• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. KAJIAN PUSTAKA

4. Karakteristik Siswa SD, SMP dan SMA a. Karakteristik Siswa SD

Periode ini adalah masa perkembangan yang terentang dari usia sekitar 6 hingga 11 tahun. Masa ini sering juga disebut tahun-tahun sekolah dasar. Anak pada masa ini sudah menguasai keterampilan dasar membaca, menulis dan metematika.

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, Yusuf dan Sugandhi (2012:59) memaparkan mengenai karakteristik perkembangan yang terjadi pada masa anak usia sekolah, sebagai berikut :

1. Perkembangan Fisik-Motorik

Seiring dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Yusuf dan Sugandhi (2012:59) menjelaskan bahwa “Fase atau usia sekolah dasar (7-12 tahun) ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah.” Oleh karena itu usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar.

26

Wahyu Purnama, 2014

Perbedaan Partisipasi Siswa Putri D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani D i Sd, Smp D an Sma Negeri

Se-Kecamatan Ujungberung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam perkembangan motorik anak, Yusuf dan Sugandhi (2012:60) memaparkan perbedaan antara motorik halus dan motorik kasar sebagai berikut :

Tabel 2.1

Perkembangan Motorik Anak

Motorik Halus Motorik Kasar

1. Menulis

2. Menggambar atau melukis 3. Mengetik (komputer)

4. Merupa (seperti membuat kerajinan dari tanah liat)

5. Menjahit

6. Membuat kerajinan dari kertas

1. Baris berbaris

2. Seni bela diri (seperti pencak silat, dan karate)

3. Senam 4. Berenang 5. Atletik

6. Main sepak bola

Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar. Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar peserta didik.

2. Perkembangan Intelektual

Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mereaksi rangsangan inteletual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kempampuan kognitif (seperti membaca, menulis dan menghitung).

Dilihat dari aspek perkembangan kognitif, menurut piaget yang dikutip oleh Yusuf dan Sugandhi (2012:61) menjelaskan bahwa :

Masa ini berada pada tahap operasi konkret, yang ditandai dengan kemampuan (1) mengklasifikasikan (mengelompokan) banda-benda berdasarkan ciri yang sama; (2) menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan; dan memecahkan masalah (problem solving) yang sederhana.

Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya.

27

Wahyu Purnama, 2014

Perbedaan Partisipasi Siswa Putri D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani D i Sd, Smp D an Sma Negeri

Se-Kecamatan Ujungberung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Yusuf dan Sugandhi (2012:62) menjelaskan bahwa “Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai pembendaharaan kata (vocabulary).”

Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengar cerita yang bersifat kritis. Pada masa ini tingkat berfikir anak sudah lebih maju.

4. Perkembangan Emosi

Pada usia sekolah (khususnya di kelas-kelas tinggi, kelas 4, 5 dan 6), anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima, atau tidak disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya.

Menurut Yusuf dan Sugandhi (2012:64) menjelaskan bahwa karakteristik emosi anak terbagi menjadi dua, yaitu :

Tabel 2.2

Karakteristik Emosi Anak Karakteristik Emosi Yang Stabil

(sehat)

Karakteristik Emosi Yang Tidak Stabil (Tidak Sehat)

1. Menunjukan wajah yang ceria 2. Mau bergaul dengan teman secara

baik

3. Bergairah dalam belajar

4. Dapat berkonsentrasi dalam belajar 5. Bersikap respek (menghargai)

terhadap diri sendiri dan orng lain

1. Menunjukan wajah yang murung 2. Mudah tersinggung

3. Tidak mau bergaul dengan orang lain

4. Suka Marah-marah 5. Suka mengganggu teman 6. Tidak percaya diri

5. Perkembangan Sosial

Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga di artikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama.

Menurut Yusuf dan Sugandhi (2012:66) menjelaskan bahwa “Perkembangan sosial pada anak SD/MI ditandai dengan adanya perluasan

28

Wahyu Purnama, 2014

Perbedaan Partisipasi Siswa Putri D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani D i Sd, Smp D an Sma Negeri

Se-Kecamatan Ujungberung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hubungan, disamping dengan para anggota keluarga, juga dengan teman sebaya (peer group), sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas.”

Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepada sikap bekerja sama atau sosiosentris (mau memerhatikan kepentingan orang lain. Anak mulai berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebaya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok (gang), dan merasa tidak senang apabila tidak diterima oleh kelompoknya.

b. Karakteristik Siswa SMP

Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan siswa, dan merupakan masa transisi (dari masa anak ke masa dewasa) yang diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat ( Pikunas dalam Hartinah (2008:201).

Dilihat dari segi usia, siswa SMP termasuk fase atau masa remaja. Fase remaja merupakan salah satu periode dalam rentang kehidupan siswa. Menurut konopka dalam Hartinah (2008:201) fase ini meliputi (1) remaja awal : 12-15 tahun, (2) remaja madya :15-18 tahun, (3) remaja akhir : 19-22 tahun. Jka dilihat dari klasifikasi usia tersebut, maka siswa sekolah pertama termasuk ke dalam kategori remaja awal.

