BAB VIII FAKTOR PENAHAN MOBILITAS PENDUDUK
8.1. Karakteristik Individu Responden
Karakteristik individu adalah karakteristik internal responden yang bersifat
pribadi dan dianalisis dalam penelitian ini. Karakteristik individu responden ini
terdiri dari: umur, status pernikahan, umur anak terkecil, dan status pekerjaan
suami.
8.1.1.Faktor Umur dalam Pengambilan Keputusan Mobilitas Penduduk Perempuan
Umur adalah salah satu karakteristik pribadi yang dianalisis pengaruhnya
terhadap pengambilan keputusan mobilitas penduduk perempuan pada penelitian
Tabel 7. Karakteristik Umur Responden di Desa Karacak Tahun 2010
Umur
Tipe Responden Berdasarkan Jenis Migrasi
Stayer
Return
Migrant Pendatang Total Persentase (%)
16-35 7 6 3 16 53.33
> 35 3 4 7 14 46.67
Total 10 10 10 30 100.00
Berdasarkan data pada Tabel 7, dapat diketahui bahwa responden yang
merupakan representasi dari penduduk perempuan Desa Karacak yang tinggal di
desa memiliki karakteristik umur yang cenderung proporsional antara penduduk
golongan umur 16-35 tahun dan penduduk dengan golongan umur di atas 35
tahun. Secara umum, umur bukanlah merupakan suatu faktor penahan mobilitas
penduduk di Desa Karacak, karena penduduk perempuan yang tinggal di desa
tidak ada dominansi di salah satu golongan umur. Namun demikian, umur
berimplikasi pada fase kehidupan responden, dimana responden bergolongan
umur 16-35 tahun merupakan responden yang sedang berada pada fase kehidupan
menikah dan memiliki anak yang masih berusia balita atau usia sekolah. Adapun
responden bergolongan umur di atas 35 tahun, meskipun beberapa di antara
mereka sudah tidak memiliki anak yang berusia balita atau usia sekolah namun
karakertistik usia mereka sudah tidak mendukung dalam melakukan mobilitas
penduduk ke luar desa. Selain itu, penduduk usia 35 tahun ke atas, dimana di
dalamnya terdapat golongan umur produktif tua dan non produktif tua, masih
melakukan kegiatan-kegiatan pertanian yang tentu harus dilakukan di desa.
Mayoritas Return Migrant saat meninggalkan desa berada pada umur yang
relatif muda, yaitu 15-20 tahun. Saat ini, penduduk perempuan yang melakukan
tujuan mobilitasnya yang berbeda, dimana sekarang mulai banyak yang
melakukan mobilitas penduduk dengan alasan sekolah atau kuliah.
Keputusan untuk tetap tinggal di desa bagi penduduk usia 16-35 tahun
merupakan suatu tindakan rasional yang secara sadar mereka lakukan guna
melakukan tanggung jawabnya dalam fase hidup yang sedang mereka lewati. Bagi
para penduduk dengan umur di atas 35 tahun, keputusan untuk tetap tinggal di
desa merupakan suatu tindakan rasional yang sadar mereka lakukan dengan tujuan
mengolah lahan pertanian dan berkumpul bersama sanak keluarga.
8.1.2.Faktor Status Pernikahan dalam Pengambilan Keputusan Mobilitas Penduduk Perempuan
Selain umur, status pernikahan adalah salah satu karakteristik pribadi yang
juga dianalisis pengaruhnya dalam pengambilan keputusan mobilitas penduduk
perempuan pada penelitian ini. Karakteristik umur responden dalam penelitian ini
menjadikan mayoritas responden (86,66 persen) berstatus menikah. Berikut
adalah karakteristik status pernikahan responden berdasarkan karakteristik
umurnya:
Tabel 8. Karakteristik Status Pernikahan Menurut Umur Responden di Desa Karacak Tahun 2010
Status Pernikahan Umur (Tahun)
16-35 > 35 Total Persentase (%)
Belum Menikah 2 0 2 6.67
Menikah 13 13 26 86.66
Janda 1 1 2 6.67
Total 16 14 30 100.00
Berdasarkan data pada Tabel 8, dapat diketahui bahwa status pernikahan
yang tinggal di desa mayoritas (86,66 persen) sudah menikah. Dengan pernikahan,
seorang perempuan memasuki babak baru di kehidupannya, dimana terjadi
perubahan status dan peranan dirinya. Jika pada awalnya seorang perempuan tidak
memiliki keterikatan terhadap suami dan anak, maka dengan menikah perempuan
memiliki sebuah keterikatan dengan suami dan anaknya.
Sebesar 60 persen returnt migran pergi meninggalkan desa saat masih
berstatus belum menikah, begitupun para penduduk perempuan yang kini sedang
melakukan mobilitas penduduk ke luar desa dengan alasan sekolah maupun
bekerja, seluruhnya tidak berstatus menikah. Selain itu, bagi perempuan return
migrant pernikahan merupakan salah satu penyebab utama kembalinya mereka dari tempat perantauan. Hal ini sesuai dengan penuturan salah seorang responden
yang dulu sempat bekerja di luar desa:
“…Kapungkur pernah damel di Bandung jadi PRT, tapi pas bade nikah, dipiwarang eureun ku sepuh..” (Herni, 25 tahun)
(Dulu pernah kerja di Bandung jadi PRT, tapi pas mau nikah, orang tua menyuruh saya untuk berhenti.)
“…Tisaprak tos nikah ge tara kamana-mana, da gaduh putra anu kedah diurus…” (Tuti, 25 tahun)
(Semenjak menikah, saya jadi tidak suka pergi kemana-mana, soalnya saya punya anak yang harus diurus.)
