• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kampanye Penyadaran Publik Melalui Media Elektronik

Dalam dokumen Panduan Pelaksanaan Penyadaran Publik (Halaman 37-40)

BAB IV PELAKSANAAN PENYADARAN PUBLIK PLKSDA-BM

4.4 Kampanye Penyadaran Publik Melalui Media Elektronik

Penyampaian pesan melalui alat bantu publikasi dan media massa lebih berfungsi dalam menyebarkan informasi atau pesan secara lebih luas, cepat, dan dengan sasaran yang heterogen. Media massa elektronik yang berupa Radio atau Televisi memiliki karakteristik yang berbeda, sifat media massa elektronik yang memiliki ketergantungan terhadap jaringan

transmiter dan receiver juga merupakan kendala tersendiri. Efektifitas

penggunaan media massa elektronik yang berupa Televisi lebih kepada kekuatan audio-visualnya dan harus dilakukan secara berulang-ulang agar menimbulkan efek persuasi.

Sedangkan media massa elektronik berupa Radio lebih memberikan kemudahan kepada publik (pendengar) karena sifat dari pesawat radio yang moveable (mudah dibawa-bawa). Media Radio dapat dipergunakan selama pelaksanaan program dengan bentuk penyajian yang bervariasi dan untuk proses penyebarluasannya bias menggunakan model kerjama dengan kantor berita radio nasional yang memiliki jaringan di berbagai tempat di Indonesia. Media TV akan dimanfaatkan pada pertengahan pelaksanaan program atau setelah fase awal penyampaian informasi.

melakukan kunjungan ke kantor redaksi, berdiskusi dan memberi penjelasan tentang program PLKSDA-BM.

1. Bentuk:

Berupa kolom berita dalam surat kabar atau dalam bentuk artikel/tulisan

2. Isi:

a. Informasi umum seperti nama program, tujuan, fokus, wilayah dan pelaksananya

b. Informasi aktual seperti best practices, dan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan

4.4. Kampanye Penyadaran Publik Melalui Media Elektronik

Penyampaian pesan melalui alat bantu publikasi dan media massa lebih berfungsi dalam menyebarkan informasi atau pesan secara lebih luas, cepat, dan dengan sasaran yang heterogen. Media massa elektronik yang berupa Radio atau Televisi memiliki karakteristik yang berbeda, sifat media massa elektronik yang memiliki ketergantungan terhadap jaringan

transmiter dan receiver juga merupakan kendala tersendiri. Efektifitas

penggunaan media massa elektronik yang berupa Televisi lebih kepada kekuatan audio-visualnya dan harus dilakukan secara berulang-ulang agar menimbulkan efek persuasi.

Sedangkan media massa elektronik berupa Radio lebih memberikan kemudahan kepada publik (pendengar) karena sifat dari pesawat radio yang moveable (mudah dibawa-bawa). Media Radio dapat dipergunakan selama pelaksanaan program dengan bentuk penyajian yang bervariasi dan untuk proses penyebarluasannya bias menggunakan model kerjama dengan kantor berita radio nasional yang memiliki jaringan di berbagai tempat di Indonesia. Media TV akan dimanfaatkan pada pertengahan pelaksanaan program atau setelah fase awal penyampaian informasi.

melakukan kunjungan ke kantor redaksi, berdiskusi dan memberi penjelasan tentang program PLKSDA-BM.

1. Bentuk:

Berupa kolom berita dalam surat kabar atau dalam bentuk artikel/tulisan

2. Isi:

a. Informasi umum seperti nama program, tujuan, fokus, wilayah dan pelaksananya

b. Informasi aktual seperti best practices, dan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan

4.4. Kampanye Penyadaran Publik Melalui Media Elektronik

Penyampaian pesan melalui alat bantu publikasi dan media massa lebih berfungsi dalam menyebarkan informasi atau pesan secara lebih luas, cepat, dan dengan sasaran yang heterogen. Media massa elektronik yang berupa Radio atau Televisi memiliki karakteristik yang berbeda, sifat media massa elektronik yang memiliki ketergantungan terhadap jaringan

transmiter dan receiver juga merupakan kendala tersendiri. Efektifitas

penggunaan media massa elektronik yang berupa Televisi lebih kepada kekuatan audio-visualnya dan harus dilakukan secara berulang-ulang agar menimbulkan efek persuasi.

Sedangkan media massa elektronik berupa Radio lebih memberikan kemudahan kepada publik (pendengar) karena sifat dari pesawat radio yang moveable (mudah dibawa-bawa). Media Radio dapat dipergunakan selama pelaksanaan program dengan bentuk penyajian yang bervariasi dan untuk proses penyebarluasannya bias menggunakan model kerjama dengan kantor berita radio nasional yang memiliki jaringan di berbagai tempat di Indonesia. Media TV akan dimanfaatkan pada pertengahan pelaksanaan program atau setelah fase awal penyampaian informasi.

