• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Kanker Payudara

Kanker payudara bukanlah penyakit yang menular tetapi kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh wanita. Adapun pengertian dari kanker payudara menurut Mardiana (2009) kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara. Menurut Smart (2010) kanker payudara (Carsinoma mammae) merupakan suatu penyakit yang ganas dan berasal dari kelompok parencgyma.

yang telah tumbuh dalam jaringan payudara dapat tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara.

1. Faktor Resiko Kanker Payudara

Penyebab dari kanker payudara itu sendiri belum diketahui secara pasti tetapi ada beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab dari munculnya kanker payudara yang sangat ditakuti oleh kaum wanita. Menurut Nurcahyo (2010) Faktor resiko munculnya kanker payudara, antara lain : Usia, sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia di atas 60 tahun. Resiko terbesar penderita kanker payudara ditemukan pada wanita yang sudah berusia 75 tahun.

Pernah menderita kanker payudara, setelah payudara yang dulu pernah terkena kanker diangkat, resiko untuk terkena kanker payudara pada payudara penderita yang sehat sekitar 0,5-1%. Riwayat dari keluarga yang dulu pernah mengalami kanker payudara, pada wanita yang dulu keluarganya pernah ada yang mengalami kanker payudara, akan memiliki resiko untuk terkena kanker payudara sebesar tiga kali besar.

Faktor genetik dan hormonal, namun anda jangan mengkhawatirkan faktor genetika ini. Pada faktor genetika ini, tidak berarti bagi anda yang memiliki gen kanker payudara pasti akan mengalami kanker payudara. Anda hanya memiliki resiko untuk mengidap kanker payudara saja dan ada kemungkinan juga untuk dapat menurunkan gen tersebut. Gen penyebab kanker payudara ini bisa diturunkan dari seorang orang tua kepada anaknya tanpa terkait jenis kelamin anak tersebut.

Menarche (menstruasi pertama kali), yaitu pada wanita yang dulu waktu mengalami menstruasi pertama kali pada usia 12 tahun, dan menopause pada usia

setelah usia 55 tahun. Kemudian kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil. Pernah memakai pil KB atau pernah menggunakan terapi sulih hormon. Mengalami obesitas pasca-menopause. Pada pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari.

Adanya bahan kimia, beberapa penelitian telah menyebutkan beberapa bahan kimia yang menyerupai esterogen (misalnya, yang terdapat pada peptisida atau produk industri lainnya) mungkin akan meningkatkan resiko terkena kanker payudara. DES (dietilstillbesterol), bagi wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah terjadi keguguran, memiliki resiko tinggi terkena kanker payudara.

2. Gejala dan tanda kanker payudara

Selama ini yang terjadi pada penderita adalah baru diketahui bahwa dirinya terserang kanker payudara setelah timbul rasa nyeri atau sakit pada payudara atau setelah benjolan tumbuh semakin lama semakin membesar pada jaringan payudaranya. Penderita yang mengalami kondisi seperti ini sebenarnya sudah terserang kanker payudara stadium lanjut. Keterlambatan tersebut akan mempersulit penyembuhan padahal akan lebih mudah penyembuhannya jika serangan kanker payudara dapat diketahui secara dini.

Menurut Smart (2010) untuk mendeteksi gejala dan tanda-tanda kanker payudara, dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: Terdapat sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan yang ada pada payudara dan sekitarnya. Benjolan ini tidak menimbulkan rasa nyeri dan biasanya juga memiliki bentuk pinggiran yang tidak teratur, pada penderita kanker payudara yang masih pada tahap awal, benjolan yang ada bisa digerak-gerakan dan dapat juga didorong

dengan jari tangan. Namun pada stadium lanjut biasanya melekat pada dinding dada atau pada kulit sekitarnya. Untuk stadium lanjut ini, benjolan yang ada bisa membengkak dan juga terdapat borok pada kulit.

Gejala lain yang mungkin dapat ditemukan adalah benjolan atau masa di ketiak penderita, serta keluarnya cairan yang abnormal dari puting susu (berdarah, atau berwarna kuning, hijau atau mungkin bernanah), perubahan pada tekstur dan warna pada kulit di sekitar payudara, payudara tampak berwarna kemerahan, kulit di sekitar payudara bersisik, puting susu tertarik ke dalam dan terasa gatal, nyeri pada payudara atau pembengkakan pada salah satu payudara. Pada stadium lanjut, bisa timbul nyeri pada tulang, penderita mengalami penurunan berat badan, dan pembengkakan lengan atau ulsurasi kulit.

