Pasal 89
(1) Dalam penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa,
dapat diadakan Kampanye oleh calon Kepala Desa dan/atau tim kampanye yang ditunjuknya.
(2) Dalam kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), masyarakat desa mempunyai kebebasan untuk menghadiri kampanye.
(3) Kegiatan kampanye dilakukan oleh calon selama 7
(tujuh) hari dan berakhir 3 (tiga) hari sebelum hari pemungutan suara.
(4) Penyampaian materi kampanye dilakukan secara
sopan, tertib dan bersifat edukatif.
(5) Dalam kampanye dilarang menggunakan :
a. tempat ibadah;
b. Kantor Pemerintah dan Sekolah-sekolah
Pemerintah;
c. fasilitas Pemerintah lainnya. Pasal 90
Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (1) dapat dilakukan melalui :
a. pertemuan terbatas; b. tatap muka;
d. pemasangan tanda gambar calon;
e. kegiatan lain yang tidak melanggar Peraturan
Perundang-undangan.
Pasal 91
Biaya kampanye dibebankan kepada masing-masing calon. Pasal 92
Pengaturan mengenai tempat pelaksanaan, waktu, mekanisme dan sistem kampanye serta biaya pelaksanaan kampanye diatur oleh panitia pemilihan.
Pasal 93
(1) Pemilihan dilaksanakan dalam rapat pemilihan calon
Kepala Desa yang dipimpin oleh ketua panitia teknis atas nama panitia pemilihan.
(2) Pemilihan kepala Desa berlangsung salama 1 (satu)
hari dengan tahapan :
a. rapat Pemungutan suara dibuka pukul 08.00 wita
dan ditutup pada pukul 14.00 wita;
b. rapat Penghitungan suara dilakukan setelah ber-
akhirnya pelaksanaan Rapat pemungutan suara. Pasal 94
Panitia pemilihan dan calon yang berhak dipilih yang terdaftar dalam daftar pemilih yang sudah disahkan oleh ketua pemilihan, tetap mempuyai hak untuk menggunakan hak pilihnya.
Paragraf 6
Pemungutan Suara
Pasal 95
(1) Pemungutan suara pemilihan Kepala Desa diseleng-
garakan secara serentak di setiap TPS dan dihadiri calon atau saksi yang ditunjuk.
(2) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diadakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
(3) Hari, tanggal dan waktu pemungutan suara pemilihan
Kepala Desa ditetapkan oleh panitia pemilihan.
(4) Pemilih yang berhalangan hadir karena sesuatu
alasan tidak dapat diwakilkan dengan cara apapun. Pasal 96
(1) Pemungutan suara terhadap calon Kepala Desa
tunggal dilakukan dengan mencoblos tanda gambar calon yang disejajarkan dengan kolom kotak kosong.
(2) Apabila kotak kosong memproleh surat suara lebih
banyak dari Calon Kepala Desa tunggal, maka pemilihan dinyatakan batal.
Pasal 97 Surat suara dinyatakan batal apabila :
a. tidak memakai surat suara yang telah ditentukan; b. tidak terdapat tanda tangan panitia pemilihan;
c. memuat tanda/kode yang menunjukkan identitas
pemilih;
e. mencoblos di luar kolom tanda gambar yang disediakan.
Paragraf 7
Penghitungan Suara
Pasal 98
(1) Pemilihan Kepala Desa dinyatakan Quorum apabila di
hadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari seluruh jumlah pemilih terdaftar dan disahkan oleh Ketua Pemilihan.
(2) Apabila sampai saat berakhirnya pemungutan suara
Quorum sebagai mana dimaksud ayat (1) jumlah pemilih belum tercapai maka penghitungan suara dapat diundurkan paling lama 2 (dua) jam dengan ketentuan telah diperoleh ½ (setengah) dari jumlah pemilih yang telah disahkan oleh ketua pemilihan dan dimuat dalam Berita Acara pemilihan.
(3) Apabila setelah diundurkan sampai batas waktu 2
(dua) jam, Quorum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jumlah pemilih tidak tercapai maka pemilihan Kepala Desa dinyatakan batal.
Pasal 99
(1) Penghitungan suara dilakukan di masing-masing TPS
oleh panitia teknis.
(2) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dihadiri oleh : a. panitia pemilihan;
b. para calon Kepala Desa atau saksi yang ditunjuk
(3) Penunjukan saksi calon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, disampaikan oleh calon kepada panitia pemilihan dengan dilampiri surat kuasa/ mandat.
(4) Apabila calon dan/atau saksi calon yang ditunjuk
tidak hadir, panitia teknis dapat menunjuk salah seorang atau beberapa orang yang hadir untuk menjadi saksi.
Pasal 100
(1) Penghitungan surat suara dapat dialihkan ke tempat
lain oleh panitia pemilihan apabila situasi dan kondisi keamanan tidak memungkinkan.
(2) Pengalihan tempat penghitungan surat suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah berkoordinasi dengan panitia pengawas dan BPD.
(3) Hasil perhitungan suara dimasing-masing TPS direkap
di Kantor Desa yang dihadiri masing-masing Calon dan atau saksi yang ditunjuk.
Pasal 101
(1) Apabila terdapat 2 (dua) orang atau lebih calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak berjumlah sama, diadakan pemilihan ulang.
