• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IV.11. Hasil Uji Heterokedastisitas Hipotesis Kedua

3. Karakteristik Responden

Karakteristik responden berdasarkan pangkat, hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden yang menjadi pegawai berdasarkan pangkat (grade) B berjumlah 18 orang (31 persen), C berjumlah 12 orang (20.7 persen), A berjumlah 10

orang (17.2 persen), D berjumlah 9 orang (15.5 persen), E berjumlah 4 orang (6.9 persen), F berjumlah 3 orang (5.2 persen) dan G berjumlah 2 orang (3.4 persen).

Tabel IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pangkat Pangkat (Grade) Frekuensi Persen (%)

A 10 17.2 B 18 31.0 C 12 20.7 D 9 15.5 E 4 6.9 F 3 5.2 G 2 3.4 Total 58 100.0

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Hasil dari tabel di atas bila dikaitkan dengan masa kerja dapat dikatakan bahwa perusahaan juga mempertahankan pegawai-pegawai senior yang memiliki kemampuan dan prestasi dalam pekerjaan. Itu sebabnya responden yang memiliki pangkat (grade) A, B, dan C masih dominan.

IV.1.2.4. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja

Karakteristik responden berdasarkan masa kerja, hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden dengan masa kerja berada antara 1 - 5 tahun berjumlah 25 orang (43.1 persen), masa kerja >10 tahun berjumlah 22 orang (37.9 persen) dan yang masa kerja 6 - 10 tahun berjumlah 11 orang (19 persen).

Tabel IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja (Tahun) Frekuensi Persen (%)

01 - 05 25 43.1

06 - 10 11 19.0

> 10 22 37.9

Total 58 100.0

Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut terlihat bahwa mayoritas responden berdasarkan masa kerja merupakan pegawai baru yang belum lama bekerja pada PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. Ada kemungkinan perusahaan melakukan sistem kontrak pada para pegawai yang baru direkrut.

IV.1.2.5. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terkahir, hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden yang menjadi pegawai berdasarkan pendidikan terakhir SMA berjumlah 24 orang (41.4 persen), S1 berjumlah 17 orang (29.3 persen), D3 berjumlah 10 orang (17.2 persen), SMP berjumlah 5 orang (8.6 persen), S2 berjumlah 1 orang (1.7 persen), dan SD berjumlah 1 orang (1.7 persen).

Tabel IV.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Frekuensi Persen (%)

SD 1 1.7 SMP 5 8.6 SMA 24 41.4 D3 10 17.2 S1 17 29.3 S2 1 1.7 Total 58 100.0

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa perusahaan berupaya untuk menggunakan tenaga kerja pada umur produktif. Itu sebabnya mayoritas responden berdasarkan pendidikan terakhir berada pada tingkat SMA sampai S1. Pegawai yang memiliki tingkat pendidikan rendah adalah pegawai yang sudah mengabdi lebih lama dibandingkan dengan pegawai-pegawai lain dan sudah banyak memberikan kontribusi pada perusahaan. Karena umur pegawai ini sudah memasuki masa pensiun

maka perusahaan berusaha untuk mempertahankan pegawai yang bersangkutan sampai mengakhiri masa kerjanya pada perusahaan.

IV.1.2.6. Karakteristik responden berdasarkan metode pelatihan

Karakteristik responden berdasarkan metode pelatihan yang pernah diikuti, hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden yang pernah mengikuti pelatihan dalam kerja berjumlah 52 orang (59.8 persen), sedangkan responden yang pernah mengikuti pelatihan luar kerja berjumlah 35 orang (40.2 persen).

Tabel IV.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Metode Pelatihan Metode Pelatihan Frekuensi Persen (%)

Pelatihan dalam kerja 52 59.8

Pelatihan luar kerja 35 40.2

Total 87 100.0

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Karakteristik responden berdasarkan metode pelatihan ini dilihat dari berapa banyak seorang pegawai mengikuti program pelatihan dan pengembangan. Apabila dilihat dari total 58 orang responden, maka 52 orang (89.65 persen) responden pernah mengikuti pelatihan dalam kerja dan 35 orang (60.4 persen) pernah mengikuti pelatihan luar kerja. Hal ini berarti bahwa ada beberapa responden yang pernah mengikuti pelatihan dalam kerja dan pernah pula mengikuti pelatihan luar kerja.

