• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik aktivitas harian mambruk victoria

Dalam dokumen BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 22-40)

5.3 Aktivitas Harian

5.3.2 Karakteristik aktivitas harian mambruk victoria

Aktivitas harian pada individu jantan dan betina mambruk victoria di MBOF memiliki pola tingkah laku yang hampir sama. Namun, dalam setiap tingkah laku yang dilakukan terdapat satu perbedaan tingkah laku yakni tingkah laku menari yang hanya dilakukan oleh individu jantan untuk menarik perhatian individu betina mambruk victoria sebelum melakukan proses perkawinan (Warsito 2010). Aktivitas harian yang ditunjukkan oleh individu jantan selama pengamatan cenderung lebih aktif dibandingkan individu betina. Hal ini sesuai dengan pendapat Houpt dan Thomas (1982) yang menyatakan bahwa pada umumnya satwa jantan lebih agresif dibandingkan dengan satwa betina, baik dalam hubungan interspecies maupun intraspecies.

5.3.2.1 Tingkah laku berjalan

Tingkah laku berjalan merupakan salah satu tingkah laku yang paling banyak dilakukan oleh mambruk victoria di MBOF setelah tingkah laku diam dan menyelisik bulu. Tingkah laku berjalan dominan dilakukan di atas tanah dan pada saat berjalan ekornya bergerak ke atas dan ke bawah (Gambar 11).

Gambar 11 Tingkah laku berjalan pada mambruk victoria di MBOF.

Frekuensi tingkah laku berjalan yang dilakukan oleh mambruk victoria jantan dan mambuk victoria betina selama pengamatan terdapat perbedaan yang dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Persentase frekuensi tingkah laku berjalan berdasarkan waktu pengamatan.

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa tingkah laku berjalan mambruk victoria terjadi dengan frekuensi yang berbeda setiap jamnya. Persentase frekuensi tingkah laku berjalan pada mambruk victoria jantan di MBOF mencapai puncak tertinggi pada pukul 08.00 – 09.00 yaitu sebesar 23,25% dari seluruh tingkah laku berjalan yang dilakukan mambruk victoria jantan selama periode waktu pengamatan, sedangkan pada mambruk victoria betina di MBOF mencapai puncak tertinggi pada pukul 07.00 – 08.00 yaitu sebesar 22,18% dari seluruh tingkah laku berjalan yang dilakukan mambruk betina selama periode waktu pengamatan. 0 5 10 15 20 25 F re k u en si (% ) Waktu Pengamatan Jantan Betina

Persentase frekuensi tingkah laku berjalan sudah meningkat di pagi hari sejak pukul 07.00 – 09.00 dan menurun pada pukul 09.00–10.00. Namun, antara pukul 10.00–14.00 persentase tingkah laku berjalan mambruk victoria di MBOF relatif stabil kemudian cenderung menurun. Persentase tingkah laku berjalan mambruk victoria sudah cukup tinggi sejak pagi hari dikarenakan pada pagi hari biasanya mambruk turun dari sarang untuk mencari makan di atas tanah (Warsito 2010).

5.3.2.2 Tingkah laku memanggil

Young (1989), diacu dalam Rekapermana (2005) menyatakan bahwa suara yang dikeluarkan oleh burung terdiri dari dua macam yaitu suara panggilan (call

note) yang digunakan untuk peringatan terhadap burung lain dan komunikasi

sosial lainnya serta nyanyian (song) yang berhubungan dengan penguasaan wilayah teritori, pembentukan, dan pembangunan sarang. Tingkah laku memanggil dilakukan oleh mambruk victoria biasanya ditandai dengan suara “hoooomm” yang dikeluarkan secara berulang-ulang untuk memanggil teman-temannya agar dapat bergabung bersama (Warsito 2010). Frekuensi tingkah laku memanggil yang dilakukan oleh mambruk victoria selama pengamatan dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Persentase frekuensi tingkah laku memanggil berdasarkan waktu pengamatan.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tingkah laku memanggil yang dilakukan oleh mambruk victoria di MBOF terjadi antara pukul 07.00 – 11.00. Namun, dalam pengamatan juga dijumpai tingkah laku memanggil

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 F re k u en si (% ) Waktu Pengamatan Jantan Betina

yang dilakukan oleh mambruk victoria di lokasi tersebut yakni pada pukul 16.00 – 17.00. Persentase frekuensi tingkah laku memanggil pada mambruk victoria jantan mencapai puncaknya terjadi pada pukul 07.00 – 08.00 yaitu sebesar 36,36% dari tingkah laku memanggil yang dilakukan mambruk victoria jantan selama periode waktu pengamatan dan antara pukul 08.00 – 13.00 frekuensi tingkah laku memanggil yang dilakukan oleh mambruk victoria jantan cenderung stabil. Dalam pengamatan juga dijumpai tingkah laku memanggil yang dilakukan oleh membruk victoria betina yang terjadi pada pukul 10.00 – 11.00 yaitu sebesar 83,33% dari seluruh tingkah laku memanggil yang dilakukan mambruk victoria betina selama periode waktu pengamatan.

