• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

c) Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja.

Adapun variabel kinerja karyawan sebagai variabel Y (terikat/dependent) dalam penelitian ini akan menguji konsep yang kemukakan oleh Fadel dalam (Samsuddin, 2018), pemahaman atas tugas, inovasi, kecepatan kerja, keakuratan kerja, kerjasama. Berdasarkan uraian yang telah dikemukan, maka peneliti menyusun bagian kerangka piker penelitian, sebagaimana yang terlihat pada gambar 2.1

PT. PELNI LABUAN BAJO

VARIABEL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(X)

1. Indikator keselamatan kerja menurut (Khurosani, 2018):

VARIABEL KINERJA KARYAWAN (Y) Kemukakan Fadel (dalam Samsuddin, 2018)

a) Pemahaman atas

H1 H2 H3

H4 H5 H6

H7

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka piker yang telah disusun, maka ada beberapa hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:

Hipotesis Pertama (H1):

H1 : Ada pengaruh faktor lingkungan kerja (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) di PT.Pelni Labuan Bajo

PENENERAPAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PELNI

LABUAN BAJO

Hipotesis Kedua (H2):

H1 : Ada pengaruh faktor manusia atau karyawan (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) di PT.Pelni Labuan Bajo

Hipotesis Ketiga (H3):

H1 : Ada pengaruh faktor alat dan mesin kerja (X3) terhadap kinerja karyawan (Y) di PT.Pelni Labuan Bajo

Hipotesis Keempat (H4):

H1 : Ada pengaruh lingkungan kerja secara medis (X4) terhadap kinerja karyawan (Y) di PT.Pelni Labuan Bajo

Hipotesis Kelima (H5):

H1 : Ada pengaruh sarana kesehatan tenaga kerja (X5) terhadap kinerja karyawan (Y) di PT.Pelni Labuan Bajo

Hipotesis Kelima (H6):

H1 : Ada pengaruh pemeliharaan kesehatan tenaga kerja (X6) terhadap kinerja karyawan (Y) di PT.Pelni Labuan Bajo

Hipotesis Kelima (H7):

H1 : Ada pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja (X) terhadap kinerja karyawan (Y) di PT.Pelni Labuan Bajo

E. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, terdapat 2 (dua) variabel, yaitu variabel kesehatan dan keselamatan kerja sebagai variabel bebas/independent atau variabel X dan variabel kinerja karyawan sebagai variabel terikat/dependent atau variabel Y.

Dalam definisi variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas

a) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut (Winarno, 2019) merupakan kondisi atau faktor yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan pekerja satu dan yang lain (termasuk pekerja sementara dan kontraktor), pengunjung, atau setiap orang di tempat kerja. Sehingga setiap aspek yang ada didalam sebuah perusahaan menjadi lebih aman karena sesuai dengan ketentuan dan Undang-undang yang berlaku agar kinerja karyawan dapat maksimal dan perusahaanpun bias dapat menncapai tujuan yang diinginkan.

2. Variabel terikat yaitu Kinerja karyawan (Y)

Kinerja merupakan perwujudan kerja yang di lakukan oleh karyawan, kinerja juga dapat di jadikan sebagai bahan evaluasi perusahaan karena adanya kinerja perusahaan bisa dengan mudah mengevaluasi kinerja karyawan. Adapun variabel, indikator dan item.

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada kantor PT.Pelni Labuan Bajo yang berjumlah sebanyak 40 orang. Dikarenakan jumlah populasi yang sedikit, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan teknik sampling jenuh.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang utama adalah dengan mengunakan kuesioner (angket) dan dikuatkan dengan hasil observasi/ pengamatan lapangan dan studi dokumentasi. Untuk kuesioner (angket) menggunakan bentuk checklist. Guna membantu responden di kantor PT.Pelni Labuan Bajo untuk menjawab dan mengisi kuesioner dengan mudah dan cepat dengan memberi tanda chek (√) pada tempat yang telas disediakan.

