• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PRAKTEK SUPPLY CHAIN MANAGEMENT, INTEGRASI SUPPLY CHAIN, DAN KAPABILITAS BERSAING TERHADAP KINERJA (Studi pada UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PRAKTEK SUPPLY CHAIN MANAGEMENT, INTEGRASI SUPPLY CHAIN, DAN KAPABILITAS BERSAING TERHADAP KINERJA (Studi pada UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta) SKRIPSI"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PRAKTEK SUPPLY CHAIN MANAGEMENT, INTEGRASI

SUPPLY CHAIN, DAN KAPABILITAS BERSAING TERHADAP KINERJA

(Studi pada UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

DIAN AMALIA

NIM : 141090043

JURUSAN MANJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

(2)

i

ANALISIS PENGARUH PRAKTEK SUPPLY CHAIN MANAGEMENT, INTEGRASI SUPPLY CHAIN, DAN KAPABILITAS BERSAING TERHADAP

KINERJA

(Studi pada UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta)

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Yogyakarta

Disususn Oleh: DIAN AMALIA

141090043

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

Analisis Pengaruh Praktek Supply Chain Management, Integrasi Supply Chain, dan Kapabilitas Bersaing terhadap Kinerja

(Studi pada UKM Eksportir diKodya Yogyakarta)

Dan dimajukan untuk diuji pada hari, Jumat tanggal 26 Juli 2013, adalah hasil skripsi.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian atau simbol yang menunjukan sebagai tulisan saya sendiri, dan tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin penuh aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah pikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 26 Juli 2013

Dian Amalia

Saksi 1. Sebagai Pembimbing I Saksi 3. Sebagai Penguji I

Tri Wahyuningsih, SE, M.Si Dr. Sabihaini, SE, M.Si

Saksi 2. Sebagai Pembimbing II Saksi 4. Sebagai Penguji II

(4)

iii

Skripsi Berjudul

Analisis Pengaruh Praktek Supply Chain Management, Integrasi Supply Chain, dan Kapabilitas Bersaing terhadap Kinerja

(studi pada UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta)

Disusun oleh: DIAN AMALIA No. Mhs : 141090043

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal : 26 Juli 2013

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Susunan Dewan penguji

Ketua Penguji Penguji

/ Pembimbing Utama I

Tri Wahyuningsih, SE, M.Si Dr. Sabihaini, SE, M.Si

Penguji Penguji

/ Pembimbing Utama II

Titik Kusmantini, SE, M.Si Dwi Hari Laksana, SE, MM

Mengetahui

UPN “Veteran” Yogyakarta Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Ketua

(5)

iv

ABSTRAKSI

DIAN AMALIA. Analisis Pengaruh Praktek Supply Chain Management, Integrasi Supply Chain, dan Kapabilitas Bersaing terhadap Kinerja (studi pada UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta) ( Dibimbing oleh Tri Wahyuningsih, SE, M.Si dan Titik Kusmantini SE, M.Si).

Praktek supply chain management, Integrasi supply chain, dan Kapabilitas bersaing yang baik sangat dibutuhkan oleh perkembangan suatu industri atau UKM. Praktek SCM yang berjalan dengan baik maka dapat meningkatkan kapabilitas bersaing dan kinerja UKM tersebut.

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana praktek SCM berpengaruh positif pada integrasi SC, praktek SCM berpengaruh positif pada kapabilitas bersaing, integrasi SC berpengaruh positif pada kapabilitas bersaing, praktek SCM berpengaruh positif pada kinerja, integrasi SC bepengaruh positif pada kinerja, dan kapabilitas bersaing berpengaruh positif pada kinerja.

Penelitian dilakukan pada UKM Eksportir yang ada di Kodya Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan mulai bulan Mei hingga bulan Juni 2013. Data dalam penelitian ini mencakup data primer. Metode pengolahan dan analisis data menggunakan analisis jalur atau path analysis.

Hasil analisis jalur diketahui bahwa dari 6 hipotesis yang diajukan terdapat 3 hipotesis yang didukung atau diterima sedangkan 3 hipotesis yang lain tidak signifikan. Hipotesis yang didukung adalah hipotesis 1. Praktek SCM memiliki pengaruh positif pada tingkat integrasi SC, hipotesis 3. Integrasi SC memiliki pengaruh positif pada kapabilitas bersaing, dan hipotesis 6. Kapabilitas bersaing memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan. Sedangkan hipotesis yang tidak didukung adalah hipotesis 2. Praktek SCM memiliki pengaruh positif pada kapabilitas bersaing, hipotesis 4. Praktek SCM memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan dan hipotesis 5. Integrasi SC memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan. Ke-3 hipotesis tersebut hasilnya tidak signifikan karena lebih besar dari 0,005 dan hipotesis ke-5 berpengaruh negatif.

(6)

v

MOTTO

Yakinlah dan percayalah pada diri sendiri, selama usaha dan

doa tidak pernah berhenti. Karena kekuatan doa dan usaha

tidak akan pernah mengecewakan..

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Tanpa mengurangi rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya

Karya kecil ini saya persembahkan untuk :

Hj. Chuzaenatun, Alm tercinta yang selalu mendo’akan ku tiada henti dari surga, Kedua orang tuaku Bapak H. Ahmad Sohir dan Ibu Hj. Nugraheni Susanti yang dengan tulus selalu memberikan do’a, nasihat, dorongan, dan dukungan baik secara moril maupun materiil, serta cinta dan kasih sayang yang selama ini telah

diberikan.

Kakak-kakak ku tersayang beserta suami dan istrinya.. mbak kanti, mbak roh, mas vidi, mbak fara, serta ponakan-ponakanku yang lucu-lucu, terimakasih doa dan

dukunganya selama ini.

Ocky Rosa Permana Putra Yang selalu mengerti, sabar, memberikan semangat, dukungan, nasihat, dan saranya sehingga karya kecil ini dapat selesai. Thanks to :

Keluarga besarku, Ebes, Emes, mbak Puput, Mas koko, dek Lanna, dan mbah

yang senantiasa selalu mendoakan dan memberi dukungan.

Teman-temanku Devika, Dina, Dewi, Dyah, Lusy, Irma, Bebel, Tiwi, mba

Pay, Pipit, Swastika, Rara, Bibah, Desi, Liani, dan semua penghuni kos BRO.

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH PRAKTEK

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT, INTEGRASI SUPPLY CHAIN, DAN KAPABILITAS BERSAING TERHADAP KINERJA (Studi pada UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan guna melengkapi dan memenuhi sebagian persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi

pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa kerja keras, rahmat Allah SWT

dan juga bimbingan serta bantuan dari banyak pihak, skripsi ini tidak akan pernah

selesai. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih, terutama kepada :

1. Bapak Drs. Sujatmika, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Heru Tri Sutiono, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

3. Ibu Tri Wahyuningsih, SE, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat, dan pengarahan

demi terselesainya skripsi ini.

4. Ibu Titik Kusmantini, SE, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat, dan pengarahan

(9)

viii

5. Bapak Drs. Aryono Yacobus, M.Si selaku dosen wali yang selalu memberikan

pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penyusunan skripsi ini telah diusahakan dikerjakan dengan sebaik mungkin.

