• Tidak ada hasil yang ditemukan

KACANG HIJAU SEBAGAI PAKAN TERNAK

2. Kandungan nutrien limbah tauge (LT)

Kualitas bahan pakan pada umumnya dilihat dari tinggi rendahnya kandungan zat-zat nutriennya, yang ditentukan berdasarkan analisa proksimat.

Hasil analisis proksimat kandungan nutrien limbah tauge beserta komponen-komponennya disajikan pada tabel 2.4.

Dari tabel 2.4 dapat dilihat bahwa berdasarkan kadar bahan kering, kandungan nutrien protein kasar, serat kasar dan BETN cukup tinggi, masing- masing berturut sebesar 13.76%, 30.14% dan 52.87%. Hal ini menunjukkan bahwa limbah tauge cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan sumber serat namun dengan kandungan protein dan BETN yang juga mencukupi kebutuhan ternak, terutama ternak ruminansia, dibandingkan dengan rumput yang kandungan proteinnya hanya 9.56%. Tingginya kadar serat pada limbah tauge ternyata berasal dari komponen kulit tauge yang merupakan bagian terbesar limbah tauge yakni sebesar (70.90%) dalam keadaan segar atau sekitar (87.60%) dalam keadaan kering udara

Tabel 2.4 Kandungan nutrien limbah tauge (LT) dan komponen-komponennya dalam bentuk segar dan 100% bahan kering serta rumput lapang*).

Komponen BK Abu PK SK LK BETN Ca P

Limbah tauge (LT) 27.36 0.77 3.76 8.25 0.12 14.46 0.25 0.07 100 2.81 13.76 30.14 0.43 52.87 0.91 0.27 Kulit tauge 35.20 1.20 3.36 16.81 0.30 13.51 0.60 0.10 100 3.41 9.56 47.77 0.86 38.39 1.70 0.28 Tauge utuh 10.54 0.56 4.59 1.51 0.12 3.75 0.09 0.13 100 5.35 43.54 14.33 1.16 35.62 0.83 1.28 Kepala tauge 22.14 1.21 8.11 1.59 0.13 11.09 0.24 0.16 100 5.47 36.62 7.20 0.60 50.11 1.07 0.72 Batang ekot tauge 6.40 0.57 2.45 1.47 0.03 1.86 0.08 0.06 100 8.99 38.34 23.06 0.47 29.14 1.20 0.99 Rumput lapang 30.55 100 7.58 2.32 2.92 9.56 23.61 7.21 0.25 0.82 17.85 58.43 - -

- - Keterangan: Diolah dari hasil analisa Laboratorium ilmu dan Teknologi Pakan, 2013. PK = Protein

kasar; SK = Serat kasar; LK = Lemak kasar; BETN = Bahan ekstrak tanpa Nitrogen; Ca = Kalsium; P = Pospor; *) sebagai pembanding.

Sementara itu, kandungan protein yang tinggi berasal dari komponen tauge dan potonga-potongannya (36.62-43.54%). Dengan demikian banyak sedikitnya komponen tauge dan potongan-potongannya menentukan tinggi rendah protein limbag tauge.

3. Kandungan Serat (NDF & ADF), Anti Nutrisi (Tanin & Fitat), Enzim (α-amilase & Protease) dan Vitamin E pada Limbah Tauge

Analisa serat dengan metode detergen (Van Soest) diperlukan untuk mengetahui komposisi kandungan fraksi-fraksi lignin, selulosa dan hemiselulosa yang berhubungan erat dengan kecernaan suatu bahan pakan, terutama hijauan. Kandungan komposisi tersebut tidak dapat diketahui dengan kandungan serat

kasar hasil analisa proksimat. Dengan metode analisa detergen diperoleh nilai Neutral Deterjen Fiber (NDF) yang menggambarkan total serat yang tidak larut dalam detergen netral dan Acid Detergen Fiber (ADF) yang menggambarkan selulosa dan lignin serta beberapa komponen yang terikat dengan keduanya. Kedua nilai diatas penting untuk mengetahui kecernaan serat suatu bahan pakan terutama hijauan.