Kuesioner dilengkapi dengan skala pengukuran untuk menghasilkan data kuantitatif. Skala likert digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi pegawai atau responden di kantor PT.Pelni Labuan Bajo tentang variabel Keselamatan dan Keaehatan Kerja dan variabel Kinerja Karyawan ada 5 (lima) pilihan jawaban pada setiap item pertanyaan, yaitu:

1. Jawaban Sangat Setuju (SS) : diberi skor 4 2. Jawaban Setuju (S) : diberi skor 3 3. Jawaban Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2 4. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1

E. Teknik Analisis Data

Teknik ini menggunakan teknik analisi regerisi linier sederhana. Teknik analisis regresi linear sederhana digunakan untuk melihat besaran pengaruh variabel keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan pada kantor PT.Pelni Labuan Bajo digunakan pula untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction). Adapun rumus persamaan regresi sederhana yang digunakan penelitian ini, adalah:

Ỳ = a + Bx

Keterangan rumus:

Ỳ = variabel X = variabel a = konstanta

b = koefisien regresi

Analisis regresi dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan software SPSS version 24.0. Hasil analisis regresi dapat digunakan pula untuk melakukan uji

hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Dasar pengambilan keputusannya, adalah:

1. Jika nilai P value (sig)≥ 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak 2. Jika nilai P value (sig)≤ 0,05 maka HO ditolak dan H1 diterima F. Teknik Pegabsahan Data

Data yang dikumpulkan melalui kuesioner penelitian diuji keabsahannya melalui uji validitas dan rehabilitas. Uji validitas dilakukan untuk menguji keakuratan atau kevalidan kuesioner penelitian, sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk nenguji kehandalan atau konsistensi kuesioner penelitian. Peneliti akan melakukan uji validitas dengan menggunakan software SPSS version 24.0.

pengujian validitas cukup dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel Product Moment. Jika nilai rhitung ≥ rtabel maka indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan valid, begitupula sebaliknya. Data juga dikatakan valid jika nilai sig. (2-tailed) data < 0.05.

Penelitian akan melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan softwere SPSS version 24.0. Pengujian reliabilitas cukup dengan membandingkan ralpha atau rangka cronbach alpha dengan nilai 0,7. Jika ralpha atau angka cronbach alpha ≥ 0,7 maka indikator atau pertanyaan kuesioner dikatakan reliable, begitu pula sebaliknya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum lokasi penelitian

PT. PELNI merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang dimana berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002. Pasal 2 tentang penerapan praktek great corporate administration (GCG) pada BUMN, dinyatakan bahwa "BUMN diwajibkan KEP-117/M-MBU/2002. Pasal 2 tentang penerapan praktek great corporate administration (GCG) pada BUMN, dinyatakan bahwa "BUMN diwajibkan untuk menerapkan GCG secara konsisten dan menjadikan GCG sebagai landasan operasionalnya". Sehingga perusahaan-perusahaan dituntut mengambil langkah komprehensif terhadap aset-asetnya agar dapat menghasilkan benefit berbentuk pemasukan kas sehingga memiliki nilai tambah (esteem added).

Sejarah berdirinya PT. PELNI bermula dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum tanggal 5 September 1950 yang isinya mendirikan Yayasan Penguasaan Pusat kapal-kapal (PEPUSKA). Latar belakang berdirinya Yayasan PEPUSKA diawali dari penolakan pemerintah Belanda atas permintaan Indonesia untuk mengubah status maskapai pelayaran Belanda yang beroperasi di Indonesia, N.V.

K.P.M (Koninkklijke Paketvaart Matschappi) menjadi Perseroan Terbatas (PT).

Pemerintah Indonesia juga menginginkan agar kapal-kapal KPM dalam menjalankan operasi pelayarannya di perairan Indonesia menggunakan bendera Merah Putih. Pemerintah Belanda dangan tegas menolak semua permintaan yang

dengan absolute tonage 4.800 DWT (passing weight ton), PEPUSKA berlayar berdampingan dengan fleet KPM yang telah berpengalaman lebih dari setengah abad. Persaingan benar-benar tidak seimbang ketika itu, karena naval force KPPM selain telah berpengalaman, jumlah armadanya juga lebih banyak serta memiliki kontrak-kontrak monopoli.

Akhirnya pada 28 April 1952 Yayasan PEPUSKA resmi dibubarkan. Pada saat yang sama didirikanlah PT. PELNI dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor M.2/1/2 tanggal 28 Februari 1952 dan No. A.2/1/2 tanggal 19 April 1952, serta Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 20 Juni 1952. Sebagai Presiden Direktur Pertamanya diangkatlah R Ma'moen Soemadipraja (1952-1955).