Akan tetapi, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan, sehingga diharapkan kritik dan saran dari semua pihak guna

meningkatkan kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan dating.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua

pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, Juli 2013

Penulis ,

(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….. i

PERNYATAAN KEASLIAN………... ii

HALAMAN PENGESAHAN………..………. iii ABSTRAKSI………. iv

MOTTO……….. v

PERSEMBAHAN………. vi

KATA PENGANTAR………... vii

DAFTAR ISI………...….. ix

DAFTAR TABEL………. xi

DAFTAR GAMBAR / GRAFIK………...…….. xii

BAB I : PENDAHULUAN………... 1

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah……….…... 5

C. Tujuan Penelitian……….…… 6

D. Manfaat Penelitian……….…….. 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA………..….. 8

A. Perkembangan UKM……….…….. 8

B. Landasan Teori……….………....…….. 10

1. Supply Chain dan Supply Chain Management……….…… 10

2. Integrasi Supply Chain………. 12

3. Kapabilitas Bersaing……… 13

4. Kinerja dan penilaian Kinerja……….. 14

C. Penelitian Terdahulu……….. 16

D. Kerangka Konseptual……… 19

(11)

x

BAB III : METODE PENELITIAN………... 23

A. Obyek Penelitian……… 23

B. Populasi……….. 23

C. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel……….. 23

D. Jenis Data yang digunakan………....…. 24

E. Metode Pengumpulan Data……… 24

F. Operasional Variabel……….. 25

G. Uji Validitas dan Reliabilitas………. 27

1. Uji Validitas………. 27

2. Uji Reliabilitas………. 30

H. Skala Pengukuran Variabel……… 31

I. Teknik Analisis Data………. 32

J. Pengujian Hipotesis……… 36

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 38 A. Karakteristik Responden……… 38

1. Jabatan……..……… 38

2. Umur UKM……….. 39

3. Produk UKM……… 39

B. Analisis Jalur……….. 41

1. Model……… 41

2. Perhitungan Koefisien Jalur……….. 42

3. Validitas Model……… 45

a. Koefisien Determinasi Total………... 45

b. Teori Trimming……….……….. 45

4. Interpretasi……… 46

C. Uji Hipotesis………... 48

D. Pembahasan……… 50

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN……….……….. 55 A. Kesimpulan……….……… 55

B. Saran……….……….. 56

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkembangan UKM……….……… 9

Tabel 2.2 Data UKM……… 10 Tabel 2.3 Perbedaan Penelitian……… 18

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas……… 27

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………... 21

Gambar 3.1 Model Analisis Jalur……… 33

Gambar 4.1 Model Analisis Jalur……… 41

Gambar 4.2 Koefisien Analisis Jalur……… 46

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi serta

meluasnya persaingan global menuntut perusahaan untuk mampu

meningkatkan kualitas demi mempertahankan daya saing. Dalam dunia

persaingan ada 2 hal yang menjadi pilihan, yang pertama masuk ke dalam

dunia persaingan tersebut dengan melakukan perbaikan atau yang kedua

keluar dari persaingan tetapi menciptakan sesuatu yang baru untuk dapat

menciptakan citra tersendiri bagi perusahaan. Faktanya

perusahaan-perusahaan domestik yang dulunya bersaing ditingkat regional kini dituntut

harus dapat bersaing dengan perusahaan yang daya jangkaunya lebih luas.

Tentunya perusahaan dengan hasil produk dan layanan jasa yang

berkualitaslah yang nantinya akan mampu bersaing dengan

perusahaan-perusahaan lainya.

Supply chain management (SCM) atau manajemen rantai pasok adalah

serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan supplier,

pengusaha, gudang (warehouse), dan toko secara efisien, sehingga produk

dihasilkan dan didistribusikan pada kuantitas, lokasi, dan waktu yang tepat,

untuk menurunkan biaya dan memenuhi kebutuhan pelanggan (Levi et al,

2000). Praktek SCM merupakan praktek yang berusaha meningkatkan kinerja

(15)

2

perusahaan maka semakin tinggi pula kinerja dan kapabilitas bersaing

perusahaan sehingga ini berdampak positif dan sangat menguntungkan bagi

perusahaan. Kinerja atau performance merupakan hasil output dan sesuatu

yang dihasilkan dari proses produk dan jasa yang bisa dievaluasi dan

dibandingkan secara relatif dengan tujuan, standar, hasil-hasil yang lalu, dan

organisasi lain (Hertz, 2007).

Praktek SCM tidak dapat meningkatkan efisiensi mereka sendiri

secara individual, karena efisiensi dapat dicapai melalui interaksi berbagai

rantai pasok (Dawe, 1994 dalam Kim, 2006), salah satunya yaitu integrasi

supply chain. Integrasi supply chain memiliki arti bahwa semua elemen yang

terlibat dalam rangkaian SCM berada dalam satu kesatuan yang kompak dan

menyadari adanya saling ketergantungan (Said, 2006). Apabila suatu

perusahaan sudah menerapkan Praktek SCM, pasti akan sangat

menguntungkan bagi perusahaan tersebut dan akan berdampak positif, karena

elemen-elemen yang terlibat dalam perusahaan tersebut akan saling

berhubungan satu sama lain mulai dari hulu sampai hilir dan saling

ketergantungan. Hubungan ini tidak dapat terputus dan akan selalu

berkelanjutan, sehingga akan meningkatkan kapabilitas dan kinerja

perusahaan tersebut. Proses integrasi supply chain sebaiknya mengalami

peningkatan dari integrasi internal yang meliputi integrasi lintas fungsional

untuk integrasi eksternal dengan pemasok dan pelanggan. Integrasi ini dapat dicapai oleh otomasi dan standarisasi setiap fungsi internal logistik,

(16)

3

dibawah struktur organisasi formal dan terpusat (Bowersox, 1989 dalam Kim,

2006). Praktek SCM yang berjalan dengan baik mulai dari hulu sampai hilir

dapat memberikan dampak positif pada suatu perusahaan, seperti

meningkatnya kinerja dan meningkatnya kapabilitas bersaing perusahaan

tersebut (Kim, 2006).

Selain itu, kapabilitas bersaing juga membantu praktek SCM

meningkatkan efisiensi mereka. Semakin baik kapabilitas bersaing suatu

perusahaan maka akan semakin baik pula kinerja perusahaan tersebut dan akan

berdampak positif bagi perusahaan, sehingga praktek SCM dapat berjalan dan

terintegrasi dengan baik pula. Kapabilitas bersaing adalah kemampuan meraih

perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan pihak lain yang mengelola

kegiatan sejenis dengan cara berkompetisi. Kompetisi adalah inti dari sukses

atau jatuhnya perusahaan, yaitu dengan cara menerapkan strategi kompetitif.

Strategi kompetitif adalah pencapaian posisi kompetitif yang diidamkan dalam

industri tempat dimana industri berada. Tujuanya adalah menciptakan

keuntungan dan posisi yang mendukung dalam melawan kekuatan yang

menentukan persaingan industri (Mahendradata, 2010). Seperti minimisasi

biaya, maksimalisasi nilai tambah, kontrol atau kemampuan beradaptasi

(Bowersox dan Daugherty, 1995 dalam Kim, 2006), Strategi ini digunakan

untuk membangun hubungan kerjasama jangka panjang dengan mitra dan

membandingkanya di perusahaan berskala besar atau kecil, karena perusahaan

berskala besar dan kecil mempunyai peranan aktifitas yang berbeda. Dalam

(17)

4

UKM (Usaha Kecil Menengah) karena UKM banyak dikembangkan di

Indonesia dan merupakan salah satu faktor pendukung perekonomian

Indonesia karena UKM memiliki fungsi yang sangat penting dalam hal

penyerapan tenaga kerja, upaya pengentasan kemiskinan, dan sarana untuk

membangkitkan ekonomi kerakyatan. Peranan dan kontribusi UKM yang

sangat besar tersebut, memberikan tanda bahwa UKM harus dapat

ditingkatkan lebih baik lagi.

UKM adalah kumpulan perusahaan, yang heterogen dalam ukuran dan

sifat, dimana apabila dipergunakan secara bersama akan mempunyai

partisipasi langsung dan tidak langsung yang signifikan dalam produksi

nasional, penyerapan tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja. Usaha kecil

menengah mempunyai peranan penting dalam peningkatan sektor

perekonomian di Indonesia seperti dikota Yogyakarta .

