• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin. Gambaran karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Siswa Kelas X di SMU Negeri 14 Medan Tahun 2009

No Umur Siswa Kelas X SMU Negeri 14 Medan Jlh Resp. Persentase (%) 1 2 3 14 Tahun 15 Tahun 16 Tahun 11 41 25 14,28 53,25 32,47 Total 77 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas ditunjukkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berumur 15 tahun yakni sebanyak 41 orang (53,25 %) sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang berumur 14 tahun yakni 11 orang (14,28%)

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa Kelas X di SMU Negeri 14 Medan Tahun 2009.

No Jenis Kelamin Siswa Kelas X SMU Negeri 14 Medan Jumlah Responden Persentase

(%) 1 2 Laki-Laki Perempuan 32 45 41,56 58,44 Total 77 100

Tabel 4.2 tersebut menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah perempuan yakni sebanyak 45 orang (58, 44 %) sedangkan responden laki-laki sebanyak 32 orang (41,56 %).

4.3 Pengetahuan

Pengetahuan responden yang diukur meliputi manfaat plastik, jenis dan tanda pengenal plastik, ciri-ciri tanda pengenal plastik,bahaya penggunaan plastik, kelebihan penggunaan plastik. Gambaran pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel berikut .

Tabel 4.3 Gambaran Pengetahuan Responden Terhadap Penggunaan Plastik Sebagai Tempat Penyimpanan Makanan Dan Minuman Tahun 2009. No Pertanyaan Jawaban Pertanyaan

Skor 2 Skor 1 Skor 0 Jlh % Jlh % Jlh % 1 Manfaat Plastik 77 100 0 0 0 0 2 Cara Mengenali Jenis dan Tanda

Pengenal Plastik

33 42,86 29 37,66 15 19,48 3 Berapa kali pemakaian botol mineral 27 35,06 32 41,56 18 23,38 4 Ciri-ciri Tanda Pengenal Plastik 56 72,73 14 18,18 7 9,09 5 Penggunaan Plastik pembungkus

(cling wap) sebagai tempat makanan dan minuman panas

30 38,96 22 28,57 25 32,47

6 Kelebihan Plastik 65 84,42 12 15,58 0 0 7 Tanda-tanda pengenal plastik penting

dicantumkan pada kemasan plastik

77 100 0 0 0 0 8 Bahaya Plastik sebagai pengemas

makanan dan minuman panas

61 79,22 17 22,08 0 0 9 Penggunaan Plastik yang aman

sebagai tempat makanan dan minuman panas

54 70,13 15 19,48 8 10.39

10 Ciri-ciri plastik dikatakan berbahaya 31 40,26 18 23,38 28 36,36

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa seluruh responden orang tahu manfaat dan yakni sebanyak 77 orang ( 100 %). Dari tabel di atas , 77 responden (100%) menjawab bahwa penting (pertanyaan 7 dengan skor 2) tanda-tanda pengenal plastik dicantumkan pada kemasan makanan dan minuman yang terbuat dari plastik. Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa reponden juga masih banyak yang kurang mengetahui tentang cara mengenali jenis dan tanda pengenal plastik yakni responden yang mendapat skor 1 sebanyak 29 orang ( 37,66 %) dan yang tidak tahu sama sekali sebanyak 15 orang (19,48 %). Dari 77 responden masih banyak yang kurang mengetahui tentang penggunaan plastik pembungkus (cling wap)

sebagai tempat makanan dan minuman panas yakni sebanyak 22 orang (28,57%) dan yang tidak tahu sama sekali sebanyak 25 orang (32,47%).

Dari tabel tersebut dapat dilihat juga bahwa hanya 27 responden (35,06%) yang mendapat skor 2 atas pertanyaan tentang berapa kali pemakaian botol mineral dan yang kurang tahu sebanyak 32 orang (41,56%) dan yang tidak tahu sama sekali sebanyak 18 orang (23,38%). Dari tabel tersebut juga ditunjukkan bahwa responden masih banyak yang kurang tahu tentang ciri-ciri plastik yang dikatakan berbahaya yakni 18 orang (23,38%) dan yang tidak tahu sama sekali sebanyak 28 orang (36,36 %).