Delapan unit kapal milik Yayasan PEPUSKA diserahkan kepada PT. PELNI sebagai modal awal. Karena dianggap tidak mencukupi maka Bank Ekspor Impor menyediakan dana untuk pembelian kapal sebagai tambahan dan memesan 45

“coaster” dari Eropa Barat. Sambil menunggu datangnya “coaster” yang dipesan dari Eropa, PELNI mencarter kapal-kapal asing yang terdiri dari berbagai bendera.

Langkah ini idambil untuk mengisi trayek-trayek yang ditinggalkan KPM. Setelah itu satu persatu kapal-kapal yang dicarter itu diganti dengan “coaster” yang datang dari Eropa. Kemudian ditambah lagi dengan kapal-kapal hasil pampasan perang dari Jepang.

Status PT. PELNI mengalami dua kali perubahan, pada tahun 1961 pemerintah menetapkan perubahan status dari Perusahaan Perseroan menjadi Perusahaan Negara (PN) dan dicantumkan dalam Lembaran Negara RI No. LN

1961, kemudian pada tahun 1975 status perusahaan diubah dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT) PELNI sesuai dengan Akte PendirianNo. 31 tanggal 30 Oktober 1975. Perubahan tersebut dicantumkan dalam Berita Negara RI No. 562-1976 dan Tambahan Berita Negara RI No. 60 tanggal 27 Juli 1976. Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan usaha, perusahaan mengalami beberapa kali perubahan bentuk Badan Usaha. Pada tahun 1975 berbentuk Perseroan sesuai Akta Pendirian Nomor 31 tanggal 30 Oktober 1975 dan Akte Perubahan Nomor 22 tanggal 4 Maret 1998 tentang Anggaran Dasar PT. PELNI yang diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 16 April 1999 Nomor 31 tambahan Berita Negara Nomor 2003.

1. Visi PT. PELNI a. Visi Perusahaan

“Menjadi Perseroan pelayaran yang tangguh dan pilihan utama pelanggan.”

b. Visi PT. PELNI (Persero) mempunyai makna sebagai berikut:

1) Tangguh

a) Pertumbuhan perseroan maksimal (company’s value growth) b) Center of excellence usaha pelayaran nasional : SDM, Produksi,

Distribusi, Pelayanan dan Keselamatan & Kesehatan Lingkungan.

c) Memiliki jaringan Trayek Nusantara yang optimal.

2) Pilihan Utama Pelanggan

a) Fokus pada pelanggan untuk memberikan pelayanan prima.

barang.

2. Misi PT. PELNI

a. Mengelola dan mengembangkan angkutan laut guna menjamin aksesibilitasmasyarakat untuk menunjang terwujudnya wawasan nusantara.

b. Meningkatkan kontribusi pendapatan bagi Negara, karyawan serta berperan di dalam pembangunan lingkungan dan pelayanan kepada masyarakat.

c. Menerapkan prinsip-prinsip Good CorporateGovernance (GCG).

Nilai utama (core values) Perseroan Dalam mencapai visinya, PT. PELNI (Persero) berkomitmen untuk menerapkan tata Nilai Utama (Core Values) sebagai berikut:

a. Integritas

Setiap insan Pelni harus bertindak dengan integritas (kejujuran, konsisten, komitmen, berani dan dapat dipercaya) dalam rangka mencapai keunggulan dalam kinerja berdasarkan tuntutan stakeholders.

b. Service Excellence

Fokus pada pelanggan untuk memberikan pelayanan prima dan memastikan produk/jasa yang dikerjakan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

c. Continous learning

Setiap insan PELNI mampu mentraformasikan dirinya secara

Kepala cabang

Kasir Staf DPA

Staf

operasi Staf SDM Staf

Logistik

Staf Keuangan

Staf layanan

jasa

Staf arteklog

kapal

portir

Adapun tugas pokok dari aspek struktur organisasi pada PT. PELNI Cabang Pelabuhan Labuan Bajo sebagai berikut:

a. Kepala Cabang

1) Menyiapkan konsep rencana kerja jangka panjang, menengah, pendek, dan program kerja perusahaan di cabang

2) Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporan bidang perencanaan, pendayagunaan dan pengembangan usaha cabang

3) Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporan bidang adm. cabang

4) Mengorganisir dan mengendalikan efektivitas serta efisiensi kegiatan property management, meliputi bidang perencanaan, pendayagunaan, dan pengembangan usaha serta adm. Cabang 5) memantau dan mengkoordinir penyelenggaraan kegiatan bidang

perencanaan, pendayagunaan dan penegembangan serta administrasi pada kantor sub Cabang

6) Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan cabang, yang meliputi kegiatan: perencanaan, pendayagunaan, dan pengembangan usaha serta administrasi Cabang

7) Mengorganisir dan mengendalikan pengelolaan SDM pelaksana kegiatan di cabang.

8) Mengorganisir dan mengendalikan ketertiban pengelolaan administasi Kegiatan cabang.

9) Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan pengelolaan data, informasi dan pelaporan hasil kegiatan di cabang.

10) Melaksanakan tugas tambahan dan tugas lain yang diberikan oleh atasan atau BOD

b. Staf Operasi

1) Menyiapkan konsep rencana kerja jangka panjang, menengah, pendek, dan program kerja perusahaan di bidang perencanaan, pengendalian dan pengembangan kegiatan usaha cabang

2) Menyiapkan konsep pengaturan kebijakan, kegiatan perencanaan, pengendalian dan pengembangan usaha cabang yang meliputi penyiapan Sub.Cabang

3) Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan cabang, yang meliputi kegiatan: perencanaan, pendayagunaan, dan pengembangan usaha serta administrasi Cabang

4) Mengorganisir dan mengendalikan pengelolaan Sumber Daya Manusia pelaksana kegiatan di cabang.

5) Mengorganisir dan mengendalikan ketertiban pengelolaan

6) Mengorganisir dan mengendalikan ketertiban pengelolaan adm. Kegiatan cabang.

7) Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan pengelolaan data, informasi dan pelaporan hasil kegiatan di cabang.

8) Melaksanakan tugas tambahan dan tugas lain yang diberikan oleh atasan atau BOD

c. Staf Operasi

1) Menyiapkan konsep rencana kerja jangka panjang, menengah, pendek, dan program kerja perusahaan di bidang perencanaan, pengendalian dan pengembangan kegiatan usaha cabang

2) Menyiapkan konsep pengaturan kebijakan, kegiatan perencanaan, pengendalian dan pengembangan usaha cabang yang meliputi penyiapan administrasi, pengelolaan dan pengendalian operasional usaha cabang serta dokumen termasuk dan tdk terbatas meliputi kegiatan sebagaimana dibutuhkan dalam kegiatan pemasaran jasa perusahaan, pelayanan kapal, departure control system (DCS), pemanfaatan fasilitas kepelabuhanan, penetapan dan pengendalian operasi layanan kapal sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar dicapai kinerja produksi jasa angkutan laut, on time performance kapal, kepuasan pengguna jasa (customer satisfaction) serta efektivitas dan efisiensi usaha cabang yang optimal.

3) Menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pengendalian, dan

pengembangan usaha cabang yang meliputi penyiapan administrasi, pengelolaan dan pengendalian operasional usaha cabang serta dokumen termasuk dan tidak terbatas meliputi kegiatan sebagaimana dibutuhkan dalam kegiatan pemasaran jasa perusahaan, pelayanan kapal, departure control system (DCS), pemanfaatan fasilitas kepelabuhanan, penetapan dan pengendalian operasi layanan kapal sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar dicapai kinerja produksi jasa angkutan laut, on time performance, kepuasan pengguna jasa (customer satisfaction), serta efektivitas dan efisiensi usaha cabang yang optimal.

4) Memantau, mengkoordinir dan mengendalikan penyelenggaraan kegiatan perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi pelayanan kapal perusahaan pada Kantor Cabang.

5) Mengorganisir dan mengendalikan pengelolaan SDM pelaksana kegiatan perencanaan dan pengendalian operasional usaha cabang.

6) Mengorganisir dan mengendalikan ketertiban pengelola administrasi kegiatan perencanaan dan pengendalian usaha cabang

7) Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan pengelolaan administrasi usaha cabang.

8) Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan pengelolaan data,

informasi, dan pelaporan serta laporan khusus hasil kegiatan perencanaan dan pengendalian layanan usaha cabang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Melaksanakan tugas tambahan dan tugas lain-lain yang diberikan oleh atasan.

d. Staf Keuangan

1) Menyiapkan konsep rencana kerja jangka panjang, menengah, pendek dan program kerja perusahaan di bidang administrasi keuangan.

2) Menyiapkan konsep pengaturan kebijakan administrasi keuangan perusahaan termsuk pembuatan pedoman pengelolaan hutan, pencairan piutang, penempatan dana, penerimaan dan pengeluaran kas/bank berikut verifikasi bukti-buktinya, pemotongan dan penyetoran iuran pegawai, administrasi dan penyimpanan surat berharga serta bukti-bukti kekayaan perusahaan

3) Mengorganisir dan mengendalikan efektivitas serta efisiensi kegiatan administrasi keuangan perusahaan

4) Memantau dan mengkoordinir penyelenggaraan kegiatan administrasi keuangan perusahaan di kantor cabang, Kapal, dan SBU

5) Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan administrasi keuangan, termasuk pengelolaan hutang, pencairan piutang, penempatan dana, penerimaan dan pengeluaran kas/bank berikut

verifikasi bukti-buktinya, pemotongan dan penyetoran iuran pegawai, administrasi dan penyimpanan surat berharga beserta bukti-bukti kekayaan perusahaan yang optimal.

6) Mengorganisir dan mengendalikan pengelolaan SDM pelaksana kegiatan administrasi keuangan

7) Mengorganisir dan mengendalikan ketertiban pengelolaan administrasi kegiatan administrasi keuangan perusahaan

8) Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan pengelolaan administrasi perkantoran bidang administrasi keuangan

9) Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan pengelolaan data, informasi dan pelaporan hasil kegiatan administrasi keuangan perusahaan.

10) Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan adm. perkantoran dan layanan umum kerumahtanggaan kantor cabang

11) Melaksanakan tugas tambahan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

e. Staf Layanan Jasa 1) Penyerahan RKA 2) Realisasi RKA

3) Response Time atas masalah operasional

4) Service ability performance peralatan penunjang pelayanan 5) Tanggal akhir pelaporan berkala

6) Melaksanakan pengawasan EMB/DBD

f. Staf SDM

1) Penyerahan RKA 2) Realisasi RKA

3) Penyiapan fasilitas bidang umum (pemeliharaan aset/ inventaris) 4) Produktivitas SDM

5) Tanggal akhir pelaporan berkala RKA 6) Pelaporan absensi

g. Kasir

1) Membuat BPU

2) Membayar tagihan CBV

3) Membuat laporan posisi keuangan.

4) Membuat daftar dan melakukan pembayaran pensiunan PELNI h. Staf Logistik

1) Memenuhi kebutuhan logistik kepada pekerja sesuai kebutuhan untuk kelancaran pelayanan kantor cabang

2) Mengadministrasikan semua aktiva tetap kantor cabang dengan tertib dan benar

3) Menyiapkan laporan dibidang logistik sesuai permintaan kantor wilayah guna informasi bagi manajemen.

Dalam rangka menguji pengaruh antara kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja pegawai pada PT. Pelni Labuan Bajo. Maka akan dilakukan penyebaran kuesioner terhadap 40 orang responden. Tahap pembagian dan pengambilan kuesioner dilakukan secara langsung oleh peneliti. Pengelolaan responden berdasaarkan pada jenis kelamin, usia dan pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di PT. Pelni Labuan Bajo terhadap 40 responden melalui penyebaran kuesioner, maka karakteristik responden dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Analisis terhadap responden berdasarkan jenis kelamin dilakukan untuk mengetahui proporsi jenis kelamin responden agar telihat perbedaan jenis kelamin dalam pengambilan sampel yang dilakukan.