Yogyakarta merupakan kota pariwisata dan budaya. Keindahan dan

keragaman budaya kota Yogyakarta membuat para turis dalam dan luar negeri

tertarik untuk mengunjungi kota ini. Kawasan Malioboro sebagai satu magnet

potensial yang mampu mendorong wisatawan nusantara ataupun asing untuk

berkunjung di Yogyakarta, karena kota Yogyakarta merupakan kota pariwisata

dan budaya maka dikota ini lah juga banyak berkembang sentra industri dan

usaha-usaha kecil menengah, setidaknya ada ± 757 UKM yang tersebar

diseluruh wilayah Yogyakarta (www.bisnisukm.com).

UKM yang ada dikota Yogyakarta mempunyai peluang yang besar, hal

(18)

5

mereka kembangkan ini mendapat apresiasi sangat baik dari masyarakat, dari

situlah usaha mereka mulai meluas ke daerah sekitar, luar pulau bahkan

sampai ke luar negeri. Kebanyakan produk yang dipasarkan di UKM ini

adalah produk-produk handycraft sehingga hal ini sangat diminati baik dipasar

domestik maupun pasar global, UKM di Yogyakarta saling berlomba untuk

menciptakan dan menginovasi produk mereka dan menawarkanya sampai

kepada target ekspor. Akan tetapi kemampuan UKM untuk bersaing di pasar

global berada pada tahap merisaukan karena lemahnya daya saing. Kondisi ini

dapat membuat produk UKM tak mampu menghadapi persaingan barang

impor di pasar domestik. Selain itu lemahnya penggunaan fasilitas internet,

dan penguasaan teknologi juga merupakan faktor penghambat UKM bersaing

di pasar global. Sehingga kajian sejauh mana praktek SCM, integrasi SC, dan

kapabilitas bersaing berpengaruh terhadap kinerja UKM sangat menarik untuk

diteliti. Dari uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan

mengambil judul : “Analisis Pengaruh Praktek SCM, Integrasi SC, dan Kapabilitas Bersaing terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan

masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apakah praktek supply chain management berpengaruh positif pada

(19)

6

2. Apakah praktek supply chain management berpengaruh positif pada

kapabilitas bersaing?

3. Apakah integrasi supply chain berpengaruh positif pada kapabilitas

bersaing?

4. Apakah praktek supply chain management berpengaruh positif pada

kinerja perusahaan?

5. Apakah integrasi supply chain bepengaruh positif pada kinerja

perusahaan?

6. Apakah kapabilitas bersaing berpengaruh positif pada kinerja perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui dan menganalisis :

1. Bagaimana praktek supply chain management berpengaruh positif pada

integrasi supply chain.

2. Bagaimana praktek supply chain management berpengaruh positif pada

kapabilitas bersaing.

3. Bagaimana integrasi supply chain berpengaruh positif pada kapabilitas

bersaing.

4. Bagaimana praktek supply chain management berpengaruh positif pada

kinerja perusahaan.

5. Bagaimana integrasi supply chain bepengaruh positif pada kinerja

(20)

7

6. Bagaimana kapabilitas bersaing berpengaruh positif pada kinerja

perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi UKM

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan berupa informasi

bagi UKM untuk dapat meningkatkan praktek SCM menyangkut

kemampuan UKM dalam mengembangkan kerjasama dalam mitra bisnis

terkait baik persaingan ditingkat hulu atau hilir.

2. Pengembangan Teori

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi penguat teori khususnya

tentang implementasi praktek SCM, integrasi SC, dan kapabilitas bersaing

di UKM khusus seting UKM di Indonesia.

3. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi

mahasiswa yang akan melakukan penelitian khususnya yang berhubungan

(21)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkembangan UKM

Usaha kecil menengah (UKM) adalah kumpulan perusahaan, yang

heterogen dalam ukuran dan sifat, dimana apabila dipergunakan secara

bersama akan mempunyai partisipasi langsung dan tidak langsung yang

signifikan dalam produksi nasional, penyerapan tenaga kerja dan penciptaan

lapangan kerja. Pengalaman di negara maju menunjukkan bahwa UKM

adalah sumber dari inovasi produksi dan teknologi, pertumbuhan wirausaha

yang kreatif dan inovatif menciptakan tenaga kerja yang terampil dan

fleksibilitas proses produksi untuk menghadapi perubahan permintaan pasar

yang cepat. Industri kecil lebih efisien dibanding industri besar dalam

memenuhi permintaan pasar yang cepat. Kemampuan yang dimiliki industri

kecil tersebut ditentukan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah sumber

daya manusia, penguasaan teknologi, akses informasi, pasar output dan input

(Tambunan, 2002).

Perkembangan industri di Kodya Yogyakarta terus mengalami

peningkatan selama 5 tahun terakhir ini. Pada tahun 2009 UKM di Kodya

Yogyakarta berjumlah 11.997, tahun 2010 berjumlah 16.152 unit usaha,

perkembangan UKM ini mengalami peningkatan sebesar 4.155 UKM yang

merupakan tahun terbesar perkembangan UKM nya selama 5 tahun terakhir

(22)

9

sebesar 1519 unit usaha, tahun 2012 berjumlah 18.075 atau mengalami

peningkatan sebesar 404 unit usaha, dan tahun 2013 berjumlah 18.175 unit

usaha atau mengalami peningkatan sebesar 100 unit usaha yang terdiri dari

berbagai jenis usaha mulai dari perdagangan, pertanian, non pertanian dan

aneka usaha, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1

Perkembangan UKM di Kodya Yogyakarta

Tahun 2009-2013

Jenis Usaha Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

Aneka Usaha 1.569 2.872 3.252 3.353 3.378

Perdagangan 4.338 5.229 5.609 5.710 5.735

Industri Pertanian 1.723 2.788 3.168 3.269 3.294 In Non Pertanian 4.367 5.263 5.642 5.743 5.768 Jumlah 11.997 16.152 17.671 18.075 18.175 Sumber: Disperindagkop dan UKM DIY (31 Maret 2013)

Sektor industri di Kodya Yogyakarta mempunyai peranan yang cukup

besar dalam penyerapan tenaga kerja. Tahun 2013 UKM aneka usaha

menyerap tenaga kerja laki-laki sebanyak 89.352 orang dan perempuan

sebanyak 79.351 orang. Perdagangan menyerap tenaga kerja laki-laki sebanyak

105.932 orang dan perempuan sebanyak 110.932, indusri pertanian menyerap

tenaga kerja laki-laki sebanyak 97.631 orang dan perempuan sebanyak 103.632

orang, sedangkan industri non pertanian menyerap tenaga kerja laki-laki

sebanyak 87.629 orang dan perempuan sebanyak 90.630 orang, hal ini dapat

(23)

10

Tabel 2.2

Data UKM berdasarkan Sektor Ekonomi

Tahun 2013

Jenis Usaha Jumlah tenaga kerja (orang)

Jumlah Omset (Rp)

Jumlah Asset (Rp) Laki-laki Perempuan

Aneka Usaha 89.352 79.351 516.009.050 209.540.000 Perdagangan 105.932 110.932 926.448.400 571.903.150 Industri Pertanian 97.631 103.632 229.840.850 128.999.200 In Non Pertanian 87.629 90.630 440.190.750 127.562.950 Sumber: Disperindagkop dan UKM DIY (31 Maret 2013)

UKM memiliki fungsi yang sangat penting dalam hal penyerapan tenaga

kerja, upaya pengentasan kemiskinan, dan sarana untuk membangkitkan

ekonomi kerakyatan. Peranan dan kontribusi UKM yang sangat besar

tersebut, memberikan tanda bahwa UKM harus dapat ditingkatkan lebih baik

lagi.

