• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS KALIMAT

2. Kalimat pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau dikenai pekerjaan. Kalimat pasif menggunakan predikat yang berimbuhan di-, ke-an, dan ter-. Perhatikan contoh berikut!

a. Burung bangau terkena panah pemburu.

b. Lutung kesakitan karena terjatuh dari pohon yang besar. c. Kelinci itu diterkam harimau.

Kalimat Majemuk

Dilihat dari jumlah S/P/O/Ket/Pelengkapnya kalimat dibedakan atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua pola atau lebih. Macamnya:

a. Kalimat majemuk setara, yaitu kalimat majemuk berupa penggabungan dua kalimat tunggal yang masing-masing mempunyai kedudukan yang sama. Kalimat majemuk setara ini ditandai dengan kata dan, sedang, serta (setara penjumlahan); tetapi, namun, sedangkan, melainkan (setara pertentangan); lalu, kemudian (setara perurutan); atau (setara pemilihan).

Contoh: a) Saya membaca b) Mereka menulis

menjadi c) Saya membaca dan mereka menulis

b. Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang mempunyai kedudukan yang berbeda. Artinya, salah satu kalimatnya mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan bebas (induk kalimat), sementara kalimat yang lainnya mempunyai kedudukan yang lebih rendah dan tidak bebas (anak kalimat).

Kata penghubung yang menandai anak kalimat antara lain walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila, jika, kalau, sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, dan sebagainya.

Contoh: a) Ia tetap belajar b) Ia sedang sakit

c. Kalimat majemuk campuran, adalah kalimat majemuk yang terjadi akibat adanya penggabungan kalimat majemuk bertingkat dengan kalimat majemuk setara. Artinya, kalimat ini sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat sehingga strukturnya terdiri atas dua induk kalimat dan satu anak kalimat, atau dua anak kalimat dan satu induk kalimat.

Contoh: a) Hari sudah malam b) Kami berhenti bekerja c) Kami langsung pulang

menjadi d) Kami berhenti bekerja dan langsung pulang karena hari sudah malam. (Induk kalimat setara = dua) (Anak kalimat satu)

2. Peribahasa

Peribahasa ialah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan biasanya mengisahkan maksud tertentu. Perhatikan contoh berikut!

- Bagaikan langit dan bumi, berarti sangat berbeda.

- Bahasa menunjukkan bangsa, berarti budi bahasa atau perangai serta tutur kata menunjukkan tabiat seseorang.

- Hancur badan dikandung tanah budi baik terkenang jua, berarti budi bahasa yang baik tidak dilupakan orang.

- Hidup segan mati pun tak mau, berarti orang yang tidak memiliki kemauan.

- Hujan berbalik ke langit, berarti orang yang berkuasa, pandai, atau kaya meminta tolong kepada orang yang lemah, bodoh, atau miskin.

- Patah tumbuh hilang berganti, berarti seorang pemimpin bila sudah tiada akan ada penggantinya.

- Seperti anjing dengan kucing, berarti selalu bertengkar.

- Seperti api dalam sekam, berarti perbuatan jahat yang tidak tampak.

- Tangan mencencang bahu memikul, berarti siapa yang salah harus menanggung akibatnya.

- Terlampau cepat jadi lambat, berarti bila pekerjaan dikerjakan dengan terburu-buru, justru menjadi lambat.

1. Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam ujaran langsung. Kalimat ini ditandai dengan ciri tanda koma (,) sebelum ujaran langsung dan tanda petik ganda (“…”) di antara ujaran langsung.

Contoh:

Anita berkata, “Ayahku dulunya adalah seniman yang andal.” 2. Kalimat Tak Langsung

Kalimat tak langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam ujaran tidak langsung. Kalimat ini ditandai dengan kata bahwa untuk menggantikan tanda koma serta petik ganda yang mengapit ujaran langsungnya.

