gayung, sendok Tujuan : - Anak mampu melakukan ibadah sehari-hari.. - Anak

Namun besarnya peran dan potensi kelapa ini tidak diikuti kinerja industri kelapa yang memuaskan, dimana produksi dan produktivitas kelapa Indonesia masih belum

Polimer biodegradabel seperti kopolimer poli(asam laktat)-poli(asam glikolat) (PLGA) biasanya dibuat melalui kopolimerisasi pembukaan cincin D,L-laktida dan glikolida

The problem faced by teacher of SMP N 2 Simo Boyolali in teaching reading to the second year students are that the student feels bored in learning English, because they have

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan atas limpahan rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul ” Penjadwalan Waktu

Dilakukan bila: perawat ragu, tidak jelas, tak dengar, klien malu, bicara tidak. lengkap,

[r]