• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik atau Ciri-Ciri Arsitektur High-Tech

BAB II-27 8.Acourete Corner corection

C. Karakteristik atau Ciri-Ciri Arsitektur High-Tech

Menurut Colin Davies, dalam bukunya High Tech Architecture, pengertian High Tech dalam arsitektur berbeda dengan pengertian High Tech dalam industri. Bila dalam industri , pengertian High Tech diartikan sebagai teknologi canggih seperti elektronik, komputer, robot, silikon chips, mobil sport dan sejenisnya.

Gambar II-25

Cerobong ventilasi udara sekaligus sebagai sculpture Sumber:

commit to user

BAB II-38

Sedangkan dalam arsitektur High Tech diartikan sebagai suatu aliran arsitektur yang bemuara pada ide gerakan arsitektur modern yang membesar-besarkan kesan struktur dan teknologi suatu bangunan. Karakteristik yang menjadi referensi arsitektur high tech adalah bangunan yang terbuat dari material sintesis seperti logam, kaca, dan plastik.

Berdasarkan contoh-contoh dari bangunan di atas maka disesuaikan dengan pendapat dari Charles Jenks yang menyebutkan ada 6 hal penting yang menjadi ciri dari arsitektur High Tech, yaitu:

1. Inside out

Pada bangunan High-Tech, struktur, area servis, dan utilitas dari suatu bangunan hampir selalu ditonjolkan pada eksteriornya, baik dalam bentuk ornament ataupun sculpture.

2. Terdapat simbolisasi High-Tech

Memberi suatu bentuk semacam sculpture yang menggambarkan konsep High- Tech.

3. Transparan mass

Karakter dari bangunan High-Tech dapat dilihat dari penggunaan material kaca (transparan dan tembus cahaya) yang lebih luas sehingga dapat memperlihatkan saluran-saluran utilitas yang ada di dalam bangunan dan kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.

4. Flat bright colouring

Warna cerah yang digunakan dalam bangunan High-Tech memiliki makna asosiatif, di samping dari segi fungsionalnya untuk membedakan jenis struktur dan utilitas bangunan. Warna kuning, merah, biru yang cerah merupakan warna dari mesin-mesin industri, mobil, kapal, traktor, dan benda- benda teknologi masa sekarang. Warna-warna ini kemudian diasosiasikan sebagai suatu elemen yang membatasi masa sekrang dan masa depan terhadap masa lalu.

commit to user

BAB II-39

5. Steel structure and cable structure

Bangunan High-Tech banyak menggunakan material-material baja dan permainan struktur kabel. Permainan baja-baja tipis pada tampilan bangunan dan juga penggunaan baja-baja ringan pada struktur atap serta dinding diperlihatkan secara transparan dari dalam bangunan.

6. Inovation planning

Penggunaan High-Tech merupakan harapan di masa yang akan datang, meliputi penggunaan material, warna dan penemuan-penemuan/inovasi baru lainnya.

Jadi dapat disimpulkan High-Tech Architecture memiliki karakter – karakter sebagai berikut: berestetika mesin, dominasi material logam ataupun material penemuan baru, penekanan pada ekspresi bangunan , bukan fungsi bangunan, dan penggunaan teknologi hampir diseluruh bagian bangunan.

D. PENERAPAN ARSITEKTUR HIGH-TECH PADA CONVENTION HALL

1. Penerapan pada Convention Hall

Beberapan contoh penerapan arsitektur High Tech yang akan diterapkan pada Convention Hall

6 kriteria menurut Charles Jenks menjadi panduan dalam menerapkan arsitektur High Tech pada Solo Convention Hall yaitu :

1. Inside out

Pada bangunan Solo Convention Hall pada struktur, area tangga darurat dan utiltas hampir selalu ditonjolkan pada eksteriornya. Hal ini dilakukan untuk mengekspose bagian utilitas dan strukturnya sehingga dapat memenuhi criteria dari arsitektur High-Tech.

commit to user

BAB II-40

2. Terdapat simbolisasi High-Tech

Memberi suatu bentuk semacam sculpture yang menggambarkan konsep High- Tech di area depan bangunan. Hal ini dilakukan untuk dijadikan icon dalam bangunan tersebut sehingga lebih dapat dikenal oleh para pengunjung.

3. Transparan mass

Penggunaan material kaca (transparan dan tembus cahaya) hampir di seluruh bangunan dengan permainan baja-baja tipis pada tampilan eksteriornya untuk menambah kesan “mesin” pada bangunan tetapi tiidak terlalu mesin dan lebih menonjol kepada modern.