Pelatihan dalam kerja menjadi mayoritas dikarenakan perusahaan hampir secara rutin mengadakan pelatihan dengan metode seperti ini, walaupun jumlah pelaksanaan sedikit berkurang. Metode seperti ini akan memiliki dampak langsung pada pegawai dan tidak dibutuhkan waktu yang lama bagi pegawai untuk mengaplikasikan hasil pelatihan tersebut dalam penyelesaian pekerjaan. Selain itu

perusahaan tidak membutuhkan dana yang besar untuk mengadakan program pelatihan dan pengembangan seperti ini.

IV.1.2.7. Karakteristik responden berdasarkan gaji

Karakteristik responden berdasarkan gaji, hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden dengan tingkat gaji berada antara Rp 2.000.000,- hingga Rp 3.000.000,- berjumlah 29 orang (50 persen), Rp 1.000.000,- hingga Rp 2.000.000 berjumlah 20 orang (34.5 persen), dan tingkat gaji >Rp 3.000.000,- berjumlah 9 orang (15.5 persen).

Tabel IV.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Gaji Gaji (Rp) Frekuensi Persen 1.000.000 - 2.000.000 20 34.5 2.000.000 - 3.000.000 29 50.0

> 3.000.000 9 15.5

Total 58 100.0

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, dapat dilihat mayoritas responden dengan gaji berada antara Rp 2.000.000,- hingga Rp 3.000.000,-. Ini menunjukkan bahwa pemberian gaji pada PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk sudah diatas Upah Minimum Provinsi kota Medan sebesar Rp 905.000,- yang ditetapkan pemerintah. Dengan kata lain, perusahaan sudah berupaya untuk memberikan kesejahteraan yang baik pada para pegawainya.

IV.1.3. Penjelasan Responden PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Medan

IV.1.3.1. Penjelasan responden atas variabel pelatihan dan pengembangan

Penjelasan responden atas kesesuaian antara materi program pelatihan dan pengembangan yang telah diikuti dengan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas, menunjukkan mayoritas responden yang berjumlah 36 orang (62.1 persen) menyatakan bahwa materi program pelatihan dan pengembangan yang telah diikuti sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas. Sedangkan 22 orang responden (37.9 persen) menyatakan sangat sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh responden telah merasakan kesesuaian antara materi program pelatihan dan pengembangan yang telah diikuti dengan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas. Manfaat dari mengikuti program pelatihan dan pengembangan ini dirasakan oleh setiap pegawai dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. Selain efektivitas dalam bekerja, pegawai juga dapat mengembangkan kepribadian dan tanggung jawab terhadap pekerjaan. Hal ini juga tidak terlepas dari peraturan perusahaan untuk lebih memprioritaskan pegawai yang benar-benar membutuhkan pelatihan dan pengembangan berkaitan dengan pekerjaan pegawai tersebut.

Penjelasan responden atas kemudahan metode pelatihan yang pernah diikuti, menunjukkan responden yang berjumlah 33 orang (56.9 persen) menyatakan metode pelatihan yang pernah diikuti oleh responden adalah mudah untuk diikuti. Responden yang menyatakan kurang mudah sebanyak 24 orang (41.4 persen) dan 1 orang responden (1.7 persen) menyatakan sangat mudah. Hasil tersebut menunjukkan

pernah diikuti pegawai. Hal ini dikarenakan sebagian besar pegawai telah mengikuti pelatihan dengan metode latihan dalam bekerja (on the job training) atau pelatihan praktek dengan menggunakan suasana dan tempat bekerja. Metode ini dinilai mudah karena pegawai dapat mempraktekkan langsung teori yang diperoleh dari instruktur pelatihan. Sedangkan responden yang menyatakan kurang mudah menilai bahwa program pelatihan dan pengembangan yang pernah diikuti membutuhkan waktu hingga berhari-hari, sehingga teori yang diberikan oleh instruktur tidak dapat diaplikasikan langsung dalam pekerjaan. Umumnya metode yang digunakan adalah

off the job training atau pelatihan di luar tempat bekerja.