Tabel 4.4. Kategori Pengetahuan Responden Terhadap Penggunaan Plastik Sebagai Tempat Penyimpanan Makanan Dan Minuman Tahun 2009

No Kategori

Pengetahuan

Siswa Kelas X SMU Negeri 14 Medan Jlh Responden Persentase (%)

1 Baik 51 66,24

2 Sedang 16 20,78

3 Kurang 10 12,98

Total 77 100

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang berpengetahuan baik yakni 51 orang (66,24%) dan paling sedikit berpengetahuan kurang yakni 10 orang (12,98%).

4.4 Sikap

Sikap responden merupakan respon tertutupnya terhadap pertanyaan- pertanyaan atas sikap tentang bahaya penggunaan plastik sebagai tempat penyimpanan makanan dan minuman.

Tabel 4.5. Gambaran Sikap Responden (Siswa Kelas X) SMU Negeri 14 Medan Terhadap Penggunaan Plastik sebagai Tempat penyimpanan makanan dan Minuman Tahun 2009.

No Pertanyaan Jawaban Responden

Setuju Kurang

Setuju

Tidak Setuju

n % n % n %

1 Plastik daur ulang tidak digunakan sebagai

kemasan makanan atau minuman 45 58,44 13 16,88 19 24,68

2 Setiap produk plastik dicantumkan tanda

pengenal plastik 77 100 0 0 0 0

3 Ada peraturan penggunaan plastik dalam

kehidupan sehari-hari 77 100 0 0 0 0

4 Kemasan plastik yang digunakan sebagai

tempat makanan panas diganti dengan kemasan yang alami seperti daun pisang

39 50,65 27 35,06 11 14,29

5 Kemasan plastik tidak digunakan sebagai

tempat makanan dan minuman panas 54 70,13 14 18,18 9 11,69

6 Makanan dan minuman panas didinginkan

terlebih dahulu kemudian dikemas ke dalam kemasan plastik

62 80,52 5 6,49 10 12,99

7 Kemasan plastik dikatakan memiliki kelebihan yang praktis , murah ,fleksibel , penggunaanya

77 100 0 0 0 0

8 Produk plastik yang memiliki ciri lebih kuat, dan jika ditekan akan mudah kembali kebentuk semula layak digunakan

42 54,55 17 22,08 18 23,37

9 Plastik yang digunakan sebagai kemasan

makanan dan minuman panas itu berbahaya bagi kesehatan

65 84,42 9 11,69 3 3,89

10 Botol mineral ( contoh : aqua ) digunakan

sekali pemakaian 27 35,06 23 29,87 20 25,97

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa 77 orang responden (100%) yang setuju bahwa setiap produk plastik dicantumkan tanda pengenal plastik, ada peraturan penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari, dan setuju jika makanan dan minuman panas didinginkan terlebih dahulu kemudian dikemas ke dalam kemasan plastik. Sementara ada sebanyak 27 responden (35,06%) yang kurang setuju jika kemasan plastik yang digunakan sebagai tempat makanan panas diganti dengan

kemasan yang alami seperti daun pisang dan ada sebanyak 20 responden (25,97%) tidak setuju jika botol mineral ( contoh : aqua ) digunakan sekali pemakaian.

Berdasarkan hasil skoring dari jawaban responden maka sikap responden dikategorikan ke dalam kategori baik, sedang, dan kurang. Hasil pengkategorian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6 Kategori sikap Responden (Siswa Kelas X) SMU Negeri 14 Medan Terhadap Penggunaan Plastik sebagai Tempat penyimpanan makanan dan Minuman Tahun 2009.

No Kategori

Sikap

Siswa Kelas X SMU Negeri 14 Medan Jlh Responden Persentase (%)

1 Baik 56 72,73

2 Sedang 10 12,99

3 Kurang 11 14,28

Total 77 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 56 responden (72,73%) yang memilki sikap dalam kategori baik dan 10 responden (12,99 %) yang memiliki sikap dalam kategori sedang dan yang memiliki sikap dalam kategori kurang terdapat 11 reponden (14,28 %).

4.5 Tindakan

Tindakan responden meliputi tindakan dalam penggunaan plastik sebagai tempat penyimpanan atau pengemas makanan dan minuman. Pilihan atas jawaban tindakan adalah selalu, kadang-kadang, dan tidak pernah. Uraian tindakan responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Gambaran Tindakan Responden (Siswa Kelas X) SMU Negeri 14 Medan Terhadap Penggunaan Plastik sebagai Tempat penyimpanan makanan dan Minuman Tahun 2009.