Contoh:

Anita mengatakan bahwa ayahnya dulunya adalah seniman yang andal. Majas Perpautan

Majas pertautan adalah majas yang mempunyai hubungan dengan yang lain, misalnya mempunyai hubungan dengan suatu peristiwa, benda, atau yang lain. Yang termasuk majas pertautan adalah majas metonimia, sinekdoke (pars pro toto), sinekdoke (totem pro parte), alusio, dan eufemisme.

1. Majas metonimia

Majas metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang, atau hal sebagai penggantinya. Contoh:

– Bapak sedang menikmati Tugu Luwak. (kopi cap Tugu Luwak) – Mereka akan ke Jakarta dengan Garuda. (pesawat Garuda) 2. Majas sinekdoke (pars pro toto)

Majas sinekdoke (pars pro toto) adalah majas yang menyebutkan bagian dari sesuatu, tetapi yang dimaksudkan keseluruhannya. Contoh:

– Ia sudah lama tidak menampakkan batang hidungnya.

– Setiap kepala akan mendapatkan santunan sebesar dua juta rupiah. 3. Majas sinekdoke (totem pro parte)

Majas sinekdoke (totem pro parte) adalah majas yang menyebutkan keseluruhannya, tapi yang dimaksudkan hanya bagiannya. Contoh:

SMP 13 menang dalam lomba catur dengan SMP 12.Laos terpaksa mengakui keunggulan Indonesia. 4. Majas alusio

Majas alusio adalah majas yang menunjukkan secara tidak langsung kepada peristiwa-peristiwa, tokoh-tokoh, tempat, atau dalam karya-karya sastra terkenal. Contoh:

– Jangan meniru sifat Datuk Maringgih.

– Tugu itu mengingatkan kita pada peristiwa 10 November 1945. 5. Majas eufemisme

Majas eufemisme adalah majas yang berupa ungkapan-ungkapan halus untuk menggantikan ungkapan-ungkapan yang dirasakan kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan. Contoh:

– Cara berpikir anak itu agak ketinggalan jika dibanding dengan temannya. – Para tunawisma ditampung dalam tempat khusus.

IV.WACANA

Wacana dalam bahasa Indonesia dibedakan menjadi wacana lisan dan wacana tulis. Perbedaan antara keduanya terletak pada penggunaan kosa katanya. Dalam wacana tulis, penulis

menggunakan berbagai bentuk paragraf antara lain deskrisi,narasi,eksposis,persuasi,dan argumentasi.

A. Wacana Tulis

Wacana tulis atau paragraf dibedakan atas deskripsi,narasi,eksposisi,persuasi,dan argumentasi. Wacana tulis menggunakan kalimat efektif dan bahasa ragam baku. 1. Deskripsi

Tulisan yang bertujuan memberikan gambaran sehingga pembaca seolah-olah melihat potret. Tulisan deskripsi berisi gambaran tentang apa yang ditangkapoleh panca indera pembaca yaitu : apa yang dilihat,apa yang dicium, apa yang didengar,apa yang dirasa, dan apa yang diraba.

Setiap bertemu Dina aku selalu tidak mampu menyembunyikan kekagumanku.Di kelasku dia satu-satunya gadis yang mempunyai rambut panjang hampir sepinggang. Matanya hitam dan selalu tampak bersinar. Suaranya lembut dan merdu. Kulitnya kuning dan halus. Setiap kali aku berada di dekatnya selalu tercium bau harum yang lembut dari parfum yang ia pakai. Perasaanku sangat bahagia kalau bersama dia.

Paragraf di atas menggambarkan seorang perempuan bernama Dina melalui apa yang ditangkap mata (rambut panjang,mata hitam,kulit kuning), yang ditangkap hidung (bau harum lembut), yang ditangkap telinga (suaranya lembut), yang ditangkap indera peraba (kulitnya halus), dan kndera perasa (bahagia).