Penjelasan responden atas kemampuan instruktur pelatihan dalam menyampaikan materi menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 38 orang (65.5 persen) menyatakan instruktur pelatihan mampu dalam menyampaikan materi. Sekitar 10 orang (17.2 persen) menyatakan kurang mampu dan 10 orang (17.2 persen) menyatakan sangat mampu. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan instruktur pelatihan mampu dalam menyampaikan materi. Hal ini dikarenakan penguasaan materi pelatihan yang sangat baik oleh instruktur. Selain menguasai materi, insruktur juga menyampaikan materi melalui tahapan yang tersusun dengan baik hingga para peserta memahami betul materi yang disampaikan oleh instruktur. Sedangkan responden yang menyatakan kurang mampu biasanya sudah pernah mengikuti program pelatihan dan pengembangan lebih dari satu kali, dan responden sering kali membandingkan antara satu instruktur dengan instruktur

lain. Hal ini juga dapat diakibatkan karena perbedaan kemampuan responden dalam menganalisis materi yang disampaikan oleh instruktur.

Penjelasan responden atas pelaksanaan pelatihan dan pengembangan menggunakan waktu latihan sambil bekerja (on the job training) menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 49 orang (84.5 persen) menyatakan kurang setuju pelaksanaan pelatihan dan pengembangan menggunakan waktu latihan sambil bekerja, sedangkan 9 orang (15.5 persen) menyatakan setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan pelaksanaan pelatihan dan pengembangan menggunakan waktu latihan sambil bekerja kurang setuju. Hal ini dikarenakan apabila program pelatihan dan pengembangan menggunakan waktu latihan sambil bekerja maka pada saat yang bersamaan pula seorang pegawai akan menunda pekerjaan yang harus diselesaikan pada saat itu. Penundaan pekerjaan ini akan mengakibatkan penumpukan pekerjaan pegawai yang bersangkutan. Beberapa pegawai bahkan menginginkan pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan dapat diadakan pada hari Sabtu dan Minggu, sehingga tidak mengganggu aktivitas hari-hari lain yang difokuskan untuk mengerjakan pekerjaan kantor secara rutin.

Sedangkan responden yang menyatakansetuju menilai bahwa program pelatihan dan pengembangan merupakan bagian dari pembelajaran yang mendukung pekerjaan pegawai. Karena program tersebut berhubungan dengan pekerjaan maka sebaiknya menggunakan jam kerja sehari-hari, sehingga tidak mengganggu waktu istirahat atau

Penjelasan responden atas kenyamanan fasilitas yang disediakan selama program pelatihan dan pengembangan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 47 orang (81 persen) menyatakan fasilitas yang disediakan selama program pelatihan dan pengembangan adalah nyaman. Sekitar 11 orang (19 persen) menyatakan sangat nyaman. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden merasakan kenyamanan fasilitas yang disediakan selama program pelatihan dan pengembangan. Fasilitas yang umum dirasakan para peserta pelatihan dan pengembangan selama mengikuti program tersebut seperti kelengkapan ruang pertemuan tempat pelaksanaan pelatihan dan pengembangan. Penyediaan fasilitas penginapan yang memuaskan apabila pelatihan diadakan di luar kota, hingga peyajian makanan yang memuaskan selera para peserta pelatihan.

IV.1.3.2. Penjelasan responden atas variabel kompensasi

Penjelasan responden atas kesesuaian gaji yang diterima dengan kinerja yang telah dilakukan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 38 orang (65.5 persen) menyatakan gaji yang diterima responden dengan kinerja yang telah dilakukan adalah kurang sesuai. Jumlah responden sebanyak 20 orang (34.5 persen) menyatakan sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan gaji yang diterima responden kurang sesuai dengan kinerja yang telah dilakukan. Hal ini dikarenakan beban tugas yang diberikan senantiasa bertambah akan tetapi tidak diiringi dengan pertambahan gaji yang diterima. Sedangkan responden yang menyatakan setuju lebih realistis mengakui keterbatasan kemampuan

pribadi pegawai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan. Artinya, pegawai yang masih mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, maka gaji yang diterima dianggap masih sesuai dengan kinerja.

Penjelasan responden atas cara pemberian bonus disesuaikan dengan penilaian kerja menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 44 orang (75.9 persen) menyatakan sangat setuju cara pemberian bonus disesuaikan dengan penilaian kerja. Sekitar 14 orang (24.1 persen) menyatakan setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat setuju apabila cara pemberian bonus disesuaikan dengan penilaian kerja. Hal ini akan membuat para pegawai lebih termotivasi dalam menyelesaikan pekerjaan. Pegawai juga mengharapkan pihak manajer untuk memberikan penilaian yang obyektif dan transparan terhadap kinerja yang telah dilakukan bukan hanya dilihat dari segi kuantitas pekerjaan akan tetapi penilaian dari kualitas pekerjaan yang telah diselesaikan oleh pegawai yang bersangkutan. Dengan melakukan hal ini diharapkan tidak terjadi konflik antara pegawai yang berprestasi dan kurang berprestasi.

