• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.2. Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang, terdiri dari 4 orang mewakili eksekutif yaitu : Walikota Pematangsiantar, Kepala Badan Perencanaan Pembanguan Daerah (Bappeda) Kota Pematangsiantar, Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Seksi Perencanaan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, serta 1 orang mewakili legislatif yaitu Komisi Kesehatan DPRD, dengan karakteristik seperti pada Tabel 4.1. berikut.

Tabel 4.1. Karakteristik Informan

Informan Jenis Kelamin Umur Pendidikan

Walikota Pematangsiantar Laki-laki 49 S.1 Pertanian Kepala Bappeda

Kota Pematangsiantar Laki-laki 52 S.1 Ekonomi

Kepala Dinas Kesehatan

Kota Pematangsiantar Laki-laki 46 S.1 Kedokteran Kepala Sub. Dinas Bina Program

dan Perencanaan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar

Perempuan 38 S.1 Kesehatan Masyarakat Komisi Kesehatan DPRD

Berdasarkan Tabel 4.1. di atas menunjukkan sebagian besar informan berjenis kelamin laki-laki (4 orang) dan hanya 1 orang perempuan, berusia antara 38 sampai 52 tahun, dengan tingkat pendidikan seluruhnya adalah tingkat Sarjana (S.1) dengan jurusan yang bevariasi.

Walikota Pematangsiantar dilihat dari tugas dan fungsinya sebagai kepala pemerintahan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan, termasuk sebagai penentu usulan anggaran bidang kesehatan sebelum diajukan ke DPRD. Kepala Badan Perencanaan Pembanguan (Bappeda) Kota Pematangsiantar berperan sebagai mediator antara usulan anggaran yang diajukan dari Dinas Kesehatan sebelum disampaikan ke Walikota.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar merupakan pelaksana kegiatan pembangunan di sektor kesehatan, dimana dalam hal perencanaan dibantu Kepala Sub Dinas Bina Program dan Perencanaan Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar. Komisi Kesehatan DPRD Kota Pematangsiantar merupakan pihak legislatif yang mempunyai peran atau hak budget, khusus untuk sektor kesehatan melakukan pengkajian tentang usulan anggaran kesehatan sebelum disahkan dalam APBN.

4.3. Persepsi tentang Kesehatan

a. Persepsi Pemerintah Daerah tentang Pentingnya Kesehatan

Hasil penelitian menunjukkan pemahaman tentang pentingnya sektor kesehatan pada setiap informan relatif sama sesuai tingkat pengetahuannya, sesuai

Tabel 4.2. Matrik Jawaban Informan tentang Pentingnya Kesehatan di Kota Pematangsiantar

Informan Jawaban

Walikota Ya….kesehatan sangat penting, karena merupakan sektor utama dalam

mencapai tujuan pembangunan nasional

Kepala Bappeda Berbicara tentang kesehatan terutama di kota Pematangsiantar sangat penting sekali karena menurut UUD 1945 yang dilakukan tentang kesehatan masyarakat. Jadi untuk itu kami menginginkan juga di Kota Pematangsiantar ini kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan karena beberapa hal yang perlu disampaikan disini tentang pelayanan kepada masyarakat terutama di puskesmas yang perlu pelayanan cepat kepada masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan

Beberapa indikator utama keberhasilan pembangunan merupakan hasil dari upaya kesehatan, karena itu pembangunan sektor kesehatan sangat penting Kepala Sub Dinas

Bina Program dan Perencanaan Dinas Kesehatan

Pembangunan sektor kesehatan ya….dapat dikatakan yang paling penting dari semua sektor, oleh karena itu dibutuhkan perencanaan yang baik, sehingga program kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Komisi

Kesehatan DPRD

Ya…., kesehatan itu sangat penting, mengapa saya katakan begitu, karena memang manusia yang sehat tentu pikirannya juga sehat. Ya itu otomatis juga sehat, apa namanya…rohani dan lain- lainnya