5.3.2.3 Tingkah laku membuang kotoran

Tingkah laku membuang kotoran merupakan salah satu dari beberapa tingkah laku utama yang terjadi pada satwa (Alikodra 2002; Lehner 1979). Tingkah laku membuang kotoran dilakukan dengan cara mengeluarkan kotoran (feses) yang agak lembek dan biasanya berwarna sesuai dengan makanan yang telah dikonsumsinya (Purnama 2006). Frekuensi tingkah laku membuang kotoran yang dilakukan oleh mambruk victoria selama pengamatan dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Persentase frekuensi tingkah laku membuang kotoran berdasarkan waktu pengamatan.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tingkah laku membuang kotoran yang dilakukan oleh mambruk victoria di MBOF terjadi pada pukul 09.00 – 11.00, 12.00 – 14.00, dan 15.00 – 17.00. Tingkah laku membuang kotoran yang dilakukan oleh individu jantan dan betina mambruk victoria

0 5 10 15 20 25 30 F re k u en si (% ) Waktu Pengamatan Jantan Betina

memiliki persentase yang sama yakni sebesar 25% dari seluruh tingkah laku membuang kotoran yang dilakukan mambruk victoria selama periode waktu pengamatan.

5.3.2.4 Tingkah laku mematuk benda

Mambruk victoria yang diamati biasanya mematuk-matuk tanah sambil berjalan atau dalam kondisi diam. Frekuensi tingkah laku mematuk benda yang dilakukan oleh mambruk victoria selama pengamatan dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Persentase frekuensi tingkah laku mematuk benda berdasarkan waktu pengamatan.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tingkah laku mematuk benda yang dilakukan oleh individu jantan mancapai puncaknya pada pukul 08.00 – 09.00 yakni sebesar 24,14% dari seluruh tingkah laku mematuk benda yang dilakukan oleh mambruk victoria jantan selama periode waktu pengamatan. Namun, pada pukul 09.00 – 10.00 mengalami penurunan dan di waktu-waktu selanjutnya tingkah laku mematuk benda yang dilakukan oleh individu jantan cenderung stabil. Untuk tingkah laku mematuk benda yang dilakukan oleh individu betina mencapai puncaknya pada pukul 08.00 – 09.00 yakni sebesar 27,27% dari seluruh tingkah laku mematuk benda yang dilakukan oleh mambruk victoria betina selama periode waktu pengamatan. Persentase tingkah laku mematuk benda yang dilakukan oleh individu betina juga sama seperti yang dilakukan oleh individu jantan yakni mengalami penurunan. Namun, pada pukul 10.00 – 11.00 tingkah laku mematuk benda yang dilakukan oleh

0 5 10 15 20 25 30 F re k u en si (% ) Waktu Pengamatan Jantan Betina

individu betina kembali mengalami peningkatan yakni sebesar 21,21%. Di waktu-waktu berikutnya tingkah laku mematuk benda yang dilakukan oleh individu betina kembali mengalami penurunan. Hal ini lebih disebabkan tingkah laku yang dilakukan oleh mambruk victoria biasanya diakhiri pada sore hari karena mambruk victoria akan kembali beristirahat di sore hari (Warsito 2010).

5.3.2.5 Tingkah laku diam

Tingkah laku diam yang dilakukan oleh mambruk victoria di MBOF merupakan tingkah laku yang paling banyak dilakukan dibandingkan tingkah laku lainnya. Tingkah laku diam yang dominan adalah tingkah laku diam berdiri (Gambar 16).

Gambar 16 Tingkah laku diam pada mambruk victoria di MBOF.

Frekuensi tingkah laku diam yang dilakukan mambruk victoria di MBOF memiliki perbedaan antara individu jantan dan individu betina (Gambar 17).