3. Perkembangan kanker payudara

Kanker memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang dapat berkembang secara cepat maupun secara lambat. Sel kanker payudara yang pertama kali dapat tumbuh sebesar 1 cm. Sel tersebut tidak bergerak ataupun berkembang pada kelenjar payudara, sel–sel tersebut mengalir melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di balik tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa di ketahui dan tiba-tiba saja tanpa disadari dapat tumbuh menjadi tumor ganas atau kanker. Menurut Purnomo (2009) Beberapa indikasi yang dapat menandakan perkembangan kanker payudara adalah sebagai berikut:

a. Stadium

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh

manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat jauh. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak pada ada pada tumor jinak.

Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, Scintigrafi dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union against Cancer dari WHO atau World Health Organization).

1. Stadium 0

Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer, yaitu kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh/ saluran payudara dan kelenjar- kelenjar (lobules) susu pada pada payudara.

2. Stadium I

Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh getah bening

3. Stadium IIa

Pasien pada kondisi ini :

a. Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan

pada titik-titik pada saluran getah bening di ketiak (axillary limph nodes).

b. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm. Belum

menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak (axillary limph nodes).

c. Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.

4. Stadium IIb

Pasien pada kondisi ini :

a. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak melebihi 5 cm. b. Telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak. c. Diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar. 5. Stadium IIIa

Pasien pada kondisi ini :

a. Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak.

b. Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak.

6. Stadium IIIb

Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Atau didiagnosis sebagai Inflammatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.

7. Stadium IIIc

Sebagaimana stadium IIIb, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening dalam group N3 (kanker telah menyebar lebih dari sepuluh titik disaluran getah bening di bawah tulang selangka).

8. Stadium IV

Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh, yaitu : Tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.

b. Grade

Untuk mengetahui Grade Kanker, sample-sample hasil biopsi dipelajari dibawah mikroskop. Suatu grade kanker payudara ditentukan berdasarkan pada bagaiman bentuk sel kanker dan perilaku sel kanker dibandingkan dengan sel normal. Ini akan memberi petunjuk pada team dokter seberapa cepatnya sel kanker itu berkembang.

Berikut adalah grade dalam kanker payudara :

Grade 1 : Ini adalah grade yang paling rendah, sel kanker lambat dalam berkembang, biasanya tidak menyebar.

Grade 2 : Ini adalah grade tingkat sedang.

Grade 3 : Ini adalah grade yang tertinggi, cenderung berkembang cepat, biasanya menyebar.

c. Pada sistem TNM

TNM merupakan singkatan dari “T” yaitu tumor size atau ukuran tumor, “N” yaitu Node atau kelenjar getah bening regional dan “M” yaitu metastis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi dan dilakukan pemerikasaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :

T (Tumor size), ukuran tumor :

a. T 0 : tidak ditemukan tumor primer

b. T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang c. T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm d. T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm

e. T 5 : ukuran tumor berapa saja, tapi sudah ada penyebaran ke kulit atau

dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama.

N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) :

a. N 0 : tidak terdapat metastis pada kgb regional di ketiak / aksilla b. N 1 : ada metastis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakan c. N 2 : ada metastis ke kgb aksilla yang sulit digerakan

d. N 3 : ada metastis ke kgb diatas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum.

M (Matastis), penyebaran jauh :

a. M x : metastis jauh belum dapat dinilai b. M 0 : tidak terdapat metastis jauh c. M 1 : terdapat metastis jauh

Setelah masing-masing faktor T, N, M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabungkan dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :

1. Stadium 0 : T0 N0 M0

2. Stadium 1 : T1 N0 M0

4. Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0

5. Stadium III A : T0 M2 N0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0

6. Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0

7. Stadium III C : Tiap T N3 Mo

8. Stadium IV : Tiap T- Tiap N- M1

d. Upaya pencegahan kanker payudara

Perlu anda ketahui bahwa 9-10 wanita menemukan benjolan pada payudaranya. Untuk mencegah lebih awal agar benjolan tersebut tidak terlanjur menjadi kanker payudara, Anda harus melakukan pemeriksaan sendiri. Menurut Purnomo (2009) ada langkah-langkah tertentu yang setiap wanita dapat lakukan untuk membantu mengurangi kemungkinan berkembangnya kanker payudara. Berikut beberapa hal yang dapat membantu pencegahan kanker payudara : Kesadaran akan payudara itu sendiri lebih dari 90% tumor payudara dideteksi oleh wanita itu sendiri. Perhatikan setiap perubahan pada payudara menjadi bagian penting perawatan kesehatan wanita. Ini berarti wanita harus tahu seperti apa payudara mereka di depan cermin, dan rasakan saat mandi atau terlentang pada periode berbeda setiap bulan sehingga jika ada perubahan yang tidak normal dapt diketahui segera.