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, maka dapat diketahui seluruh informan mengemukakan bahwa sektor kesehatan merupakan hal yang penting sesuai dengan pemahaman dan pengetahuannya tentang kesehatan. Dari keseluruhan ungkapan informan terdapat hal yang lebih spesifik tentang kualitas pelayanan, yang diperoleh dari jawaban sebagai berikut”

Di Kota Pematangsiantar ini kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan karena beberapa hal yang perlu disampaikan disini tentang pelayanan kepada masyarakat terutama di puskesmas yang perlu pelayanan cepat kepada masyarakat.”

b. Persepsi Pemerintah Daerah tentang Upaya Kesehatan: Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif Kesehatan di Kota Pematangsiantar

Hasil penelitian menunjukkan pemahaman tentang upaya kesehatan upaya yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif serta perkembangannya di

Kota Pematangsiantar pada setiap informan relatif sama dengan tingkat pengetahuannya dan informasi tentang kesehatan yang diperolehnya, sesuai dengan item pertanyaan. Adapun jawaban informan dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3. Matrik Jawaban Informan tentang Upaya Promotif dalam Pelayanan Kesehatan di Kota Pematangsiantar

Informan Jawaban

Walikota Memang…dalam pembangunan kita bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Jadi ..ya.. kegiatan promotif harus ditingkatkan pada setiap sarana pelayanan kesehatan. Saya kira di Kota Siantar kegiatan promotif sudah dapat berjalan sesuai dengan program yang ada, meskipun disana sini masih perlu peningkatan

Kepala Bappeda Ya….promotif kan untuk meningkatkan kualitas kesehatan, seperti penyuluhan misalnya, untuk itu sarana kesehatan berperan utama dalam upaya ini. Namun sepengetahuan saya, di Kota Siantar promosi kesehatan baru belakangan ini disosialisasikan, ya.. mungkin karena program ini masih baru dikembangkan. Kepala Dinas

Kesehatan

Upaya kesehatan promotif merupakan tanggung jawab sektor kesehatan, disamping upaya lainnya. Untuk mendukung upaya ini di setiap unit pelayanan kesehatan seperti puskesmas sudah ada program promkes dengan tujuan utama untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Di Kota Pematangsiantar upaya promkes ini kita upayakan dengan adanya program Promkes secara khusus didukung tenaga fungsional penyuluh kesehatan. Kepala Sub Dinas

Bina Program dan Perencanaan Dinas Kesehatan

Sesuai dengan kondisi kesehatan masyarakat saat ini, ya...perlu ditingkatkan. Oleh karena itu pemerintah membuat program Promkes, dimana progam ini merupakan bagian dari pembangunan kesehatan secara keseluruhan. Kita rencanakan di Kota Siantar promkes dapat dikembangkan dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat

Komisi

Kesehatan DPRD

Promotif...! itu penting saya kira... ya... pelayanan kesehatan memang harus terus diupayakan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dinas Kesehatan Kota Siantar dan jajarannya tentunya harus berperan lebih aktif lagi untuk melakukan pelayanan penyuluhan kepada masyarakat.

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, maka dapat diketahui ada 2 (dua) informan yang mengemukakan upaya pelayanan promotif dan perkembangannya di Kota Pematangsiantar secara umum, sementara 2 (dua) orang lainnya mengungkapkan indikator upaya promotif yang diperoleh dari jawaban sebagai berikut”

Upaya kesehatan promotif merupakan tanggung jawab sektor kesehatan, disamping upaya lainnya. Untuk mendukung upaya ini di setiap unit

tujuan utama untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)...”

Ya….promotif kan untuk meningkatkan kualitas kesehatan, seperti penyuluhan misalnya, untuk itu sarana kesehatan berperan utama dalam upaya ini....”

