• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3.3 Hasil Simulasi Pada Kondisi Existing

4.3.3.1 Kalibrasi Pasang Surut

Tabel 4. 3 Parameter Input pada Delft3D - Flow

Parameter Jenis Data Nilai

Domain

Waktu simulasi dimulai 1 Mei 2015 jam 00.00 Waktu simulasi berakhir 15 Mei 2015

jam 23.00

Sediment Cohesive 0,2 kg/m3

Salinity 31

Boundaries

Type of Boundary Forcing Type Utara - Water level Time series Barat - Water level Time series Timur - Water level Time series Kali Bintang Mas - Total

disharge Time series

Physical Parameters

Gravitasi 9,8 m/s2

Massa Jenis Air Laut 1025 kg/m3

Suhu 30,6O C

Kekerasan dasar - Chezy 5 Morphology Scale Factor 24

4.3.3 Hasil Simulasi Pada Kondisi Existing

Dari hasil running, kemudian hasilnya dapat dilihat pada quickplot yang terdapat ada menu Delft3D. Berikut ini merupakan hasil dari simulasi :

4.3.3.1 Kalibrasi Pasang Surut

Kalibrasi dilakukan agar dapat mengetahui valid atau tidaknya data yang sudah di input ke DELFT3D. Apabila hasil dari simulasi pasang surut yang dilakukan menggunakan DELFT3D-FLOW sudah sesuai dengan data yang sebenarnya maka simulasi dapat dilanjutkan untuk ke tahap selanjutnya, jika belum valid, maka simulasi tidak dapat dilanjutkan dan harus dilakukan perbaikan dalam permodelan. Dalam tugas akhir ini digunakan data pasang surut selama 15 hari

44

mulai dari tanggal 1 Mei 2015 jam 00.00 sampai dengan 15 Mei 2015 jam 23.00 (Tabel 4.1). Agar diketahui dengan seberapa besar error yang diperoleh dari perbandingan data pasang surut dengan hasil simulasi pasang surut pada DEFLT3D. Perhitungan dilakukan dengan metode Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Hasil dari perhitungan menggunakan metode MAPE adalah persentase error dari data yang dibandingkan. Semakin kecil nilai errornya, maka simulasi yang dilakukan semakin valid. Hasil validasi pasang surut antara data simulasi model pada DELFT3D dan data sekunder yang dimiliki terdapat error sebesar 0.31% (Gambar 4.15). Dengan error sebesar 0,31% hasil dari simulasi dapat dikatakan valid karena sesuai dengan data sebenarnya.

Gambar 4. 15 Hasil Validasi Pasang Surut 4.3.3.2 Pola Arus Pada Kondisi Existing

Pola persebaran arus pada simulasi ini merupakan arus yang dibangkitkan oleh pasang surut. Pada saat akan mengalami pasang tertinggi yaitu tanggal 3 Mei 2015 jam 19.00 arah arus menuju ke pantai, sedangkan saat akan mengalami surut terendah yaitu tanggal 4 Mei jam 06.00 arah arus menuju ke laut. Hasil simulasi pola arus air laut akibat pengaruh pasang surut ditunjukkan pada Gambar 4.16 untuk kondisi saat akan mengalami pasang tertinggi dan Gambar 4.18 untuk saat kondisi surut terendah. Sedangkan Gambar 4.17 menandakan pada saat kondisi pasang tertinggi pada 3 Mei 2015 jam 22.00 dan Gambar 4.19 merupakan kondisi pada saat surut terendah pada 4 Mei 2015 jam 10.00.

0

Kalibrasi Data Pasang Surut Teluk Jakarta

Data Pengamatan Hasil Pemodelan

45 Gambar 4. 16 Pola Arus Saat Akan Mengalami Pasang Tertinggi Existing

Gambar 4. 17 Pola Arus Saat Mengalami Pasang Tertinggi Existing

46

Gambar 4. 18 Pola Arus Saat Akan Mengalami Surut Terendah Existing

Gambar 4. 19 Pola Arus Saat Mengalami Surut Terendah Existing

47 Dari hasil pemodelan pasang surut menggunakan DELFT3D-FLOW pada kondisi eksisting dapat diketahui bahwa pola pergerakan arus pada saat akan mengalami pasang tertinggi (Gambar 4.15) dominan mengarah ke darat, sedangkan pada saat akan mengalami surut terendah (Gambar 4.16), pola arus dominan mengarah ke laut lepas. Selain itu dapat dilihat pula pada saat kondisi pasang tertinggi (Gambar 4.17) arus laut mengalami masa peralihan dimana arus mengarah ke laut lepas namun masih ada yang mengarah ke daerah pantai, begitu pula saat surut terendah ( Gambar 4.18) dimana saat kondisi ini arus mengalami peralihan mengarah ke pantai karena akan terjadi pasang, dan mengarah ke laut lepas karena masih mengalami surut.

