• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Sistem Pemerintahan Parlementer

Dalam dokumen PAMONG PRAJA - Repository IPDN (Halaman 55-65)

• Kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri dibentuk oleh atau atas dasar kekuatan dan atau kekuatan-kekuatan yang menguasai parlementer;;

• Para anggota kabinet mungkin seluruhnya anggota parlemen atau tidak seluruhnya dan mungkin pula seluruhnya bukan anggota parlemen;

• Kabinet dengan ketuanya (perdana menteri) bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif). Apabila kabinet atau seseorang atau beberapa anggotanya mendapat mosi tidak percaya kepada parlemen maka kabinet seseorang atau beberapa anggotanya harus mengundurkan diri.

• Sebagai imbangan dapat dijatuhkannya kabinet, maka Kepala Negara (presiden, raja atau ratu) dengan saran atau nasihat Perdana Menteri dapat membubarkan parlemen;

• Kekuasaan Kehakiman secara prinsipil tidak bergantung pada legislatif dan eksekutif.

BAGAN PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN

SISTEM PEM. PARLEMENTER SISTEM PEM. PRESIDENSIL SISTEM PEM. PENGAWASAN LGS

• Eksekutif dan legislatif saling bergantung

• Kabinet dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang dipilih oleh parlemen

• Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen

• Ada mekanisme mosi tidak percaya antara PM dengan parlemen

• PM bisa membubarkan parlemen dengan persetujuan Kepala Negara

• PM bisa dijatuhkan oleh Parlemen

• ada separation of power atau

divison of power yang relatif tegas

• Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan

• Presiden tidak dipilih oleh parlemen sehingga tidak bertanggung jawab kepada parlemen

• Presiden dan parlemen tidak bisa saling membubarkan

• Berakhirnya parlemen dan presiden diatur lamanya dalam konstitusi

• parlemen tunduk langsung kepada pengawasan rakyat • Kontrol rakyat merupakan

kontrol yang sifatnya langsung • Ada mekanisme refrendum

(setuju/tidak terhadap kebijakan pemerintah) dan

usul inisiatif rakyat (rakyat boleh mengajukan RUU kepada parlemen/pemerintah)

Setiap negara mempunyai sistem check and balances system tersendiri dalam sistem pemerintahannya. Tidak ada pemisahan yang tegas terhadap eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

SUMBER HTN

Sumber HTN ada 2 yaitu :

a. Sumber Hukum Material : dapat ditinjau dari berbagai sudut yaitu filosofis, politik, sosiologis.

b. Sumber Hukum Formal : UU (statute), Kebiasaan (Custom), Keputusan hakim (yurisprudensi), traktat (treaty), doktrin.

NO Sumber Hkm Formal Pengertian/Penjelasan

1. UU (statute) Suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum mengikat yang diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara. UU ada 2 : UU dalam arti formal (karena cara bagaimana UU itu dibuat) dan UU dalam arti material (isinya mengikat

langsung setiap penduduk).

2. Kebiasaan (custom) Perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama.

3. Yurisprudensi Keputusan hakim terdahulu yang sering dijadikan dasar

keputusan oleh hakim kemudian mengenai masalah yang sama. Ada 2 macam : Yurisprudensi tetap dan tidak tetap.

4. Traktat Perjanjian yang dilakukan oleh dua negara atau lebih sehinga mengikat negara-negara yang mengadakannya. Ada beberapa jenis yaitu : Traktat bilateral, multilateral, terbuka, kolektif, dll. 5. Doktrin Pendapat para sarjana hukum yang ternama dan mempunyai

PERATURAN PER-UU-AN INDONESIA

Perkembangan perUUan Indonesia dapat dilihat dalam 3 fase ketatanegaraan:

Sebelum 17 Agst ’45 Sesudah 17 Agst ’45 Reformasi

Peraturan perundang-undangan diatur dalam IS (Indische Staatsregeling)

Ordonnantie (setingkat UU), menyangkut persoalan mengenai hindia Belanda (daerah jajahan) yang dibuat oleh gubernur jenderal dengan persetujuan Volksraad. Regeringsverordening (RV/

setingkat Peraturan Pemerintah). Sebagai peraturan pelaksana dari Ordonantie/peraturan pemerintah pusat.

• Peraturan2 yang dikeluarkan pada masa pendudukan Jepang.