Informan yang mewakili legislatif (Komisi Kesehatan DPRD) mengungkapkan upaya promotif di Kota Pematangsiantar di ikuti dengan peningkatan peran Dinas Kesehatan, yang diperoleh dari jawaban sebagai berikut”

Promotif...! itu penting saya kira... ya... pelayanan kesehatan memang harus terus diupayakan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat....”

Tabel 4.4. Matrik Jawaban Informan tentang Upaya Preventif dalam Pelayanan Kesehatan di Kota Pematangsiantar

Informan Jawaban

Walikota Pelayanan preventif, ya….itu kan konsepnya pencegahan, Jadi memang

mencegah tidak sakit masyarakat memang lebih baik, jadi perlulah lebih dikembangkan bagaimana sebaiknya melakukan pencegahan. Kegiatan preventif ini di Kota Siantar kita lakukan secara lintas sektor

Kepala Bappeda Menurut saya…. preventif dalam pelayanan kesehatan harus dikedepankan, ya….artinya mencegah kan lebih baik daripada mengobati, gitu kan… Namun kita sering kurang melakukan kegiatan preventif ini, kalau sudah sakit baru kita rasakan bahwa preventif itu penting. Sepanjang yang saya ketahui di Kota Siantar kegiatan preventif sudah berjalan sesuai program yang direncanakan. Kepala Dinas

Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang bersifat preventif atau pencegahan, merupakan kegiatan atau program kesehatan yang senantiasa dilakukan terus menerus, karena dampak setiap penyakit yang timbul akan lebih besar bagi penderita sendiri, keluarganya bahkan masyarakat disekitarnya, apalagi penyakit yang timbul tersebut adalah penyakit menular. Dalam program kesehatan di Kota Siantar, upaya preventif ini tetap kita utamakan disamping juga pelaksanaan upaya lainnya.

Kepala Sub Dinas Bina Program dan Perencanaan Dinas Kesehatan

Konsep preventif di sini kan mencegah orang sehat tidak sampai jatuh sakit. Oleh karena itu memang dalam perencanaan pembangunan kesehatan di Kota Siantar selalu kita anggarkan secara berimbang

Komisi

Kesehatan DPRD

Program kesehatan kan sebenarnya memang harus dilakukan untuk mencegah …itukan preventif. jadi saya kira preventif dalam sektor kesehatan perlu dilakukan. Khusus di Kota Siantar saya kira… preventif harus ditingkatkan, ya.. disini peran Dinas Kesehatan harus ditingkatkan.

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, maka dapat diketahui ada 2 (dua) informan yang mengemukakan upaya pelayanan preventif dan perkembangannya di Kota Pematangsiantar secara umum, sementara 2 (dua) orang lainnya mengungkapkan indikator upaya preventif dengan menjelaskan dari aspek program dan perencanaan yang diperoleh dari jawaban sebagai berikut”

Pelayanan kesehatan yang bersifat preventif atau pencegahan, merupakan kegiatan atau program kesehatan yang senantiasa dilakukan terus menerus, karena dampak setiap penyakit yang timbul akan lebih besar bagi penderita sendiri, keluarganya bahkan masyarakat disekitarnya, apalagi penyakit yang timbul tersebut adalah penyakit menular. Dalam program kesehatan di Kota Siantar, upaya preventif ini tetap kita utamakan disamping juga pelaksanaan upaya lainnya...”

Konsep preventif di sini kan mencegah orang sehat tidak sampai jatuh sakit. Oleh karena itu memang dalam perencanaan pembangunan kesehatan di Kota Siantar selalu kita anggarkan secara berimbang....”

Informan yang mewakili legislatif (Komisi Kesehatan DPRD) mengungkapkan upaya preventif di Kota Pematangsiantar di ikuti dengan peningkatan peran Dinas Kesehatan, yang diperoleh dari jawaban sebagai berikut”

Program kesehatan kan sebenarnya memang harus dilakukan untuk mencegah …itukan preventif. jadi saya kira preventif dalam sektor kesehatan perlu dilakukan. Khusus di Kota Siantar yasa kira… preventif harus ditingkatkan, ya.. disini peran Dinas Kesehatan harus ditingkatkan....”