Gambar 17 Persentase frekuensi tingkah laku diam berdasarkan waktu pengamatan. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 F re k u en si (% ) Waktu Pengamatan Jantan Betina

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa puncak frekuensi tingkah laku diam mambruk victoria jantan adalah pada pukul 07.00 – 09.00 yakni sebesar 18,37% dari seluruh tingkah laku diam yang dilakukan selama periode waktu pengamatan dan pada individu betina terjadi pada pukul 08.00 – 09.00 yakni sebesar 17,06% dari seluruh tingkah laku diam yang dilakukan selama periode waktu pengamatan. Tingkah laku diam yang terjadi pada mambruk victoria di MBOF mengalami penurunan setelah pukul 09.00 – 10.00. Namun, tingkah laku diam kembali mengalami peningkatan sampai pukul 11.00 – 12.00. Setelah itu, tingkah laku diam mambruk victoria di MBOF kembali mengalami penurunan tetapi penurunan tingkah laku yang terjadi cenderung stabil. Penurunan tingkah laku diam yang terjadi lebih dikarenakan pada sekitar pukul 09.00 – 10.00 adalah waktu yang digunakan mambruk untuk berjemur di bawah sinar matahari (Warsito 2010).

5.3.2.6 Tingkah laku makan

Tingkah laku makan yang dilakukan oleh mambruk victoria di MBOF terjadi pada pagi hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Goodwin (1978), diacu dalam Indasari (2001) dan Warsito (2010) yang menyatakan bahwa di habitat aslinya mambruk akan memulai tingkah laku pagi harinya dengan turun dari sarangnya untuk mencari makan. Tingkah laku makan pada mambruk victoria dapat dilihat pada Gambar 18.

Frekuensi tingkah laku makan yang dilakukan mambruk victoria di MBOF memiliki perbedaan antara individu jantan dan individu betina yang dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19 Persentase frekuensi tingkah laku makan berdasarkan waktu pengamatan.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa frekuensi tingkah laku makan mambruk victoria sudah meningkat sejak pagi hari pukul 07.00 – 08.00 tetapi mulai menurun pada pukul 08.00 – 09.00 dan meningkat lagi pada pukul 10.00 – 12.00. Namun, fluktuasi frekuensi tingkah laku makan mambruk victoria terjadi secara stabil. Puncak persentase frekuensi tingkah laku makan pada individu jantan adalah sebesar 28,57% dan pada individu betina adalah sebesar 29,33%. Persentase tingkah laku makan pada mambruk victoria di MBOF yang sudah meningkat di pagi hari lebih dikarenakan hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi untuk tingkah laku di siang harinya (Indasari 2001).

Namun, dalam pengamatan ditemukan persaingan dalam perebutan makanan antara mambruk victoria dengan merak dan jenis burung lain yang lebih kecil. Sebelum melakukan tingkah laku makan, mambruk victoria di MBOF akan mengamati lingkungan sekitarnya sampai kondisi aman dan nyaman untuk memulai tingkah laku makannya. Menurut Indasari (2001), persaingan yang terjadi dalam perebutan makanan antara mambruk dengan merak lebih disebabkan karena mambruk merasa bahwa tubuh merak lebih besar sehingga merak dianggap lebih dominan atau memiliki tingkat hirarki yang lebih tinggi tetapi jika menghadapi burung yang lebih kecil, mambruk akan mengusirnya karena selain

0 5 10 15 20 25 30 35 F re k u en si (% ) Waktu Pengamatan Jantan Betina

ukuran tubuhnya lebih besar, mambruk merasa memiliki tingkat hirarki yang lebih tinggi dibandingkan burung-burung yang lebih kecil.

5.3.2.7 Tingkah laku minum

Tingkah laku minum yang dilakukan oleh mambruk victoria di MBOF termasuk salah satu tingkah laku yang jarang dilakukan. Hal ini bisa disebabkan oleh pakan yang diberikan telah cukup mengandung air (Indasari 2001). Frekuensi tingkah laku minum mambruk victoria di MBOF dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20 Persentase frekuensi tingkah laku minum berdasarkan waktu pengamatan.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tingkah laku minum yang dilakukan oleh mambruk victoria di MBOF terjadi secara konstan yakni sebesar 25% dari seluruh tingkah laku minum yang dilakukan berdasarkan periode waktu pengamatan, baik pada individu jantan maupun individu betina. Tingkah laku minum terjadi sejak pukul 09.00 – 17.00. Namun, terdapat perbedaan tingkah laku minum yang dilakukan yakni tingkah laku minum pada individu jantan terjadi pada pukul 09.00 – 12.00 dan pada pukul 14.00 – 17.00, sedangkan pada individu betina terjadi pada pukul 09.00–13.00. Menurut Indasari (2001), tingkah laku minum berhubungan dengan suhu karena dengan minum, maka cairan yang keluar setelah proses metabolisme akan terganti.