B. LANDASAN TEORI

1. Supply Chain dan Supply Chain Management

Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja

untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai

akhir secara bersama-sama. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya

pemasok, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan-perusahaan

pendukung seperti perusahaan jasa logistik (Pujawan, 2005).

Menurut Indrajit dan Pranoto (2002), supply chain (rantai

(24)

11

produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga

merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling

berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin

menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Sedangkan

menurut Nahmias (2005), sebuah supply chain adalah seluruh jaringan

terkait pada aktivitas dari sebuah firma yang mengaitkan pemasok, pabrik,

gudang, toko, dan pelanggan.

Supply chain management (SCM) berusaha untuk meningkatkan

kinerja kompetitif dengan erat mengintegrasikan fungsi internal dalam

perusahaan secara efektif dan menghubungkan mereka dengan operasi

eksternal pemasok, pelanggan, dan anggota saluran lainnya (Kim, 2006)

Levi et al. (2000) mendefinisikan supply chain management

sebagai serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan

supplier, pengusaha, gudang (warehouse), dan toko secara efisien,

sehingga produk dihasilkan dan didistribusikan pada kuantitas, lokasi, dan

waktu yang tepat, untuk menurunkan biaya dan memenuhi kebutuhan

pelanggan. Sedangkan menurut Heizer dan Render (2005) supply chain

management atau manajemen rantai pasokan adalah pengintegrasian

aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang

setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman kepada pelanggan

melalui sistem distribusi.

Menurut Said (2006), SCM adalah pengelolaan informasi, barang

(25)

12

dengan menggunakan pendekatan sistem yang terintegrasi dengan tujuan

yang sama.

Hanna dan Newman (2001) mendefinisikan SCM sebagai

konfigurasi, koordinasi, dan peningkatan dari sebuah gabungan rangkaian

operasi yang saling terkait. Henkoff dalam Nahmias (2005) menyatakan

sebutan distribusi, logistik, atau supply chain management yaitu

merupakan proses dimana perusahaan memindahkan material, komponen,

dan produk ke pelanggan. Persaingan yang ketat dengan para kompetitor

mengharuskan perusahaan mengirim barang dalam jumlah yang tepat,

lokasi tepat dan tepat waktu.

2. Integrasi Supply chain (SC)

Integrasi berarti semua elemen yang terlibat dalam rangkaian SCM

berada dalam satu kesatuan yang kompak dan menyadari adanya saling

ketergantungan (Said, 2006). Menurut Kim (2006) manfaat integrasi SC

dapat dicapai melalui keterkaitan efisien diantara kegiatan rantai pasok,

dan keterkaitan tersebut harus tunduk pada konstruksi dan pemanfaatan

berbagai praktek rantai pasok untuk SC terpadu dan efektif. Ada beberapa

integrasi supply chain, yaitu :

a. Integrasi Internal, dalam suatu perusahaan integrasi ini dapat

menggantikan peran struktural dan administrasi kemampuan SC yang

memiliki hubungan interaktif dengan kemampuan kepemimpinan

(26)

13

lintas fungsional yang terdiri dari fungsi pembelian, fungsi pemasaran,

dan fungsi penjualan.

b. Integrasi Eksternal, dalam hubunganya dengan pemasok dan

pelanggan integrasi ini dapat menggantikan peran teknologi dan

logistik kemampuan SC yang berinteraksi dengan pemasaran yang

inovatif, diferensiasi, dan kemampuan layanan pelanggan untuk

perbaikan kinerja.

Selain itu ada juga integrasi vertikal menurut Heizer dan Render

(2005), yaitu mengembangkan kemampuan untuk memproduksi barang

atau jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pemasok atau

distributor. Integrasi vertikal dapat mengambil bentuk integrasi maju atau

mundur. Integrasi maju menyarankan produsen komponen untuk membuat

produk jadi, sedangkan integrasi mundur menyarankan perusahaan untuk

membeli pemasoknya. Integrasi vertikal dapat memberikan satu peluang

strategis untuk manajer operasi.

3. Kapabilitas bersaing

Menurut Hitt, et al (2001) kapabilitas adalah kapasitas perusahaan

untuk menggunakan sumber daya yang diintegrasikan dengan tujuan untuk

mencapai tujuan akhir yang diinginkan. Sebagai pengikat organisasi

kapabilitas muncul melalui interaksi komplek diantara sumber daya

berwujud dan tidak berwujud. Kapabilitas mampu membuat perusahaan

(27)

14

mengembangkan keunggulan yang berdaya tahan ketika digunakan dengan

wawasan dan ketangkasan.

Kompetisi atau daya saing merupakan kondisi persaingan yang

meningkat dengan cepat berdasarkan pada posisi harga kualitas,

persaingan untuk menciptakan atau menyerang produk atau pasar

geografis yang sudah ada, dan persaingan yang didasarkan pada besarnya

dana dan menciptakan aliansi dana yang lebih besar lagi (Hitt, et al, 2001).

Sedangkan menurut mahendradata (2010) kompetisi adalah inti dari sukses

atau jatuhnya perusahaan.

Sehingga kapabilitas bersaing adalah kemampuan perusahaan

untuk menciptakan posisi yang unggul dibandingkan pesaingnya dan

sangat tergantung pada kesesuaian antara kapabilitas internal organisasi

dan perubahan kondisi eksternal organisasi (Hart, 1995 dalam Anatan,

2010). Kapabilitas bersaing juga merupakan kemampuan meraih perhatian

yang lebih besar dibandingkan dengan pihak lain yang mengelola kegiatan

sejenis. Pengertian ini harus disesuaikan dengan fungsi-fungsi yang ada

dalam perusahaan, seperti fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi

manufaktur serta fungsi sumberdaya manusia harus dapat bekerjasama

secara terpadu dan terintegrasi satu sama lain dan menopang tujuan

perusahaan untuk memenangkan persaingan.

4. Kinerja dan Penilaian Kinerja

Kinerja dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan

(28)

15

dilakukan seseorang, kelompok atau badan usaha (Soepiadhy dkk, 2011).

Istilah kinerja atau performance mengacu pada hasil output dan sesuatu

yang dihasilkan dari proses produk dan jasa yang bisa dievaluasi dan

dibandingkan secara relatif dengan tujuan, standar, hasil-hasil yang lalu,

dan organisasi lain (Hertz, 2007). Kinerja juga dapat diartikan sebagai

prestasi yang dicapai perusahaan dalam periode waktu tertentu yang

mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut (Sugiyarso dan

Winarni, 2005) dalam (Irmawati, 2007). Kinerja perusahaan mengacu

pada seberapa baik perusahaan mencapai tujuan yang berorientasi pada

pasar dan keuangan (Yamin, 1999) dalam (Li et al, 2006)

Yuwono dkk. (2002), mendefinisikan penilaian kinerja sebagai

tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam

rantai nilai yang ada dalam perusahaan. Hasil pengukuran tersebut

kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan

informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana

perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas, perencanaan dan

pengendalian.

Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik terhadap

efektifitas operasional suatu organisasi, bagan organisasi dan karyawannya

berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya. Pengukuran kinerja merupakan suatu bagian dari proses

manajemen strategi yang dapat memberikan informasi strategi yang

(29)

16

tahap implementasi, sedangkan hasil pengukurannya berada pada tahap

pemantauan yang kemudian dikomunikasikan untuk memberikan umpan

balik dalam pengambilan keputusan (Mulyadi, 2001). Penilaian kinerja

menurut Kim (2006) meliputi kinerja pasar, dan kepuasan pelanggan.