Bagi ibu yang menyusui berikanlah ASI pada bayi, beberapa penelitian sebelumnya menunjukan ada hubungan antara pemberian ASI dan menurunnya resiko berkembangnya kanker payudara meskipun belum ada kesepakatan yang jelas akan hal ini. Para peneliti mengklaim bahwa lebih muda lebih lama seorang ibu memberikan ASI pada bayinya adalah semakin baik. Hal ini didasari pada teori

bahwa kanker payudara berkaitan dengan hormon estrogen. Pemberian secara berkala akan mengurangi tingkat hormon tersebut.

Jika Anda menemukan gumpalan, segeralah ke dokter, tetapi sering kita jumpai kebanyak wanita menunda untuk ke dokter jika mereka menemukan gumpalan pada payudaranya, mereka takut memiliki kanker. Ini adalah hal terburuk yang mereka lakukan. Jika menemukan gumpalan, segera konsultasikan ke dokter karena ini akan membantu menenangkan pikiran Anda. Jika gumpalan tersebut adalah kanker, segera lakukan pengobatan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa.

Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga, masih perlu banyak penelitian untuk memahami secara menyeluruh semua penyebab kanker payudara. Tetapi satu hal yang perlu untuk diyakini adalah faktor gen, faktor ini setidaknya sebanyak 10% dari semua kasus kanker payudara. Hal ini dianggap satu dari 500 orang membawa gen yang dapat membuat mereka diduga memiliki penyakit tersebut.

Olahraga secara teratur, beberapa penelitian menyarankan bahwa olahraga dapat menurunkan resiko kanker payudara. Hal ini karena penelitian menunjukan bahwa semakin kurang berolahraga, semakin tinggi tingkat estrogen dalam tubuh. Kurangi makanan berlemak, ada banyak perdebatan tentang kanker payudara dengan diet. Tetapi ada bukti bahwa gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat meningkatkan resiko penyakit. Pertahankan asupan makanan rendah lemak, tidak melebihi 30 gram lemak per hari. Hal ini akan membantu mempertahankan diet seimbang yang juga membantu menjaga berat badan.

Kemudian setelah usia 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur, meskipun masih diperlukan banyak penelitian untuk menentukan penyebab kanker payudara, satu dari faktor utama penyebab adalah faktor usia. 80% kanker payudara terjadi pada wanita berumur diatas 50 tahun.

Coba lah belajar rileks, banyak tercatat bahwa stress dapat menyebabkan jenis masalah kesehatan. Meskipun masih banyak perdebatan atas temuan ini, menurunkan tingkat stress akan menguntungkan untuk kesehatan secara menyeluruh, termasuk resiko kanker payudara. Masukan brokoli ke dalam menu harian anda, kira-kira dalam sehari Anda hanya membutuhkan secangkir brokoli. Brokoli itu mengandung senyawa sulfuraphane yang secara ilmiah terbukti mengurangi resiko kanker. Jangan lupakan buah dan sayur dalam menu harian, pilihlah sayuran berwarna hijau. Makanlah tomat yang kaya dengan likopen, likopen juga agen yang berfungsi memerangi kanker.

Ternyata mencegah kanker payudara itu tidaklah selalu mahal, dengan bergaya hidup sehat serta mengkonsumsi makanan kaya serat, secara langsung kita telah melakukan pencegahan terhadap penyakit yang menakutkan ini. Hal lain yang juga patut dicatat adalah disiplin diri.

Menurut Purnomo (2009) beberapa penelitian terakhir, menyebutkan ada enam jenis makanan yang dapat mencegah timbulnya penyakit yang menakutkan kaum wanita tersebut. Makanan tersebut terdiri atas : (1) Gandum, dalam hal ini Anda dapat mengkonsumsi gandum yang berbentuk sereal dengan segelas susu setiap pagi. Setiap ½ gelas gandum setara dengan 10 gram dari kebutuhan serat yang digunakan untuk menurunkan tingkat estrogen dalam tubuh. Para ahli

berpendapat bahwa tingkat estrogen yang tinggi dalam tubuh akan semakiin merengsang pertumbuhan kanker payudara.