4.3.3.3 Laju Sedimentasi Pada Kondisi Existing

Agar mengetahui laju sedimentasi di Teluk Jakarta, khususnya pada Kawasan reklamasi Pulau K pada saat kondisi eksisting maka dilakukan pemodelan selama 15 hari dengan faktor morfologi 24. Dalam simulasi ini, sedimentasi berasal dari Kali Bintang Mas yang terletak pada bagian Barat dari kawasan reklamasi Pulau K. Transpor sedimentasi dalam simulasi ini dibebabkan karena adanya arus, arus tersebut dibangkitkan oleh pasang surut yang terjadi di Teluk Jakarta yang sudah dilakukan validasi sebelumnya. Gambar 4.20 merupakan hasil dari simulasi sedimentasi menggunakan DELFT3D pada kondisi eksisting. Dapat dilihat bahwa sedimentasi banyak terjadi pada wilayah muara Kali Bintang Mas. Hal ini karena supply sedimentasi berasal dari Kali Bintang Mas, sedangkan untuk wilayah yang rencananya akan dijadikan Pulau K tidak mengalami sedimentasi.

48

Gambar 4. 20 Hasil Komulatif Erosi dan Sedimentasi Existing

Selain itu untuk mengetahui laju sedimentasi, diperlukan adanya wilayah pengamatan supaya dapat diketahui berapa laju sedimentas setiap waktunya. Oleh karena itu pada penelitian ini dibuat area tinjau menggunakan polygon agar dapat mengetahui laju sedimentasi. Area tinjau dibuat pada daerah Kali Mas Bintang (area 1) dan pada bagian Tenggara wilayah Pulau K (area 2). Berikut analisa laju sedimentasinya pada kondisi eksisting yang ditunjukkan oleh Tabel 4.4.

Tabel 4. 4Laju Sedimentasi Pada Kondisi Eksisting Kondisi Area Tinjau Volume Area

(m3)

Laju Sedimentasi (m/tahun) Area Luasan (m2)

Eksisting 1 43163 6448.6 0.149401107

2 100973 6531 0.064680657

1 2

49 Dari Tabel 4.4 dapat diketahui laju sedimenasi setiap tahunnya, untuk area 1 sebesar 0,14 m/tahun sedangkan area 2 sebesar 0,06 m/tahun. Sedimentasi yang terjadi tidak terlalu besar untuk setiap tahunnya, sehingga tidak begitu mengkhawatirkan daerah sekitar.

4.3.4 Hasil Simulasi Pada Kondisi Reklamasi

Dari hasil running, kemudian hasilnya dapat dilihat pada quickplot yang terdapat ada menu Delft3D. Pada kondisi ini terdapat Pulau K yang mana pada kondisi sebelumnya tidak ada. Berikut ini merupakan hasil dari simulasi :

4.3.4.1 Pola Arus Pada Kondisi Reklamasi

Pola persebaran arus pada simulasi ini merupakan arus yang dibangkitkan oleh pasang surut. Pada saat akan mengalami pasang tertinggi yaitu tanggal 3 Mei 2015 jam 19.00 arah arus menuju ke pantai, sedangkan saat akan mengalami surut terendah yaitu tanggal 4 Mei jam 06.00 arah arus menuju ke laut. Hasil simulasi pola arus air laut akibat pengaruh pasang surut ditunjukkan pada Gambar 4.21 untuk kondisi pasang tertinggi dan Gambar 4.23 untuk kondisi surut terendah. Sedangkan Gambar 4.22 menandakan pada saat kondisi pasang tertinggi pada 3 Mei 2015 jam 22.00 dan Gambar 4.24 merupakan kondisi pada saat surut terendah pada 4 Mei 2015 jam 10.00.