5.3.2.8 Tingkah laku menyelisik bulu

Tingkah laku menyelisik bulu yang dilakukan oleh mambruk victoria di MBOF meliputi daerah sayap, punggung, dada, dan ekor. Menurut Indasari (2001), tingkah laku menyelisik bulu dilakukan dengan cara memutar leher ke

0 5 10 15 20 25 30 F re k u en si (% ) Waktu Pengamatan Jantan Betina

samping badan untuk mencapai sayap bagian dalam sambil mengangkat atau mengembangkan sayap tersebut, sedangkan pada bagian punggung dapat dicapai dengan memutar leher ke belakang dan pada bagian leher dilakukan cukup dengan cara menundukkan kepala serta pada bagian ekor dilakukan dengan cara menarik ekor ke samping dan mengembangkannya yang diikuti dengan pembersihan yang dilakukan oleh paruh mambruk. Tingkah laku menyelisik bulu pada mambruk victoria dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 21 Tingkah laku menyelisik bulu pada mambruk victoria di MBOF.

Persentase frekuensi tingkah laku menyelisik bulu yang terjadi pada mambruk victoria di MBOF terdapat perbedaan antara individu jantan dan individu betina yang dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22 Persentase frekuensi tingkah laku menyelisik bulu berdasarkan waktu pengamatan. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 F re k u en si (% ) Waktu Pengamatan Jantan Betina

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa persentase frekuensi tingkah laku menyelisik bulu sudah meningkat sejak pagi hari pada pukul 07.00 – 08.00. Persentase frekuensi tingkah laku menyelisik bulu pada individu jantan adalah sebesar 17,10%, sedangkan pada individu betina sebesar 15,89% dari seluruh tingkah laku menyelisik bulu yang dilakukan. Dari hasil pengamatan juga diketahui bahwa persentase tingkah laku menyelisik bulu mengalami kenaikan dan penurunan yang stabil dari pagi hari hingga sore hari. Persentase frekuensi tingkah laku menyelisik bulu paling sedikit dilakukan pada pukul 15.00 – 16.00. Persentase frekuensi tingkah laku menyelisik bulu yang dilakukan pada pukul tersebut adalah 4,15% pada individu jantan dan 2,65% pada individu betina. Tingkah laku menyelisik bulu yang dilakukan berguna untuk menghilangkan semua kotoran yang menempel pada bulu dan untuk menetralkan kembali panas tubuhnya (Purnama 2006).

5.3.2.9 Tingkah laku siaga

Tingkah laku siaga yang dilakukan oleh mambruk victoria di MBOF lebih disebabkan karena adanya bentuk gangguan, baik dari manusia maupun dari jenis burung yang lain sebelum burung mambruk menghindar atau terbang untuk menyelamatkan diri. Tingkah laku siaga pada mambruk victoria dapat dilihat pada Gambar 23.

Gambar 23 Tingkah laku siaga pada mambruk victoria di MBOF.

Bentuk tingkah laku siaga yang ditunjukkan oleh mambruk victoria biasanya dengan menggerakkan ekornya ke atas dan ke bawah sambil berjalan bolak-balik (Balen et al. 2005). Persentase tingkah laku siaga pada mambruk

victoria di MBOF terdapat perbedaan antara jantan dan betina yang dapat dilihat pada Gambar 24.

Gambar 24 Persentase frekuensi tingkah laku siaga berdasarkan waktu pengamatan.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa persentase frekuensi tingkah laku siaga sudah mencapai puncaknya sejak pagi hari pukul 07.00 – 10.00. Persentase terbesar tingkah laku siaga pada individu jantan adalah 18% dari seluruh tingkah laku siaga yang dilakukan selama periode waktu pengamatan, sedangkan pada individu betina adalah 21% dari seluruh tingkah laku siaga yang dilakukan selama periode waktu pengamatan. Namun, persentase tingkah laku siaga yang terjadi mengalami penurunan dan kenaikan secara stabil dari pukul 10.00 – 17.00. Tingginya persentase frekuensi tingkah laku siaga yang terjadi di pagi hari lebih disebabkan karena di pagi hari mambruk memulai tingkah lakunya dengan tingkah laku makan dan hal ini yang memungkinkan lebih banyak tingkah laku siaga yang terjadi di pagi hari karena adanya bentuk persaingan dalam perebutan makanan antara mambruk victoria dengan merak sehingga hal ini menyebabkan mambruk victoria di MBOF lebih waspada atau siaga dalam melakukan tingkah laku makan agar tidak diganggu oleh merak. Hal ini sesuai dengan pendapat Indasari (2001) yang menyatakan bahwa mambruk akan lebih banyak melakukan tingkah laku siaga pada saat melakukan tingkah laku makan untuk menghindari perselisihan antara mambruk dengan merak jika makanan yang diberikan kepada mambruk diletakkan satu tempat dengan makanan yang diberikan kepada merak.