(2) Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak penandatangan Berita Acara yang diikuti oleh calon yang memperoleh suara terbanyak sama.
(3) Apabila dalam pemilihan ulang hasilnya masih sama diadakan pemilihan ulang paling lambat 3 (tiga) bulan sejak penandatangan Berita Acara.
(4) Apabila dalam tenggang waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) terdapat calon mengundurkan diri dan sisanya terdapat hanya 1 (satu) orang, maka berlaku ketentuan Pasal 96 Ayat (1).
Pasal 102
(1) Apabila terjadi perbedaan antara jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya dengan jumlah surat suara, panitia pemilihan dapat mengusulkan pembatalan pemungutan suara di TPS yang terjadi perbedaan setelah bermusyawarah dengan panitia pengawas dan para calon Kepala Desa.
(2) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dibuat dalam Berita Acara dan disampaikan kepada BPD.
(3) Selambat-lambatnya 1x24 (satu kali dua puluh empat)
jam, ketua Panitia Pemilihan menyelenggarakan rapat paripurna khusus untuk membahas usul pembatalan pemungutan suara.
(4) Apabila usul pembatalan pemungutan suara disetujui
oleh BPD, maka BPD segera menetapkan jadwal pemungutan suara ulang selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari.
(5) Apabila pemilihan Kepala Desa dalam 1 (satu) atau
lebih TPS terjadi suatu permasalahan/kendala sehingga tidak bisa menyelesaikan pemilihan tersebut, maka panitia pemilihan Kepala Desa bersama calon
Kepala Desa dan panitia pengawas setelah musyawarah tetap menunda pemilihan tersebut dan melanjutkan setelah situasi memungkinkan paling lambat 7 (tujuh) hari.
Paragraf 8
Penetapan Calon Terpilih
Pasal 103
(1) Panitia pemilihan membuat laporan dan Berita Acara
hasil pemilihan Kepala Desa paling lambat 3 (tiga) hari setelah pemungutan suara kepada BPD.
(2) Berdasarkan laporan dan Berita Acara hasil pemilihan dari panitia pemilihan, BPD selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah menerima laporan harus menetap- kan Kepala Desa terpilih dengan Keputusan BPD.
(3) Apabila dalam waktu yang telah ditentukan pada ayat
(2) diatas, BPD tidak dapat menetapkan Kepala Desa terpilih maka kewenangan menetapkan Kepala Desa terpilih dilaksanakan oleh Camat selaku ketua panitia pengawas.
(4) Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih adalah
calon yang memperoleh dukungan suara terbanyak.
(5) Apabila ada calon atau saksi calon yang tidak
menanda tangani sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Berita Acara perhitungan suara tetap dinyatakan sah.
Pasal 104
(1) Calon Kepala Desa diberikan kesempatan untuk
menyampaikan keberatan terhadap proses pelaksa- naan pemilihan kepada BPD selambat-lambatnya 1x24
(satu kali dua puluh empat) jam sejak panitia pemilihan menetapkan calon Kepala Desa terpilih dengan disertai bukti-bukti.
(2) Selambat-lambatnya 1x24 (satu kali dua puluh empat)
jam sejak menerima keberatan calon Kepala Desa, BPD menyelenggarakan rapat khusus membahas permasalahan tersebut untuk diambil keputusan.
(3) Apabila selama batas waktu yang telah diberikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) calon Kepala Desa tidak mengajukan keberatan, BPD menyatakan pemilihan Kepala Desa sah.
Paragraf 9
Pengesahan Pengangkatan dan Pelantikan Kepala Desa
Pasal 105
(1) Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih adalah
calon yang mendapatkan dukungan suara terbanyak.
(2) Panitia Pemilihan Kepala Desa melaporkan hasil
Pemilihan Kepala Desa kepada BPD.
(3) Calon Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan BPD berdasarkan laporan dan Berita Acara Pemilihan dari Panitia Pemilihan.
(4) Calon Kepala Desa terpilih disampaikan oleh BPD
kepada Bupati melalui Camat untuk disahkan menjadi Kepala Desa terpilih selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah pemungutan suara.
(5) Bupati menerbitkan Keputusan Bupati tentang penge-
lambat 8 (delapan) hari terhitung tanggal diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari BPD dengan melampirkan Berita Acara Pemilihan penetapan Kepala Desa terpilih.
Pasal 106
(1) Kepala Desa terpilih dilantik oleh Bupati paling lama 15 (lima belas) hari terhitung tanggal penerbitan Keputusan Bupati.
(2) Pelantikan Kepala Desa dapat dilaksanakan di desa
bersangkutan dihadapan masyarakat.
(3) Sebelum memangku jabatannya, Kepala Desa
mengucapkan sumpah/janji.
(4) Susunan kata-kata sumpah/janji Kepala Desa
dimaksud adalah sebagai berikut :
''Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Kepala Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya.
Bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara;
Dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus- lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indoensia".
Pasal 107
Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
Pasal 108
3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa jabatan, Kepala Desa menyampaikan laporan akhir masa jabatan penyeleng- garaan pemerintahan kepada Bupati dan menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD.
Paragraf 10 S a n k s i
Pasal 109
Bilamana terjadi pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku dalam Pemilihan Kepala Desa dikenakan sanksi sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
BAB V