• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Responden Restouran Berdasarkan Pendapatan Restoran Tiap Minggunya

Karakteristik 30 Nelayan Berdasarkan Penghasilan No Pendapatan (Rp/Trip) Jumlah

4.3.16 Karakteristik Responden Restouran Berdasarkan Pendapatan Restoran Tiap Minggunya

Berdasarkan pendapatan restoran dapat dikategorikan dalam 4 (empat) bagian yakni terdiri dari, pendapatan 1.000.000-5.000.000, pendapata 6.000.000-10.000.000, pendapatan 11.000.000-15.000.000 dan pendapatan di atas 15.000.000. Dengan frekuensi sebagai berikut :

Tabel 4.21

Karakteristik Responden Restoran Berdasarkan Pendapatan Restoran Tiap Minggunya

No Pendapatan Restoran Jumlah (orang)

Tabel 4.21 Menunjukkan bahwa dari 10 responden restoran di Desa Bagan Percut berdasarkan Pendapatan Restoran setiap minggunya.

Meningkatnya wisatawan mengakibatkan pengembangan restoran, banyak restoran yang baru dibuka sehingga pendapatan yang diperoleh masih sedikit. Responden restoran yang memiliki pendapatan sebesar 1.000.000-5.000.000 berjumlah 4 Restoran dengan persentase 40%.

4.4 Pembahasan

Objek wisata kuliner Desa Bagan Percut Sei Tuan semakin berkembang pesat dengan banyaknya wisatawan yang datang berkunjung setiap akhir pekan bersama keluarga besar dan kerabat dekat. Dengan banyaknya permintaan wisatawan terhadap pemenuhan kebutuhan hasil tangkapan nelayan, nelayan tidak dapat memenuhi semua jumlah permintaan yang diinginkan dari wisatawan.

Nelayan melaut ditentukan berdasarkan cuaca, nelayan melaut ada yang menyewa kapal danada yang kepemilikan kapal pribadi. Hasil tangkapan nelayan yang didapat akan disalurkan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) yang ada di Desa Bagan Percut Sei Tuan.

Maka pedagang melakukan impor hasil tangkapan nelayan dari luar daerah yaitu daerah Pantai Labu dan Cemara. Impor hasil tangkapan nelayan dilakukan setiap akhir pekan atau hari libur, dimana disaat hari libur wisatawan berdatangan dari luar daerah untuk menikmati sajian ikan dan seafood segar. Berikut ini daftar tabel penawaran pedagang hasil tangkapan nelayan desa bagan percut sei tuan.

59

Tabel 4.22

Tabel Penawaran Hasil Tangkapan Nelayan Daerah Bagan Percut

Sumber:Data Primer

Dari tabel diatas jumlah hasil tangkapan nelayan berjumlah 188 kg/minggu dengan harga yang standart dan jenis tangkapan laut yang beraneka ragam.penawaran yang disediakan oleh pedagang tidak cukup untuk memenuhi permintaan pengunjung wisatawan. Penawaran hasil tangkapan laut oleh pedagang tidak memadai untuk memenuhi permintaan wisatawan yang datang untuk berkunjung. Berikut daftar tabel permintaan wisatawan terhadap hasil tangkapan nelayan Desa Bagan Percut :

No Penawaran 18 Kepiting rajungan super 10kg Rp 85.000,- 19 Kepiting rajungan kecil 12kg Rp 50.000,-

Jumlah =188 Kg

Tabel 4.23

Tabel Permintaan Wisatawan Terhadap Hasil Tangkapan Nelayan Desa Bagan Percut

Sumber:Data Primer

Tabel diatas menjelaskan bahwa banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung keDesa Bagan Percut dengan tujuan untuk menikmati wisata kuliner hasil tangkapan laut yang disediakan.Permintaan wisatawan untuk hasil tangkapan laut sangat tinggi sehingga tidak mampu dipenuhi oleh pedagang yang disalurkan oleh nelayan, dimana nelayan memiliki keterbatasan untuk melaut.Sehingga untuk memenuhi permintaan wisawatan yang datang berkunjung untuk menikmati wisata kuliner harus mengimport hasil tangkapan nelayan dari daerah Pantai Lambu dan Cemara. Berikut daftar tabel jumlah import hasil tangkapan nelayan

18 Kepiting rajungan super 8kg 19 Kepiting rajungan kecil 35kg

Jumlah = 415kg

61

Tabel 4.24

Tabel Jumlah Import Hasil Tangkapan Nelayan

NO Import

Jenis Kg/minggu Harga

1 Ikan jenahak 40kg Rp 25.000,-

Berdasarkan tabel diatas jumlah impor hasil tangkapan nelayan sangat membantu untuk memenuhi permintaan wisatawan yang datang berkunjung.