4. Flat bright colouring

Penggunaan warna-warna cerah selain untuk membedakan jenis struktur dan utilitas. Menggunakan warna merah pada area tangga darurat digunakan untuk membedakan dengan area yang lain di dalam bangunan sehingga lebih mencolok dan pengunjung lebih cepat mengetahui keberadaan dari tangga darurat tersebut.

5. Steel structure and cable structure

Bangunan High-Tech banyak menggunakan baja ringan pada dinding bangunan dan penggunaan space frame pada atapnya karena bangunan ini mempunyai bentang lebar sehingga diputuskan untuk menggunakan space frame pada struktur atapnya.

6. Inovation planning

Inovasi yang akan diterapkan pada bangunan ini adalah menerapkan photovoltaic system dan kaca pintar pada bangunan. Digunakan kaca pintar pada bangunan ini dikarenakan hampir diseluruh bangunan ini menggunakan kaca untuk menghambat masuknya sinar dan panas matahari dalam bangunan karena kaca ini mempunyai keunggulan dapat berubah buram dan bening dalam sekejap. Sedangakan Photovoltaic digunakan untuk membantu mengurangi penggunaan energi yang digunakan di dalam bangunan karena bangunan ini menggunakan

commit to user

BAB II-41

energi yang cukup besar dari kegiatan yang ada di dalam bangunan. Berikut adalah penjelasan mengenai Photovoltaic System dan Kaca Pintar :

a. Photovoltaic System

1. Sejarah dan Perkembangan Photovoltaic

Sel Photovoltaic konvensional pertama diproduksi di akhir 1950-an dan sepanjang 1960-an terutama digunakan untuk menjalankan satelit orbit bumi. Tahun 1970-an peningkatan dalam manufaktur, kinerja dan kualitas modul PV membantu mengurangi biaya dan membuka peluang untuk menjalankan aplikasi jarak jauh yang berhubunngan dengan bumi. 1980- an, photovoltaic menjadi sumber energy yang popular untuk para pengguna alat-alat elektronik. Mengikuti krisis energy 1970-an, usaha signifikan juga mulai mengembangkan system tenaga PV untuk kegunaan residensial dan komersial. Selama periode yang sama, aplikasi anternasional untuk system PV meningkat secara dramatis untuk menjalankan klinik kesehatan pelosok, pendinginan, pompa air, telekomunikasi, dan peralatan rumah tangga tanpa jaringan. Sekarang industry produksi modul PV tumbuh kira-kira 25% setiap tahun, kebanyakan program Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa mempercepat implementasi system PV pada bangunan dan interkoneksi ke jaringan utilitas. Perkembangan arsitektur surya USA dipresentasikan dengan Skythherm System of Harold Hay, Steve Baer’s Zome Home dan dilanjutkan dengan Hysolar Institute Stutgart di Jerman, Achen power utilities dan Flachglas AG Headquarters merupakan demontrasi panel photovoltaics sebagai fasade bangunan tinggi.

Technologi photovoltaics (PV) adalah konversi langsung cahaya matahari menjadi listrik menggunakan alat semi-konduktur yang di sebut solar cells (sel surya). Photovoltaics hampir tidak membutuhkan perawatan dan sepertinya mempunyai jangka waktu penggunaan yang lama. Proses konversi photoelektrik tidak menghasilkan polusi dan dapat menggunakan bebas energi matahari.

commit to user

BAB II-42

2. Jenis – jenis Photovoltaic

Macam-macam bahan dasar sel surya a. Sel surya selenium

Pada tahun 1873 , seorang ahli listrik bernama Willoughby smith dari perusahaan “Telegraph Construction’’menemukan bahan Selenium yang sangat resistan terhadap listrik jika tidak terkena cahaya maka ikatan elektron atom listrik di lepas dan menjadi bahan yang sangat konduktif terhadap muatan listrik

Lorenzo Eduardo solar electricityhal 2

Tingkat kenaikan Selenium menghantar listrik sebanding dengan beradanya intesitas cahaya. Sel surya Selenium pertama kali dihasilkan pada tahun 1883 oleh Charles Fritts dari jerman , tetapi tingkat efisensi konversi energy dari cahaya menjadi listrik berkisar antara 1% sampai 2%.

b. Sel surya Silicon

Pada tahun 1954. para ahli di lab. Bell menemukan bahan silicon sebagai bahan pengantar listrik yang lebih baik dari pada selenium. Tingkat efisiensi konversi energi ( dari cahaya menjadi listrik ) sel surya silicon dapat mencapai sampai 6%.