0 5 10 15 20 25 F re k u en si (% ) Waktu Pengamatan Jantan Betina

5.3.2.10 Tingkah laku menari

Tingkah laku menari merupakan tingkah laku yang sangat jarang ditemui selama pengamatan. Tingkah laku menari yang dilakukan oleh mambruk victoria merupakan suatu bentuk perilaku yang dilakukan oleh mambruk jantan untuk menarik perhatian mambruk betina sebelum melakukan proses perkawinan (Warsito 2010). Persentase tingkah laku menari yang dilakukan oleh mambruk victoria di MBOF dapat dilihat pada Gambar 25.

Gambar 25 Persentase frekuensi tingkah laku menari berdasarkan waktu pengamatan.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa tingkah laku menari pada mambruk victoria hanya dilakukan oleh individu jantan saja. Tingkah laku menari yang dilakukan oleh mambruk victoria jantan selama pengamatan hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu, yakni pada pukul 09.00 – 10.00, 12.00 –

13.00, dan pada pukul 15.00 – 16.00. Hal ini sesuai dengan pendapat Warsito (2010) yang menyatakan bahwa tingkah laku menari yang merupakan

perilaku awal sebelum mambruk victoria melakukan proses perkawinan biasanya terjadi di atas tanah di saat mambruk sedang bermain atau istirahat, dimana tingkah laku menari biasanya terjadi di saat hari menjelang siang dan pada saat istirahat atau di waktu sore hari. Persentase frekuensi tingkah laku menari yang terjadi memiliki nilai yang sama yakni sebesar 33,33% dari seluruh tingkah laku menari yang dilakukan oleh individu jantan selama periode pengamatan.

Tingkah laku menari merupakan tingkah laku yang dilakukan oleh individu jantan untuk menarik perhatian individu betina sebelum melakukan

0 5 10 15 20 25 30 35 F re k u en si (% ) Waktu Pengamatan Jantan Betina

proses perkawinan (Warsito 2010). Menurut Goodwin (1978), diacu dalam Indasari (2001), tingkah laku kawin yang ditunjukkan oleh sepasang mambruk diawali dengan tingkah laku burung jantan yang menundukkan kepala yang diikuti dengan gerakan menari dengan sayap yang terbentang dan burung betina akan menanggapi dengan mengangkat sayapnya tinggi-tinggi kemudian akan berlari mengelilingi burung jantan dengan membengkokkan kakinya dan mendekatkan paruhnya sambil mengeluarkan suara-suara pendek. Setelah proses percumbuan selesai dan burung betina siap untuk kawin, maka burung betina akan membungkukkan badannya yang diikuti burung jantan yang berlari mengelilingi tubuh betina satu hingga dua kali dan setelah itu burung jantan menaiki punggung burung betina sehingga terjadi kopulasi dan selang waktu kopulasi burung mambruk terjadi selama 20 – 30 detik.

5.3.2.11 Tingkah laku berjemur

Tingkah laku berjemur yang dilakukan oleh mambruk victoria di habitat aslinya biasanya terjadi pada saat menjelang siang dan tingkah laku ini dilakukan dengan cara mambruk victoria berbaring di atas tanah dengan satu atau kedua sayap yang terbuka (Indasari 2001; Warsito 2010). Tingkah laku berjemur yang dilakukan oleh mambruk victoria di MBOF dapat dilihat pada Gambar 26.

Gambar 26 Tingkah laku berjemur pada mambruk victoria di MBOF.

Persentase frekuensi tingkah laku berjemur yang terjadi pada mambruk victoria di MBOF terdapat perbedaan antara individu jantan dan individu betina yang dapat dilihat pada Gambar 27.