No Pertanyaan Jawaban Responden Selalu Kadang- Kadang Tidak Pernah Jlh % Jlh % Jlh %

1 Menggunakan produk plastik sebagai

kemasan makanan dan minuman 44 57,14 33 42,86 0 0

2 Tidak memperhatikan tanda dan jenis

pengenal pada kemasan plastik 14 18,18 35 45,45 28 36,36

3 Tidak menggunakan produk plastik yang dicantumkan jenis dan tanda pengenal plastik pada kemasan makanan dan minuman

17 22,08 25 32,47 35 45,45

4 Tidak menggunakan produk plastik yang memiliki ciri-ciri plastik lebih kuat, mengkilat dan jika ditekan akan kembali kebentuk semula

15 19,48 32 41,59 30 38,96

5 Produk plastik yang memiliki ciri ditekan tidak kembali, permukaan tidak mengkilat, jika dibakar akan menimbulkan bau wax (lelehan lilin)

20 25,97 42 54,55 15 19,48

6 Menggunakan produk plastik yang memiliki ciri-ciri plastik lebih keras, mengkilat, dan jika dibakar berbau phenol (alkohol)

18 23,38 25 32,47 34 44,15

7 Menggunakan botol minuman seperti botol

air mineral lebih dari satu kali pemakaian 35 45,45 28 36,37 14 18,18 8 Menggunakan botol minuman plastik yang

digunakan untuk tempat minuman panas 26 33,76 48 62,34 13 16,90

9 Terlebih dahulu tidak mendinginkan

makanan dan minuman panas sebelum dikemas dalam produk plastik

13 16,88 37 48,05 20 25,97

10 Menggunakan kemasan plastik untuk

mengemas makanan berminyak atau

berlemak yang panas 15 19,48 48 62,34 14 18,18

Berdasarkan tabel 4.7 tersebut dapat dilihat bahwa seluruh responden kelas X SMU Negeri 14 Medan menggunakan produk plastik sebagai kemasan makanan dan minuman dimana sebanyak 44 orang (57,14%) selalu menggunakan produk plastik sebagai kemasan makanan dan minuman dan 33 orang (42,86%) yang kadang-kadang menggunakan produk plastik sebagai kemasan makanan dan minuman. Dari tabel

tersebut juga dapat dilihat bahwa hanya 13 orang (16,88%) yang terlebih dahulu mendinginkan makanan dan minuman panas sebelum dikemas dalam produk plastik.

Berdasarkan hasil skoring dari jawaban responden maka tindakan responden dikategorikan ke dalam 3 kategori yakni tindakan dalam kategori baik, sedang dan kurang. Kategori responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Kategori Tindakan Responden (Siswa Kelas X) SMU Negeri 14 Medan Terhadap Penggunaan Plastik sebagai Tempat penyimpanan makanan dan Minuman.

No Kategori

Tindakan

Siswa Kelas X SMU Negeri 14 Medan Jlh Responden Persentase (%)

1 Baik 23 29,87

2 Sedang 28 36,36

3 Kurang 26 33,77

Total 77 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 28 responden (36,36%) yang memiliki tindakan dalam kategori sedang, 26 responden (33,77%) yang memiliki tindakan dalam kategori kurang dan hanya 23 responden (28,87%) yang memilki tindakan dalam kategori baik.

41

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Hasil penelitan seperti yang telah ditunjukkan dalam tabel 4.1 diketahui bahwa responden berumur 14 tahun sampai dengan 16 tahun, dimana responden terbanyak adalah responden yang berumur 15 tahun yakni sebanyak 41 orang (53,25%).

Berdasarkan tabel 4.1 juga dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak adalah yang memiliki jenis kelamin perempuan yakni 45 orang (58,44%). Hal ini disebabkan karena lebih sedikit populasi laki-laki daripada populasi perempuan kelas X di SMU Negeri 14 Medan sehingga peluang terpilihnya responden perempuan lebih besar.

5.2 Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (1993), perilaku seseorang akan lebih baik dan dapat bertahan lama apabila didasari oleh pengetahuan yang baik. Oleh karena itu, pengetahuan yang baik tentang bahaya penggunaan plastik sebagai tempat penyimpanan makanan dan minuman dapat mengurangi dampaknya terhadap kesehatan.