Tabel 4.5. Matrik Jawaban Informan tentang Upaya Kuratif dalam Pelayanan Kesehatan di Kota Pematangsiantar

Informan Jawaban

Walikota Kegiatan kuratif, menurut saya….bagian utama dari fungsi sektor kesehatan, karena… pengobatan yang dilakukan di rumah sakit maupun puskesmas sampai saat ini merupakan kegiatan yang utama. Di Kota Siantar pelayanan pengobatan

Tabel 4.5. Lanjutan

Kepala Bappeda Kuratif itu kan pengobatan ya….jadi pengobatan bagi penduduk Kota Siantar saat ini sudah didukung dengan sarana pelayanan yang memadai, karena saya lihat perkembangan dan pertambahan rumah sakit swata cukup banyak, misalnya Rumah Sakit Vita Insani, menurut saya…. rumah sakit ini cukup besar lah…! Kepala Dinas

Kesehatan

Pelayanan kuratif atau pengobatan itu kan merupakan tugas dan fungsi sektor kesehatan, maka setiap sarana pelayanan kesehatan harus melakukan upaya kuratif secara optimal. Pencapaian upaya kuratif di puskesmas dan rumah sakit di Kota Siantar tentunya …ya. dapat dilihat dari indikator kinerja rumah sakit misalnya BOR rumah sakit sudah cukup baik. Peningkatan pengobatan di rumah sakit ini semakin berkembang karena sekarang kan…ada pelayanan pengobatan secara gratis bagi penduduk miskin yaitu Jamkesmas.

Kepala Sub Dinas Bina Program dan Perencanaan Dinas Kesehatan

Upaya kesehatan dalam hal kuratif, menurut saya merupakan bagian terpenting dari program kesehatan. Jadi ya... dalam setiap perencanaan kegiatan kesehatan, bagian dari pengobatan masyarakat dialokasikan sesuai dengan kebutuhan. Program pengobatan saat ini saya kira mendapat dukungan yang baik dari pemerintah, dengan adanya anggaran kesehatan melalui Jamkesmas...ya...dengan demikian masyarakat miskin sangat terbantu.

Komisi Kesehatan DPRD

Kuratif dilakukan dengan pengobatan, begitukan kan ?… Menurut saya setiap orang yang sakit berhak mendapatkan pengobatan yang layak, itukan sudah sudah diatur dalam ketentuan pemerintah. Pengobatan masyarakat di Kota Siantar saat ini menurut saya sudah didukung dengan sarana dan tenaga kesehatan yang ada.

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, maka dapat diketahui ada 2 (dua) informan yang mengemukakan upaya pelayanan kuratif dan perkembangannya di Kota Pematangsiantar secara umum, sementara 2 (dua) orang lainnya mengungkapkan upaya kuratif dengan menjelaskan dari aspek program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) bagi masyarakat miskin yang diperoleh dari jawaban sebagai berikut”

Pencapaian upaya kuratif di puskesmas dan rumah sakit di Kota Siantar tentunya …ya. dapat dilihat dari indikator kinerja rumah sakit misalnya BOR rumah sakit sudah cukup baik. Peningkatan pengobatan di rumah sakit ini semakin berkembang karena sekarang kan…ada pelayanan pengobatan secara gratis bagi penduduk miskin yaitu Jamkesmas...”

Program pengobatan saat ini saya kira mendapat dukungan yang baik dari pemerintah, dengan adanya anggaran kesehatan melalui Jamkesmas...ya...dengan demikian masyarakat miskin sangat terbantu....”