Sel surya di produksi dari bahan semikonduktor yaitu silicon-berperan sebagai insulator pada temperatur rendah dan sebagai konduktor bila ada energi dan panas. Sebuah silikon sel surya adalah sebuah dioda yang terbentuk dari lapisan atas silikon tipe n ( silicon doping ‘’phosphorus ‘’), dan lapisan bawah silikon tipe p (silicon doping of ‘’boron’’) Elektron-elektron bebas trbentuk dari million photon atau benturan atom pada lapisan penghubung (junction=0,2-0,5 micron) menyebabkan terjadinya aliran listrik.

commit to user

BAB II-43

Pengembangan Sel surya Silikon secara individu(chip): a. Monocyristalline Silikon Cell

Dibuat menggunakan gergaji pemotong sel dari sebuah Kristal silindris silikon, ini adalah teknologi photovoltaic yang paling efisien. Keuntungan dasar monocyristalline cells adalah efisiensinya yang tinggi,khususnya sekitar 15%,walaupun proses manufakturnya yang diperlukan untuk memproduksi rumit,sehingga harganya agak mahal daripada teknologi lain.

b. Multicyristalline Silicon Cells

Terbuat dari potongan sel dari sebuah batang baja cair dan silikon yang dicairkan ulang. Dalam proses manufakturnya, silicon cair dituangkan pada batang batang baja silikon polycrystalline,batang- batang baja ini kemudian di potong gergaji menjadi biskit yang sangat tipis dan disusun menjadi sel yang lengkap. Multicrystalline cells lebih murah untuk di produksi daripada monocrystalline,karna proses manufaktur yang lebih sederhana. Bagaimanapun,mereka cenderung agak kurang efisien, dengan efisiensi rata-rata sekitar 12% menciptakan tekstur yang butir-butir kecil.

c. Thick – Film Silicon

Teknologi multicrytalline yang lain di msns silikon disimpan dalam proses yang berlanjut diatas sebuah material dasar memberikan urat yang baik, penampilan yang berkilau. Seperti semua PV crystalline, ini di kapsulkan dalam sebuah penutup tempered glass dan biasanya di batasi dengan bingkai aluminium yang kuat.

d. Amorphous Silicon

Amorphous silicon cells terdiri dari atom-atom silikon dalam sebuah layer homogeny tipis dari pada sebuah struktur Kristal. Amorphous silicon menyerap cahaya lebih efektif daripada crystalline silicon,jadi selnya dapat menjadi lebih tipis. Untuk alasan ini, amorphous silicon

commit to user

BAB II-44

juga dikenal dengan teknologi PV “film tipis”. Amorphous silicon dapat di simpan pada sebuah subsrat tingkat yang luas, kaku dan fleksibel,yang membuat ideal untuk permukaan lengkung dan modul lipat. Amorphous cell adalah kurang efisiendari pada sel yang berasal dari crystalline, dengan efisiensi khususnya sekitar 6% tetapi lebih mudah dan bagimanapun lebih murah untuk diproduksi. Harganya yang murah membuatnya cocok untuk banyak aplikasi di mana efisiensi tinggi tidak dibutuhkan dan biaya rendah dibutuhkan.

e. Film Tipis lainnya

Sejumlah material menjanjikan lainnya seperti cadmium telluride(CdTe)dan copper indium di selenide(CIS) sekarang di gunakan untuk modul PV. Menariknya teknologi ini adalah mereka sapat di manufaktur oleh proses industriyang relatif tdak mahal. Sebuah sel surya dalam menghasilkan energi listrik ( energi sinar matahari menjadi photon) tidak tergantung pada besaran luas bidang silikon, dan secara kanstan akan menghasilkan energi berkisar lebih kurang 0,5 volt-max 600 mV pada 2 ampere, dengan kekuatan radiasi sinar matahari 1000 W/m2=1 ‘sun’ akan menghasilkan arus listrik sekitar 30 Ma/cm2 per sel surya (Mintorogo,2000)

