• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik   Konsumen   Bakso   Bakar   di   Kecamatan   Medan

BAB   III   METODELOGI   PENELITIAN

5.1.   Karakteristik   Konsumen   Bakso   Bakar   di   Kecamatan   Medan

Medan Tembung. Karakteristik konsumen yang dianalisis meliputi jenis kelamin, umur, agama, pekerjaan, pendapatan, status dalam keluarga, dan tingkat pendidikan. 3 karakterisitik responden utama yaitu: umur, pendapatan dan tingkat pendidikan yang nantinya akan dihubungkan terhadap keputusan membeli bakso bakar melalui tingkat intensitas dan jumlah pembelian bakso bakar.

5.1.1 Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian dengan wawancara melalui kuesioner kepada 53 responden berdasarkan penelusuran pada lokasi yang telah ditentukan pada metode penelitian, maka jumlah konsumen berjenis kelamin laki-laki 23 konsumen atau 43,4% dari jumlah sampel dan perempuan berjumlah 30 konsumen atau 56,6% dari jumlah sampel.

Tabel 6. Karakterisitik Konsumen Bakso Bakar berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah(orang) Persentase(%)

Laki-laki 23 43,4%

Perempuan 30 56,6%

Total 53 100%

Konsumen bakso bakar lebih banyak berjenis kelamin perempuan karena berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian proporsi jumlah konsumen

perempuan lebih banyak jika dibandingkan konsumen laki-laki. Maka penyebaran kuesioner disesuaikan dengan kondisi tersebut. Bakso bakar merupakan produk makanan siap makan dan relatif terjangkau yang tidak identik dengan salah satu jenis kelamin saja, sehingga dapat dikonsumsi oleh perempuan maupun laki-laki.

5.1.2 Umur

Berdasarkan kelompok umur, responden yang didominasi oleh pelajar dengan umur diantara 7-18 tahun dibagi atas 5 kelompok umur berdasarkan jenjang usia responden, sebagai berikut:

Tabel 7. Karakterisitik Konsumen Bakso Bakar berdasarkan Umur

Umur (Tahun) Jumlah(orang) Persentase(%)

7-9 2 3,77% 10-12 11 20,75% 13-15 21 39,62% 16-18 17 32,07% >18 2 3,77% Total 53 100%

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen bakso bakar yang paling banyak berumur diantara 13-15 tahun dengan jumlah konsumen 21 orang atau 39,62% dari total sampel konsumen. Konsumen dengan kelompok umur ini merupakan konsumen yang masih sekolah pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jika diruntut dari distribusi pedagang yang berjualan bakso bakar di Medan Tembung maka 7 dari 12 lokasi pedagang merupakan kawasan perguruan setingkat SMP, Maka jumlah responden dalam penelitian ini lebih banyak yang berumur diantara 13-15 tahun.

Konsumen bakso bakar yang paling sedikit berumur pada jenjang 7-9 tahun dan diatas 18 tahun yang masing-masing berjumlah 2 orang atau 3,77% dari total sampel penelitian. Umur 7-9 tahun adalah konsumen setingkat pendidikan Sekolah Dasar kelas 1 hingga kelas 3. Konsumen dengan umur tersebut cenderung lebih sedikit mengkonsumsi bakso bakar, hal dapat saja dipengaruhi berapa hal, seperti motivasi pembelian yang kurang suka atauharga bakso bakar itu sendiriyang relatiflebih mahal bagi anak-anak seumuran tersebut jika dibandingkan uang jajannya. Butuh penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhinya yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Begitu pula pada kelompok umur diatas 18 tahun.

Selain 3 kelompok umur terbesar dan terkecil, ada 2 kelompok umur lainnya yaitu 10-12 tahun yang berjumlah 11 orang atau 20,75%, 16-18 tahun yang berjumlah 16 orang atau 30,18%. Seluruh kelompok umur tersebut merupakan hasil penelitian dari penelusuran konsumen berdasarkan proporsi lokasi pedagang yang ada di Medan Tembung.

5.1.3 Agama

Dari segi agama, konsumen bakso bakar di daerah penelitian terbagi atas 3 kelompok agama responden yaitu Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katolik dengan masing-masing jumlah konsumen 41 orang, 11 orang, dan 1 orang. Sebanyak 77,35% konsumen beragama Islam, yang merupakan kelompok agama yang paling banyak di daerah penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakso bakar dapat dikonsumsi dari berbagai macam agama, meskipun menurut Engel et al dalam Sunyoto (2013)

menyatakankonsumen individual mungkin dipengaruhi sedikit atau secara luas oleh kelompok etnis salah satunya agama, tetapi bakso bakar nyatanya dapat dikonsumsi oleh bermacam agama.