Gambar 27 Persentase frekuensi tingkah laku berjemur berdasarkan waktu pengamatan.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa perbedaan yang terjadi dalam tingkah laku berjemur pada mambruk victoria di MBOF tidak hanya dalam jumlah presentasenya, melainkan juga dalam jumlah frekuensi yang dilakukan. Selama periode pengamatan, tingkah laku berjemur yang dilakukan oleh individu jantan adalah sebanyak tiga kali yang terjadi pada pukul 10.00 – 11.00 dan pukul 12.00 – 14.00, sedangkan pada individu betina adalah sebanyak empat kali yang terjadi pada pukul 10.00 – 14.00. Persentase puncak frekuensi tingkah laku berjemur yang dihasilkan juga memiliki perbedaan yakni pada individu jantan sebesar 40% dan pada individu betina sebesar 37,50%.

Secara keseluruhan, tingkah laku berjemur yang dilakukan oleh mambruk victoria di MBOF terjadi pada saat menjelang siang hingga siang hari, dimana sudah terdapat sinar matahari yang cukup. Hal ini sesuai dengan pendapat Indasari (2001) dan Warsito (2010) yang menyatakan bahwa tingkah laku berjemur yang dilakukan oleh mambruk adalah dimulai pada saat hari menjelang siang atau antara pukul 10.00 – 13.00 karena waktu tersebut adalah waktu yang ditunggu mambruk untuk istirahat atau berjemur.

5.3.2.12 Tingkah laku istirahat

Tingkah laku istirahat pada mambruk victoria biasanya dilakukan dengan berdampingan dengan mambruk victoria yang lain. Menurut Indasari (2001) dan Warsito (2010), tingkah laku istirahat yang ditunjukkan mambruk victoria biasa dilakukan di lantai hutan dan apabila sedang bertengger, mambruk victoria akan

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 F re k u en si (% ) Waktu Pengamatan Jantan Betina

mencari pohon yang tidak terlalu tinggi dan memiliki dahan yang kuat untuk beristirahat. Tingkah laku istirahat pada mambruk victoria di MBOF dapat dilihat pada Gambar 28.

Gambar 28 Tingkah laku istirahat pada mambruk victoria di MBOF.

Terdapat perbedaan frekuensi tingkah laku istirahat yang dilakukan oleh mambruk victoria, baik pada individu jantan maupun pada individu betina. Perbedaan frekuensi tingkah laku istirahat dapat dilihat pada Gambar 29.

Gambar 29 Persentase frekuensi tingkah laku istirahat berdasarkan waktu pengamatan.

Berdasarkan hasil pengamatan, tingkah laku istirahat mambruk victoria di MBOF terjadi sejak pukul 08.00 – 09.00. Persentase tingkah laku istirahat pada individu jantan mengalami puncaknya pada pukul 12.00 – 13.00 sebesar 46,15% dari seluruh tingkah laku istirahat yang dilakukan selama periode waktu pengamatan, sedangkan pada individu betina, puncak tingkah laku istirahat terjadi pada pukul 14.00 – 15.00 dan pukul 16.00 – 17.00 sebesar 25% dari seluruh

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 F re k u en si (% ) Waktu Pengamatan Jantan Betina

tingkah laku istirahat yang dilakukan selama periode waktu pengamatan. Tingkah laku istirahat yang ditunjukkan oleh mambruk victoria di MBOF paling banyak dilakukan dalam posisi berdiri. Tingkah laku istirahat yang dilakukan mambruk victoria dalam posisi berdiri lebih disebabkan karena kondisi kandang yang luas sehingga memberikan ruang gerak yang lebih luas dan dilakukan di sela-sela tingkah laku berjalan (Indasari 2001).

5.3.2.13 Tingkah laku terbang

Tingkah laku terbang yang dilakukan oleh mambruk victoria di MBOF merupakan salah satu tingkah laku yang paling jarang dilakukan. Hal ini dikarenakan mambruk victoria merupakan jenis burung yang lebih banyak melakukan tingkah lakunya di atas tanah (Indasari 2001; Warsito 2010). Persentase aktivivtas terbang yang dilakukan oleh mambruk victoria di MBOF dapat dilihat pada Gambar 30.

Gambar 30 Persentase frekuensi tingkah laku terbang berdasarkan waktu pengamatan.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa persentase tingkah laku terbang mambruk victoria pada individu jantan sudah mengalami peningkatan sejak pukul 08.00 – 09.00 yaitu sebesar 40% dari seluruh tingkah laku terbang yang dilakukan selama periode waktu pengamatan. Namun pada pukul 09.00 – 10.00, persentase tingkah laku terbang pada individu jantan

Dalam dokumen BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 22-40)

Dokumen terkait