3. Cara Kerja Solar Sel

Solar sel adalah perangkat pisisi yang berfungsi untuk mengubah energy cahaya matahari menjadi daya listrik (efek photovoltaic). Solar sel terbuat dari sumbangan/junction p-n semikonduktor (dioda). Suatu Kristal semikonduktor intrinsic (murni) bila dicampur dengan atom ketidakmurnian tertentu (golongan IIIA dan IVA) dapat berubah menjadi semikonduktor tipe p (positif) dan tipe n (negatif). Bila kedua tipe ini diletakkan berdekatan maka akan diperoleh junction p-n semikondukter. Daerah sambungan junction ini akan mengalami deplesi, yaitu suatu daerah yang tidak memiliki muatan bebas (elektron dan Hole). Pada batas ujung daerah deplesi dijatuhkan seberkas cahaya (partikel forton) maka partikel

commit to user

BAB II-45

foton akan lenyap dan berubah menjadi dua partikel baru yang bermuatan berlawanan yaitu elektron dan hole. Muatan bebas ini segera dihanyutkan oleh medan listrik internal, hole bergerak dari tipe n ke tipe p dan elktron bergerak pada arah sebalikya. Konsentrasi pembawa muatan didalam bahan akan bertambah sehingga dapat terjadi aliran arus difusi dan terjadi pula aliran arus drift karena pada daerah deplesi terdapat medan listrik internal. Akibatnya tipe p berfungsi sebagai kutub positif dan tipe n sebagai kutub negative.

Sebuah sel PV silikon tipikal tersususn dari sebuah lapisan tipis sebuah layerultra-tupis silikom phosphorous-doped (tipe-N) di puncak layer yang lebih tebal dari silikon boron doped (tipe-P). Sebuah medan listrik tercipta dekat puncak permukaan sel dimana terjadi kontak antara kedua material ini, yang disebut P-N junction. Ketika cahaya matahari mengenai permukaan sel PV, medan listrik ini menghasilkan momentum dan arah pada elektron stimulasi cahaya, menghasilkan aliran arus ketika sel surya dihubungkan pada beban listrik.

4. Contoh Aplikasi Pada Bangunan

Sistem PV dapat digabungkan pada bangunan dengan cara yang bervariasi. Atap yang miring adalah tempat yang ideal, diman modul- modul dapat secara sederhana di tempelkan menggunakan bingkai. Sistem photovolthaics dapat juga digabungkan pada pabrik bangunan sebenarnya, contohnya ubin atap PV sekarang sudah tersedia yang mana

Gambar II-26 : Cara Kerja Solar Sumber : www. wikipedia.com

commit to user

BAB II-46

dapat dapat di cocokkan dengan ubin standard. Sebagai tambahan, PV dapat juga digabungkan sebagai fasad bangunan, kanopi, dan skylight diantara banyak aplikasi lain. Beberapa tempat yang mungkin untuk pemasangan sistem BIPV:

a. Atap

Atap sangat ideal dengan pemasangan PV. Biasanya lebih sedikit terjadi pembayangan diatas atap dibandingkan di tanah. Atap biasanya mempunyai permukaan yang luas dan tidak tergunakan. Sebuah perbedaan antara atap miring dan datar harus di buat.

1) Atap miring

Modul PV dapat dengan mudah dipasang pada atap miring. Tipe pemasangan dengan biaya rendah ini sering digunakan untuk rumah pribadi dan atap eksisting dan dikenal dengan nama Building Adapted PV( BAPV. Sebuah cara yang lebih elegan untuk memasang PV ditempelkan seperti sirap atau ubin dan pekerjaan tersebut dapat dikerjakan oleh kontraktor atap.

2) Atap datar

Atap datar mempunyai keuntungan mudah diakses, pemadangan yang mudah, dan menyediakan pilihan bebas untuk orientasi unit PV. Ketelitian harus diperhatikan selama pemasangan plat PV

Gambar II-27 : Aplikasi Solar Cell pada atap Sumber : www. google.com

commit to user

BAB II-47

untuk menghindarkan kerusakan keutuhan atap. Penambahan berat plat PV pada atap harus diperhatikan, sebagaimana gaya angkat angin, yang dapat menerbangkan modul.

b. Dinding eksternal bangunan

Modul-modul PV dapat ditambahkan pada dinding yang sudah ada untuk menambah estetika pada fasad bangunan. Mereka dapat dengan mudah ditambahkan pada struktur. Tidak perlu untuk memberikan barrier penahan cuaca karena peranan ini sudah digantikan struktur dibawah modul-modul. Modul-modul PV juga dapat menjadi bagian utuh dari fasad bangunan. PV kaca laminasi, menggantikan material kulit konvensional, pada dasarnya sama dengan kaca berwarna. Mereka memberikan proteksi cuaca tahan lama dan dapat di sesuaikan berbagai ukuran, bentuk, pola dan warna. Modul PV juga dapat dikonfigurasikan sebagai elemen bangunan multifusi.

