• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olah raga, yang berasal dari bahasa latin , yaitu curriculum artinya a running course atau race course, especially a chariot race course. Juga dalam bahasa perancis , yaitu courier artinya

58

berlari (to run).Kemudian, istilah itu digunakan untuk sejumlah courses atau mata kuliah yanng harus ditempuh untuk memperoleh gelar dan ijazah.59

Adapun menurut istilah yang umum kita dapati ialah Curriculum dipandang sebagai sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.60

Webster dalam kamusnya tahun 1856 juga mengartikan secara sederhana pengertian tentang kurikulum, menurutnya kurikulum bisa diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah .61

Secara Terminologi menurut Zakiyah Darajat, Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam mencapai sejumlah tujuan-tujuan tertentu62

Sementara, S. Nasution yang mengutip pendapat Saylor dan Alexander mengatakan, kurikulum merupakan: the total effort of the school to going about desired outcomes in school and out-of-school situations63

Dari pernyataan tersebut, Saylor dan Alexander memaknai kurikulum sebagai usaha total sekolah untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Selain itu, ada definisi kurikulum yang lebih populer, yakni all the experiences that pupils have under the guidance of the school, segala pengalaman yang dimiliki

59

Hamdani hamid,Pengembangan Kurikulum Pendidikan ( Bandung : Pustaka Setia,2012) hlm 13

60

Zuhairini dkk, Metodik khusus Pendidikan Agama (Surabaya: Usaha Nasional,1983 ) Hlm 58

61

Hadi Supeno, Agenda Reformasi pendidikan,(Jakarta:Pustaka Pramedia, 1999), hlm. 93

62

Zakiyah daradjat, Ilmu pendidikan Islam,(Jakarta Bumi Aksara1996), hlm. 122

63

peserta didik di bawah bimbingan sekolah.64 Dalam hal ini, berarti sekolah telah

merumuskan pelbagai kegiatan pembelajaran, baik di dalam maupun di luar sekolah, untuk memberikan pengalaman belajar bagi anak.

Pengalaman peserta didik yang tidak direncanakan oleh sekolah/guru disebut kurikulum tersembunyi (hidden curriculum). Menurut Abdullah Idi, hidden curriculum tidak direncanakan oleh sekolah dalam programnya.

Muhaimin dan Abdul Mujib mengatakan bahwa Kurikulum adalah:Kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan anak didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk dalam pendidikan , saran-saran strategi belajar mengajar,pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.65

Selanjutnya Nana Sudjana juga mengatakan bahwa Kurikulum adalah : Niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh sekolah, isi kurikulum adalah pengetahuan ilmiah termasuk kegiatan dan pengalaman belajar yang disusun sesuai dengan taraf perkembangan siswa66

Dari beberapa paparan definisi kurikulum yang diberikan para ahli tersebut tentang kurikulum nampaknya kurikulum dipandang sebagai rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.

64

Ibid hlm. 10

65

Muhaimin dan Abdul mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, kajian Filosofik dan Kerangka dasar operasionalisasinya, (Bandung : Trigenda Karya 1993), hlm. 185

66

Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung : Sinar baru Algensindo, 1996), hlm. 3

Di Indonesia pengertian kurikulum, tentunya tidak terlepas dari filosofi yang dianut bangsa Indonesia, serta yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, pada ketentuan umum pasal 1 butir 19 menyatakan bahwa :

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.67

Untuk itu kurikulum yang diterapkan dan di Indonesia tetap mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Beberapa definisi kurikulum tersebut diharapkan saling melengkapi, sehingga pemahaman tentang kurikulum menjadi semakin utuh, dan dapat dihindari kekeliruan yang mungkin muncul dalam penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum.

Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal. Yang terakhir ini sering disebut kegiatan ko-kurikuler atau ekstra-kurikuler (co-curriculum atau extra-curriculum).68

Kurikulum formal meliputi:Tujuan pelajaran, umum dan spesifik, Bahan pelajaran yang tersusun sistematis, Strategi belajar-mengajar serta kegiatan-kegiatannya,Sistem evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan tercapai.

67

Undang-undang RI No.20, Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika), hlm. 17

68

Kurikulum tak formal tcrdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan akan tetapi tidak bcrkaitan langsung dengan pelajaran akademis dan kelas tertentu. Kurikulum ini dipandang sebagai pe-lengkap kurikulum formal.

Yang termasuk kurikulum tak formal ini antara lain: pertunjukan sandiwara, pertandingan antar kelas atau antar sekolah, perkumpulan berbagai hobby, pramuka, dan lain-lain.

Ada lagi yang harus diperhitungkan yaitu kurikulum tersembunyi “( hidden cuurriculum )“Kurikulum ini antara lain berupa “aturan tak tertulis”di kalangan siswa misalnya “harus kompak terhadap guru”yang turut mempengaruhi

suasana pengajaran dalam kelas.69

Jadi, kurikulum ialah : suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga untuk mencapai tujuan pendidikan.

Bagaimanapun ragamnya pengertian kurikulum, suatu hal yang penting diperhatikan adalah bahwa suatu kurikulum harus mampu menjawab sejumlah persoalan.Persoalan-persoalan tersebut adalah apa tujuan yang ingin dicapai, pengalaman apa yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan kurikulum tersebut.