C. Penelitian Terdahulu

Penulis mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Soo

Wook Kim (2006) yang berjudul “Effect of supply chain management

practices, integration, and competition capability on performance” yang

penulis jadikan sebagai acuan utama. Penelitian tersebut bertujuan untuk

menguji hubungan kausal antara praktek manajemen rantai pasok (SCM),

kapabilitas bersaing, tingkat integrasi rantai pasok (SC), dan kinerja

perusahaan yang dilakukan pada perusahaan manufaktur kecil dan besar yang

ada di Korea dan Jepang. Penelitian tersebut juga bermanfaat dalam

mengembangkan kerangka untuk menghubungkan strategi integrasi SC

sebuah perusahaan untuk strategi kompetitif, dan dalam mengidentifikasi

bagaimana keterkaitan tersebut dapat dihubungkan dengan peningkatan

kinerja organisasi. Dari hasil analisis LISREL pada perusahaan manufaktur

kecil dan besar, penelitian tersebut menemukan bahwa di

perusahaan-perusahaan kecil integrasi SC yang efisien mungkin memainkan peran yang

lebih penting untuk perbaikan kinerja yang berkelanjutan, sementara di

(30)

17

bersaing mungkin memiliki efek yang lebih signifikan terhadap peningkatan

kinerja.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

topiknya sama yaitu meneliti bagaimana pengaruh praktek SCM, integrasi,

dan kapabilitas bersaing terhadap kinerja, selain itu variabel penelitian juga

sama yang terdiri dari praktek SCM, integrasi SC, kapabilitas bersaing, dan

kinerja.

Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

penelitian ini hanya meneliti pada perusahaan manufaktur kecil saja, yaitu

pada UKM Eksportir yang ada di Kodya Yogyakarta. Pada penelitian

sebelumnya menggunakan analisis LISREL sedangkan pada penelitian ini

menggunakan analisis jalur atau path analysis.

Selain itu peneliti juga mengacu pada penelitian yang dilakukan Soo

Wook Kim (2006) yang berjudul “The effect of supply chain integration on the

alignment between corporate competitive capability and supply chain

operational capability”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi

bentuk hubungan interaktif antara kemampuan kompetitif perusahaan dan

kemampuan operasional rantai pasokan untuk perbaikan kinerja, dan untuk

mengetahui efek dari integrasi rantai pasokan (SC) pada hubungan interaktif

tersebut, penelitian dilakukan di perusahaan di Korea dan Jepang. Metode

dalam penelitian tersebut menggunakan regresi yang dimoderasi untuk

(31)

18

struktural antara konstruksi yang berkaitan dengan inisiatif perusahaan SCM,

inisiatif fungsional SC, tolok ukur kinerja, dan tingkat integrasi SC.

Tabel 2.3

Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang

(32)

19 D. Kerangka konseptual

Kerangka konseptual yang mendasari penelitian ini adalah pengaruh

praktek SCM, integrasi SC, dan kapabilitas bersaing terhadap kinerja pada

UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta. Praktek SCM tidak dapat

meningkatkan efisiensi mereka secara individual, karena efisiensi dapat

dicapai melalui interaksi berbagai rantai pasok. Hal ini menunjukan bahwa

kinerja rantai pasok harus dievaluasi tergantung pada bagaimana praktek

SCM, integrasi SC, kapabilitas bersaing dan kinerjanya dalam UKM.

Hubungan antar variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada tingkat

integrasi supply chain, hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh (Kim, 2006). UKM sudah menerapkan praktek SCM, walaupun

belum berjalan dengan baik, akan tetapi hal tersebut pasti akan sangat

menguntungkan bagi UKM dan akan berdampak positif, karena

elemen-elemen yang terlibat dalam UKM akan saling berhubungan satu sama lain

mulai dari hulu sampai hilir dan saling ketergantungan, hubungan ini tidak

dapat terputus dan akan selalu berkelanjutan.

2. Praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada

kapabilitas bersaing, hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

(Kim, 2006). Karena praktek SCM yang berjalan dengan baik dalam suatu

UKM maka dapat meningkatkan kapabilitas bersaing UKM tersebut.

3. Integrasi supply chain memiliki pengaruh positif pada kapabilitas

(33)

20

2006). Integrasi SC dalam UKM apabila dapat terkoordinasi dan berjalan

dengan kompak mulai dari hulu sampai hilir maka akan berdampak positif

dan akan meningkatkan kapabilitas bersaing UKM tersebut.

4. Praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada kinerja

perusahaan, hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Kim,

2006). Praktek SCM yang berjalan dengan baik dalam UKM maka akan

berdampak positif dan akan meningkatkan kinerja UKM tersebut.

5. Integrasi supply chain memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan,

hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Kim, 2006).

Integrasi SC dalam UKM apabila dapat terkoordinasi dan berjalan dengan

kompak mulai dari hulu sampai hilir maka akan berdampak positif dan

akan meningkatkan kinerja UKM tersebut.

6. Kapabilitas bersaing memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan,

hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Kim, 2006). Karena

semakin baik kapabilitas bersaing suatu perusahaan maka kineja

perusahaan tersebut akan meningkat dan akan berdampak positif.

(34)

21

= Pengaruh

Gambar 2.1

Kerangka konseptual pengaruh praktek SCM, integrasi SC, dan kapabilitas

bersaing terhadap kinerja.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang

dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menuntun atau mengarahkan

penyelidikan selanjutnya (Umar, 2005). Maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah :

H1 : Praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada

tingkat integrasi supply chain.

H2 : Praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada

kapabilitas bersaing.

Praktek SCM

Integrasi SC

Kapabilita s Bersaing

(35)

22

H3 : Integrasi supply chain memiliki pengaruh positif pada kapabilitas

bersaing.

H4 : Praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada

kinerja perusahaan.

H5 : Integrasi supply chain memiliki pengaruh positif pada kinerja

perusahaan.

H6 : Kapabilitas bersaing memiliki pengaruh positif pada kinerja

(36)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah UKM Eksportir di Kodya

Yogyakarta.

B. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertetu yang diterapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi juga

bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek itu (Sugiyono, 2000).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UKM yang berorientasi ekspor di

Kodya Yogyakarta.

C. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian anggota dari populasi yang terpilih dengan

menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili

populasinya (Sugiyono, 2000). Teknik pengambilan sampel ini menggunakan

purposive sampling. Purposive sampling adalah pemilihan sampel

berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut

paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Umar,

(37)

24

Purposive sampling terkadang sangat penting digunakan dalam

mencari informasi sasaran yang spesifik karena setiap elemen populasi tidak

mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian, tetapi

hanya elemen populasi yang memenuhi syarat tertentu dari penelitian saja

yang digunakan sebagai sampel penelitian. Adapun kriteria dalam

pengambilan sampel adalah memilih UKM handycraft yang berorientasi

ekspor yang masih aktif sampai saat ini secara continue melakukan kegiatan

ekspor. Adapun UKM yang masih aktif dan melakukan ekspor tersebut

berjumlah 38 (lihat lampiran).

D. Jenis Data yang digunakan

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Data primer yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli, data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab

pertanyaan peneliti (Indrianto dan Supomo, 2002). Data primer dalam

penelitian ini diperoleh secara langsung dari survey yang dilakukan oleh

peneliti. Dimana survey ini dilakukan dengan membagi kuesioner pada

responden yang dijadikan sampel.

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode survey

dengan menggunakan daftar pertanyaan/kuesioner yang disampaikan secara

(38)

25

merupakan teknik pengumpulan data yang dikumpulkan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya

(Sugiyono, 2000). Kuesioner yang disebarkan sebanyak 45 kuesioner,

kemudian kembali 41. Dari kuesioner yang kembali tersebut sebanyak 3

kuesioner tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan karena tidak

berorientasi ekspor sehingga kuesioner yang layak untuk dianalisis dalam

penelitian ini sebanyak 38 responden.