Penjelasan responden atas kesesuaian waktu lembur dengan uang lembur yang diberikan oleh perusahaan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 38 orang (65.5 persen) menyatakan kurang sesuai. Sekitar 20 orang (34.5 persen) menyatakan sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan kurang sesuai waktu lembur dengan uang lembur yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan oleh alasan-alasan yang bersifat pribadi. Pegawai merasa sudah

keselamatan lebih besar apabila pulang lebih larut, hingga faktor kesehatan pribadi yang menjadi tolok ukur seorang pegawai menginginkan uang lembur yang lebih ditingkatkan. Sedangkan sebagian responden menyatakan sesuai, beranggapan apabila pemberian uang lembur itu sudah mengikuti ketentuan yang berlaku maka perusahaan dinilai sudah menjalankan kewajiban sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Penjelasan responden atas kelengkapan fasilitas kesehatan yang diberikan perusahaan pada pegawainya menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 43 orang (74.1 persen) menyatakan fasilitas kesehatan yang diberikan perusahaan pada pegawainya lengkap. Sekitar 15 orang (25.9 persen) menyatakan sangat lengkap. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan fasilitas kesehatan yang diberikan perusahaan pada pegawainya lengkap. Hal ini dapat dilihat dari adanya klinik perusahaan yang disediakan di kantor, dan beberapa rumah sakit rujukan bagi pegawai PT. PP Lonsum Indonesia Tbk yakni rumah sakit Gleni serta rumah sakit dan klinik Permata Bunda.

Penjelasan responden atas pemberian fasilitas perumahan pada pegawai menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 29 orang (50 persen) menyatakan setuju dan sangat setuju atas pemberian fasilitas perumahan pada pegawai. Hal ini dikarenakan masih banyak pegawai yang belum memiliki rumah pribadi dan diharapkan perusahaan senantiasa mengupayakan untuk memberikan kemudahan bagi para pegawai yang ingin memiliki rumah pribadi tersebut. Kemudahan yang

dimaksud adalah bantuan kredit rumah atau kredit ringan terhadap perumahan yang didirikan oleh perusahaan bagi pegawai yang akan membelinya.

Penjelasan responden atas promosi jenjang karier yang diberikan kepada pegawai dinilai dari prestasi kerjanya menunjukkan bahwa 29 orang responden (50 persen) menyatakan setuju dan 29 orang responden (50 persen) lainnya menyatakan sangat setuju. Hal ini dikarenakan pegawai yang dipromosi sebaiknya adalah pegawai yang memiliki prestasi dalam kinerjanya. Pegawai yang penilaian kinerjanya baik selayaknya mendapatkan penghargaan dari perusahaan baik yang berupa promosi maupun kenaikan gaji.

IV.1.3.3. Penjelasan responden atas variabel kinerja

Penjelasan responden atas kesesuaian antara banyaknya pekerjaan yang ada dengan kemampuan yang dimiliki menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 44 orang (75.9 persen) menyatakan telah sesuai antara banyaknya pekerjaan yang ada dengan kemampuan yang dimiliki. Sekitar 10 orang (17.2 persen) menyatakan sangat sesuai dan 4 orang (6.9 persen) menyatakan kurang sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan telah sesuai antara banyaknya pekerjaan yang ada dengan kemampuan yang dimiliki. Hal ini dikarenakan setiap pegawai masih merasa mampu untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan, walaupun jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan semakin bertambah banyak. Sedangkan yang menyatakan kurang sesuai melihat bahwa bobot dari pekerjaan yang harus diselesaikan terlalu membebani pegawai sehingga tidak semua pekerjaan dapat

diselesaikan dengan baik. Selain itu latar belakang pendidikan juga dirasakan pegawai mempengaruhi banyak pekerjaan uang dapat diselesaikan.

Penjelasan responden atas ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan lebih diutamakan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 40 orang (69 persen) menyatakan setuju jika ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan lebih diutamakan. Sekitar 18 orang (31 persen) menyatakan sangat setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju jika ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan lebih diutamakan. Hal ini dikarenakan setiap pegawai memiliki kesadaran yang tinggi atas tanggung jawab pekerjaan yang diberikan. Dengan tanggung jawab yang dimiliki tentu akan membuat pegawai senantiasa berupaya melakukan sesuatu yang terbaik untuk menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan.