Masa sebelum Agustus 1950, masih berlaku UUD ’45. beberapa peraturan PerUUan yang pernah ada :UU, PP,perpu,penetapan presiden,peraturan

presiden,penetapan pemerintah, Makluamat Presiden/wapres, Maklumat Pemerintah, dan peraturan menteri.

Masa RIS (’49-’50): UU, UU darurat, PP, peraturan menteri. Masa UUDS’50: UU, UUdarurat,

PP, Keppres, permen, kepmen, peraturan.

Masa 1950-1965: UU, PP, Perpu, Penetapan Presiden, Peraturan Presiden, Keppres, Permen, Kepmen.

Masa TAP MPR XX/1966:

mengatur mengenai jenis dan tata urut perUUan, yaitu : UUD, TAP MPR, UU,Perpu, PP, Keppres, Peraturan pelaksana lainnya.

• Masa jatuhnya rezim orde baru : ditandai dengan beberapa

perubahan dalam ketatanegaraan Indonesia, seperti Amandemen UUD 45 (1-4), munculnya MK dianutnya asas desentralisasi, dan berubahnya kedudukan MPR. • Masa TAP MPR III/2000 : UUD

45,TAP

MPR,UU,perpu,PP,keppres,perda. • Masa ketika kedudukan MPR

berubah dari lembaga tertinggi negara menjadi lembaga tinggi negara. Lahirlah UU 10/2004 : UUD,UU/

perpu,PP,Perpres,Perda,peraturan PerUUan lainnya.

SISTEM PEMERINTAHAN INDOENSIA

Sistem pemerintahan Indonesia dibagi dalam 2 fase ketatanegaraan yaitu UUD 45 dan UUD 45 amandemen.

UUD 45 UUD 45 Amandemen

• MPR sebagai lembaga tertinggi negara dan lembaga lainnya sebagai lembaga tinggi negara. • MPR sebagai pemegang kedaulatan rakyat, dan

presiden sebagai mandataris MPR (yang diberi mandat).

• Keanggotan MPR adalah DPR ditambah Utusan Daerah dan golongan. (bikameral)

• Pengubahan konstitusi (UUD 45) dilakukan melalui MPR dengan 2/3 anggota harus hadir. • pemerintahan daerah dibagi kedalam daerah kecil

dan besar.

• Lebih bersifat executive heavy (kekuasaan eksekutif lebih besar daripada legislatif)

• Fungsi legislatif (making rule) diberikan kepada presiden (eksekutif) sedangkan DPR hanya boleh mengajukan RUU.

• Kekuasaan kehakiman diberikan kepada MA. • Kedudukan lembaga tinggi negara adalah sejajar

dan tidak bisa saling membubarkan.

• Dikenalnya DPA yang bertugas memberikan jawaban atas pertanyaan presiden dan memajukan usul kepada Presiden.

• MPR bukan lagi lembaga tertinggi negara tetapi sejajar dengan lembaga negara lainnya.

• Keanggotaan MPR adalah DPR dan DPD. • Kekuasaan pemerintah berdasarkan kedaulatan

rakyat dengan dianutnya sistem pemilihan langsung.

• Pengubahan konstitusi dilakukan oleh MPR dengan 2/3 kehadiran anggota DPR.

• Pemerintahan daerah dibagi kedalam Propinsi, kota/kabupaten, dan desa.

• relatif seimbang sebab fungsi legislatif sudah dikembalikan kepad DPR sebagai lembaga legislatif.

Making rule function merupakan wewenang DPR, tetapi presiden boleh mengajukan RUU.

• Kekuasaan kehakiman diberikan kepada MA (peradilan umum,khusus, agama, dan militer) dan MK (peradilan konstitutif).

• Kedudukan lembaga negara adalah sejajar dan tidak bisa saling membubarkan.

WEWENANG LEMBAGA NEGARA

MPR mengubah dan menetapkan UUD, melantik dan memberhentikan Pres/ wapres. Lebih lanjut lihat UU 20/2003.

DPRberwenang membentuk UU dengan pengesahan dari Presiden, mempunyai fungsi budget, legislasi, dan pengawasan. Selain itu mempunyai hak interpelasi, angket, menyatakan pendapat dan usul, imunitas, mengajukan pertanyaan. Mempunyai hak mengajukan usul

impeachment kepada MPR. Lebih lanjut lihat UU 20/2003.