F. Operasional Variabel

Operasional variabel adalah rumusan mengenai kasus atau variabel

yang akan dicari untuk dapat ditemukan dalam penelitian di dunia nyata, di

dunia empiris atau dilapangan yang dapat dialami (Sigit, 1999).

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Praktek SCM (X1)

Praktek SCM adalah serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk

mengintegrasikan supplier, pengusaha, gudang (warehouse), dan toko

secara efisien, sehingga produk dihasilkan dan didistribusikan pada

kuantitas, lokasi, dan waktu yang tepat, untuk menurunkan biaya dan

memenuhi kebutuhan pelanggan (Levi et al, 2000). Indikatornya adalah :

1. Kemampuan teknis

2. Kemampuan struktur

(39)

26

2. Integrasi SC (X2)

Integrasi SC adalah semua elemen yang terlibat dalam rangkaian SCM

berada dalam satu kesatuan yang kompak dan menyadari adanya saling

ketergantungan (Said, 2006). Indikatornya adalah:

1. Integrasi perusahaan dengan pemasok

2. Lintas integrasi fungsional dalam perusahaan

3. Integrasi perusahaan dengan pelanggan

3. Kapabilitas Bersaing (X3)

Kapabilitas Bersaing adalah kemampuan meraih perhatian yang lebih

besar dibandingkan dengan pihak lain yang mengelola kegiatan sejenis.

Kapabilitas bersaing diukur dengan menggunakan 4 variabel pengukuran

atau indikator yaitu : (Kim, 2006)

1. Biaya kepemimpinan

2. Pelayanan pelanggan

3. Teknologi pemasaran yang inovatif

4. Diferensiasi

4. Kinerja Perusahaan (Y)

Kinerja perusahaan mengacu pada seberapa baik perusahaan mencapai

tujuan yang berorientasi pada pasar dan keuangan (Yamin, 1999) dalam

(Li et al, 2006). Indikatornya adalah (Kim, 2006) :

a. Kinerja pasar

(40)

27 G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana alat

pengukur benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Umar,

2005). Alat analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas data

adalah dengan koefisien korelasi menggunakan bantuan software SPSS

10.0. Korelasi setiap item pertanyaan dengan total nilai setiap variabel

dilakukan dengan uji korelasi bivariate. Hasil pengujian validitas

pertanyaan dalam kuesioner dikatakan valid jika nilai tingkat signifikansi

koefisien kolerasi seluruh pertanyaan kurang dari atau sama dengan 5%

(≤ 0,05) (Sugiyono, 2000).

Hasil uji validitas instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas

Variabel Item Rxy Sig. Keterangan

Praktek SCM PSCM1 PSCM2 Integrasi SC ISC1

(41)

28 Sumber : Data primer diolah, 2013

Berdasarkan pada Tabel 3.1 di atas dapat dilihat bahwa seluruh

item dari instrumen penelitian ini mempunyai tingkat signifikansi yang

lebih kecil dari 0,05 kecuali item KB11. Oleh karena itu item KB11

(42)

29

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas tanpa KB11

(43)

30 Sumber : Data primer diolah, 2013

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran eksistensi skor yang dapat dicapai

oleh orang yang sama pada kesempatan yang berbeda. Untuk memeriksa

reliabilitas suatu kuesioner, variabel-variabel yang ada tersebut

dikelompokkan menjadi beberapa kelompok (Rangkuti, 2002). Menurut

Ghozali (2012) uji reliabilitas ditentukan oleh nilai cronbach alpha dengan

nilai minimal 0,7.

Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Cronbach Keterangan

Praktek SCM

Berdasarkan Tabel 3.3 diatas dapat dilihat bahwa seluruh variabel

penelitian mempunyai nilai alpha cronbach lebih besar dari 0,7 sehingga

(44)

31 H. Skala Pengukuran Variabel

Untuk mengukur tanggapan atau sikap responden, penulis

menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial. Dalam skala likert, varibel penelitian yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai

titik tolak untuk menyusun instrumen yang dapat berupa pertanyaan ataupun

pernyataan (Sugiyono, 2004).

Dalam skala likert umumnya berisi lima bagian skala terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dalam kuesioner, antara

lain:

SR = Sangat Rendah Skor = 1

R = Rendah Skor = 2

T = Tinggi Skor = 3

AT = Agak Tinggi Skor = 4

ST = Sangat Tinggi Skor = 5

dan,

SBU = Sangat Buruk Skor = 1

BU = Buruk Skor = 2

AB = Agak Baik Skor = 3

B = Baik Skor = 4

(45)

32 I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur

atau path analysis. Analisis jalur digunakan untuk menganalisis hubungan

sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya

mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga

secara tidak langsung, dimana variabel bebas dan terikat dianalisis secara

bertahap.

Tahapan analisis jalur adalah sebagai berikut (Solimun, 2002):

1. Diagram Jalur

Langkah pertama di dalam analisis jalur adalah merancang model

berdasarkan konsep teori. Secara teoritis dapat disimpulkan sebagai

berikut:

a. Variabel X1 berpengaruh terhadap variabel X2

b. Variabel X1 berpengaruh terhadap variabel X3

c. Variabel X2 berpengaruh terhadap variabel X3

d. Variabel X1 berpengaruh terhadap variabel Y

e. Variabel X2 berpengaruh terhadap variabel Y

f. Variabel X3 berpengaruh terhadap variabel Y

Berdasarkan pengaruh antara variabel secara teoritis tersebut dapat

(46)

33

Gambar 3.1 Model Analisis Jalur

Model tersebut dapat juga dinyatakan dalam bentuk persamaan, sehingga

membentuk sistim persamaan :

X2 = P1X1 + e1

X3 = P2X1 + P3X2 + e2

Y = P4X1 + P5X2 + P6X3 + e3

Keterangan :

X1 : Praktek SCM

X2 : Integrasi SCM

X3 : Kapabilitas Bersaing

Y : Kinerja

P1 : Koefisien jalur X1 terhadap X2

P2 : Koefisien jalur X1 terhadap X3

P3 : Koefisien jalur X2 terhadap X3

P4 : Koefisien jalur X1 terhadap Y

X1

X3 Y

X2 P1

P2 P2

P3

P4

P5

P6

e1

e2

(47)

34

P5 : Koefisien jalur X2 terhadap Y

P6 : Koefisien jalur X3 terhadap Y

E = Standar error ( 1R2 )

2. Pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi

Asumsi yang melandasianalisis jalur ini adalah :

a. Di dalam analisis jalur, hubungan antar variabel adalah linier dan

adiktif.

b. Hanya model rekursif yang dapat dipertimbangkan, yaitu hanya sistem

kausal kesatu arah, sedangkan model yang mengandung kausal

resiprokal tidak dapat dilakukan analisis path.

c. Variabel endogen minimal dalam skala interval.

d. Observed variabel diukur tanpa kesalahan ( instrument pengukuran

valid dan realiabel )

e. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar

berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan.

3. Pendugaan parameter perhitungan koefisien jalur

Langkah ketiga yaitu perhitungan koefisien jalur pada diagram

jalur pada uraian sebelumnya sebagai berikut :

a. Untuk panah satu arah digunakan perhitungan regresi variabel

dibakukan secara parsial pada masing-masing persamaan. Metode

yang digunakan OLS ( ordinary least square ) yaitu metode kuadrat

(48)

35

b. Perhitungan koefisien jalur

1. Praktek SCM mempunyai pengaruh terhadap Integrasi SC.

Model : X2 = P1X1 + e1

2. Praktek SCM dan Integrasi SC terhadap Kapabilitas Bersaing.

Model : X3 = P2X1 + P3X3 + e2

3. Praktek SCM, Integrasi SC dan Kapabilitas Bersaing terhadap

Kinerja.