Berdasarkan hasil pengkategorian terhadap pengetahuan responden diketahui bahwa pengetahuan responden tentang bahaya penggunaan plastik sebagai tempat penyimpanan makanan dan minuman lebih banyak dalam kategori baik. Uraian terhadap hasil pengetahuan responden tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 yang

42

menunjukkan bahwa semua responden mengetahui manfaat plastik 77 responden (100%), sebanyak 56 responden (72,73%) mengetahui ciri-ciri tanda pengenal plastik, sebanyak 61 responden (79,22%) mengetahui bahaya plastik sebagai pengemas makanan dan minuman panas, dan sebanyak 54 responden (70,13%) yang mengetahui tentang penggunaan plastik yang aman sebagai tempat makanan dan minuman panas. Sementara itu, dapat dilihat bahwa pengetahuan responden secara umum belum mengetahui tentang cara mengenali jenis dan tanda pengenal plastik yang di daur ulang yakni sebanyak 33 responden (42,86%). Begitu juga pengetahuan responden tentang penggunaan plastik pembungkus (cling wrap) sebagai tempat makanan dan minuman panas hanya 30 responden (38,96%) yang mengetahui hal tersebut dan hanya 27 responden (35,06%) yang tahu tentang berapa kali pemakaian botol mineral.

Berdasarkan gambaran tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas X di SMU Negeri 14 Medan dikatakan sudah baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4 yang menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori baik yakni sebanyak 51 orang (66,24%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour) (Notoatmodjo, 2007).

43

5.3 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2007). Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 1997).

Sikap responden mencakup persepsi responden teerhadap bahaya penggunaan plastik sebagai tempat penyimpanan makanan dan minuman. Dari hasil penelitian sikap semua responden yakni 77 orang (100%) mengatakan bahwa mereka setuju jika setiap produk plastik dicantumkan tanda pengenal plastik. Begitu juga dengan sikap responden yang mengatakan setuju jika ada peraturan penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari yakni sebanyak 77 responden (100%). Sikap responden yang menjawab setuju jika kemasan plastik tidak digunakan sebagai tempat makanan dan minuman panas yakni sebanyak 54 responden (70,13%) dan sikap responden kebanyakan menjawab setuju jika makanan dan minuman panas didinginkan terlebih dahulu kemudian dikemas dalam kemasan plastik yakni sebanyak 62 responden (80,52%). Sikap responden yang cukup baik ini didukung karena adanya pengetahuan yang baik tentang bahaya penggunaan plastik sebagai tempat penyimpanan makanan dan minuman.

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa secara umum sikap reponden sudah baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan uraian pada tabel 4.5, dimana

44

sebagai tempat penyimpanan makanan dan minuman terdapat 7 pertanyaan dimana responden lebih banyak memiliki sikap yang positip. Hal ini juga dapat dilihat pada tabel 4.6 dimana terdapat 56 responden (72,73%) yang memiliki sikap dalam kategori baik. Banyaknya responden yang memiliki sikap dalam kategori baik didukung oleh tingkat pengetahuan yang tinggi. Dapat dikatakan bahwa pengetahuan siswa dapat membentuk sikap siswa. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek tersebut (Purwanto,1998).

5.4 Tindakan

Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata maka diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas (Notoadmodjo, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian ternyata pengetahuan dan sikap responden tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari uraian tindakan yakni masih banyak responden yang menjawab selalu menggunakan produk plastik sebagai kemasan makanan dan minuman yaitu 44 orang (57,14%), hanya sebanyak 14 responden (18,18%) yang menjawab selalu memperhatikan tanda dan jenis pengenal pada kemasan plastik, hanya sebanyak 17 responden (22,08%) yang menjawab selalu menggunakan produk plastik yang dicantumkan jenis dan tanda pengenal plastik pada kemasan makanan dan minuman. Selain itu, hanya sebanyak 15 responden (22,08%) menjawab selalu menggunakan produk plastik yang memiliki ciri-ciri plastik lebih

