• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

1. Jabatan

Karakteristik responden berdasarkan jabatan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

No. Jabatan Frekuensi Persentase

1 Pemilik 38 100

Jumlah 38 100%

Sumber : Data primer diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 38 responden yang diambil semuanya merupakan pemilik dari UKM itu sendiri yaitu sebanyak 38 orang atau sebesar 100%.

39

2. Umur UKM

Karakteristik responden berdasarkan umur UKM dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur UKM

No. Umur UKM Frekuensi Persentase

1 2 3 < 5 Tahun 5 – 10 Tahun > 10 Tahun 1 10 27 2,6 26,3 71,1 Jumlah 38 100%

Sumber : Data Primer diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa dari 38 responden yang diambil menyatakan bahwa UKM tempat mereka bekerja berdiri kurang selama 5 tahun atau sekitar kurang sebanyak 1 orang atau sekitar 2,6%, yang menyatakan bahwa UKM tempat mereka bekerja telah berdiri 5 – 10 tahun sebanyak 10 orang atau sekitar 26,3%, dan yang menyatakan bahwa UKM tempat mereka bekerja telah berdiri lebih dari 10 tahun sebanyak 27 orang atau sekitar 71,1%.

3. Produk UKM

Karakteristik responden berdasarkan produk UKM dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini :

40

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Produk UKM

No. Produk UKM Frekuensi Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bambu Batik Furniture Kain Sutra Kerajinan Box Kulit Lampu Logam Perak Tas Tembaga Tekstile 1 3 3 2 1 4 2 2 9 7 1 3 2,6 7,9 7,9 5,3 2,6 10,5 5,3 5,3 23,7 18,4 2,6 7,9 Jumlah 38 100%

Sumber : Data primer diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 38 responden yang paling banyak merupakan UKM yang membuat produk dari perak yaitu mencapai 9 UKM atau sekitar 23,7%, berikutnya adalah UKM yang membuat produk berupa tas yaitu sebanyak 7 UKM atau sekitar 18,4%, UKM yang membuat produk dari kulit yaitu sebanyak 4 UKM atau sekitar 10,5%, UKM yang membuat produk berupa batik, furniture, dan teksil mempunyai jumlah yang sama yaitu masing-masing sebanyak 3 UKM atau sekitar 7,9%, UKM yang membuat produk kain sutra, lampu dan logam mempunyai jumlah yang sama yaitu masing-masing sebanyak 2 UKM atau sekitar 5,3%, dan UKM yang membuat produk bambu, kerajinan box, dan tembaga mempunyai jumlah yang sama yaitu masing-masing sebanyak 1 UKM atau sekitar 2,6%.

41 B. Analisis Jalur

Untuk mengkaji pengaruh variabel Praktek SCM, Integrasi SC, kapabilitas bersaing terhadap kinerja perusahaan, maka dianalisis dengan menggunakan analisis jalur. Langkah-langkah dalam analisis jalur adalah sebagai berikut :

1. Model

Berdasarkan konsep dan teori, maka model yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

Gambar 4.1 Model Analisis Jalur Keterangan : X1 : Praktek SCM X2 : Integrasi SC X3 : Kapabilitas bersaing Y : Kinerja perusahaan X1 X3 Y X2 P1 P2 P2 P3 P4 P5 P6 e1 e2 e3

42

Model tersebut dapat juga dinyatakan dalam bentuk persamaan, sehingga membentuk sistem persamaan :

X2 = P1X1 + e1

X3 = P2X1 + P3X2 + e2 Y = P4X1 + P5X2 + P6X3 + e3 2. Perhitungan koefisien jalur

a. Koefisien Jalur Praktek SCM terhadap Integrasi SC

Berdasarkan analisis data pada lampiran, maka pengaruh Praktek SCM terhadap Integrasi SC dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4

Hasil Estimasi Pengaruh Variabel Praktek SCM (X1) terhadap Integrasi SC (X2)

Sumber : Data primer Diolah, 2013

PE1 = (10,534 = 0,682 Model S ummary .731a .534 .521 .3544 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Penerap an SCM

a. Coeffici entsa 1.176 .352 3.345 .002 .680 .106 .731 6.425 .000 (Co nstant) Pen erap an SCM Mo del 1 B Std . Erro r Un stand ardized Co efficients Beta Standardized Co efficients t Sig .

Depend ent Variab le: Int egras i SC a.