Informan yang mewakili legislatif (Komisi Kesehatan DPRD) mengungkapkan upaya kuratif di Kota Pematangsiantar di ikuti dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah, yang diperoleh dari jawaban sebagai berikut”

Kuratif dilakukan dengan pengobatan, begitukan… Menurut saya setiap orang yang sakit berhak mendapatkan pengobatan yang layak, itukan sudah sudah diatur dalam ketentuan pemerintah....”

Tabel 4.6. Matrik Jawaban Informan tentang Upaya Reabilitatif dalam Pelayanan Kesehatan di Kota Pematangsiantar

Informan Jawaban

Walikota Program kesehatan di Kota Siantar ini tentunya dilakukan secara komprehensif, termasuk kegiatan rehabilitatif itu tadi…jadi, Dinas Keshatan Kota Siantar beserta jajarannya perlu meningkatkan kinerjanya dalam pelayanan rehabilitatif kepada masyarakat.

Kepala Bappeda

Melakukan rehabilitasi menurut saya…perlu dilakukan pada masyarakat dengan kondisi kesehatan tertentu, karena dalam konteks pembangunan sektor kesehatan harus dilakukan secara terpadu, termasuk melakukan rehabilitatif, Dinas Kesehatan Kota Siantar dalam hal ini tentunya berupaya sesuai rencana program yang telah dibuat.

Kepala Dinas Kesehatan

Upaya kesehatan dalam aspek rehabilitatif ditujukan kepada orang yang akibat penyakit yang dideritnya membutuhkan penanganan lebih lanjut, ya…kegiatan penanganan ini diharapkan dapat mengupayakan kondisi pasien kembali berfungsi seperti semua, atau paling tidak mengurangi beban bagi keluarganya. Pelayanan rehabilitatif yang kita lakukan di Kota Siantar disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Kepala Sub Dinas Bina Program dan Perencanaan Dinas Kesehatan

Rencana kegiatan atau program kesehatan di Kota Siantar, ya...tentunya mencakup seluruh aspek yang diwajibkan dalam konsep pembangunan kesehatan secara nasional, tentu.... ya termasuk upaya rehabilitatif. Upaya rehabilitatif yang kita lakukan di Kota Siantar mengacu kepada sasaran yang membutuhkannya, sesuai dengan kondisi kesehatannya.

Komisi Kesehatan DPRD

Melakukan rehabilitasi dalam program kesehatan, menurut saya penting juga dilakukan…… ya…. jadi dalam pembangunan kesehatan kegiatan rehabilitatif di Kota Siantar selayaknya dikembangkan dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah ini.

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, maka dapat diketahui ada 2 (dua) informan yang mengemukakan upaya pelayanan rehabilitatif dan perkembangannya di Kota

lainnya mengungkapkan upaya rehabilitatif dengan menjelaskan pentingnya pelayanan rehabilitatif dengan mempeetimbangkan kondisi kesehatan masyarakat secara komprehensif dan terpadu yang diperoleh dari jawaban sebagai berikut”

Program kesehatan di Kota Siantar ini tentunya dilakukan secara komprehensif, termasuk kegiatan rehabilitatif itu tadi…jadi, Dinas Keshatan Kota Siantar beserta jajarannya perlu meningkatkan kinerjanya dalam pelayanan rehabilitatif kepada masyarakat...”

Melakukan rehabilitasi menurut saya…perlu dilakukan pada masyarakat dengan kondisi kesehatan tertentu, karena dalam konteks pembangunan sektor kesehatan harus dilakukan secara terpadu, termasuk melakukan rehabilitatif, Dinas Kesehatan Kota Siantar dalam hal ini tentunya berupaya sesuai rencana program yang telah dibuat....”

Informan yang mewakili legislatif (Komisi Kesehatan DPRD) mengungkapkan upaya rehabilitatif di Kota Pematangsiantar disertai dengan kondisi kesehatan masyarakat, yang diperoleh dari jawaban sebagai berikut”

Melakukan rehabilitasi dalam program kesehatan, menurut saya penting juga dilakukan…… ya…. jadi dalam pembangunan kesehatan kegiatan rehabilitatif di Kota Siantar selayaknya dikembangkan dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah ini....”

