• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Karakteristik Siswa

Masa kanak-kanak awal terjadi pada rentanga usia 2-6 tahun, masa ini

sekaligus merupakan masa prasekolah dimana anak umumnya masuk kelompok

bermain dan taman kanak-kanak. Masa usia sekolah dasar (sekitar 6-7) ini

kesuksesan perkembangan selanjutnya. Usia kronologis ini diikuti dengan

gambaran perkembangan kongnitif, emosi, sosial, moral dan kecakapan

psikomotorik. Meski antara satu siswa dengan siswa lain terdapat perbedaan

individual, namun pada umumnya mereka memiliki persamaan pula. Status

perkembangan siswa kelas I sangat berbeda dengan status perkembangan siswa

kelas VI.

Menurut Hurlock dalam Rita Eka Izzaty (2008: 87) menyatakan tiga alasan

awal masa kanak-kanak merupakan masa yang paling baik untuk mempelajari

keterampilan tertentu yaitu:

1. Anak senang mengulang-ulang, sehingga dengan senang hati mau

mengulang suatu aktivitas sampai terampil.

2. Anak-anak bersifat pemberani, sahingga tidak terhambat rasa takut kalau

mengalami sakit atau diejek teman-teman sebagaimana ditakuti oleh anak

yang besar.

3. Anak mudah dan cepat belajar karena tubuh mereka masih lentur dan

keterampilan yang dimikili baru sedikit.

Usia Sekolah Dasar berkisar 6-12 tahun pada masa ini anak sudah matang

untuk belajar atau sekolah. Dalam proses belajar hendaknya disesuaikan dengan

tahapan perkembangan siswa. Antara usia 5 dan 6 tahun sebagian besar

anak-anak sudah pandai melempar dan menangkap bola. Pada masa kanak-anak-kanak-anak

awal, anak berpikir konvergen menuju kesuatu jawaban yang paling mungkin

dan paling benar terhadap suatu persoalan. Menurut teori perkembangan

pada masa kanak-kanak awal berada pada tahap perkembangan praoperasional

2-7 tahun. Adapun ciri-cirinya antara lain: semakin berkembangnya fungsi

simbolis, tingkah laku imitasi langsung maupun tertunda, cara berpikir masih

egosentris,centralizedatau terpusat pada satu dimensi saja, serta cara berpikir yang tak dapat dibalik dan terarah statis.

Usia SD masuk pada tahap operasional konkret, anak mampu berpikr logis,

memahami konsep percakapan, mampu mengingat, memahami dan

memecahkan yang bersifat konkret. Piaget mengidentifikasikan tahapan

perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu: 1) tahap sensorik motor usia

0-2 tahun, 2) tahap operasional usia 2-6 tahun, 3) tahap operasional konkret usia

7-11 atau 12 tahun, 4) tahap operasional formal unsia 11 atau 12 tahun Sardiman

( 2007: 120), mengemukakan karakteristik siswa adalah keseluruhan kelakuan

dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan

lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih

cita-citanya. Selanjutnya, menjelaskan tiga karakteristik siswa yang perlu

diperhatikan yaitu:

1. Karakteristik atau keadaan yang berkenan dengan kemampuan awal atau

prerequisite skill, misalnya kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor.

2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial (sociocultural).

3. Karakteristik yang berkenan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, dan minat.

Siswa kelas II SD merupakan masa kanak-kanak yang memiliki tugas

perkembangan yang muncul sesuai periode perkembangannya. Rika Eka Izzaty,

belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain, 2) sebagai makhluk

yang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri sendiri, 3)

belajar bergaul dengan teman sebaya, 4) mulai mengembangkan peran sosial

pria dan wanita, 5) mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk

membaca, menulis dan berhitung, 6) mengembangkan kata batin, moral dan

skala nilai, 7) mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga, 8)

serta mencari kebebasan pribadi.

Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai masa usia sekolah atau

masa sekolah dasar. Masa ini dialami anak usia 6 tahu sampai masuk ke masa

pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun (Rita Eka

Izzaty, 2008: 104). Siswa SD memiliki karakteristik pertumbuhan kejiwaan

yang semakin menyadari diri selain mempunyai keinginan, perasaan tertentu

juga semakin bertumbuh minat tertentu dan ketergantungan kepada orang

dewasa semakin berkurang serta kurang memerlukan perlindungan dewasa.

Rita Eka Izzati (2008: 116) menyebutkan ciri-ciri khas anak masa kelas

rendah (1- 2 dan 3) Sekolah Dasar adalah 1) ada hubungan yang kuat antara

keadaan jasmani dan prestasi sekolah, 2) suka memuji diri sendiri, 3) kalau tidak

dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu

dianggap tidak penting, 4) suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika

hal itu menguntungkan dirinya, 5) suka meremehkan orang lain. Lebih lanjut

seperti yang dikutip Rita Eka Izzati bahwa dalam teori perkembangan kongnitif

peserta didik dapat dibedakan menjadi empat stadiun yaitu.

Stadium ini terdiri dari 6 sub stadiun. Piaget berpendapat bahwa dalam

perkembangan kongnitif selama stadiun ini, intelegensi anak baru tampak

bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulasi sensorik.

2. Stadium pra-operasional (18 bulan-7 tahun)

Stadium pra-operasional ini dimulai dari penguasaan bahasa yang

sistematis, imitasi (tidak langsung), serta bayangan dalam mental.

Menurut Piaget bahwa berpikir secara pra-operasional masih bersifat

egosentrisi.

3. Stadium operasional konkret (7 tahun-11 tahun)

Cara berpikir anak pada tahap ini kurang egosentris yang ditandai dengan

desentrasi yang besar, misalnya saja anak sudah mampu memperhatikan

lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga untuk menghubungkan

dimensi-dimensi satu sama lain. Lebih lanjut Piaget menyatakan bahwa

anak sudah memperhatikan aspek dinamis dalam perubahan situasi

sehingga anak juga mampu mengerti operasi logisnya pembalikan.

Apabila anak dihadapkan pada sesuatu masalah secara verbal tanpa

adanya bahan yang konkeret, maka ia belum mampu untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut dengan baik.

4. Stadiun operasional formal (11 tahun ke atas)

Pada stadium operasional formal, terdapat dua sifat penting, yaitu: a) sifat

deduktif-hipotesis dan b) berpikir operasional juga berpikir

kombinasitoris. Adapun jabaran masing-masing sifat adalah sebagai

a. Sifat deduktif-hipotesis ditunjukkan dengan anak yang berpikir

operasional formal memiliki cara untuk memecahkan masalah

yaitu dengan memikirkannya terlebih dahulu secara teoritis.

b. Berpikir operasional formal juga berpikir kombinasitoris. Pada

tahap ini tampak kemungkinan orang mempunyai tingkah laku

problem solving” yang betul-betul ilmiah serta memungkinkan untuk mengadakan pengujian hipotesis dengan variabel

tergantung.

Perkembangan emosi tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial,

yang sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Ciri yang

membedakan manusia antara makhluk lainnya adalah ciri sosialnya.

Karakteristik siswa ini memiliki arti yang cukup penting dalam interaksi

belajar-mengajar. Terutama bagi guru, informasi mengenai karakteristik siswa

senantiasa akan sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola-pola

pengajaran yang lebih baik, yang dapat menjamin kemudahan belajar bagi

setiap siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa siswa sekolah dasar yang berumur 8

tahun masih berada pada tahap operasional konkret, pada tahap ini anak

mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat dengan fakta-fakta

perseptual, dan mampu melakukan konservasi. hal ini perlu diperhatikan oleh

guru, anak pada tahap pra operasional masih sangat membutuhkan suasana

bermain dan benda-benda konkret untuk membantu perkembangan

makapuzzelini cocok untuk digunakan sebagai media dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan dalam belajar.

Dokumen terkait