Berikut ini jenis kelamin dalam tabel 4.1 :

Tabel 4.2

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis kelamin Jumlah Persentase

1 Perempun 22 55%

2 Laki-laki 18 45%

Total 40 100%

Sumber : Data Primer (kuesioner)

Berdasarkan data di atas responden didominasi oleh perempuan yaitu sebanyak 22 orang atau sebanyak (55%). Sedangkan responden laki-laki sebanyak 18 orang atau sebanyak (45%). Dapat diartikan responden perempuan lebih banyak jumlahnya dari pada responden laki-laki.

b. Karakteristik responden berdasarkan usia

Analisis terhadap responden berdasarkan usia dilakukan untuk mengetahui proporsi usia responden agar terlihat perbedaan usi dalam pengambilan sampel yang dilakukan. Berikut ini proporsi usia dalam tabel 4.3 :

Tabel 4.3

Jumlah Responden Berdasarkan Usia

No. usia Jumlah Persentase

1 30-40 tahun 12 30%

2 41-50 tahun 17 42,5%

3 51-60 tahun 11 27,5%

Total 40 100%

Sumber : data primer (kuesioner)

Berdasarkan data di atas responden didominasi oleh responden dengan usia 41-50 tahun sebanyak 17 orang atau sebanyak (42,5%), untuk responden dengan usia 30-40 tahun sebanyak 12 orang atau sebanyak (30%). Sedangkan responden dengan usia 51-60 tahun sebanyak 11 orang atau sebanyai (27,5%). Dapat disimpulkan bahwa responden dengan usia 41-50 tahun lebih banyak jumlahnya dibandingkan rentang usia lainnya.

c. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

Analisis terhadap responden berdasarkan pendidikan terakhir dilakukan untuk mengetahui komposisi pendidikan yang ada di PT.

Pelni Labuan Bajo, nerikut ini komposisi pendidikan terakhir dalam tabel 4.4 :

Tabel 4.2

Jumlah Responden Berdasarkan pendidikan terakhir No. Pendidikan

terakhir

Jumlah Persentase

1 SMA 10 25%

2 D3 17 42,5%

3 S1 13 32,5%

Total 40 100%

Sumber : data primer (responden)

Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa responden dengan pendidikan terakhir di tingkat SMA sebanyak 10 orang atau sebanyak (25%). Untuk responden dengan pendidikan terakhir tingkat

Menurut Ghozali (Gunawan and Sunardi, 2016) uji validitas digunakan untuk mengukur legitimate tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan legitimate ketika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Suryabrata (Matondang, 2009) menyatakan bahwa validitas tes pada dasarnya menunjukan kepada derajat fungsi pengukuran suatu tes, atau derajat kecermatan ukuranya sesuatu tes.

Validitas suatu tes mempermasalahkan apa tes tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Maksudnya ialah seberapa jauh suatu tes mampu mengungkapkan dengan tepat ciri atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur, akan tergantung dari tingkat validitas yang bersangkutan.

Adapun Interprestasi Nilai Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian sebagai berikut:

Instrument penelitian dikatakan valid jika r hitung (nilai Pearson Correlation) > r tabel (nilai r tabel untuk pengujian kepada 30 orang

responden = 0.361) juga dikatakan valid jika nilai r hitung (nilai sig. (2-tailed)) < r kritis (=0.05)

Tabel 4.5

Tabel 4.5 Uji Validitas

Variabel Validitas

Indikator Rhitung Rtabel Sig Ket

Kesehatan dan keselamatan

kerja (X)

X.1 0.697 0.312 0,00 Valid

X.2 0.797 0.312 0,04 Valid

X.3 0.882 0.312 0,00 Valid

X.4 0.935 0.313 0,00 Valid

X.5 0.887 0.312 0,00 Valid

X.6 0.557 0.312 0,00 Valid

Kinerja karyawan (Y)

Y1 0.954 0.312 0,00 Valid

Y2 0.954 0.312 0,00 Valid

Y3 0.862 0.312 0,00 Valid

Y4 0.861 0.312 0,00 Valid

Y5 0.957 0.312 0,00 Valid

Sumber : SPSS version 23 b. Uji Reabilitas Data

Uji reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatkan solid atau handal apabila jawaban seorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60. Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah mengukur reliabilitas dengan uji measurement Cronbach Alpha.

(Wibowo, M.Si and Saputra, 2017) tabel 4.6 Tabel 4.6 Uji Reabilitas No. Variabel

Cronbach’s Alpha

Nilai standar

Ket

1

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(X)

0,797 0,60 reliabel

2

Kinerja karyawan (Y)

0,828 0,60 reliabel

Sumber : SPSS Version 23

Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas pada variabel kesehatan dan keselamatan kerja (X) dan Kedisiplinan Pegawai (Y) pada outputmenghasilkan koefisien alpha (cronbach’s alpha) > 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument yang digunakan reliabel.

c. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (R. Watung & Ilat, 2016) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regersi, variabel independent dan variabel dependent keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regersi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal.normalitas dapat diketahui dengan melihat grafik histogram dari

residualnya. Tujuan dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah suatu variabel normal atau tidak. Data yang mempunyai distribusi normal berarti mempunyai sebaran yang normal pula. Dengan profil data semacam ini, maka data tersebut bisa dianggap mewakili populasi.