Dalam deskripsi penulis dapat menggambarkan gerakan,bentuk benda,arah,warna,suara,dan sebagainya. Penguasaan kosa kata berkaitan dengan hal-hal tersebut harus diperkenalkan terlebih dahulu kepada siswa.

Misal bentuk : bulat,lonjong/oval,persegi,persegi panjang, segitiga, kubus,limas,layang-layang,jajar genjang, belah ketupat, dan lain-lain. Arah : kiri, kanan, atas, bawah, depan, belakang, samping, barat, timur, utara, selatan, tenggara, dan lain-lain. Suara : pelan, keras, nyaring, bising, merdu, serak, parau, dan lain-lain.

2. Eksposisi

Tulisan yang bertujuan menjelaskan. Ada beberapa jenis eksposisi yaitu

a. Eksposisi Proses yaitu tulisan yang berisi penjelasan tentang tahap/proses terjadinya atau pembuatan sesuatu

Salah satu makanan khas kota Solo yang banyak digemari masyarakat adalah carang gesing. Makanan ini berbahan baku pisang. Untuk membuat carang gesing yang sedap, pertama-tama pisang dikupas dan diiris kecil-kecil Irisan pisang kemudian dimasukkan dalam adonan santan dan telur yang diberi sedikit gula pasir.Setelah tercampur rata adonan kemudian dibungkus daun pisang. Setiap bungkus diisi satu sendok adonan kemudian ditambah dengan satu sendok santan kental dan daun pandan di atasnya. Adonan yang telah dibungkus kemudian dikukus hingga matang.

Paragraf di atas menjelaskan proses membuat makanan tradisional Surakarta. Beberapa kata yang biasa dipakai dalam tulisan eksposisi proses adalah : mula-mula,pertama-tama (pertama),kemudian,lalu,setelah itu, dan akhirnya (terakhir).

b. Eksposisi Ilustrasi yaitu tulisan yang berisi penjelasan tentang sesuatu disertai gambaran/ contoh

Saat ini Surakarta pantas menyandang predikat sebagai kota pariwisata dan budaya. Sejak Joko Widodo dilantik menjadi wali kota, Surakarta terus berbenah mempercantik diri. Tirtonadi yang tadinya kumuh kini ditata kembali menjadi taman yang indah. Begitu pula Bale Kambang difungsikan kembali sebagai taman rekreasi untuk masyarakat. Sepanjang jalan Slamet Riyadi dibangun City Walk yang diramaikan dengan pedagang makanan tradisional sepanjang sore hingga malam. Di tempat itu pada malam-malam tertentu disuguhkan pertunjukkan musik tradisional. Tempat-tempat belanja barang kerajinan pun ditata rapi di sepanjang jalan menuju keraton.

Dalam paragraf di atas untuk mendukung gambaran Surakarta sebagai kota pariwisata dan budaya penulis memberikan contoh-contoh konkrit berupa pembenahan (Tirtonadi ditata, Bale Kambang difungsikan kembali) dan kondisi Surakarta saat ini (indah,bersih).

c. Eksposisi Analogi yaitu tulisan yang berisi penjelasan tentang sesuatu yang bersifat abstrak dengan perumpamaan hal lain yang bersifat konkrit.

Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infantri. Pasukan infantri ini diibaratkan sebagai ilmu pengetahuan yang di antaranya terdapat ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Filsafat menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan itu kepada pengetahuan-pengetahuan lainnya. Setelah penyerahan

dilakukan maka filsafat pun pergi kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas.(Sabarti, 1989:163)

Pada paragraf di atas untuk menjelaskan apa arti filsafat kepada pembaca penulis mengibaratkannya sebagai pasukan marinir. Dengan membaca paragraf di atas pembaca menjadi tahu bahwa filsafat berfungsi sebagai pijakan bagi pengembangan pengetahuan

e. Eksposisi klasifikasi yaitu tulisan yang berisi penjelasan tentang suatu hal bersifat umum oleh karenanya dalam penjelasan

Hewan berkembang biak untuk melestarikan jenisnya. Cara perkembangbiakan hewan dapat dibedakan menjadi empat yaitu membelah diri, bertelur, melahirkan, dan bertelur-melahirkan. Membelah diri dan bertunas merupakan cara perkembangbiakan hewan tanpa melalui proses perkawinan. ....