Import dilakukan dihari-hari tertentu, seperti hari weekend atau hari libur. Hasil tangkapan nelayan yang di dapat, dijual kembali dengan menaikkan sedikit harga jual setiap kilonya.Jika stok hasil tangkapan nelayannya masih tersedia. Maka stok tersebut akan di jualkan kepajak disekitar Daerah Percut Sei Tuan Dan Daerah Pancing Medan.

Wisatawan yang datang berkunjung untuk menikmati wisata kuliner harus membeli hasil tangkapan nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang sudah disediakan oleh pedagang yang stok ikannya di dapat dari nelayan langsung dan import dari luar daerah. Kemudian wisatawan memb awa kerestoran yang

tersedia di desa bagan percut yang memiliki banyak fasilitas-fasilitas untuk dinikmati para pengunjung.

Restoran mampu menghasilkan 1.000.000-5.000.000 untuk setiap minggunya. Semua restoran yang tersedia di Desa Bagan Percut memiliki tarif makanan yang beragam mulai dari harga Rp 180.000,- s/d Rp 40.000,- banyak ragam jenis masakan yang bisa di olah pemilik restoran, salah satunya bisa dibakar, bisa di tumis dan banyak ragam menu masakan lainnya. Pada tahun 2000 Restoran di Desa Bagan Percut memiliki hanya satu restoran saja, tapi semakin berkembangnya informasi tiap tahunnya restoran di Desa Bagan Percut mulai berkembang menjadi 10 Restoran yang tersedia untuk dinikmati oleh pengunjung yang datang. Setiap Restoran tersedia banyak fasilitas-fasilitas yang bisa dinikmati oleh pengunjung, fasilitas yang disediakan oleh restoran tujuannya hanya untuk menarik minat wisatawan. Fasilitas yang disediakan dimulai dari tempat duduk yang nyaman, panggung, spot foto, dan outbond buat permainan anak-anak.

Untuk saat ini dapat peneliti katakan bahwa hasil tangkapan nelayan dari melaut di Percut Sei Tuan belum mampu memenuhi kebutuhan dari pedagang, wisatawan dan restoran. Hal ini disebabkan tidak menetapnya jadwal melaut akibat beberapa alasan seperti surutnya air laut dikarenakan struktur tanah yang masih tinggi..Namun hasil penleitian juga menyebutkan bahwa hasil tangkapan dapat memenuhi kebutuhna ekonomi keluarga.Untuk kebutuhan produksi dari restoran dan pedagang, ikan juga didatangkan dari Pantai Hulu Labu dan Cemara.

Dari hasil produksi proses jual-beli ikan yang terjadi baik antara

pedagang-63

wisatawan maupun pedagang-restoran, mampu menghidupkan perekonomian daerah khusunya daerah Percut Sei Tuan.

Dengan kata lain kondisi penawaran yang diciptakan oleh nelayan lebih kecil daripada kebutuan atas permintaan wisatawan dan restoran di Percut. Tetapi hal ini tidak menyusutkan tingkat perekonomian daerah Percut Sei Tuan dikarenakan adanya pasokan tambahan dari daerah lain.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kondisi penawaran tangkapan nelayan di Percut Sei Tuan lebih kecil daripada permintaan wisatawan dan restoran. Hal ini dibuktikan dengan adanya permintaan terhadap kekurangan pasokan ikan baik di restoran maupun bagi wisatawan. Hal ini mampu ditanggulangi dengan didatangkannya ikan dari pantai Labu dan Cemara.

2. Dengan mengurangnya pasokan di Dearah Percut Sei Tuan tidak melemahkan perekonomian nelayan karena masih mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga dengan hasil tangkapan laut. Untuk mengantisipasi mengurangi jumlah hasil tangkapan nelayan yang di import, harus ada campur tangan pemerintah yaitu dengan pemanfaatan lahan yang ada untuk di olah kembali oleh para nelayan agar produktifitas nelayan lebih menikmat untuk memajukan jumlah tangkapan yang diperoleh.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi pemerintah daerah agar dapat mencari solusi untuk membantu nelayan agar tetap dapat melaut setiap hari dengan cara memperbaik

65

struktur tanah yang meninggi agar dapat dilewati nelayan dan regulasi pemerintah untuk pemanfaatan lahan agar nelayan lebih produktif untuk menghasilkan tangkapan nelayan yang lebih banyak agar mengurangi import dari luar Daerah Percut Sei Tuan.

2. Bagi restoran agar memberikan variasi rasa terhadap olahan hasil tangkapan ikan karena berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pengunjung wisatawan di Percut Sei Tuan.

3. Bagi para pedagang dan masyarakat Percut Sei Tuan agar tetap dapat menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Dokumen terkait