Uji normalitas digunakan untuk menguji residual data dari model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode uji normalitas yaitu sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov Tabel 4.6 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.96832556

Most Extreme Differences Absolute .158

Positive .095

Negative -.158

Test Statistic .158

Asymp. Sig. (2-tailed) .114c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan uji statistik normalitas di atas menunjukkan bahwa uji normalitas dengan Kolmogrov Smirnov dengan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,114 lebih besar dari 0,05 maka data dapat disimpulkan bahwa terdistribusi dengan normal.

2. Uji Normalitas dengan P-PLot

Tabel 4.7 Uji Normalitas P-Plot

Menurut Ghozali (2011) model regresi dikatakan berdistribusi normal jika data ploting (titik-titik) yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonal.

Dari gambar grafik diatas dapat disimpulkan bahwa regresi dikatakan normal karena titik-titik mengikuti garis diagonal dan tidak menyebar terlalu jauh dari garis diagonal.

3. Uji Normalitas dengan Histogram Tabel 4.8 Uji Histogram

Uji normalitas dengan model histogram dapat dikatakan normal apabila berbentuk lonceng. Berdasarkan gambar grafik histogram diatas dapat disimpulkan bahwa uji normalitas terpenuhi atau bisa dikatakan data berdistribusi normal.

d. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (Watung & Ilat, (2015) Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi memiliki korelasi antar variable bebas. Cara untuk mendeteksi adanya multikoloniearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF).

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen mana yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Model regresi yang baik seharunya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama varaibel independen sama dengan nol.

Tabel 4.9 Uji multikolinieritas

Berdasarkan tabel 4.9 di atas diperoleh nilai tolerance 1.000 artinya nilai ini lebih besar dari 0,100 maka tidak terjadi multikolinieritas. Jika dilihat dari nilai VIF diperoleh nilais sebesarb 1.000 artinya nilai ini lebih kecil dari 10.000, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas. Dengan melihat nilai tolerance dan VIF dapat disimpulkan model regresi pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan tidak terjadi multikolineritas

e. Uji heteroskedastisitas Catterplot

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menentukan apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pegamatan yang lain dalam model regresi. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut Homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas tidak terjadi apabila titik-titik data menyebar diatas dan dibawah angka 0 dan titik-titik-titik-titik tidak membentuk suatu pola tertentu.

Tabel 4.10

Uji heteroskedastisitas catterplot

Berdasarkan gambar diatas terlihat titik-titik pada sumbu Y tersebar diatas dan dibawah angka 0 atau bisa dikatakan titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu. Oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel produktivitas kerja (Y).

Tabel 4.11

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.441 2.937 3.215 .003

X1 1.995 .832 .363 2.399 .021

a. Dependent Variable: Y

Pada variabel faktor lingkungan kerja (X1) mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 0.363 artinya, jika variabel faktor lingkungan kerja (X1) mengalami peningkatan sebesar 0.363 maka, kinerja karyawan meningkat secara linier sebesar 0.363. sebaliknya jika variabel faktor lingkungan kerja (X1) mengalami penurunan, maka kinerja karyawan akan menurun pula.

Dari tabel diatas terlihat bahwa hasil pengujian indikator faktor lingkungan kerja menunjukkan nilai thitung sebesar 2.399 Hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar jika dibandingkan dengan nilai ttabel yaitu sebesar 1.687 yang diperoleh dari (n -3 = 40-3 = 37 ) dengan taraf signifikan a = 0,05. Kemudian nilai sig diperoleh 0,021 yang berarti lebih kecil dari taraf signifikan a=0,05 Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel ( 2.399 > 1.687) dan signifikan 0,021 < 0,05 Sehingga dapat diambil kesimpulan keputusan H1 diterima, hal ini berarti indikator faktor lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil diatas bahwa dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan kerja memberikan pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Faktor

Dokumen terkait