Selain penuturan dari pihak istri, ada pula suami dari responden yang turut
berpendapat. Pendapat ini semakin menguatkan bahwa status perempuan yang
telah terikat dalam suatu pernikahan merupakan salah satu faktor penyebab
rendahnya tingkat mobilitas mereka.
“….ya kalau sudah jadi istri, baiknya mengabdi sama suami, ga usah pergi-pergi ke luar lagi, nanti anak siapa yang ngurus?” (Saefuddin, 50 tahun)
Bagi para penduduk perempuan pendatang, pernikahan adalah penyebab
utama kedatangan mereka ke desa ini. Pernikahan pula lah yang menjadikan
mereka menetap di desa tersebut dan tidak kembali ke daerah asal mereka.
Keputusan stayer, return migrant, dan pendatang untuk tidak melakukan
mobilitas penduduk ke luar desa merupakan suatu tindakan rasional yang
dilakukan dengan tujuan menjalani tanggung jawab sebagai seorang istri, dengan
mengurus rumah tangga di desa, daripada harus pergi ke luar dan meninggalkan
keluarga mereka.
8.1.3.Faktor Umur Anak Terkecil dalam Pengambilan Keputusan Mobilitas Penduduk Perempuan
Umur Anak Terkecil adalah salah satu karakteristik pribadi yang dianalisis
pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan mobilitas penduduk perempuan
pada penelitian ini. Berikut adalah karakteristik umur anak terkecil responden
berdasarkan status pernikahannya:
Tabel 9. Karakteristik Umur Anak Terkecil Responden Berdasarkan Status Pernikahannya di Desa Karacak Tahun 2010
Umur Anak Terkecil
Tipe Responden Berdasarkan Jenis Migrasi Belum
Menikah Menikah Janda Total
Persentase (%) Belum memiliki anak 2 0 0 2 6.67 Balita (0-5 tahun) 0 11 0 11 36.67 Usia Sekolah (6-15 tahun) 0 7 2 9 30.00 Dewasa (> 15 tahun) 0 8 0 8 26.66 Total 2 26 2 30 100.00
Berdasarkan data pada Tabel 9, dapat diketahui bahwa umur anak terkecil
responden yang merupakan representasi dari penduduk perempuan Desa Karacak
yang tinggal di desa, mayoritas (36,67 persen) di antara mereka masih dalam
umur Balita. Selain itu, sebanyak 30 persen responden masih memiliki anak
terkecil dengan usia sekolah. Kehadiran anak yang masih membutuhkan
pengasuhan dan perhatian terutama dari sang ibu menjadikan perempuan stayer,
return migrant, dan pendatang tetap berada di desa.
Mayoritas penduduk perempuan dengan status menikah masih memiliki
anak terkecil dalam umur balita. Hal ini membuat perempuan kian terikat dengan
status pernikahan mereka dan membuat mereka semakin berat untuk
meninggalkan suami dan anaknya yang masih membutuhkan perhatian penuh dari
sang ibu. Adapun penduduk perempuan yang berstatus janda, meskipun sudah
tidak memiliki keterikatan terhadap suaminya, namun mereka masih memiliki
anak dengan usia sekolah. Kebutuhan untuk menyekolahkan anaknya tidak lantas
menjadikan mereka untuk bekerja ke luar desa. Mereka berusaha semaksimal
mungkin mendapatkan penghidupan di desa, karena mereka tidak mau
meninggalkan anak mereka dan menitipkannya pada keluarga mereka.
Kehadiran anak juga menjadi salah satu penyebab kembalinya return
migrant ke desa. Begitupun para stayer memutuskan untuk tetap tinggal di desa, karena sejak awal mereka memang sudah terikat status pernikahan dan memiliki
anak yang masih perlu diperhatikan penuh oleh mereka. Keputusan responden
untuk tetap tinggal di desa sengaja mereka lakukan untuk mengurus anak-anak
mereka yang masih kecil, daripada mereka bekerja dan menitipkan anaknya pada
8.1.4.Faktor Jenis Pekerjaan Suami dalam Pengambilan Keputusan Mobilitas Penduduk Perempuan
Jenis pekerjaan suami adalah salah satu karakteristik pribadi yang dianalisis
pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan mobilitas penduduk perempuan
pada penelitian ini. Berikut adalah karakteristik jenis pekerjaan suami responden
berdasarkan umur anak terkecilnya:
Tabel 10. Karakteristik Jenis Pekerjaan Suami Responden Berdasarkan Umur Anak Terkecilnya
Status Pekerjaan
Suami
Umur Anak Terkecil Balita (0-5 tahun) Usia Sekolah (6-15 tahun) Dewasa (> 15 tahun) Total Persentase (%) Bekerja di Desa 7 4 7 18 69.23 Bekerja di Luar Desa 4 3 1 8 30.77 Total 11 7 8 26 100.00
Berdasarkan data pada Tabel 10, terlihat bahwa mayoritas suami responden
bekerja di desa dan tidak melakukan mobilitas penduduk ke luar desa. Adapun
responden yang memiliki suami yang bekerja di luar desa, mayoritas masih
memiliki anak balita, sehingga ia semakin tidak mungkin untuk pergi demi
mengurus rumah tangga dan menjaga anak balitanya.
Keputusan responden untuk tetap tinggal di desa, terutama yang dirasakan
oleh responden yang memiliki suami yang bekerja di luar desa dan masih
memiliki anak balita merupakan suatu pertimbangan logis yang mereka lakukan
untuk mengurus rumah tangga mereka yang ditinggalkan suaminya ke luar desa.
Rumah dan kehidupan anak-anaknya di desa menjadi tanggung jawab mereka,