Uraian selanjutnya hasil wawancara mendalam tentang persepsi informan tentang anggaran kesehatan serta aspek lain dalam pembangunan kesehatan diuraikan secara terpisah untuk setiap informan. Hal ini terkait dengan diferensiasi (perbedaan) aspek pertanyaan yang diajukan, dimana informan Kepala Dinas Kesehatan dan Seksi Perencanaan sebagai pelaksana program kesehatan, Kepala Bappeda sebagai mediator antara usulan dari Dinas Kesehatan ke Walikota, Walikota sebagai penentu usulan anggaran sebelum diajukan ke DPRD, serta Komisi Kesehatan DPRD sebagai pihak legislatif yang mempunyai peran atau hak budget.

Uraian berikut ini didasarkan kepada diferensiasi pada masing-masing informan.

a. Walikota Pematangsiantar

Walikota Pematangsiantar mengungkapkan penggunaan anggaran kesehatan secara efektif dan efisien juga perlu didukung dengan upaya Dinas kesehatan dalam sosialisasi program kesehatan misalnya dalam bentuk seminar maupun dalam bentuk advokasi. Kesepakatan Bupati-Walikota se Indonesia pada tahun 2000 tentang alokasi dana untuk sektor kesehatan sebesar 15 %, Walikota Pematangsiantar memberikan sikap yang sangat responsif terhadap hal tersebut. Walaupun kesepakatan tersebut merupakan hal yang positif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, walikota mengungkapkan perlu sinergi antar sektor dalam pembangunan, dalam hal ini alokasi anggaran 15% yang disepakati untuk sektor kesehatan, dapat diupayakan sehingga penggunaannya dikembangkan kepada sektor lain yang mendukung pembangunan kesehatan, yang diperoleh dari jawaban sebagai berikut”

“Pemerintah Kota sendiri menyediakan lebih dari 15 % untuk mendukung

program kesehatan secara meyeluruh melakui lintas sektor dan lintas program, misalnya perbaikan drainase dan sanitasi udara yang langsung dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat...”

Beberapa hal lainnya yang diungkapkan Walikota Pematangsiantar terkait dengan anggaran sektor kesehatan bahwa memang sudah seharusnya pemerintah pusat mengalokasikan dana sebesar 15 % untuk daerah yang dibantu melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) atau dana Dekonsentrasi yang bisa mengakomodir kegiatan pelayanan kesehatan di tingkat kelurahan, kecamatan, dan kota.

Keterbatasan dana untuk pembangunan kesehatan yang memerlukan perimbangan dari sektor lain karena dana yang ada 1/3 untuk pembangunan dan 2/3 untuk belanja pegawai. Sebenarnya 1/3 ini sangatlah terbatas untuk dialokasikan untuk pembangunan kesehatan dan sektor lain. Namun pada saat sekarang ini dana dana tersebut terbatas hanya untuk pengadaan alat-alat kesehatan sehingga daerah mengakomodir. Diharapkan DAK tidak terbatas untuk pengadaan alat-alat saja tetapi juga memerlukan perbaikan sarana dan prasarana dan pemko sendiri mengakomodir kegiatan-kegiatan lain sehingga ada kebijakan yang menunjang kesehatan misalnya 9 bahan pokok, hasil pertanian digunakan pemeriksaan hasil laboratorium untuk menguji taksisitas misalnya yang langsung dikonsumsi masyarakat. Pembangunan fisik yang menunjang sektor kesehatan juga diupayakan seperti mengalokasikan dana untuk mendukung kesehatan di pusat pasar.