Sementara itu kandungan zat antinutrisi suatu bahan pakan juga perlu diketahui, karena zat ini pada umumnya merupakan pembatas penggunaan bahan tersebut sebagai pakan. Namun demikian, kandungan zat anti nutrisi ini dalam jumlah tertentu, ternyata justru bermanfaat untuk meningkatkan performa ternak. Tanin adalah salah satu contoh zat antinutrisi yang dalam jumlah tertentu/sedikit dalam ransum domba dapat meningkatkan efisiensi protein pakan ( Waghorn et al. 2002). Adapun enzim merupakan katalisator biologis yang membuat proses metabolisme di dalam tubuh organisme, baik hewan maupun tumbuhan berlangsung secara optimal. Beberapa enzim tumbuhan diantaranya α-amilase dan protease banyak terdapat pada tauge/kecambah.

Vitamin E seperti kita ketahui diantaranya banyak terdapat pada sayuran, terutama pada kecambah/tauge. Fungsi vitamin E pada tubuh manusia/hewan diantaranya adalah meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi stres, meningkatkan kesuburan, menjaga kesehatan kulit dan sebagai antioksidan alami yang membantu melindungi struktur sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Oleh karena itu mengetahui kandungan serat (ADF & NDF), anti nutrisi (Tanin & Fitat), enzim (α-amilase dan Protease) dan vitamin E pada Limbah Tauge penting kaitannya dengan potensinya sebagai pakan ternak. Kandungan serat (ADF & NDF), antinutrisi (Tanin & Fitat), enzim (α-amilase dan Protease) dan vitamin E pada limbah tauge hasil penelitian ini disajikan pada tabel 2.5

Tabel 2.5 Kandungan Serat (NDF & ADF), Anti Nutrisi (Tanin & Fitat), Enzim (α amilase & Protease) dan Vitamin E pada Limbah Tauge

Komponen Limbah Tauge Segar Limbah Tauge Kering Rumput

*)

Campuran Kulit Tauge Campuran Kulit Tauge

Serat (%) NDF 72.14 - - 74.27 - - 70.1- 78.81) ADF 58.29 - - 63.19 - - 42.3- 50.11) Anti Nutrisi (%) Tanin - - - 0.40 0.57 0.14 0.582) Fitat - - - 4.76 4.34 6.19 0.562) Enzim (unit/menit) α amilase 0.981 0.708 1.977 0.812 0.188 0.787 - Protease 0.0105 0.0108 0.0147 0.0144 0.0113 0.0397 - Vitamin E (mg/ 100g) - 2.26 ˂ 0.01 - - - -

Keterangan : *) sebagai pembanding, sumber : 1) Senanayake (1995); 2) Falala et al (2013)

Tabel 2.5 menunjukkan bahwa kandungan NDF Limbah tauge kurang lebih sama dengan rumput, namun kandungan ADFnya lebih tinggi dari rumput. Berdasarkan kandungan ADFnya maka dapat diduga bahwa kecernaan limbah tauge lebih rendah dari pada rumput.

Kandungan antinutrisi tanin limbah tauge yang lebih rendah dari rumput diduga dapat menyebabkan pemanfaatan protein limbah tauge oleh tubuh ternak lebih efisien di dibandingkan rumput, apabila diberikan kepada ternak, khususnya ternak ruminansia. Kandungan tanin terkondensasi yang rendah pada ransum domba memberikan keuntungan. Tanin menurunkan ekses kehilangan protein oleh degradasi mikroba rumen, sehingga proporsi protein hijauan pakan yang by pass menjadi lebih tinggi dan meningkatkan absorbsi asam amino bila dibandingkan dengan ransum yang tidak mengandung tanin (McSweeney et al. 2001; Waghorn et al. 2002). Kandungan fitat limbah tauge, yaitu sekitar 4.76% cukup besar. Pada ternak ruminansia, mikroba di dalam rumen menghasilkan enzim fitase yang cukup banyak sehingga keberadaan fitat dalam jumlah yang besar dalam pakan tidak menjadi masalah, sebagian senyawa tersebut sebagai sumber Posfor bagi induk semang (Park et al 1999; Hernaman et al. 2011).