4.4.1. Televisi

Televisi (TV) adalah media massa yang populer di masyarakat, sehingga penyampaian pesan melalui media ini menjadi efektif karena jangkauannya yang luas. Untuk membangun kesadaran publik (public awareness) tentang program pemerintah bagi kepentingan masyarakat, tayangan TV dalam format iklan dianggap paling tepat. Iklan semacam ini tidak bersifat komersil dan biasa disebut sebagai Iklan Layanan Masyarakat (ILM). Dengan frekuensi penayangan yang ideal, ILM mengenai PLKSDA-BM akan mudah diterima dan dipahami khalayak penontonnya. Harapannya dapat memperluas publikasi, memperoleh perhatian dan partisipasi yang lebih intens dari masyarakat, terutama khalayak sasaran, serta pihak-pihak yang berkepentingan dalam program ini.

1. Bentuk:

Iklan Layanan Masyarakat, dengan durasi 60 detik 2. Muatan/materi:

a. Informasi umum seperti nama program, tujuan, fokus, wilayah dan pengelola program

b. Merujuk pada beberapa tema pesan, seperti :

1) Kampanye tentang pentingnya memperkuat upaya pemberdayaan masyarakat dalam penanganan lahan kritis.

2) Kampanye dan ajakan untuk selalu melibatkan masyarakat dalam penanganan lahan kritis dan program PLKSDA-BM.

4.4.2. Radio

Radio termasuk media yang masih banyak digemari berbagai kalangan. Talk show di Radio menyediakan ruang diskusi untuk menyampaikan berbagai persoalan yang muncul selama implementasi program dan membahas pemecahannya. Bentuk 4.4.1. Televisi

Televisi (TV) adalah media massa yang populer di masyarakat, sehingga penyampaian pesan melalui media ini menjadi efektif karena jangkauannya yang luas. Untuk membangun kesadaran publik (public awareness) tentang program pemerintah bagi kepentingan masyarakat, tayangan TV dalam format iklan dianggap paling tepat. Iklan semacam ini tidak bersifat komersil dan biasa disebut sebagai Iklan Layanan Masyarakat (ILM). Dengan frekuensi penayangan yang ideal, ILM mengenai PLKSDA-BM akan mudah diterima dan dipahami khalayak penontonnya. Harapannya dapat memperluas publikasi, memperoleh perhatian dan partisipasi yang lebih intens dari masyarakat, terutama khalayak sasaran, serta pihak-pihak yang berkepentingan dalam program ini.

1. Bentuk:

Iklan Layanan Masyarakat, dengan durasi 60 detik 2. Muatan/materi:

a. Informasi umum seperti nama program, tujuan, fokus, wilayah dan pengelola program

b. Merujuk pada beberapa tema pesan, seperti :

1) Kampanye tentang pentingnya memperkuat upaya pemberdayaan masyarakat dalam penanganan lahan kritis.

2) Kampanye dan ajakan untuk selalu melibatkan masyarakat dalam penanganan lahan kritis dan program PLKSDA-BM.

4.4.2. Radio

Radio termasuk media yang masih banyak digemari berbagai kalangan. Talk show di Radio menyediakan ruang diskusi untuk menyampaikan berbagai persoalan yang muncul selama implementasi program dan membahas pemecahannya. Bentuk 4.4.1. Televisi

Televisi (TV) adalah media massa yang populer di masyarakat, sehingga penyampaian pesan melalui media ini menjadi efektif karena jangkauannya yang luas. Untuk membangun kesadaran publik (public awareness) tentang program pemerintah bagi kepentingan masyarakat, tayangan TV dalam format iklan dianggap paling tepat. Iklan semacam ini tidak bersifat komersil dan biasa disebut sebagai Iklan Layanan Masyarakat (ILM). Dengan frekuensi penayangan yang ideal, ILM mengenai PLKSDA-BM akan mudah diterima dan dipahami khalayak penontonnya. Harapannya dapat memperluas publikasi, memperoleh perhatian dan partisipasi yang lebih intens dari masyarakat, terutama khalayak sasaran, serta pihak-pihak yang berkepentingan dalam program ini.

1. Bentuk:

Iklan Layanan Masyarakat, dengan durasi 60 detik 2. Muatan/materi:

a. Informasi umum seperti nama program, tujuan, fokus, wilayah dan pengelola program

b. Merujuk pada beberapa tema pesan, seperti :

1) Kampanye tentang pentingnya memperkuat upaya pemberdayaan masyarakat dalam penanganan lahan kritis.

2) Kampanye dan ajakan untuk selalu melibatkan masyarakat dalam penanganan lahan kritis dan program PLKSDA-BM.

4.4.2. Radio

Radio termasuk media yang masih banyak digemari berbagai kalangan. Talk show di Radio menyediakan ruang diskusi untuk menyampaikan berbagai persoalan yang muncul selama implementasi program dan membahas pemecahannya. Bentuk

penyiaran ini juga dapat menjadi sarana promosi program PLKSDA-BM.