Pada paragraf di atas penulis mengklasifikasikan perkembangbiakan hewan melalui pengelompokkan (klasifikasi) yaitu membelah diri, bertelur, melahirkan, dan bertelur-melahirkan. Dari klasifikasi tersebut kemudian penulis menguraikan idenya secara runtut

f. Eksposisi perbandingan tulisan yang berisi penjelasan suatu ide melalui analisis persamaan dan perbedaan ide tersebut dengan ide lain yang dikenal pembaca.

Tumbuhan kaktus biasa tumbuh di daerah padang pasir yang panas dan kering. Di daerah seperti itu hujan jarang sekali turun sehingga tumbuhan seperti kaktus harus dapat beradaptasi. Adaptasi pada kaktus dilakukan melalui batang dan daunnya. Batang kaktus memiliki kulit yang tebal sedang daun kaktus yang sebenarnya adalah duri mempunyai permukaan yang sangat kecil sehingga mengurangi penguapan. Berbeda dengan kaktus, teratai yang hidup di permukaan air memiliki daun yang lebar. Daun yang lebar tersebut dimaksudkan untuk memperbesar penguapan air agar tanaman tidak busuk.

Paragraf di atas menguraikan perbedaan cara beradaptasi kaktus dan teratai dalam mempertahankan hidup. Kedua tumbuhan tersebut bertahan hidup dengan mengandalkan daun. Perbedaannya daun kaktus kecil karena untuk mengurangi penguapan sedang daun teratai lebar untuk memperbanyak penguapan.

3. Narasi adalah tulisan yang bertujuan memberikan informasi tentang sebuah kejadian. Dalam narasi terdapat tokoh (pelaku), alur/plot (urutan kejadian), setting (tempat dan waktu)

Perhatikan contoh berikut :

Sudah dua hari Ani mengurung diri di kamar. Seminggu yang lalu ketika ia mendengar kabar bahwa pesawat yang ditumpangi kedua orang tuanya jatuh dan hilang, ia masih berharap orang tuanya selamat. Dua hari ia selalu mengikuti berita perkembangan hasil pencarian. Setelah tiga hari pencarian tidak membuahkan hasil dan pencarian dihentikan, Ani merasa tidak lagi punya harapan Harapan Ani semakin pupus saat dua hari lalu ia membaca di surat kabar ada seorang pernduduk menemukan puing-puing pesawat di lereng gunung. Sejak saat itu ia tidak mau keluar dari kamar.

Narasi dibedakan menjadi dua yaitu narasi ekspositori dan narasi sugesti. Narasi ekspositori adalah narasi yang bersifat faktual (kejadian nyata) sedangkan narasi sugesti adalah narasi yang bersifat imajinatif (khayalan).

4. Persuasi adalah tulisan yang bertujuan membujuk agar pembaca melakukan sesuatu seperti yang dikehendaki penulis. Contoh persuasi dalam bahasa Indonesia adalah iklan baik komersial maupun layanan masyarakat. Perhatikan paragraf di bawah ini:

5. Argumentasi

Argumentasi adalah tulisan yang digunakan untuk meyakinkan pembaca. Untuk meyakinkan pembaca dalam argumentasi penulis perlu memberikan alasan-alasan untuk membuktikan suatu kebenaran. Argumentasi dapat dikembangkan dengan teknik deduksi, induksi, sebab-akibat, akibat-sebab, maupun akibat-akibat.

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Tapi tahukah Anda ? Di balik manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh.. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi mata dan pernapasan. Dengan begitu suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet. Jadi bersyukurlah Anda jika belum merokok, karena Anda adalah orang yang bijaksana.

Dokumen terkait