Aktivitas enzim α-amylase dan protease didalam limbah tauge lebih banyak pada tauge dari pada kulit tauge, hal ini dikarenakan kandungan karbohidrat (terutama karbohidrat larut air) banyak terdapat pada kotiledon atau kepala tauge dan protein pada tauge.( Morohashi et al. 1989). Dalam proses perkecambahan, enzim α-amilase berperan mengkatalisis pelepasan karbohidrat larut, sedangkan protease berperan dalan pemecahan protein menjadi asam-asam amino. Pemanfaatan Enzym amylase pada ternak ruminansia tidak nyata berpengaruh pada peningkatan produktivitas, sedangkan enzim protease berpengaruh nyata melalui perombakan beberapa dinding sel yang mengandung senyawa nitrogen yang secara fisik menghambat degradasi hijauan di dalam rumen (beauchemin and Holyshausen 2010).

Vitamin E pada kulit tauge (2.26 mg/100g) cukup tinggi, sedangkan pada tauge (<0.01 mg/100g) sangat rendah bila dibandingkan dengan hasil penelitian Ching and Mohamed (2001) yang menyatakan bahwa kandungan α-tokoferol (vitamin E) tauge kacang hijau sekitar 0.20 mg/100g. Dengan demukian kandungan vitamin E yang relatif tinggi pada limbah tauge meningkatkan potensinya sebagai bahan pakan ternak yang baik, melalui perannya dalam meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi stres pada ternak.

Simpulan

Komposisi fisik limbah tauge yang terdiri atas kulit tauge dan tauge beserta potongan-potongannya, baik dalam bentuk segar maupun kering udara, dengan lama penyimpanan dalam bentuk segar hingga 3 hari tidak dipengaruhi oleh sumber/asal pengrajin, kecuali pada potongan-potongan kepala dan batang ekor tauge.

Komponen limbah tauge dalam keadaan segar terdiri atas (70.90%) kulit tauge dan (29.10%) tauge dan potongan-potongannya. Bentuk kering udara, komposisinya menjadi 87.60% kulit tauge dan 12.40% tauge dan potong- potongannya. Kadar bahan kering udara limbah tauge dengan lama penyimpanan hingga 3 hari dalam keadaan segar adalah sekitar 30.8% (25.7-33.9%). Sementara itu, rataan kadar bahan kering masing-masing komponen, Kulit tauge, Tauge utuh, Kepala tauge dan Batang-ekor tauge berturut-turut sebesar 40.5%(34.6- 45.2%), 12.8(10.5-15.3%), 26.1%(22.0-30.0%) dan 7.5% (5.6-10.0%).

Limbah tauge mempunyai kandungan nutrien protein kasar, serat kasar dan BETN yang cukup tinggi (13.76%, 30.14%, 52.87%). Kandungan NDF limbah tauge yang tidak berbeda dengan rumput, namun ADF lebih tinggi dari rumput, kemungkinan menyebabkan kecernaan limbah tauge lebih rendah dari rumput. Kandungan zat antinutrisi tanin yang rendah dan aktifnya enzim protease serta kandungan vitamin E yang relatif tinggi pada limbah tauge, sangat mendukung potensinya sebagai pakan yang baik dalam peningkatan produktivitas ternak. Sementara kandungan fitat dan aktivitas enzim amilase dalam limbah tauge tidak banyak manfaatnya pada ternak ruminansia.

3

PENELITIAN UTAMA: EVALUASI TINGKAH LAKU,

Dokumen terkait