50

Gambar 4. 21 Pola Arus Saat Akan Mengalami Pasang Tertinggi Setelah Reklamasi

Gambar 4. 22 Pola Arus Saat Mengalami Pasang Tertinggi Setelah Reklamasi

51 Gambar 4. 23 Pola Arus Saat Akan Mengalami Surut Terendah Setelah

Reklamasi

Gambar 4. 24 Pola Arus Saat Mengalami Surut Terendah Setelah Reklamasi

52

Dari hasil pemodelan pasang surut menggunakan DELFT3D-FLOW pada kondisi eksisting dapat diketahui bahwa pola pergerakan arus pada saat akan mengalami pasang tertinggi (Gambar 4.21) dominan mengarah ke darat namun terjadi pembelokan karena adanya bangunan baru yaitu Pulau K hasil reklamasi, sedangkan pada saat akan mengalami surut terendah (Gambar 4.23), pola arus dominan mengarah ke laut lepas. Selain itu dapat dilihat pula pada saat kondisi pasang tertinggi (Gambar 4.22) arus laut mengalami masa peralihan dimana arus mengarah ke laut lepas namun masih ada yang mengarah ke daerah pantai, begitu pula saat surut terendah ( Gambar 4.24) dimana saat kondisi ini arus mengalami peralihan mengarah ke pantai karena akan terjadi pasang, dan mengarah ke laut lepas karena masih mengalami surut.

4.3.4.2 Laju Sedimentasi Pada Kondisi Reklamasi

Agar mengetahui laju sedimentasi di Teluk Jakarta, khususnya pada kawasan reklamasi Pulau K pada saat kondisi paska reklamasi maka dilakukan pemodelan selama 15 hari dengan faktor morfologi 24. Dalam simulasi ini, sedimentasi berasal dari Kali Bintang Mas yang terletak pada bagian Barat dari kawasan reklamasi Pulau K. Transpor sedimentasi dalam simulasi ini dibebabkan karena adanya arus, arus tersebut dibangkitkan oleh pasang surut yang terjadi di Teluk Jakarta yang sudah dilakukan validasi sebelumnya. Gambar 4.25 merupakan hasil dari simulasi sedimentasi menggunakan DELFT3D pada kondisi paska reklamasi. Dapat dilihat bahwa sedimentasi banyak terjadi pada wilayah muara Kali Bintang Mas. Hal ini karena supply sedimentasi berasal dari Kali Bintang Mas, sedangkan namun untuk wilayah sekitar Pulau K juga mengalami sedimentasi.

53 Gambar 4. 25 Hasil Komulatif Erosi dan Sedimentasi Reklamasi

Selain itu untuk mengetahui laju sedimentasi, diperlukan adanya wilayah pengamatan supaya dapat diketahui berapa laju sedimentas setiap waktunya. Oleh karena itu pada penelitian ini dibuat area tinjau menggunakan polygon agar dapat mengetahui laju sedimentasi. Area tinjau dibuat pada daerah Kali Mas Bintang (area 1) dan pada bagian Tenggara wilayah Pulau K (area 2). Berikut analisa laju sedimentasinya pada kondisi paska reklamasi yang ditunjukkan oleh Tabel 4.5.

Tabel 4. 5Laju Sedimentasi Pada Kondisi Reklamasi Kondisi Area Tinjau Volume Area

(m3)

Laju Sedimentasi (m/tahun) Area Luasan (m2)

Reklamasi 1 43085.3 6443.78 0.149558666

2 100902 6540 0.064815365

1 2

54

Dari tabel hasil simulasi pada kondisi paska reklamasi (Tabel 4.5) dapat diketahui laju sedimenasi setiap tahunnya, untuk area 1 sebesar 0,1495 m/tahun sedangkan area 2 sebesar 0,0648 m/tahun. Sedeimentasi yang terjadi tiak terlalu besar setia tahunnya, sehingga tidak begitu mengkhawatirkan daerah sekitar.

55

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil simulasi yang dilakukan dengan memodelkan pola arus dan laju sedimentasi mengguanak Delft3D, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari hasil pemodelan pasang surut menggunakan DELFT3D-FLOW pada kondisi eksisting maupun reklamasi dapat diketahui bahwa pola pergerakan arus pada saat akan mengalami pasang tertinggi dominan mengarah ke darat,sedangkan pada saat akan mengalami surut terendah, pola arus dominan mengarah ke laut lepas. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pola arus yang terjadi rekaltif sama, hanya saja saat kondisi reklamasi terjadi pembelokan arah arus yang mengarah pada pulau reklamasi pada saat pasang terjadi.