43

Dengan demikian, diperoleh model sebagai berikut : X2 = 0,731X1 + 0,682

b. Koefisien Jalur Praktek SCM dan Integrasi SC terhadap Kapabilitas bersaing

Berdasarkan analisis data pada lampiran, maka pengaruh Praktek SCM dan Integrasi SC terhadap Kapabilitas bersaing dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Estimasi Pengaruh Variabel Praktek SCM (X1) dan Integrasi SC (X2) terhadap Kapabilitas bersaing (X3)

Sumber : Data primer Diolah, 2013

PE2 = (10,545 = 0,675

Dengan demikian, diperoleh model sebagai berikut : X3 = 0,218X1 + 0,564X2 + 0,675 Model S ummary .738a .545 .519 .3077 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), Integrasi SC, Penerapan SCM a. Coeffici entsa 1.359 .350 3.885 .000 .176 .135 .218 1.305 .200 .488 .145 .564 3.374 .002 (Co nstan t) Pen erap an SCM Int egras i SC Mo del 1 B Std . Erro r Un stand ardized Co efficients Bet a Standard ized Co efficients t Sig .

Dependent Variable: Kap abilit as Bersain g a.

44

c. Koefisien Jalur Praktek SCM, Integrasi SC, Kapabilitas bersaing terhadap Kinerja Perusahaan

Berdasarkan analisis data pada lampiran, maka pengaruh Praktek SCM, Integrasi SC, Kapabilitas bersaing terhadap Kinerja perusahaan dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Estimasi Pengaruh Variabel Praktek SCM (X1), Integrasi SC (X2), Kapabilitas bersaing (X3) terhadap Kinerja Perusahaan (Y)

Sumber : Data Primer Diolah, 2013

PE3 = (10,305 = 0,834

Dengan demikian, diperoleh model sebagai berikut : Y = 0,113X1 – 0,244X2 + 0,638X3 + 0,834 Model S ummary .552a .305 .243 .4363 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), Kapabilitas Bersaing, Penerap an SCM, Integrasi SC a. Coeffici entsa 1.592 .593 2.684 .011 .103 .196 .113 .526 .603 -.239 .236 -.244 -1.013 .318 .721 .240 .638 3.010 .005 (Co nstant) Pen erap an SCM Int egras i SC Kapabilitas Bersain g Mo del 1 B Std . Erro r Un stand ardized Co efficients Beta Standard ized Co efficients t Sig .

Depend ent Variable: Kin erja Perus ahaan a.

45

3. Validitas model

Terdapat dua indikator validitas model di dalam analisis jalur, yaitu koefisien determinasi total dan theory trimming.

a. Koefisien Determinasi Total

Adalah keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model. Koefisien determinasi total untuk jalur lintasan kapabilitas bersaing terhadap kinerja perusahaan adalah :

2 m R = 1 – (0,682)2(0,675)2(0,834)2 2 m R = 0,852

Ini berarti keragaman data dapat dijelaskan oleh model tersebut adalah sebesar 85,2% dengan kata lain informasi yang dikandung dalam data dapat dijelaskan oleh model tersebut sedangkan yang 14,8% dijelaskan oleh variabel lain (yang tidak terdapat dalam model dan error).

b. Theory Trimming

Uji validitas koefisien path pada setiap jalur untuk pengaruh langsung adalah sama dengan pada regresi, menggunakan nilai p dari uji t, yaitu pengujian koefisien regresi variabel dibakukan secara parsiil.

Berdasarkan pengaruh dalam model dan theory trimming, maka dapat disusun lintasan pengaruh sebagai berikut :

46

Keterangan : : Tidak Signifikan Gambar 4.2 Koefisien Analisis Jalur

4. Interpretasi

a. Berdasarkan hasil validitas model, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Berdasarkan koefisien determinasi total, diperoleh model yang

dapat menjelaskan informasi yang terkandung di dalam data sebesar 85,2%. Angka ini cukup besar sehingga dapat dilakukan interpretasi lebih lanjut.

2. Dari 6 lintasan terdapat 3 lintasan yang tidak signifikan, yaitu lintasan P2, P4 dan P5. Sedangkan lintasan P1, P3, dan P6 adalah signifikan. X1 X3 Y X2 0,731 (0,000) 0,218 (0,200) 0,564 (0,002) 0,113 (0,603) -0,244 (0,318) 0,638 (0,005) 0,683 0,675 0,834

47

b. Pengaruh dari setiap variabel

Pengaruh langsung dari variabel eksogen ke variabel endogen adalah :

1. Pengaruh langsung X1 terhadap X2 = P1

Pengaruh langsung Praktek SCM (X1) terhadap Integrasi SC (X2) adalah sebesar 0,731

2. Pengaruh langsung X1 terhadap X3 = P2

Pengaruh langsung Praktek SCM (X1) terhadap kapabilitas bersaing (X3) adalah sebesar 0,218.