Usulan anggaran yang diajukan Dinas Kesehatan sering tidak terealisasi sesuai dengan usulan yang telah disampaikan kepada Pemerintah Kota Pematangsiantar. Namun menurut pandangan walikota, usulan tersebut bukan tidak terealisasi, namun kegiatan yang menyangkut usulan tersebut dilaksanakan oleh sektor lain yang mendukung, yang diperoleh dari jawaban sebagai berikut”

“Pemko mengkoordinir semua kegiatan ini, maka dibuatkan

pengalokasian dana yang proporsional pembagian untuk perimbangan yang mendukung pada instansi lain misalnya: dengan adanya bangunan pasar yang supaya tetap sehat. Maka instansi lain tetap didanai misalnya seperti perbaikan drainase (sanitasi) pembuangan sampah, penyediaan pengangkut/gerobak sampah dan MCK yang dikelola instansi terkait...”

Usulan anggaran kesehatan akan mendapat persetujuan apabila memenuhi beberapa hal seperti yang diungkapkan walikota, seperti : (a) penggunaan anggaran Dinkes bisa tepat sasaran yang artinya sesuai dengan kondisi daerah, (b) tergantung dari kondisi rawan terhadap penyakit apa tidak, (c) kesiapan sarana prasarana SDM, bangunan dan masyarakat mau atau tidak menerima penyuluhan itu. Lebih lanjut disebutkan bahwa pada umumnya masalah kesehatan adalah masalah biaya atau dana, sehingga apabila penggunaannya tidak sesuai dengan kebutuhan maka tidak akan memberikan manfaat, yang diperoleh dari jawaban sebagai berikut”

“Jika tersedia dana 15 % akan tetapi kalau tidak tahu pemanfaatannya

tetap juga. Apakah dana 15% itu sudah menjadi jaminan akan berhasilnya program kesehatan jawabnya bisa ya bisa tidak. Kalau ya apabila kondisi yang lain memungkinkan kalau tidak akan mubazir karena sebenarnya banyak program-program yang tidak dikelola oleh dinas kesehatan tetapi mendukung program kesehatan...”

Harapan Walikota Pematangsiantar terkait dengan kesehatan masyarakat Kota Pematangsiantar di masa mendatang mengarah kepada peningkatan pelayanan sarana kesehatan seperti RSU yang juga menyerap dana untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang walaupun sebenarnya RSU tidak melayani masyarakat kota Pematangsiantar saja tetapi melayani masyarakat dari kota/kabupaten lain di sekitarnya. Di samping itu anggaran yang terbatas diharapkan digunakan untuk peningkatan alat-alat kesehatan serta untuk mendukung kegiatan operasional penyuluhan- penyuluhan, perbaikan sarana dan prasarana dan peningkatan SDM yang mampu dan sesuai dengan kebutuhan daerah.

b. Kepala Bappeda Kota Pematangsiantar

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Pematangsiantar mengungkapkan persepsinya tentang kesehatan berkaitan informasi kesehatan yang diperolehnya melalui media cetak, atau elektronik, yang diperoleh dari jawaban sebagai berikut”

”Oh saya sering karena di dalam acara televisi kalau nggak silap ada

dalam seminggu, ada itu acara dengan menteri kesehatan, ibu menteri kesehatan tentang kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia dan saya sangat tertarik itu masalah wawancara dengan ibu menteri kesehatan tentang kesehatan masyarakat...”

Keseriusan Ketua Bappeda terhadap masalah kesehatan, terungkap dari penjelasannya tentang perkembangan kesehatan masyarakat di Kota Siantar, bahwa dalam 3 tahun terakhir ini yaitu tahun 2006 sampai 2008 sekarang perkembangannya cukup pesat, terutama Puskesmas dimana Puskesmas sekarang kegiatannya sudah mengarah lebih baik. Perkembangan pembangunan kesehatan perlu didukung dengan peningkatan anggaran untuk kesejahteraan petugas kesehatan.

Alokasi anggaran kesehatan menurut Kepala Bappeda belum sesuai dengan yang diharapkan, hal ini terkait dengan kebutuhan yang lebih prioritas (pendidikan).

Dokumen terkait