c. Fasad semi-transparan

PV kaca laminasi dapat diaplikasikan pada jendela memberikan sebuah fasad semi-transparan. Ketransparan biasanya di dapat menggunakan salah satu metode berikut:

1) Sel PV dapat menjadi begitu tipis sehingga mungkin melihat melauinya. Ini memberikan sebuah pandangan telfilter keluar. Modul film-tipis semi transparan terutama cocok untuk aplikasi ini.

Gambar II-28 : Dinding Solar Cell Sumber : www. wikipedia.com

commit to user

BAB II-48

Pilihan lin adalah menggunakan sel surya crystalline semi- transparan.

2) Sel surya crystalline pada laminasi diberikan jarak jadi cahaya parsial disaring melalui modul PV dan menerangi ruangan. Efek cahaya pada panel ini menyebabkan pola pergantian sesungguhnya dari bayangan pada bangunan itu sendiri. Ruangan menjadi berbayang, tetapi tidak terpaksa.menambahkan layer kaca pada unit dasar modul kaca PV semitransparan dapat menawarkan sebagai contoh insulasi panas dan akustik. Kebutuhan khusus lain dapat juga didisain berdasarkan pada kebutuhan individual setiap aplikasi. Modul kaca PV seperti ini adalah komponen bangunan multifungsi sesungguhnya.

d. Skylights

Struktur skylight biasanya tempat paling menarik untuk mengaplikasikan PV. Mereka mengkombinasikan keuntungan difusi cahaya dalam bangunan sementara memberikan permukaan yang tak terhalang untuk instalasi modul atau laminasi APV.pada tipe aplikasi ini, elemen PV memberikan listrik dan juga cahaya pada bangunan.modul PV dan sruktur pendukung yang digunakan pada fasad kaca semi-transparan. Strukturnya, yang mungkin tidak menakjubkan dari luar, menghasilkan gang jalan dan lantai dengan cahaya yang menarik dan mengakibatkan disain arsitekturalcahaya dan bayangan dan menimbulkan semangat.

Gambar II-29 : Aplikasi Solar Cell Pada Skylight Bangunan Sumber : www. google.com

commit to user

BAB II-49

e. Sistem pembayangan

Ada pertumbuhan kebutuhan akan disain sistem pembayangan yang teliti berhubungan dengan peningkatan penggunaan bukaan jendela besar dan dinding kaca pada arsitektur masa sekarang. Modul PV dari bentuk yang berbeda dapat di gunakaan sebagai elemen bayangan diatas jemdela atau sebagai bagian struktur kaca atas. Sejak banyak bangunan sudah menyediakan beberapa macam struktur untuk membayangi jendela, penggunaaan pembayang PV harus mengikutkan beban tambahan untuk struktur bangunan. Eksploitasi efek sinergi mengurang biaya total pemasangan seperti ini dan menciptakan nilai tambahan pada PV yang sama baiknya dengan bangunan dan sistem pembayangannya. Sitem pembayangan PV mungkin menggunakan alat untuk mengikuti jejak satu arah untuk memiringkan plat PV untuk energy maksimum sementara memberikan derajat yang berubah-ubah untuk bayangan.

b. Kaca Pintar 1. Pengertian

Fasade Kaca Pintar merupakan suatu konsep teknologi mutakhir dinding tirai kaca yang mempertemukan kepentingan ekologi maupun ekonomi bagi bangunan perkantoran bertingkat tinggi yang dikondisikan sepenuhnya (fully air-conditioned). Ia mampu mengurangi pantulan panas matahari dari bangunan bangunan kaca tinggi yang menyebabkan meningkatnya temperatur lingkungan diperkotaan (heat-island effect) maupun efek rumah kaca pada atmosfer bumi (green house effect). Selain itu ia mereduksi penggunaan energi yang dipakai untuk sistim tataudara dengan cara mengeliminir beban pendinginan eksternal. Disebut sebagai fasade kaca pintar, karena kemampuan otomatik sistim ini untuk selalu ber adaptasi dengan pergantian cahaya dan kondisi cuaca sepanjang tahun dengan cara meng optimasi sumber energi yang dapat diperbarui ( radiasi matahari dan kecepatan udara) pada selubung luar bangunan.

commit to user

BAB II-50

Aplikasi sistim ini pada bangunan tinggi akan dapat memainkan peranan besar dalam usaha untuk melindungi lingkungan global kita.

