• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Karakteristik Suara Dugong

Secaraumum, setiap hewan mengeluarkan suara untuk keberlangsungan

kehidupannya. Suara tersebut digunakan untuk mencari makan, melindungi

wilayahnya dan sebagainya. Oleh karena itu, suara yang dihasilkan sangat

berkaitan dengan tingkah laku hewan tersebut.

Dugong mengeluarkan suara dalam berbagai tingkah lakunya. Sebagian

besar suara yang dikeluarkan oleh dugong digunakan untuk berkomunikasi dan

mempertahankan wilayahnya. Menurut Anderson and Barclay (1995), Suara

dugong untuk berkomunikasi dibagi manjadi 3 yaitu: chirp, trill dan bark. Chirp memiliki kisaran frekuensi sekitar 3-18 kHz, trill dengan frekuensi lebih dari 740 Hz dalam batas 3-18 kHz dan bark dengan frekuensi 500-2.200 Hz.

39

Pada penelitian ini ditemukan enam puluh potongan suara yang telah

ditapis. Potongan-potongan suara tersebut kemudian dibuat grafik sebaran

frekuensinya dan dapat didapatkan sepuluh potongan suara dugong. Potongan

suara tersebut diklasifikasikan menjadi 5 jenis suara, yaitu chirp, bark tipe 1, bark tipe 2, trill dan snore. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Karakteristik suara yang ditemukan

No Jenis Suara Tanggal Waktu (WIB) Frekuensi (Hz) Intensitas (W/m2) Durasi (ms) 1 Chirp 05-03-2010 07:56:41 3.000-7.500 0,002-0,01 520 2 Bark (tipe 1) 19-02-2010 08:20:40 1.000-1.200 0001-0,004 108 3 Bark (tipe 2) 19-02-2010 19:44:07 550-750 0,01-0,021 50 26-02-2010 08:02:21 350-550 0,02-0,09 110 4 Trill 19-02-2010 08:12:18 250-500 0,04-0,18 84 19-02-2010 08:22:54 300-500 0,02-0,1 80 19-02-2010 08:41:34 250-500 0,02-0,09 60 19-02-2010 08:44:01 450-700 0,1-0,25 70 19-02-2010 08:46:03 450-700 0,04-0,16 60 5 Snore 26-02-2010 07:30:39 50-1400 0,002-0,009 100 1. Chirp

Suara pertama Chirp, jenis suara ini terdengar seperti kicauan burung. Sonogram dan grafik sebaran frekuensi suara ini dapat dilihat pada Gambar 17.

a. In te n si ta s (d B ) Waktu (ms)

40

b.

Gambar 17. (a) Sonogram dan (b) Grafik Sebaran Frekuensi Suara Chirp

Gambar 17 (a) menunjukkan sonogram dari suara chirp yang diambil dari worksheet potongan suara di Wavelab. Intensitas suara diketahui sebesar ± 12,5 dB. Pada sonogram, bagian yang dibatasi dengan kotak merah diduga merupakan

suara yang terbentuk.

Gambar 17 (b) menunjukkan grafik sebaran frekuensi suara chirp. Grafik memperlihatkan bahwa jenis suara Chirp memiliki frekuensi 3.000-7.500 Hz, intensitas 0,002-0,01 W/m2 dan durasi 520 ms. Daerah suara chirp ditunjukkan dengan daerah yang dibatasi kotak merah. Suara-suara yang berada di bagian

bawah diduga merupakan suara latar.

Suara ini ditemukan pada tanggal 5 Maret 2010 pukul 07:56:41 WIB, pada

saat itu sedang dilakukan pembersihan akuarium harian oleh petugas yang tidak

biasa melakukan pembersihan akuarium dugong. Menurut Anderson dan Barclay

(1995), dugong mengeluarkan suara chirp untuk melindungi wilayahnya. Kejadian ditemukannya suara ini diduga merupakan upaya dugong untuk

melindungi wilayahnya dari makhluk yang dianggap asing oleh dugong (petugas

41

2. Bark (Tipe 1)

Suara selanjutnya adalah Bark (Tipe 1), suara tersebut terdengar seperti gonggongan kecil. Sonogram dan sebaran frekuensi suara ada pada Gambar 18.

a.

b.

Gambar 18. (a) Sonogram dan (b) Grafik Sebaran Frekuensi Suara Bark (Tipe 1)

Gambar 18 (a) adalah gambaran sonogram dari suara bark (tipe 1). Sonogram menunjukkan bahwa suara bark (tipe 1) memiliki intensitas suara -2–3 dB. Berdasarkan grafik pada Gambar 18 (b) diketahui frekuensi suara berkisar

antara 1.000-1.200 Hz dengan intensitas 0,001-0,004 W/m2 dan durasi 108 ms.

Suara ini ditemukan pada tanggal 19 Februari 2010 pukul 08:20:40 WIB, pada

saat tersebut merupakan waktu awal pengamatan dan dugong masih beradaptasi

dengan omnidirectional hydrophone. Pada saat itu juga sedang dilakukan pembersihan akuarium oleh petugas.

In te n si ta s (d B ) Waktu (ms)

42

3. Bark (Tipe 2)

Suara Bark (Tipe 2) seperti suara gonggongan yang keras. Suara ini ditemukan dua kali, yaitu pada tanggal 19 Februari 2010 (19:44:07 WIB) dan

tanggal 26 Maret 2010 (08:02:21 WIB). Gambar 19 menunjukkan sonogram dan

grafik sebaran suara untuk suara Bark (Tipe 2) tanggal 19 Februari 2010.

a.

b.