2. Dari hasil pemodelan laju sedimentasi pada Pulau K pada kondisi eksisting maupun reklamasi dengan parameter pembangkit arusnya adalah pasang surut dapat diketahui bahwa laju sedeimentasi mengalami peningkatan setalah adanya reklamasi Pulau K. Untuk area 1 mengalami peningkatan sebesar 1,58x10-4 m, sedangkan pada area 2 mengalami peningkatan sebesar 1,35x10-4m. Dalam hal ini laju sedimentasi setiap tahunnya tidak begitu signifikan, sehingga dengan adanya reklamasi Pulau K tidak mengganggu keadaan sekitar.

Saran

Saran untuk penelitian berikutnya agar lebih baik adalah :

1. Sebaikya lebih detail dalam mengisi parameter lingkugannya agar sesuai dengan kondisi aslinya, khususnya parameter gelombang

2. Lakukan validasi laju sedimentasi dan kecepatan arus

56

Halaman ini sengaja dikosongkan

57

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Mahmud. 2011. Buku Ajar Hidrologi Teknik Program Hibah Penulisan Buku Ajar Tahun 2011. Universitas hassanudin Makassar.

Acmadi, B. 2013. Studi Dampak Reklamasi di Kawasan Kenjeran dengan

Penekanan Pada Pola Arus dan Transpor Sedimen. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Kelautan ITS, Surabaya.

Alwafi P. 2013. Studi Dampak Rencana Reklamasi di Teluk Lamong Propinsi Jawa Timur Terhadap Pola Arus Pasang Surut dan Angkutan Sedimen.

Jurnal Rekayasa Sipil, Vol. 7 No.2.

Azis, M.F . 2006. Gerak Air Laut. Bidang Dinamika Laut, Pusat Penitia Oseanografi-LIPI. Jakarta.

CERC, 1984. Shore Protection Manual. US Army Coastal Engineering Research Center. Washington.

Deltares. 2011. Users Guide For Simulation of Multi-Dimensional

Hydrodynamics Flow and Transport Phenomena, Including Sediment.

Deltares. The Netherland. Fiqyh, Trisnawan. 2010.

Dinas Hidro-Osanografi. Daftar Pasang Surut. Jakarta. 2015

Hamisi, Darius A. Reklamasi Pantai dan Dampaknya Terhadap Wilayah Pesisir.

http://www.daxr.blogspot.com. (diunggah Februari 2018).

Nicholson J., Connor B.A., 1986, Cohesive Sediment Transport Model, Journal of Hydraulic Engineering, Vol.112

Pond, S dan G.L Pickard. 1983. Introducy Dynamical Oceanography 2nd Edition, New York

Porbandono, N. 2005. Survey Hidrografi .Bandung : Refika Aditama

Pujiraharjo, A. 2013. Studi Dampak Reklmasi di Teluk Lamong Jawa Timur Terhadap Perubahan Pola Arus dan Laju Sedimentasi. Tugas Akhir.

Jurusan Teknik Kelautan ITS, Surabaya

Rijn, L. C. 1993. Principles of Fluid Flow and Surface Waves in Rivers, Estuaries, Seas, and Ocean. Netherland: Aqua Publication.

58

Ronggodigdo, S. 2011. Kajian Sedimentasi Serta Hubungannya Terhadap

Pendangkalan di Muara Sungai Belawan. Jurnal Tugas Akhir Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik USU. Medan.

Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional

Steady dan Fatturahman A. 2007. Proses Sedimentasi Sungai Kalijaga dan Sungai Sukolilo di Perairan Cirebon. Jurnal Geologi Kelautan.

Surbakti, H., Purba, M., Nurjaya, I.W., 2011. Pemodelan Pola Arus di Perairan Pesisir Banyuasin , Sumatera Selatan. Maspari Journal

Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Beta Offset. Yogyakarta.

Wahyuni, N. 2014. Analisa Laju Volume Sedimentasi Di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS). Tugas Akhir. Jurusan Teknik Kelautan ITS, Surabaya.

1

LAMPIRAN A

PETA BATIMETRI TELUK JAKARTA

2

3

LAMPIRAN B

DATA ELEVASI MUKA AIR TELUK JAKARTA TAHUN 2015

4

DayDatehour @ #0:001:002:003:004:005:006:007:008:009:0010:0011:0012:0013:0014:0015:0016:0017:0018:0019:0020:0021:0022:0023:00