Tabel 8. Karakterisitik Konsumen Bakso Bakar berdasarkan Agama

Agama Jumlah(orang) Persentase(%)

Islam 41 77,35%

Kristen Protestan 11 20,75%

Kristen Katolik 1 1,90%

Total 53 100%

5.1.4 Pekerjaan

Berdasarkan kelompok pekerjaan, konsumen bakso bakar sangat didominasi oleh kelompok pelajar dengan jumlah 51 orang dan persentasenya 96,2%, selainnya karyawan swasta dan wiraswasta yang masing-masing 1 orang dengan persentase 1,9%. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas konsumen adalah pelajar, karena pedagang bakso bakar di Medan Tembung memang lebih mengutamakan lokasi penjualan di sekitar sekolah-sekolah dengan target pasar para pelajar. Pedagang bakso bakar akan muncul di sekitar sekolah pada jam istirahat maupun jam pulang sekolah para pelajar.

Konsumen yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta dan wiraswasta adalah konsumen bakso bakar yang membeli dari pedagang yang berjualan malam hari. Pedagang tersebut berada di simpang Jln. Bersama gang Jawa Kecamatan Medan Tembung. Pedagang tersebut merupakan satu-satunya pedagang yang berjualan pada malam hari yang menetap pada lokasi tersebut. Dua konsumen

yang bukan pelajar merupakan konsumen yang tinggal dekat lokasi penjual bakso bakar tersebut dan mengetahui penjual bakso bakar menjual bakso bakar pada malam hari di lokasi tersebut.

Tabel 9. Karakterisitik Konsumen Bakso Bakar berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah(orang) Persentase(%)

Pelajar 51 96,2%

Karyawan Swasta 1 1,9%

Wiraswasta 1` 1,9%

Total 53 100%

5.1.5 Pendapatan

Dari 53 konsumen bakso bakar yang diwawancarai di lokasi penelitian dihasilkan data karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan sebagai berikut:

Tabel 10. Karakterisitik Konsumen Bakso Bakar berdasarkan Pendapatan

Pendapatan per bulan Jumlah(orang) Persentase(%)

< Rp.150.000 5 9,43% Rp.150.000 – Rp. 299.999 23 43,39% Rp.300.000 – Rp. 449.999 17 32,07% Rp.450.000 – Rp. 599.999 4 7,55% > Rp.600.000 4 7,55% Total 53 100%

Sebanyak 23 konsumen memiliki pendapatan sebesar Rp.150.000 – Rp.299.999 atau sebesar 43,39%. Kelompok konsumen ini merupakan para pelajar yang memiliki pendapatan berasal dari uang jajan yang diakumulasikan dalam hitungan

bulanan. Hal ini juga sama pada kelompok pendapatan < Rp.150.000 yang berjumlah 5 orang dengan persentase 9,43%, kelompok pendapatan Rp.300.000 – Rp.449.999 yang berjumlah 17 orang dengan persentase 32,07% dan kelompok pendapatan Rp.450.000 – Rp.599.999 yang berjumlah 4 orang dengan persentase 7,55%. Pada kelompok pendapatan Rp.600.000 dan diatas Rp.600.000 berjumlah 4 orang dengan persentase 7,55% . Kelompok pendapatan ini merupakan pelajar dengan uang jajan yang lumayan besar dan dua konsumen lainnya yang mempunyai pendapatan sendiri diatas Rp.600.000.

5.1.6 Status dalam Keluarga

Dari hasil penelitian pada 53 responden terhadap karakteristik konsumen dari segi status dalam kelurga dihasilkan 52 konsumen berstatus sebagai anak dan belum menikah yang berpersentase 98,1%, dan hanya 1 orang konsumen yang berstatus sebagai ibu dan telah menikah dengan persentase 1,9%.

Tabel 11. Karakterisitik Konsumen Bakso Bakar berdasarkan Status dalam Keluarga

Status dalam Keluarga Jumlah(orang) Persentase(%)

Ibu 1 1,9%

Anak 52` 98,1%

5.1.7 Tingkat Pendidikan

Hasil penelitian terhadap 53 konsumen bakso bakar pada lokasi yang ditentukan sesuai distribusi pedagang bakso bakar di Medan Tembung. Maka kelompok tingkat pendidikan konsumen sebagai berikut:

Tabel 12. Karakterisitik Konsumen Bakso Bakar berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah(orang) Persentase(%)

SD 13 24,53%

SMP 21 39,62%

SMA 19` 35,85%

Total 53 100%

Berdasarkan tabel diatas, jumlah konsumen yang paling banyak berpendidikan setingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) sebanyak 21 orang dengan persentase 39,62%, selanjutnya berbeda sedikit dengan konsumen berpendidikan setingkat SMA (Sekolah Menengah Atas) sebanyak 19 orang dengan persentase 35,85%, dan yang terakhir adalah tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah 13 orang atau 24,53 % dari total konsumen penelitian.

Pendidikan konsumen yang paling banyak adalah setingkat SMP dan tidak jauh berbeda dengan tingkat SMA. Hal ini karena distribusi pedagang yang berjualan bakso bakar di Medan Tembung, sebanyak 7 dari 12 lokasi pedagang merupakan kawasan perguruan setingkat SMP, dan 5 diantaranya berlokasi di perguruan setingkat SMA. Penentuan sampel juga mengikuti distribusi pedagang dan konsumen pedagang tersebut.

5.2 Waktu Pembelian Bakso Bakar dan Motivasi Membeli Bakso Bakar

Dokumen terkait