• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam

2. Karakteristik Pendidikan Agama Islam

untuk mempersiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami , menghayati dan mengamalkan ajaran Islam berdasarkan Quran dan Al-Hadits. Muhaimin mengemukakan bahwa Pendidikan ke-Islaman atau Pendidikan Agama Islam, yakni upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup seseorang) 93

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk jenjang pendidikan SMP terdiri dari Al-Quran/Hadits, Keimanan, Akhlak, Fiqih/Ibadah dan Tarikh. Hal ini sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT (hablun minallah), hubungan manusia dengan sesama manusia (Hablun minannas), hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.

2. Karakteristik Pendidikan Agama Islam

93

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam. (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2008), hlm. 30

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang dapat membedakannya dengan mata pelajaran lain. Adapun karakteristik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut: Pendidikan agama Islam (PAI) mempunyai karakteristik tertentu yang membedakan dengan mata pelajaran yang lain diantaranya:94

1) PAI adalah rumpun mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran pokok yang terdapat dalam agama Islam.

2) Dari segi isinya, PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi salah satukomponen, dan tidak dapat dipisahkan dari rumpun mata pelajaran yang bertujuan mengembangkan moral dan kepribadian peserta didik.

3) PAI sebagai sebuah program pembelajaran, diarahkan pada (1) Menjaga aqidah dan ketaqwaan peserta didik, (2) Menjadi landasan untuk rajin mempelajari ilmu-ilmu lain ; (3) Mendorong peserta didik untuk kritis, kreatif dan inovatif dan; (4) Menjadi landasan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.PAI bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama Islam, tetapi juga untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (membangun etika sosial).

4) Pembelajaran PAI tidak hanya menekankan penguasaan kompetensi kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotoriknya.

5) Output program pembelajaran PAI di sekolah adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak mulia (budi pekerti luhur) yang merupakan misi utama dari diutusnya Nabi Muhammad Saw di dunia

94

ini. Pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan dalam Islam sehingga pencapaian akhlak mulia (karimah) adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk menguasai berbagai ajaran Islam, tetapi yang terpenting adalah bagaimana peserta didik dapat mengamalkan ajaran-ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, psikomotor, dan afektifnya.

Sedangkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilakukan secara terpadu, meliputi:

1) Keimanan, memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan

2) Pemahaman adanya Allah SWT sebagai sumber kehidupan makhluk sejagat;

3) Pengamalan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan ibadah dan akhlak dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan; 4) Pembiasaan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

membiasakan akhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan;

5) Rasional, usaha memberikan peranan pada rasio (akal) peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajar dalam materi

pokok serta kaitannya dengan perilaku yang baik dan yang buruk dalam kehidupan duniawi;

6) Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa;

7) Fungsional, menyajikan bentuk semua materi pokok (Al Quran, Keimanan,Ibadah/Fiqih, Akhlak), dari segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas; dan

8) Keteladanan, yaitu menjadikan figur guru pendidikan agama dan non-agama serta petugas sekolah lainnya maupun orang tua peserta didik, sebagai cermin manusia berkepribadian agama.95

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam baik di SD/MI, SMP/MTS, maupun SMA/MA, secara tujuannya sama secara substansinya yaitu untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia dengan melalui pemberian pengetahuan dan pengalaman, sehingga setelah proses pendidikan berakhir peserta menjadi manusia yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, berbangsa dan bernegara.96

Departemen pendidikan nasional (Depdiknas ) merumuskan tujuan PAI di sekolah umum, yaitu:

1) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemukuan dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan

95

. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. 174

96

serta pengalaman siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanannya kepada Allah Swt.

2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh),menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. 97

Tujuan PAI ini terelaborasi untuk masing-masing satuan pendidikan dan jenjangnya serta kemudian dijabarkan menjadi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.

Pendidikan agama Islam tidak hanya bersifat mengajar, dalam arti tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan tentang agama Islam kepada anak didik, melainkan melakukan pembinaan mental spiritual sesuai dengan nilai-nilai agama Islam sehingga aspek afektif ,koqnitif, psikomotorik benar benar terealisasikan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

Sesuai dengan beberapa penjelasan tentang tujuan pendidikan di atas, maka yang perlu ditanamkan terlebih dahulu dalam memberikan pendidikan agama Islam adalah keimanan yang teguh dan mantap. Karena dengan keimanan yang teguh mereka akan taat melaksanakan kewajiban-kewajiban agamanya.Sebagaimana yang telah di firmankan Allah dalam QS. Adz-Zariat: 56

ِنوُدُبْعَيِل لاِإ َسْنلإاَو َّنِجْلا ُتْقَلَخ اَمَو

97

Lihat Permen Diknas , Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Lihat juga dalam Lampiran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PAI SMP. Lihat juga Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam Dari Paradigma Pengembangan, Manajemen

Artinya: “Dan Aku (Allah) tidak menjadikan Jin dan Manusia

melainkan supaya menyembahku”. (Q.S.Adz Zariat 56 ) 98 ) Disamping itu juga sebagai seorang muslim harus mempunyai cita-cita untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat, sesuai dengan firman Allah QS. Al- Baqarah: 20

َباَذَع اَنِقَو ًتَنَسَح ِةَزِخلآا يِفَو ًتَنَسَح اَيْنُّدلا يِف اَنِتآ اَنَّبَر ُلىُقَي ْنَم ْمُهْنِمَو

ِراَّنلا

Artinya:“Dan diantara mereka yang berdo’a, ya Allah berikanlah

kami kebahagian di dunia dan di akherat dan peliharalah

kami dari siksa api Neraka.” Q.S.Al-Baqarah 20 ) 99)

Melalui beberapa ayat di atas dapat diketahui seberapa jauh jangkauan yang ingin diperoleh dalam pendidikan Islam, yang bukan hanya menyangkut hal-hal yang bersifat duniawi saja melainkan hal-hal yang bersifat ukhrowi.

Dari tujuan tersebut, terdapat beberapa dimensi yang hendak dituju dalam pembelajaran PAI yaitu: (1) Keimanan siswa terhadap ajaran agama Islam; (2) Pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan siswa; (3) Penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan siswa dalam menjalankan ajaran agama; (4) pengamalan,dalam arti bagaimana ajaran yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasikan oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakan, mengamalkan dan mentaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta mengaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

98

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya., hal. 862

99

Pendidikan agama Islam yang diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan menekankan bukan hanya pengetahuan terhadap (Islam), tetapi juga terutama pada pelaksanaan dan pengamalan agama peserta didik dalam seluruh kehidupannya tanpa mengesampingkan kehidupan dunia.Sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akherat.

Maka diperlukan kegiatan yang bisa dilakukan dalam upaya mengktualisasikan nilai-nilai agama dari pembelajaran agama di sekolah melalui hidden curriculum.

Namun perlu dicatat,keterlibatan semua pihak dalam hidden curriculum khususnya kepala sekolah dan para staf sangatlah dibutuhkan sehingga tercapai tujuan Pendidikan agama islam. Yang nantinya tercipta generasi-generasi yang unggul baik dari segi intelektual maupuan spritual.

E. Peran guru Dalam Pelaksanaan Hidden Curriculum untuk pencapaian