Model : Y = P4X1 + P5X2 + P6X3 + e3

4. Pemeriksaan Validitas Model

Langkah keempat dalam analisis jalur adalah pemeriksaan validitas

model. Valid tidaknya hasil analisis bergantung pada terpenuhi atau

tidaknya asumsi yang melandasi. Asumsi analisis jalur memiliki dua

indikator validitas model, yaitu koefisien determinasi total dan theory

trimming.

5. Koefisien determinasi total

Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur

dengan.

R2

m = 1-P2 1

e P

2 2

e …..P

2

ep

Dalam hal ini, interprestasi terhadap R2m, sama dengan

interprestasi (R2) pada analisis regresi. Untuk uji R2 (koefisien

determinasi) adalah koefisien determinasi ini mencari seberapa besar

pengaruh variabel independen dalam menerangkan keseluruhan terhadap

(49)

36

Jadi koefisien determinasi hanya mengukur seberapa besar

sumbangan variabel dependen secara keseluruhan terhadap naik turunya

variasi nilai dependen. Nilai R2

ini akan mempunyai range 0-1.

6. Theory Trimming

Uji validitas koefisien jalur pada setiap jalur penggaruh langsung

adalah sama dengan pada regresi, menggunakan nilai p dari uji t, yaitu

pengujian koefisien regresi variabel dibakukan secara parsial.

Berdasarkan theory trimming, maka jalur-jalur nonsignifikan

dibuang. Uji t pada regresi ini adalah sebagai berikut :

t = se b1

Keterangan :

t = Nilai t hitung

b1 =Nilai koefisien dari variabel ke 1

Se = Nilai standar error

J. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, digunakan model analisis

jalur atau path analysis. Analisis jalur digunakan menganalisis hubungan

sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya

mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi secara

(50)

37

Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05

(α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria

sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis tidak terbukti (koefisien jalur

tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen

tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen.

2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis terbukti (koefisien jalur

signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut

(51)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah melakukan penelitian di lapangan, maka diperoleh data primer

yang diperlukan guna menguji hipotesis yang telah dikemukakan. Kuesioner yang

disebarkan sebanyak 45 buah, kemudian kembali 41. Dari kuesioner yang kembali

tersebut sebanyak 3 kuesioner tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan karena

tidak berorientasi ekspor sehingga kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

sebanyak 38 responden. Tingkat pengisian kuesioner mencapai 84,4% yang

tergolong agak tinggi karena kuesioner disebarkan langsung kepada responden.

A. Karakteristik Responden

1. Jabatan

Karakteristik responden berdasarkan jabatan dapat dilihat pada

Tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

No. Jabatan Frekuensi Persentase

1 Pemilik 38 100

Jumlah 38 100%

Sumber : Data primer diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 38 responden yang

diambil semuanya merupakan pemilik dari UKM itu sendiri yaitu

(52)

39

2. Umur UKM

Karakteristik responden berdasarkan umur UKM dapat dilihat pada

Tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur UKM

No. Umur UKM Frekuensi Persentase

1 2 3

< 5 Tahun 5 – 10 Tahun > 10 Tahun

1 10 27

2,6 26,3 71,1

Jumlah 38 100%

Sumber : Data Primer diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa dari 38 responden yang

diambil menyatakan bahwa UKM tempat mereka bekerja berdiri kurang

selama 5 tahun atau sekitar kurang sebanyak 1 orang atau sekitar 2,6%,

yang menyatakan bahwa UKM tempat mereka bekerja telah berdiri 5 – 10

tahun sebanyak 10 orang atau sekitar 26,3%, dan yang menyatakan bahwa

UKM tempat mereka bekerja telah berdiri lebih dari 10 tahun sebanyak 27

orang atau sekitar 71,1%.

3. Produk UKM

Karakteristik responden berdasarkan produk UKM dapat dilihat

(53)

40

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Produk UKM

No. Produk UKM Frekuensi Persentase

1

Sumber : Data primer diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 38 responden yang

paling banyak merupakan UKM yang membuat produk dari perak yaitu

mencapai 9 UKM atau sekitar 23,7%, berikutnya adalah UKM yang

membuat produk berupa tas yaitu sebanyak 7 UKM atau sekitar 18,4%,

UKM yang membuat produk dari kulit yaitu sebanyak 4 UKM atau sekitar

10,5%, UKM yang membuat produk berupa batik, furniture, dan teksil

mempunyai jumlah yang sama yaitu masing-masing sebanyak 3 UKM atau

sekitar 7,9%, UKM yang membuat produk kain sutra, lampu dan logam

mempunyai jumlah yang sama yaitu masing-masing sebanyak 2 UKM atau

sekitar 5,3%, dan UKM yang membuat produk bambu, kerajinan box, dan

tembaga mempunyai jumlah yang sama yaitu masing-masing sebanyak 1

(54)

41 B. Analisis Jalur

Untuk mengkaji pengaruh variabel Praktek SCM, Integrasi SC,

kapabilitas bersaing terhadap kinerja perusahaan, maka dianalisis dengan

menggunakan analisis jalur. Langkah-langkah dalam analisis jalur adalah

sebagai berikut :

1. Model

Berdasarkan konsep dan teori, maka model yang dipakai dalam penelitian

ini adalah :

Gambar 4.1 Model Analisis Jalur

Keterangan :

X1 : Praktek SCM

X2 : Integrasi SC

X3 : Kapabilitas bersaing

Y : Kinerja perusahaan

X1

X3 Y

X2 P1

P2 P2

P3

P4

P5

P6

e1

e2

(55)

42

Model tersebut dapat juga dinyatakan dalam bentuk persamaan, sehingga

membentuk sistem persamaan :

X2 = P1X1 + e1

X3 = P2X1 + P3X2 + e2

Y = P4X1 + P5X2 + P6X3 + e3

2. Perhitungan koefisien jalur

a. Koefisien Jalur Praktek SCM terhadap Integrasi SC

Berdasarkan analisis data pada lampiran, maka pengaruh

Praktek SCM terhadap Integrasi SC dapat diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.4

Hasil Estimasi Pengaruh Variabel Praktek SCM (X1) terhadap

Integrasi SC (X2)

Sumber : Data primer Diolah, 2013

PE1 = (10,534 = 0,682 Predictors: (Constant), Penerap an SCM

a.

Coeffici entsa

1.176 .352 3.345 .002 .680 .106 .731 6.425 .000 (Co nstant)

(56)

43

Dengan demikian, diperoleh model sebagai berikut :

X2 = 0,731X1 + 0,682

b. Koefisien Jalur Praktek SCM dan Integrasi SC terhadap Kapabilitas

bersaing

Berdasarkan analisis data pada lampiran, maka pengaruh

Praktek SCM dan Integrasi SC terhadap Kapabilitas bersaing dapat

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Estimasi Pengaruh Variabel Praktek SCM (X1) dan Integrasi SC

(X2) terhadap Kapabilitas bersaing (X3)

Sumber : Data primer Diolah, 2013

PE2 = (10,545 = 0,675

Dengan demikian, diperoleh model sebagai berikut :

X3 = 0,218X1 + 0,564X2 + 0,675

Predictors: (Constant), Integrasi SC, Penerapan SCM a.