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, Hartinah (2008:201) memaparkan mengenai karakteristik aspek-aspek perkembangan yang terjadi pada masa remaja, sebagai berikut :

1. Aspek Fisik

Secara fisik, masa remaja ditandai dengan matangnya organ-organ seksual. Remaja pria mengalami pertumbuhan pada organ testis, penis, pembuluh mani dan kelenjar prostat. Sementara remaja wanita ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium. Matangnya organ-organ seksual ini memungkinkan remaja wanita mengalami menarche (menstruasi/haid pertama).

29

Wahyu Purnama, 2014

Perbedaan Partisipasi Siswa Putri D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani D i Sd, Smp D an Sma Negeri

Se-Kecamatan Ujungberung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masa remaja sudah mencapai tahap perkembangan berfikir operasional formal. Tahap ini ditandai dengan kemampuan berfikir abstrak (seperti memecahkan persamaan aljabar), idelistik (seperti berfikir tentang ciri-ciri ideal dirinya, orang lain dan masyarakat), dan logis (seperti menyusun rencana untuk memecahkan masalah).

Pada masa ini terjadi reorganisasi lingkaran syaraf Lobe Frontal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif tingkat tinggi, yaitu kemampuan merumuskan perencanaan dan pengambilan keputusan.

3. Aspek Emosi

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas. Pertumbuhan organ-organ seksual mempengaruhi emosi atau perasaan-perasaan baru yang belum dialami sebelumnya, seperti : rasa cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal (SMP), perkembangan emosinya menunjukan sifat yang sensitif dan reaktif (kritis) yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya sering bersifat negatif dan tempramental. Kondisi ini terjadi, terutama apabila remaja itu hidup di lingkungan (terutama keluarga) yang tidak harmonis.

4. Apek Sosial

Pada masa ini perkembangan social cognition, yaitu kemampuan memahami orang lain. Kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya. Masa ini juga ditandai dengan berkembangnya sikap conformity (konformitas), yaitu kecenderungan untuk meniru, mengikuti, opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain. Perkembangan konformitas ini dapat berdampak positif atau negatif bagi remaja sendiri, tergantung kepada siapa atau kelompok mana dia melakukan konformitas.

5. Aspek Kepribadian

Masa remaja merupakan saat berkembangnya self-identity (kesadaran akan identitas atau jati dirinya). Remaja dihadapkan kepada berbagai pertanyaan : “who am i,siapa saya?” (keberadaan dirinya); akan menjadi apa saya?

30

Wahyu Purnama, 2014

Perbedaan Partisipasi Siswa Putri D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani D i Sd, Smp D an Sma Negeri

Se-Kecamatan Ujungberung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(masa depan); apa peran saya? (kehidupan sosial); dan mengapa saya harus beragama? (kehidupan beragama). Apabila remaja berhasil memahami dirinya, peran-peranya dalam kehidupan sosial, dan memahami makna hidup beragama, maka dia akan menemukan jati diriya, dalam arti dia akan memiliki kepribadian yang sehat. Sebaliknya apabila dia gagal, maka dia akan mengalami kebingungan atau kekacauan, sehingga dia cenderung memiliki kepribadian yang tidak sehat.

c. Karakteristik Siswa SMA

Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan siswa, dan merupakan masa transisi (dari masa anak ke masa dewasa) yang diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat ( Pikunas dalam Hartinah (2008:201).

Masa remaja disebut juga adolescence, yang dalam bahasa latin baerasal dari kata adolescere, yang berarti “to grow into adulthood”. Adolesen merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa, dalam mana terjadi perubahan dalam aspek biologis, psikologis dan sosial. Menurut laurence steinberg yang dikutip oleh Yusuf dan Sugandhi (2012:78) menjelaskan bahwa ada tiga perubahan fundamental pada masa remaja, yaitu sebagai berikut :

1. Biologis, seperti mulai matangnya alat reproduksi, tumbuhnya buah dada pada anak wanita, dan tumbuhnya kumis pada anak pria.

2. Kognisi, yaitu kemampuan untuk memikirkan konsep-konsep yang abstrak (seperti persaudaraan, demokrasi dan moal), dan mampu berpikir hipotesis ( mampu memikirkan hal-hal yang mungkin terjadi berdasarkan pengalamannya).

3. Sosial, yaitu perubahan dalam status sosial yang memungkinkan remaja (khusunya remaja akhir) masuk ke peranan atau aktivitas-aktivitas baru, seperti bekerja, atau menikah.

Pada usia Sekolah Menengah Atas ini merupakan termasuk Fase remaja

madya (12-19) tahun ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar yang diantaranya merupakan gerakan-gerakan dasar fundamental.

31

Wahyu Purnama, 2014

Perbedaan Partisipasi Siswa Putri D alam Pembelajaran Pendidikan Jasmani D i Sd, Smp D an Sma Negeri

Se-Kecamatan Ujungberung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara umum karakteristik usia sekolah menengah atas tidak jauh berbeda dengan masa usia sekolah menengah pertama. Masa usia remaja madya ini kelanjutan dari masa remaja awal.

Dokumen terkait