45

kuat, mengkilat, dan jika ditekan akan kembali ke bentuk semula, hanya 15 responden (19,48%) yang menjawab tidak pernah dalam menggunakan produk plastik yang memiliki ciri ditekan tidak kembali, permukaan tidak mengkilat, jika dibakar akan menimbulkan bau wax (lelehan lilin), sebanyak 34 responden (44,15%) yang menjawab tidak pernah menggunakan produk plastik yang memiliki ciri-ciri plastik lebih keras, mengkilat, dan jika dibakar berbau phenol (alkohol), terdapat lebih banyak responden yang menjawab selalu yakni 35 orang (45,45%) dalam penggunaan botol minuman seperti botol air mineral lebih dari satu kali pemakaian, hanya 13 orang (16,90%) yang menjawab tidak pernah menggunakan botol minuman plastik untuk tempat minuman panas, hanya sebanyak 13 responden (16,88%) yang menjawab selalu terlebih dahulu mendinginkan makanan dan minuman panas sebelum dikemas dalam produk plastik dan hanya terdapat sebanyak 14 responden yang menjawab tidak pernah menggunakan kemasan plastik untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak yang panas.

Dari uraian tersebut maka diperoleh bahwa lebih banyak responden yang memiliki tindakan dalam kategori sedang dan kurang. Sementara sebelumnya telah disebutkan bahwa mayoritas pengetahuan dan sikap responden termasuk dalam kategori baik. Dimana terdapat sebanyak 23 responden (29,87%) yang memiliki tindakan dalam kategori baik, 28 responden (36,36%)yang memiliki tindakan dalam kategori sedang dan sebanyak 26 responden (33,77%) yang memiliki tindakan dalam kategori kurang.

46

namun penelitian lainnya juga membuktikan bahwa proses ini tidak selalu seperti teori tersebut, bahkan dalam praktek sehari-hari terjadi sebaliknya. Seperti halnya dalam penelitian ini diperoleh bahwa seseorang dapat bertindan negatif meskipun pengetahuan dan sikapnya positip. Tindakan yang negatif ataupun yang kurang tentang bahaya panggunaan plastik sebagai tempat penyimpanan makanan dan minuman dipengaruhi oleh karena kemasan plastik dikatakan memiliki kelebihan yang praktis , murah ,fleksibel penggunaanya.

Dari segi kesehatan lingkungan sebagian masyarakat beranggapan bahwa apabila plastik bisa didaur ulang, maka selesailah masalah. Namun pada kenyataannya, daur ulang bukanlah solusi paling tepat untuk menyelesaikan timbunan sampah plastik. Beberapa jenis plastik dapat didaur ulang menjadi bahan plastik yang berbeda jenis, dan beda produksi pula. Namun hanya sekitar 1 hingga 5 persen jenis plastik yang dapat didaurulang. Artinya masih akan ada banyak plastik yang hanya akan berakhir di timbunan sampah,dan mencemari lingkungan. Ada alasannya mengapa kata "recycle" terletak di bagian paling akhir dari kalimat : "Reduce, Reuse,Recycle". Terkadang masyarakat lupa bahwa untuk mendaur ulang diperlukan banyak energi, yang kebanyakan membutuhkan minyak. Tentu saja hal ini sangat berpengaruh bagi kelestarian bumi. Hal paling baik yang bisa kita lakukan adalah mengurangi pemakaian plastik, dan memakai kembali plastik yang masih dapat digunakan.

Laut yang terbentang luas kini tak biru dan tak bersih lagi. Sampah plastik kemasan makanan, botol minuman, atau jenis plasitk lainnya sangat mudah ditemui di sekitar pantai. Dari sekian banyak plastik yang dikonsumsi oleh manusia, 10

47

persen diantaranya berakhir di laut. Sampah ini sebagian besar berasal dari kapal penumpang, dari muara daratan, dan dari kegiatan wisatawan. Sekitar 400.000 relawan dari seluruh dunia menemukan sekitar 6 juta pon sampah. Sebagian besar diantarnya adalah kantong plastik dan kemasan Styrofoam. Sampah-sampah ini tentu memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan di laut. Banyak burung-burung laut yang ditemukan mati, dengan perut penuh dengan sampah plastik kecil. Ratusan kura- kura, dan hewan laut lainnya mati setiap tahunnya karena memakan plastik. Mereka mengira plastik adalah jellyfish, sumber makanan utama mereka. Hal ini telah membuktikan, bahwa keberadaan sampah plastik membunuh banyak hewan laut, dan dapat mengancam kepunahannya. Kita, sebagai pengguna plastik, tentu saja memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kerusakan bumi ini (Heli, 2009).

48

Dokumen terkait