3. Pengaruh langsung X2 terhadap X3 = P3

Pengaruh langsung Integrasi SC (X2) terhadap kapabilitas bersaing (X3) adalah sebesar 0,564.

4. Pengaruh langsung X1 terhadap Y= P4

Pengaruh langsung Integrasi SC (X1) terhadap kinerja perusahaan (Y) adalah sebesar 0,113.

5. Pengaruh langsung X2 terhadap Y = P5

Pengaruh langsung Integrasi SC (X2) terhadap kinerja perusahaan (Y) adalah sebesar -0,244.

6. Pengaruh langsung X3 terhadap Y= P6

Pengaruh langsung kapabilitas bersaing (X3) terhadap kinerja perusahaan (Y) adalah sebesar 0,638.

48 C. Uji Hipotesis

a. Uji Hipotesis Pertama

H1 : Praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada tingkat integrasi supply chain.

Berdasarkan data pada model ilustrasi, uji validasi pada analisis jalur dapat dilihat bahwa pengaruh praktek SCM terhadap integrasi SC sebesar 0,731 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 atau signifikan. Jadi semakin tinggi praktek SCM berarti semakin tinggi pula integrasi SC pada UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan diduga praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada tingkat integrasi supply chainterbukti.

b. Uji Hipotesis Kedua

H2 : Praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada kapabilitas bersaing.

Berdasarkan data pada model ilustrasi, uji validasi pada analisis jalur dapat dilihat bahwa pengaruh Praktek SCM terhadap Kapabilitas bersaing sebesar 0,218 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,200 yang lebih besar dari 0,05 atau tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan diduga praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada kapabilitas bersaing tidak terbukti.

49

c. Uji Hipotesis Ketiga

H3 : Integrasi supply chain memiliki pengaruh positif pada kapabilitas bersaing.

Berdasarkan data pada model ilustrasi, uji validasi pada analisis jalur dapat dilihat bahwa pengaruh Integrasi SC terhadap Kapabilitas bersaing sebesar 0,564 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 yang lebih kecil dari 0,05 atau signifikan. Jadi semakin tinggi Integrasi SC berarti semakin tinggi kapabilitas bersaing pada UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan diduga integrasi supply chain memiliki pengaruh positif terhadap kapabilitas bersaing terbukti.

d. Uji Hipotesis Keempat

H4 : Praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan.

Berdasarkan data pada model ilustrasi, uji validasi pada analisis jalur dapat dilihat bahwa pengaruh praktek SCM terhadap Kinerja Perusahaan sebesar 0,113 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,603 yang lebih besar dari 0,05 atau tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan diduga praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan tidak terbukti.

e. Uji Hipotesis Kelima

H5 : Integrasi supply chain memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan.

50

Berdasarkan data pada model ilustrasi, uji validasi pada analisis jalur dapat dilihat bahwa pengaruh integrasi SC terhadap Kinerja Perusahaan sebesar -0,244 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,318 yang lebih besar dari 0,05 atau tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis kelima yang menyatakan diduga integrasi supply chain memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan tidak terbukti.

f. Uji Hipotesis Keenam

H6 : Kapabilitas bersaing memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan.

Berdasarkan data pada model ilustrasi, uji validasi pada analisis jalur dapat dilihat bahwa pengaruh Kapabilitas bersaing terhadap Kinerja Perusahaan sebesar 0,638 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005 yang lebih kecil dari 0,05 atau signifikan. Jadi semakin tinggi kapabilitas bersaing berarti semakin tinggi kinerja perusahaan pada UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta. Dengan demikian hipotesis keenam yang menyatakan diduga kapabilitas bersaing memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan terbukti.

D. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 6 hipotesis yang diajukan terdapat 3 hipotesis yang didukung atau diterima sedangkan 3 hipotesis yang lain tidak signifikan. Hipotesis yang didukung adalah hipotesis 1, 3, dan 6, sedangkan hipotesis yang tidak didukung adalah hipotesis 2, 4 dan 5.