11 -May -15 0.8 0.7 0.6 0.6 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 0.9 0.9 0.8 22 -May -15 0.8 0.7 0.6 0.6 0.5 0.4 0.4 0.4 0.4 0.5 0.4 0.4 0.4 0.5 0.5 0.5 0.6 0.6 0.7 0.8 0.9 0.9 0.9 0.9 33 -May -15 0.9 0.7 0.7 0.6 0.5 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.5 0.5 0.6 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1 0.9 44 -May -15 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.4 0.4 0.4 0.5 0.5 0.6 0.7 0.7 0.8 0.9 1 1 1 55 -May -15 1 0.8 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5 0.6 0.7 0.7 0.8 0.9 1 1 1 66 -May -15 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.3 0.2 0.3 0.3 0.3 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.7 0.8 0.9 0.9 1 1 77 -May -15 1 0.9 0.8 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.2 0.2 0.3 0.3 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.8 0.9 1 1 88 -May -15 0.9 0.9 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.3 0.2 0.2 0.2 0.3 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.8 0.9 0.9 0.9 99 -May -15 0.9 0.9 0.9 0.8 0.7 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.2 0.2 0.3 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.8 0.8 0.9 0.9 101 0-Ma y-15 0.8 0.9 0.8 0.8 0.7 0.7 0.6 0.6 0.5 0.4 0.3 0.3 0.2 0.3 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 111 1-Ma y-15 0.8 0.8 0.8 0.8 0.7 0.7 0.6 0.6 0.5 0.4 0.4 0.3 0.3 0.3 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 121 2-Ma y-15 0.8 0.7 0.7 0.7 0.7 0.6 0.6 0.6 0.6 0.5 0.4 0.4 0.3 0.3 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.8 0.9 0.8 0.8 131 3-Ma y-15 0.8 0.7 0.7 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.5 0.5 0.5 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 0.9 0.9 0.8 141 4-Ma y-15 0.8 0.7 0.6 0.6 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.4 0.4 0.4 0.5 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 0.9 0.9 0.8 151 5-Ma y-15 0.8 0.7 0.6 0.5 0.5 0.4 0.4 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.6 0.6 0.8 0.8 0.9 0.9 0.9 0.9 161 6-Ma y-15 0.9 0.7 0.6 0.5 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.5 0.5 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 0.9 1 1 0.9

5

LAMPIRAN C

KALIBRASI ELEVASI MUKA AIR TELUK JAKARTA

MENGGUNAKAN MAPE

6

WAKTU PENGAMATAN ELEVASI MUKA AIR ERROR

DATA DELFT (A) (B) (C)

7

8

9

10

11

12

13

14

(C) = ((DATA-DELFT)/DATA)/JUMLAH DATA JUMLAH DATA = 360

26/04/15 01/05/15 06/05/15 11/05/15 16/05/15 21/05/15

Elevasi (m)

Waktu/Tanggal

Grafik Kalibrasi Pasang Surut Teluk Jakarta

Data Pengamatan Hasil Pemodelan

15 Irvan Eka Praditya, anak pertama dari 2 bersaudara dari Bapak Agus Yuliono, dan Ibu Nanik Puji Fariani yang yang lahir pada tanggal 13 Mei 1996 di kota Cepu, Jawa Tengah. Penulis memulai jenjang pendidikan formalnya di SDN 14 Cepu lalu dilanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama SMP Negeri 2 Cepu. Setelah lulus, penulis melanjutkan ke sekolah menengah atas SMA Negeri 1. Setelah lulus SMA pada tahun 2014 penulis melanjutkan studinya di Departemen Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Selama kuliah penulis aktif mengikuti berbagai pelatihan, organisasi, dan seminar terutama yang berhubungan dengan teknologi kelautan. Kepanitiaan yang pernah diikuti oleh penulis diantaranya Panitia OCEANO 5, Panitia ITS MENGAJAR, ISOCEEN (International Seminar on Ocean and Coastal Engineering). Penulis juga mengikuti organisasi yaitu Himpunan Mahasiswa Teknik Kelautan 2015/2016 sebagai Staff Departemen Keprofesian dan Himpunan Mahasiswa Teknik Kelautan 2016/2017 sebagai Ketua Departemen Keprofesian. Pada tahun 2017 penulis melakukan kerja praktek pada salah satu perusahaan konsultan di Tangerang Selatan , yaitu di PT ZEE ENGINEERING. Di Departemen Teknik Kelautan, penulis menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Studi Laju Sedimentasi dan Pola Arus Akibat Pengaaruh Reklamasi di Teluk Jakarta”. Jika pembaca berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tugas akhir ini, silahkan menghubungi email dibawah ini.

Contact Person : irvaneka8@gmail.com

Dokumen terkait