Penjelasan responden atas penyelesaian pekerjaan yang tepat pada waktu yang telah ditentukan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 41 orang (70.7 persen) menyatakan setuju penyelesaian pekerjaan yang tepat pada waktu yang telah ditentukan. Sekitar 13 orang (22.4 persen) menyatakan sangat setuju dan 4 orang (6.9 persen) menyatakan kurang setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju penyelesaian pekerjaan yang tepat pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini berhubungan dengan pekerjaan lain yang juga harus diselesaikan. Apabila satu pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya tentu tidak akan mempengaruhi pekerjaan yang akan datang. Sebaliknya, dengan

yang juga wajib untuk diselesaikan. Sedangkan minoritas menyatakan apabila ketepatan waktu sulit untuk dipenuhi jika pekerjaan yang harus diselesaikan berhubungan dengan pekerjan pegawai lain atau departemen lain. Cepat atau lambat pekerjaan yang dapat dikerjakan seorang pegawai juga dipengaruhi oleh kinerja pegawai lain dalam menyelesaikan data-data yang dibutuhkan.

Penjelasan responden atas kesediaan bekerja sama dalam tim dengan rekan kerja untuk tercapainya tujuan bersama menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 41 orang (70.7 persen) menyatakan bersedia bekerja sama dalam tim dengan rekan kerja untuk tercapainya tujuan bersama. Sekitar 17 orang (29.3 persen) menyatakan sangat bersedia. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan bersedia bekerja sama dalam tim dengan rekan kerja untuk tercapainya tujuan bersama. Pekerjaan yang diselesaikan bersama tentu akan lebih baik karena hasil dari pekerjaan itu merupakan gabungan pemikiran anggota tim yang dapat saling melengkapi untuk kesempurnaan tugas. Bekerja secara tim juga dapat meningkatkan efektivitas kerja dan efisiensi waktu yang tersedia.

IV.1.3.4. Penjelasan responden atas variabel keadilan

Penjelasan responden atas kesesuaian antara jenis pekerjaan dengan gaji yang diterima menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 51 orang (87.9 persen) menyatakan telah sesuai antara antara jenis pekerjaan dengan gaji yang diterima. Responden berjumlah 7 orang (12.1 persen) menyatakan kurang sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan jenis pekerjaan sesuai dengan

gaji yang diterima. Hal ini dikarenakan pegawai membandingkan masing-masing pekerjaan yang menuntut tanggung jawab dan resiko tersendiri, sehingga wajar apabila semakin besar tanggung jawab, semakin besar resiko maka semakin besar pula gaji yang harus diterima. Sedangkan responden menyatakan kurang sesuai karena selama ini besarnya gaji ditentukan oleh penilaian kinerja masing-masing pegawai. Jadi belum pasti pegawai dengan jenis pekerjaan yang menuntut tanggung jawab dan resiko lebih besar akan mendapatkan gaji lebih besar pula dibanding pegawai lain dengan penilaian kinerja yang tinggi tetapi tanggung jawab dan resiko pekerjaan kecil.

Penjelasan responden atas kesesuaian antara resiko pada pekerjaan dengan gaji yang diterima menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 36 orang (62.1 persen) menyatakan telah sesuai antara resiko pada pekerjaan dengan gaji yang diterima. Sekitar 14 orang (24.1 persen) menyatakan kurang sesuai dan 8 orang (13.8 persen) menyatakan tidak sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan resiko pada pekerjaan sesuai dengan gaji yang diterima. Pegawai merasakan bahwa tugas yang diselesaikan sejauh ini belum menuntut tanggung jawab yang cukup besar, sehingga pegawai dapat menerima besarnya gaji sudah sesuai dengan resiko kecil yang dihadapi dalam menyelesaikan tugas. Sedangkan sebagian pegawai menyatakan kurang sesuai bahkan tidak sesuai karena resiko yang dihadapi pegawai tekadang lebih besar dibanding dengan yang dihadapi seorang staf, akan tetapi gaji yang diterima pegawai jauh lebih sedikit dibanding dengan gaji staf.

Penilaian seperti ini ditujukan bagi para staf yang kurang bertanggung jawab atas kesalahan dalam pengawasan kinerja pegawai bawahannya.