51

Penelitian ini menunjukkan bahwa praktek supply chain management memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap integrasi supply chain pada UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta, sehingga hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kim, (2006) yang menyatakan bahwa praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada tingkat integrasi supply chain. Supply chain management merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan supplier, pengusaha, gudang (warehouse), dan toko secara efisien, sehingga produk dihasilkan dan didistribusikan pada kuantitas, lokasi, dan waktu yang tepat, untuk menurunkan biaya dan memenuhi kebutuhan pelanggan (Simchi-Levi et al., 2000). UKM dalam mengelola rantai pasok juga telah mengatur dan mengintegrasikan rantai suplai untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan. Mereka telah mengintegrasikan perusahaan dengan pemasok, mengintegrasikan fungsi-fungsi dalam perusahaan dan mengintegrasikan perusahaan dengan pelanggan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi supply chain memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kapabilitas bersaing pada UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta, sehingga hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kim, (2006) yang menyatakan bahwa integrasi supply chain memiliki pengaruh positif terhadap kapabilitas bersaing. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan informasi, barang dan jasa mulai dari pemasok paling awal sampai ke konsumen paling akhir dengan menggunakan pendekatan sistem yang terintegrasi dengan tujuan yang sama

52

sehingga mampu meningkatkan dan meraih perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan pesaing.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kapabilitas bersaing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta, sehingga hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kim, (2006) yang menyatakan bahwa kapabilitas bersaing memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan. Kemampuan meraih perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan pihak lain yang mengelola kegiatan sejenis mampu mencapai tujuan yang berorientasi pada pasar dan keuangan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa praktek supply chain management memiliki pengaruh positif terhadap kapabilitas bersaing tetapi tidak signifikan, sehingga hal ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kim, (2006) yang menyatakan bahwa praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada kapabilitas bersaing. Hal ini menunjukkan bahwa praktek manajemen rantai pasok pada UKM tidak mampu meningkatkan kapabilitas bersaing mereka. UKM sebagian besar masih kurang dalam memanfaatkan kemampuan teknologi yang inovatif dan melakukan diferensiasi produk sehingga tidak mampu mendorong kemampuan bersaing mereka, selain itu minimnya pengetahuan tentang manajemen rantai pasokan dan tidak adanya program-program pelatihan kepada karyawan-karyawan atau SDM nya tentang manajemen rantai pasok juga merupakan

53

salah satu faktor UKM tidak bisa meningkatkan kemampuan bersaing mereka.

Penelitian ini menunjukkan bahwa praktek supply chain management memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan tetapi tidak signifikan sehingga hal ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kim, (2006) yang menyatakan bahwa praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan. Selain itu pengujian praktek SCM terhadap kinerja dengan setting di Indonesia juga telah dilakukan oleh Anatan, (2010) hasil penelitian membuktikan pengaruh positif dan signifikan. Hal ini berbeda dengan penelitian ini karena berbeda setting perusahaan berskala besar. Pengaruh praktek SCM terhadap kinerja tidak signifikan pada UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pengelola UKM (Ibu Tatiek Sri Ismawati dari Cv. Amie) bahwa umumnya manajemen rantai pasok belum terintegrasi dari hulu sampai hilir. Mitra dihilir belum mampu membangun konsinyasi dagang karena terkendala kemampuan mengadopsi teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan untuk saling berbagi informasi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi supply chain memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan, sehingga hal ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kim, (2006) yang menyatakan bahwa integrasi supply chain memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi integrasi justru kinerja perusahaan menurun, hal ini dikarenakan adopsi

54

teknologi informasi tidak didukung oleh kesiapan SDM nya itu sendiri. Banyak UKM yang sudah mempunyai Blog atau Web tetapi mereka tidak bisa memanfaatkan dengan maksimal.

Dari ketiga hipotesis yang tidak didukung ini menurut salah satu responden pada penelitian ini yaitu Ibu Tatiek Sri Ismawati (Pengelola CV. Amie) di sebabkan karena beberapa faktor yaitu keterbatasan SDM dan kemampuan teknologi informasi yang merupakan kendala serius bagi banyak UKM di Indonesia, khususnya di Kodya Yogyakarta ini, sehingga penjualan dan pemasaran produk tidak maksimal. Selain itu kurangnya pengetahuan tentang manajemen rantai pasokan juga menjadi salah satu penyebab terhambatnya UKM berkembang karena kurangnya integrasi antara satu dengan yang lain. Lemahnya jaringan usaha dan penetrasi pasar pada UKM karena pada umumnya UKM merupakan unit usaha keluarga dan mempunyai pasar yang rendah, selain itu produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan tingkat pemasarannya juga terbatas pada pesanan konsumen terdekat. Meskipun begitu tidak semua UKM di Kodya Yogyakarta ini masih terkendala manajemen yang rendah, beberapa seperti CV. Amie, Cadusa Bag, Palm Craft, CV. Joglo dan sebagainya. UKM yang telah eksis dan mampu menembus pasar global terbukti sampai saat ini masih rutin melakukan ekspor ke negara tujuan mereka masing-masing seperti Spanyol, Perancis, Jepang, Eropa, dll.

55 BAB V

Dokumen terkait