1. Bentuk :

Talk show dengan dialog interaktif, durasi 60 menit (45 menit

efektif)

2. Muatan/materi :

a. Informasi umum seperti nama program, tujuan, fokus, wilayah dan pengelola atau penanggung jawab program b. Merujuk pada tema-tema pesan yang sudah disiapkan,

seperti:

1) Pentingnya upaya penanganan lahan kritis untuk mengembalikan kesuburan tanah dan meningkatykan kesejahteraan petani;

2) Penguatan kelembagaan kelompok tani dan tahapan pelaksanaan PLKSDA-BM;

3) Pentingnya penanganan lahan kritis dan perlindungan terhadap lingkungan hidup;

3. Narasumber

Talkshow dipandu oleh seorang presenter/penyiar radio, dengan narasumber yang berasal dari berbagai pihak yang terlibat dalam program, seperti:

a. Penanggung jawab / pengelola program PLKSDA-BM b. Kelompok Tani PLKSDA-BM;

c. Kalangan akademisi sebagai pengamat program penanganan lahan kritis;

d. Kepala Bappeda lokasi program PLKSDA-BM;

penyiaran ini juga dapat menjadi sarana promosi program PLKSDA-BM.

1. Bentuk :

Talk show dengan dialog interaktif, durasi 60 menit (45 menit

efektif)

2. Muatan/materi :

a. Informasi umum seperti nama program, tujuan, fokus, wilayah dan pengelola atau penanggung jawab program b. Merujuk pada tema-tema pesan yang sudah disiapkan,

seperti:

1) Pentingnya upaya penanganan lahan kritis untuk mengembalikan kesuburan tanah dan meningkatykan kesejahteraan petani;

2) Penguatan kelembagaan kelompok tani dan tahapan pelaksanaan PLKSDA-BM;

3) Pentingnya penanganan lahan kritis dan perlindungan terhadap lingkungan hidup;

3. Narasumber

Talkshow dipandu oleh seorang presenter/penyiar radio, dengan narasumber yang berasal dari berbagai pihak yang terlibat dalam program, seperti:

a. Penanggung jawab / pengelola program PLKSDA-BM b. Kelompok Tani PLKSDA-BM;

c. Kalangan akademisi sebagai pengamat program penanganan lahan kritis;

d. Kepala Bappeda lokasi program PLKSDA-BM;

penyiaran ini juga dapat menjadi sarana promosi program PLKSDA-BM.

1. Bentuk :

Talk show dengan dialog interaktif, durasi 60 menit (45 menit

efektif)

2. Muatan/materi :

a. Informasi umum seperti nama program, tujuan, fokus, wilayah dan pengelola atau penanggung jawab program b. Merujuk pada tema-tema pesan yang sudah disiapkan,

seperti:

1) Pentingnya upaya penanganan lahan kritis untuk mengembalikan kesuburan tanah dan meningkatykan kesejahteraan petani;

2) Penguatan kelembagaan kelompok tani dan tahapan pelaksanaan PLKSDA-BM;

3) Pentingnya penanganan lahan kritis dan perlindungan terhadap lingkungan hidup;

3. Narasumber

Talkshow dipandu oleh seorang presenter/penyiar radio, dengan narasumber yang berasal dari berbagai pihak yang terlibat dalam program, seperti:

a. Penanggung jawab / pengelola program PLKSDA-BM b. Kelompok Tani PLKSDA-BM;

c. Kalangan akademisi sebagai pengamat program penanganan lahan kritis;

Contoh : Format Talk Show di Radio

TALK SHOW RADIO

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah (Ditjen. Bina Bangda) Kementrian Dalam Negeri

Topik : Program PLKSDA-BM Perlindungan Lingkungan Hidup dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin

Narasumber : 1. Kasubdit P2SEDA, Ditjen. Bina Bangda; atau 2. Bappeda Propinsi

3. Kelompok Tani PLKSDA-BM

Segmen satu : Salam pembuka dan perkenalan oleh pemandu talkshow, narasi singkat mengenai program PLKSDA-BM dan topik yang akan dibahas. Wawancara dan penjelasan dari narasumber soal isu lahan kritis dengan berbagai penyebabnya. Segmen dua : Pembahasan topik/isu ditinjau dari perspektif

pengelola program dan dari sudut pandang masyarakat (khalayak sasaran) sebagai penerima manfaat langsung.

Segmen tiga : Diskusi tentang dinamika pelaksanaan program, kelebihan dan kekurangannya, kebutuhan masyarakat dan visi-misi pemerintah untuk penanganan lahan kritis, dalam kaitannnya dengan peningkatan ekonomi masyarakat miskin;

Segmen

empat : Dialog interaktif narasumber dengan parapendengar, baik lewat telpon, faksimili, ataupun sms.

Dalam dokumen Panduan Pelaksanaan Penyadaran Publik (Halaman 37-40)

Dokumen terkait