Coeffici entsa

1.359 .350 3.885 .000

.176 .135 .218 1.305 .200

.488 .145 .564 3.374 .002

(Co nstan t)

(57)

44

c. Koefisien Jalur Praktek SCM, Integrasi SC, Kapabilitas bersaing

terhadap Kinerja Perusahaan

Berdasarkan analisis data pada lampiran, maka pengaruh

Praktek SCM, Integrasi SC, Kapabilitas bersaing terhadap Kinerja

perusahaan dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Estimasi Pengaruh Variabel Praktek SCM (X1), Integrasi SC

(X2), Kapabilitas bersaing (X3) terhadap Kinerja Perusahaan (Y)

Sumber : Data Primer Diolah, 2013

PE3 = (10,305 = 0,834

Dengan demikian, diperoleh model sebagai berikut :

Y = 0,113X1 – 0,244X2 + 0,638X3 + 0,834

Predictors: (Constant), Kapabilitas Bersaing, Penerap an SCM, Integrasi SC

a.

Coeffici entsa

1.592 .593 2.684 .011

.103 .196 .113 .526 .603

-.239 .236 -.244 -1.013 .318

.721 .240 .638 3.010 .005

(Co nstant)

(58)

45

3. Validitas model

Terdapat dua indikator validitas model di dalam analisis jalur, yaitu

koefisien determinasi total dan theory trimming.

a. Koefisien Determinasi Total

Adalah keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model. Koefisien

determinasi total untuk jalur lintasan kapabilitas bersaing terhadap

kinerja perusahaan adalah :

2 m

R = 1 – (0,682)2(0,675)2(0,834)2

2 m

R = 0,852

Ini berarti keragaman data dapat dijelaskan oleh model tersebut adalah

sebesar 85,2% dengan kata lain informasi yang dikandung dalam data

dapat dijelaskan oleh model tersebut sedangkan yang 14,8% dijelaskan

oleh variabel lain (yang tidak terdapat dalam model dan error).

b. Theory Trimming

Uji validitas koefisien path pada setiap jalur untuk pengaruh langsung

adalah sama dengan pada regresi, menggunakan nilai p dari uji t, yaitu

pengujian koefisien regresi variabel dibakukan secara parsiil.

Berdasarkan pengaruh dalam model dan theory trimming, maka

(59)

46

Keterangan : : Tidak Signifikan

Gambar 4.2 Koefisien Analisis Jalur

4. Interpretasi

a. Berdasarkan hasil validitas model, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Berdasarkan koefisien determinasi total, diperoleh model yang

dapat menjelaskan informasi yang terkandung di dalam data

sebesar 85,2%. Angka ini cukup besar sehingga dapat dilakukan

interpretasi lebih lanjut.

2. Dari 6 lintasan terdapat 3 lintasan yang tidak signifikan, yaitu

lintasan P2, P4 dan P5. Sedangkan lintasan P1, P3, dan P6 adalah

signifikan.

X1

X3 Y

X2 0,731

(0,000)

0,218

(0,200)

0,564

(0,002)

0,113

(0,603)

-0,244

(0,318)

0,638

(0,005)

0,683

0,675

(60)

47

b. Pengaruh dari setiap variabel

Pengaruh langsung dari variabel eksogen ke variabel endogen

adalah :

1. Pengaruh langsung X1 terhadap X2 = P1

Pengaruh langsung Praktek SCM (X1) terhadap Integrasi SC (X2)

adalah sebesar 0,731

2. Pengaruh langsung X1 terhadap X3 = P2

Pengaruh langsung Praktek SCM (X1) terhadap kapabilitas

bersaing (X3) adalah sebesar 0,218.

3. Pengaruh langsung X2 terhadap X3 = P3

Pengaruh langsung Integrasi SC (X2) terhadap kapabilitas bersaing

(X3) adalah sebesar 0,564.

4. Pengaruh langsung X1 terhadap Y= P4

Pengaruh langsung Integrasi SC (X1) terhadap kinerja perusahaan

(Y) adalah sebesar 0,113.

5. Pengaruh langsung X2 terhadap Y = P5

Pengaruh langsung Integrasi SC (X2) terhadap kinerja perusahaan

(Y) adalah sebesar -0,244.

6. Pengaruh langsung X3 terhadap Y= P6

Pengaruh langsung kapabilitas bersaing (X3) terhadap kinerja

(61)

48 C. Uji Hipotesis

a. Uji Hipotesis Pertama

H1 : Praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada

tingkat integrasi supply chain.

Berdasarkan data pada model ilustrasi, uji validasi pada analisis jalur

dapat dilihat bahwa pengaruh praktek SCM terhadap integrasi SC sebesar

0,731 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05

atau signifikan. Jadi semakin tinggi praktek SCM berarti semakin tinggi

pula integrasi SC pada UKM Eksportir di Kodya Yogyakarta. Dengan

demikian hipotesis pertama yang menyatakan diduga praktek supply

chain management memiliki pengaruh positif pada tingkat integrasi

supply chainterbukti. b. Uji Hipotesis Kedua

H2 : Praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada

kapabilitas bersaing.

Berdasarkan data pada model ilustrasi, uji validasi pada analisis jalur

dapat dilihat bahwa pengaruh Praktek SCM terhadap Kapabilitas

bersaing sebesar 0,218 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,200 yang

lebih besar dari 0,05 atau tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis

kedua yang menyatakan diduga praktek supply chain management

(62)

49

c. Uji Hipotesis Ketiga

H3 : Integrasi supply chain memiliki pengaruh positif pada kapabilitas

bersaing.

Berdasarkan data pada model ilustrasi, uji validasi pada analisis jalur

dapat dilihat bahwa pengaruh Integrasi SC terhadap Kapabilitas bersaing

sebesar 0,564 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 yang lebih kecil

dari 0,05 atau signifikan. Jadi semakin tinggi Integrasi SC berarti

semakin tinggi kapabilitas bersaing pada UKM Eksportir di Kodya

Yogyakarta. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan diduga

integrasi supply chain memiliki pengaruh positif terhadap kapabilitas

bersaing terbukti. d. Uji Hipotesis Keempat

H4 : Praktek supply chain management memiliki pengaruh positif pada

kinerja perusahaan.

Berdasarkan data pada model ilustrasi, uji validasi pada analisis jalur

dapat dilihat bahwa pengaruh praktek SCM terhadap Kinerja Perusahaan

sebesar 0,113 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,603 yang lebih besar

dari 0,05 atau tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis keempat yang

menyatakan diduga praktek supply chain management memiliki

pengaruh positif pada kinerja perusahaan tidak terbukti. e. Uji Hipotesis Kelima

H5 : Integrasi supply chain memiliki pengaruh positif pada kinerja

Gambar

Tabel 2.1 Perkembangan UKM di Kodya Yogyakarta
Tabel 2.2
Gambar 2.1 Kerangka konseptual pengaruh praktek SCM, integrasi SC, dan kapabilitas
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Semakin baik iklim etika yang dibangun dalam KAP tersebut, maka konflik organisasional profesional akan semakin rendah yang berakibat pada kinerja akuntan publik

Berdasarkan gambar 1, penelitian dimulai dari menidentifikasi masalah yang akan dikaji dalam penelitian. Pada tahap ini yang menjadi fokus dari masalah yang akan

Program talk show “Mata Najwa”, Najwa Shihab selaku pembawa acara dituntut harus mampu memperoleh informasi yang jelas dan akurat dari narasumber yang

Selanjutnya 34% perusahaan lebih maju dengan mengembangkan SCM dalam fungsi procurement yang berintegrasi dengan supplier/vendor utamanya, dan 11% mengembangkan supply chain

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian testosterone replacement therapy meningkatkan ekspresi mRNA reseptor androgen pada kelenjar prostat

Tujuan dari studi ini adalah untuk menyelidiki efektivitas dari intervensi berbasis internet  self-help  pada gejala depresi dan kecemasan dalam kehamilan.. Selain

bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 28 ayat (2) Peraturan Bupati Karawang Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan

kesejahteraan masyarakat, pemerintah Kota Padang berusaha untuk meningkatkan pendapatan asli daerah melalui sumber- sumber PAD nya yaitu pajak, retribusi,