(2) Ikan salmon dan tuna, berdasarkan penelitian yang dilakukan di UCLA, Amerika Serikat, ditemukan bahwa para wanita yang tinggal di daerah dekat sungai dan mengkonsumsi ikan tuna dan ikan salmon setiap hari, ternyata tingkat resiko terkena kanker payudaranya sangat kecil. Diduga karena adanya kandungan zat omega-3 yang terdapat dalam ikan tersebut. (3) Wortel dan bayam, wanita yang tidak mengkonsumsi wortel dan bayam, juga beresiko terkena kanker payudara dua kali lebih besar, dibanding mereka yang sering mengkonsumsi kedua jenis sayuran ini. (4) Yoghurt, pada suatu penelitian yang menggunakan yoghurt sebagai medium, diungkapkan ternyata yoghurt dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker payudar, terutama dalam jumlah yang cukup banyak.

(5) Jus jeruk, masih dalam proses penelitian yang dilakukan di Universitas Western Ontario, Canada, pada hewan percobaan, disebutkan bahwa jus jeruk dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker payudara sampai 50%. (6) Susu kedelai, diperoleh fakta bahwa salah satu zat yang terkandung di dalam susu kedelai murni ternyata dapat menurunkan resiko terkena kanker payudara sebesar 28% dibandingkan dengan yang terdapat pada kacang kedelai olahan. Para peneliti dari Georgetown Medical Center dalam laporan riset yang dimuat British Journal Of Cancer menekankan bahwa para wanita remaja sebaiknya rajin mengkonsumsi makanan yang terbuat dari kedelai jika ingin terhindar dari resiko kanker payudara. Dalam kedelai, menurut peneliti terdapat zat kimia penting yang diklaim efektif melawan kanker yang bernama genistein. Beberapa riset mengindikasikan bahwa kedelai menawarakan efek perlindungan yang sangat kuat yakni sekitar 50%

penurunan resiko kanker payudara ketika dikonsumsi selama masa kanak-kanak dan awal remaja. Hal ini dibuktikan oleh Hilakivi-Clarke yang terungkap dari berbagai riset pada tikus. Dari riset binatang ini, data mengenai paparan genistein pada masa pra pubertas sangat konsisten dalam menunjukan penurunan resiko kanker.

Paparan genistein dalam perkembangan janin atau pun pada masa dewasa tidak menunjukan dampak proteksi yang sama pada kanker payudara. Pengujian lebih jauh pada tikus menunjukan bahwa penggunaan genistein pada masa pubertas dapat menekan kadar TEB (terminal end buds) atau struktur yang menyebabkan pertumbuhan jaringan epitel mamiri, dimana sel-selnya melapisi saluran susu, dan di dalam sel-sel epitelial inilah kanker payudara berkembang.

e. Jenis kanker payudara yang umum terjadi

Terdapat banyak varian dari kanker payudara. Untuk itu kita harus tetap waspada. Namun perlu juga dicermati, bahwa terdapat pula keluhan-keluhan di payudara yang bukan indikasi kanker, tetapi memberikan tanda-tanda seperti kanker payudara. Menurut Purnomo (2009) jenis kanker payudara yang umum muncul adalah:

a. Lobural carsinoma in situ (LCIS, lobular neoplasia)

Kata “in situ” merujuk pada kanker yang tidak menyebar dari area di mana kanker mulai muncul. Pada LCIS, pertumbuhan jumlah sel jelas terlihat, berada di dalam kelenjar susu (lobules). Banyak dokter tidak mengklasifikasikan LCIS sebagai kanker payudara dan sering “menantang” pasien untuk dilakukannya biopsi payudara saat investigasi medis dilakukan. Pasien LCIS dimonitor dengan ketat setiap empat bulan sekali oleh dokter dengan melakukan uji klinis payudara,

ditambah mamografi setiap tahunnya. Pencegahan lain yang juga mungkin dilakukan adalah dengan memberikan obat seperti tamoxifen atau prophylactic mastectomy (pengangkatan payudara yang dilakukan sebagai usaha preventif).

b. Ductal carsinoma in situ (DCIS)

Merupakan tipe non-invasif yang paling umum terjadi. DCIS sering kali terdeteksi pada mammogram sebagai microcalcification (tumpukan kalsium dalam jumlah kecil). Dengan deteksi dini, setara tingkat bertahan hidup penderita DCIS mencapai hampir 100%, dengan catatan kanker tidak menyebar dari saluran susu ke jaringan lemak payudara dan bagian lain dari tubuh. Terdekat beberapa tipe DCIS. Sebagai contoh, ductal comedocarsinoma, yang merujuk pada DCIS dengan necrosis (area dengan sel kanker yang mati atau mengalami degenerasi).

c. Ifiltrating lobular carcinoma (ILC)

Juga dikenal sebagai invasive lobular carcinoma. ILC mulai terjadi di dalam kelenjar susu (lobules) payudara, tetapi sering menyebar (metastatizes) ke bagian tubuh yang lain. ILC terjadi 10% sampai 15% dari seluruh kejadian kanker payudara.

d. Infiltring ductal carcinoma (IDC)

Juga di kenal sebagai invasive ductal carcinoma. IDC terjadi di dalam saluran susu payudara, menyerang jaringan lemak payudara dan kemungkinan juga terjadi di bagian tubuh lain. IDC merupakan tipe kanker payudara yang paling umum terjadi, sekitar 80 % dari seluruh diagnosis kanker payudara.