2. Selubung Bangunan Dan Dinding Tirai Kaca

Bangunan bangunan pada masa pra-industri umumnya didirikan dengan dinding dinding pemikul beban yang mempunyai fungsi struktural dan isolasi termal. Bangunan bangunan ini secara fisik berfungsi dengan baik. Pada daerah beriklim dingin, dinding bata tempat perapian menghasil kan

dan menyimpan panas sepanjang siang dan memancarkan

kehangatannya kembali keseluruh ruang pada malam hari bahkan lama setelah perapiannya padam. Pada iklim panas, bangunan ini menghasilkan pembayangan bersamaan dengan kemampuan dinding masif untuk meredam panas matahari dan memelihara kenyamanan ruang dalam dari panasnya matahari.

Dominasi bangunan-bangunan semacam ini disebagian besar masa sejarah dihasilkan oleh sebab keterbatasan material bangunan yang tersedia maupun keterbatasan teknologi pada masa itu. Beberapa bangunan dikerjakan oleh seniman seniman yang mengenal betul tentang material bangunan dan mengerti karakteristik material lokal dan metode untuk memasangnya. Apa yang dihasilkan pada masa itu adalah teknik teknik membangun yang sesuai dengan kondisi iklim setempat. Pengetahuan yang baik akan sifat-sifat material memungkinkan para ahli untuk merancang dan membangun dengan kaidah fisik, lingkungan dan estetik yang memuaskan.

Perkembangan struktur rangka baja yang dikuti oleh struktur rangka beton pada abad ke 19 menandai berakhirnya dominasi konstruksi sistim dinding pemikul. Para arsitek dan insinyur menemukan kebebasan melalui teknologi baru sistim struktur rangka, dan mereka mulai mencari metode untuk membentuk ruang untuk melengkapi sistim itu. Struktur rangka baja dan beton mampu menjamin kekokohan bangunan untuk menahan beban beban gravitasi maupun lateral sesuai dengan ketinggian yang

commit to user

BAB II-51

dibutuhkan. Suatu ruang bangunan terbentuk dalam sistim rangka baja/beton kemudian membutuhkan kulit penutup yang dalam istilah teknik bangunan disebut “building envelope” atau selubung bangunan untuk melindungi bagian interiornya dari elemen cuaca diluar bangunan dan sekaligus menampilkan komponen visual exteriornya. Bangunan bangunan tinggi ini, yang dimungkinkan dengan keberadaan sistim struktur rangka baja/beton, melengkapi para penghuninya dengan cahaya penerangan yang melimpah dan pandangan panoramik bebas, suatu kenikmatan yang sulit didapatkan dari sistim dinding pemikul terdahulu. Fasade dengan kemungkinan kemungkinan penggunaan kaca yang ekspansif timbul sebagai jawaban atas tuntutan kebutuhan manusia terhadap kenyamanan kenyamanan tersebut. Lahirlah apa yang dinamakan dengan “curtain wall” Atau “dinding tirai kaca”.

Dalam abad keduapuluh, tipe-tipe bangunan, material dan metode metode baru muncul dengan tingkat akselerasi yang tinggi. Pengadaan kode dan regulasi bangunan menggantikan penghayatan material dan metode yang komprehensif sebelumnya, tes tes standar menggantikan metode empiris para pembuat bangunan terdahulu, dimana untuk mencapai langkah inovasi modern, suatu tingkat kompetensi disain dan konstruksi tertentu seringkali diabaikan. Abad ini ditandai dengan meningkatnya kemampuan teknologi namun dengan keterbatasan energi yang tidak dapat diperbarui (energi fosil/minyak bumi) dan pada saat yang sama terjadi pemborosan energi besar besaran secara kontinyu. Bangunan tinggi dengan dinding tirai kaca merupakan pengguna energi yang potensial dimana sebagian besar energi diperlukan untuk mengaktifkan sistim tata udara maupun tata cahaya guna menjamin tingkat kenyamanan tertentu didalamnya. Besarnya energi yang diperlukan bagi sistim tata udara sangat ditentukan

Dokumen terkait