DPDberwenang mengajukan RUU mengenai hal-hal yang diatur dalam pasal 22D ayat 1 UUD 45 Amandemen, hak pengawasan atas pelaksanaan UU (pasal 22D ayat 3), sebagai penyambung aspirasi kebutuhan daerah yang diwakilinya. Lebih lanjut lihat UU 20/2003.

Presidenpemegang kekuasaan pemerintahan, mengajukan RUU, membuat PP dan aturan perUUan lainnya, mengumumkan perang, membuat

perjanjian dengan negara lain, mengangkat/memberhentikan menteri2, mengeluarkan Keppres untuk mengangkat Anggota BPK, MK, MA.

MKmemberikan putusan mengenai : uji materil/formil UU terhadap UUD,

sengketa kewenangan antar lembaga negara (pasal 10 ayat 1b UU 24/2003 ttg MK), pembubaran partai politik, perselisihan ttg hasil PEMILU,

memberikan putusan atas usul DPR ttg pelanggaran yang dilakukan oleh Presiden/wapres (pasal 10 ayat 2 UU 24/2003)

MA berwenang mengadili tingkat kasasi untuk peradilan umum,

PTUN,militer,agama; uji materil/formil PerUUan diibawah UU. tugas dan tanggung jawab diatur dalam UU 5/2004.

BPKmemeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara, tugas dan tanggung jawab diatur dalam UU 15/2004.

Kementerian Negara dan LPND sebagai pembantu presiden dalam melaksanakan tugas2 pemerintahannya.

Pemerintahan Daerah melaksanakan kewenangannya sesuai asas

desentralisasi, dekonsentrasi, atau tugas perbantuan. Menyelenggarakan kesejahteraan dan pemerintahan dalam wilayah kerjanya. Lihat UU

32/2004.

Komisi-komisi membantu Presiden dalam menjalankan tugas2

pemerintahannya sesuai dengan bidang atau kewenangan masing-masing. Seperti KPK, Komisi Yudisial, KomnasHAM, Komisi Penyiaran, dll.

HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

• Pemerintah Daerah diatur dalam BAB IV pasal 18 UUD 45 Amandemen, serta UU No.32/2004 tentang pemerintahan daerah. Didalamnya diatur mengenai tugas dan wewenang yang menjadi wewenang Pemda (asas desentralisasi).

• Dengan berjalannya otonomi daerah maka daerah mempunyai kewenangan yang cukup luas untuk mengurus sendiri kebutuhan dan pemerintannya. Karena tujuan otonomi daerah adalah medekatkan pemerintah kepada rakyat (make the state closer to the people).

• Hubungan pemerintah pusat dan daerah tetaplah dalam sistem hirarki

pemerintahan, artinya pemerintah pusat kedudukannya berada di atas pemerintah pusat, sebagai penyelenggaran pemerintahan nasional. Dalam hal ini dari segi pelaksanaan pemerintahan Kepala daerah bertanggung jawab kepada Presiden dan rakyat (dengan dianutnya sistem pemilihan langsung).

• Namun Presiden tidak mempunyai kewenangan lagi mengangkat Kepala Daerah Baik Propinsi maupun Kota/Kabupaten. Saat ini Kepala Daerah dipilih langsung oleh rakyat dengan sistem pemilihan langsung.

• Dalam UU 32/2004 yang menjadi urusan Pem.Pusat adalah moneter dan fiskal, politik LN, Pertahanan Keamanan, Yustisi,Agama. Sedangkan wewenang pemda adalah yang diluar wewenang Pem. Pusat tadi.

• Hubungan Pemerintah Pusat dengan Pemda dalam hal wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan SDA, dan Sumber Daya lainnya.

BAGAN KELEMBAGAAN MENURUT UUD 45 (NON AMANDEMEN) DPR UD UG MPR UUD 45 MPR PRESIDEN DPA MA DPR BPK UU independen independen independen M M Mendagri G/KDH G/KDH Tanggung jawab kepada Presiden melalui Mendagri +

BAGAN KELEMBAGAAN MENURUT UUD 45 ( AMANDEMEN) UUD 45 PRES. DPD BPK DPR MA MK MPR UU UU independen KDH KDH MPR DPR DPD LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT TRIKAMERAL SISTEM

Pendapat dari Jimmly Asshiddiqie (Guru Besar HTN UI)

Mendagri

DPRD

Indonesia adalah negara republik berbentuk kesatuan

Dalam dokumen PAMONG PRAJA - Repository IPDN (Halaman 55-65)

Dokumen terkait