4. Pengobatan Kanker Payudara

Pengobatan kanker payudara didasarkan atas tahap penyakit dan beberapa faktor lain. Wanita saat ini mempunyai banyak pilihan dalam pengobatan kanker payudara dari pada sebelumnya. Pengobatan kanker payudara biasanya meliputi kombinasi pembedahan, kemoterapi dan terapi radiasi

a. Pembedahan

Biopsi biasanya jenis pembedahan pertama bagi seorang wanita dengan kanker payudara yang akan dilakukan . Tujuan dari melakukan biopsi ada massa malignansi dan jenis kanker payudara tersebut. Seringkali, wanita tersebut diberi pilihan tentang tindakan biopsi yang dilakukan sebagai prosedur satu tahap atau prosedur dua tahap. Prosedur satu tahap dilakukan dengan anestesi umum dengan potongan beku cepat. Bila potongan beku ini memperlihatkan malignansi, ahli bedah melakukan mastektomi jika tepat. Dalam prosedur dua tahap, biopsi biasanya dilakukan dengan dengan anestesi lokal, dan wanita tersebut dipulangkan kerumah. Karena hasil biopsi sudah ada dokter memberitahukan pasien dan keluarga tentang pengobatan yang dianjurkan. Pendekatan ini memungkinkan pasien dan keluarganya mempunyai waktu untuk mempertimbangkan pilihan dan menerima diagnosa kemungkinan kehilangan payudara sebelum pembedahan mayor dilakukan.

b. Terapi radiasi

Terapi radiasi dapat digunakan sebagai pengobatan primer untuk kanker payudara tahap 1 dan 2. laju bertahan hidup dapat dibandingkan dengan penangan pembedahan. Ini tidaklah mengherankan karena dua-duanya diperti,nbangkan

sebagai bentuk pengobatan lokal. Keuntungan radiasi primer kemungkinan baik kontrol tumor lokal maupun pemeliharaan payudara. Terapi radiasi juga dapat digunakan untuk mengatasi kanker payudara terinflamasi sebelum diberikan kemoterapi. Selain itu,terapi radiasi mungkin juga digunakan untuk mengatasi penyakit yanng kambuh secara lokal, untuk menangani fungsiovarium dan untuk pengatasi gejala dari metastase penyakit. Efek samping yang segera tampak pada radiasi ini adalah reaksi kulit. Fraktur tulang kostal dan pneumonitis adalah efek lanjut. Limfedema mungkin juga tampak jika aksila terpajan penyinaran radiasi tersebut.

c. Kemoterapi

Kemoterapi yang menggunakan agen antineoplasma dan obat hormonal memegang peranan penting dalam pengobatan kanker paru. Peran dari agen ini cepat berubah sama cepatnya dengan peningkatan pemahaman tentang kanker payudara dan biologi tumor. Semua rekomendasi umum dapat dimodifikasi oleh faktor resiko lainnya (seperti ukuran tumor primer, derajat histologis, aneuploid, indeks proliferatif dan reseptor-hormon). Kemoterapi adjuvan untuk kanker payudara melibatkan obat multiple yang lebih efektif daripada terapi dosis tunggal. Kombinasi yang paling sering dianjurkan adalah CMF dan meliputi siklofosfamid (Cytoxan), metotrexat, fluorasil (5-FU) dengan atau tanpa temoksifen. Kombinasi kemoterapi dan hormon-hormon seperti temoksifen dapat meningkatkan laju respons tetapi belum menunjukkan secara bermakna paningkatan bertahan hidup. Pemberian bersama kemoterapi dengan iradiasi pada payudara dapat mengakibatkan efek samping dan toksisitas yang lebih menonjol. Pada tumor yang lebih membesar,

kemoterapi dapat diberikan pada praoperasi untuk mengecilkan tumor, membuatnya lebih mudah untuk direkseksi melalui pembedahan (Sjamsuhidajat, 2005).

5. Pengalaman Pasien Dengan pengobatan kanker payudara

Efek samping kemoterapi biasanya disebabkan oleh jenis obat-obatan yang

Dokumen terkait