Penjelasan responden atas kesesuaian antara tanggung jawab atas pekerjaan dengan gaji yang diterima menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 40 orang (69 persen) menyatakan telah sesuai antara tanggung jawab atas pekerjaan dengan gaji yang diterima. Sekitar 18 orang (31 persen) menyatakan kurang sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan tanggung jawab atas pekerjaan sesuai dengan gaji yang diterima. Setiap pegawai menjalankan tugas atas petunjuk masing-masing atasan. Atasan yang memberikan tugas senantiasa mengacu pada kemampuan dan penilaian masing-masing pegawai dilihat dari penilaian kinerja pegawai sebelumnya. Dengan demikian tugas yang diberikan senantiasa sesuai dengan kemampuan pegawai. Kemampuan pegawai ini yang menjadi tolok ukur pemberian gaji setiap pegawai, maka pegawai merasa bahwa gaji yang diterima sesuai dengan tanggung jawab suatu pekerjaan. Sedangkan responden yang menyatakan kurang sesuai melihat perbedaan gaji antara pegawai dengan staf terlalu besar bila dibandingkan dengan tanggung jawab pada pekerjaan yang tidak terlalu berbeda.

Penjelasan responden atas kesesuaian antara jabatan yang diemban pegawai dengan gaji yang diterima menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 54 orang (93.1 persen) menyatakan telah sesuai antara jabatan yang diemban pegawai dengan gaji yang diterima. Responden menyatakan kurang sesuai sebanyak 4 orang (6.9

yang diemban pegawai sesuai dengan gaji yang diterima. Setiap pegawai yang mendapatkan kepercayaan untuk menduduki suatu jabatan tertentu dalam PT.PP. Lonsum Indonesia Tbk biasanya mendapatkan promosi berupa kenaikan pangkat (grade) seseorang. Kenaikan pangkat tersebut juga diikuti dengan kenaikan tunjangan-tunjangan yang berhubungan dengan jabatan pegawai bersangkutan. Sedangkan 4 orang yang menyatakan kurang sesuai menilai pangkat (grade) seseorang yang menempati jabatan tertentu tidak sama dengan pangkat pada jabatan yang setingkat pada departemen lain. Perdedaan sepeti ini dapat menimbulkan perasaan ketidakadilan antara sesama pengemban jabatan.

IV.1.3.5. Penjelasan responden atas variabel kelayakan

Penjelasan responden atas perusahaan memberikan gaji/upah sama dengan upah minimum provinsi tahun 2009 menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 34 orang (58.6 persen) menyatakan setuju jika perusahaan memberikan gaji/upah sama dengan upah minimum provinsi tahun 2009. Sekitar 19 orang (32.8 persen) menyatakan kurang setuju dan 5 orang (8.6 persen) menyatakan tidak setuju. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju jika perusahaan memberikan gaji/upah sama dengan upah minimum provinsi tahun 2009. Pegawai menyetujui besar gaji/upah mengikuti UMP yang berlaku karena hal ini sudah menjadi peraturan dan ketentuan pemerintah. Akan tetapi pegawai mengharapkan pihak perusahaan memberikan tunjangan-tunjangan lain di luar gaji/upah pokok yang diterima pegawai berdasarkan UMP tersebut. Sedangkan

responden yang kurang menyetujui hal ini beranggapan bahwa gaji/upah yang diterima apabila disamakan dengan UMP masih belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama bagi pegawai yang sudah memiliki keluarga sendiri.

Penjelasan responden atas kesesuaian gaji yang diterima dengan gaji yang diterima pegawai pada perusahaan lain yang sejenis menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 46 orang (79.3 persen) menyatakan sangat sesuai gaji yang diterima dengan gaji yang diterima pegawai pada perusahaan lain yang sejenis. Sekitar 12 orang (20.7 persen) menyatakan kurang sesuai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat sesuai gaji yang diterima dengan gaji yang diterima pegawai pada perusahaan lain yang sejenis. Hal ini diketahui pegawai setelah membandingkannya dengan teman atau keluarga yang bekerja pada perusahaan swasta yang juga bergerak di bidang perkebunan. Sedangkan minoritas menyatakan kurang sesuai menilai dari sisi beban tugas yang harus dikerjakan dibandingkan dengan pegawai pada perusahaan lain kemudian baru dikaitkan dengan besar gaji yang diterima.

Penjelasan responden atas kesesuaian gaji dengan tingkat harga kebutuhan pokok yang berlaku menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 25 orang (43.1

Dokumen terkait