Gambar 19. (a) Sonogram dan (b) Grafik Sebaran Frekuensi Suara Bark (Tipe 2) tanggal 19 Februari 2010

Sonogram pada Gambar 19 (a) menunjukkan suara Bark (tipe 2)

ditemukan pada interval intensitas ±12,5 dB. Pada grafik di Gambar 19 (b) suara

terlihat memiliki frekuensi 550-750 Hz dengan intensitas 0,001-0,0021 W/m2 dan

durasi 50 ms. Suara pada Gambar 19 (a) dan (b) ditunjukkan pada daerah yang

dibatasi kotak merah. Suara ini merupakan satu-satunya suara yang ditemukan

malam hari. Suara ini juga ditemukan pada tanggal 19 Februari 2010 yang

In te n si ta s (d B ) Waktu (ms)

43

merupakan tanggal awal pengamatan dimana dugong masih beradaptasi dengan

omnidirectional hydrophone.

Sonogram dan sebaran frekuensi suara Bark (Tipe 2) yang ditemukan pada tanggal 26 Maret 2010 (08:02:21 WIB) dapat dilihat pada Gambar 20.

a.

b.

Gambar 20. (a) Sonogram dan (b) Grafik Sebaran Frekuensi Suara Bark (Tipe 2) tanggal 26 Maret 2010

Berdasarkan gambar 20 (a) diketahui bahwa suara Bark (Tipe 2) yang ditemukan pada tanggal 26 Maret 2010 (08:02:21 WIB) memiliki intensitas pada

±25 dB. Berdasarkan Gambar 20 (b), suara diketahui memiliki frekuensi 350-550

Hz, intensitas suara 0,02-0,09 W/m2 dan durasi 110 ms. Pada gambar tidak

ditemukan adanya suara latar. Suara ini ditemukan pada pagi hari pada saat ada

petugas yang menyelam untuk membersihkan akuarium.

In te n si ta s (d B ) Waktu (ms)

44

4. Trill

Jenis suara yang keempat adalah suara trill, suara ini terdengar seperti suara resonansi suatu benda. Suara ini paling banyak ditemukan dan semuanya

ditemukan pada tanggal 19 Februari 2010, pukul 08:12:18 WIB, 08:22:54 WIB,

08:41:34 WIB, 08:44:01 WIB, 08:46:03 WIB. Berdasarkan waktu ditemukannya

suara ini, seluruh suara ditemukan pada saat ada petugas yang menyelam untuk

membersihkan akuarium. Sonogram dan grafik sebaran frekuensi suara trill dapat dilihat pada Gambar 21.

a.

b.

Gambar 21. (a) Sonogram dan (b) grafik sebaran suara Trill Tanggal 19 Februari 2010 pukul 08:12:18 WIB

In te n si ta s (d B ) Waktu (ms)

45

c.

d.

e.

f.

Gambar 21. (c) sonogram dan (d) grafik sebaran frekuensi Suara Trill tanggal 19 Februari 2010 pukul 08:22:54 WIB; (e) Sonogram dan (f) grafik sebaran frekuensi Suara Trill tanggal 19 Februari 2010 pukul 08:41:34 WIB

In te n si ta s (d B ) Waktu (ms) In te n si ta s (d B ) Waktu (ms)

46

g.

h.

i.

j.

Gambar 21. (g) sonogram dan (h) grafik sebaran frekuensi Suara Trill tanggal 19 Februari 2010 pukul 08: 44:01 WIB; (i) Sonogram dan (j) grafik sebaran frekuensi Suara Trill tanggal 19 Februari 2010 pukul 08: 46:03 WIB

In te n si ta s (d B ) Waktu (ms) In te n si ta s (d B ) Waktu (ms)

47

Gambar 21(a) menunjukkan sonogram suara trill pada pukul 08:12:18 WIB. Sonogram menunjukkan suara berada pada kisaran intensitas ± 50 dB.

Gambar 21(b) menunjukkan suara mempunyai frekuensi 250-500 Hz, intensitas

0,04-0,18 W/m2 dan durasi 84 ms. Potongan suara pada Gambar 21(a) dan (b)

ditunjukkan oleh daerah yang dibatasi kotak merah.

Sonogram untuk suara yang ditemukan pada pukul 08:22:54 WIB

ditunjukkan oleh Gambar 21(c). Pada gambar tersebut diketahui bahwa suara

tersebut berada pada intensitas ±25 dB. Grafik sebaran frekuensi pada Gambar

21(d) menunjukkan frekuensi suara sebesar 300-500 Hz dengan intensitas

0,02-0,1 W/m2 dan durasi 80 ms. Potongan suara trill yang dimaksudkan pada Gambar 21(c) dan (d) ditunjukkan pada daerah yang dibatasi kotak merah.

Suara yang ditemukan pada pukul 08:41:34 memiliki intensitas suara

±37,5 dB. Hal tersebut ditunjukkan oleh daerah yang dibatasi kotak merah pada

sonogram di Gambar 21(e). Suara ini juga memiliki frekuensi sebesar 250-500

Hz, intensitas 0,02-0,09 W/m2 dan durasi 60 ms. Informasi ini ditunjukkan oleh

daerah yang dibatasi kotak merah pada Grafik sebaran frekuensi suara di Gambar

21(f).

Suara trill yang ditemukan pada pukul 08:44:01 memiliki intensitas ±100 dB, seperti yang ditunjukkan daerah yang dibatasi kotak merah di sonogram pada

Gambar 21(g). Suara tersebut juga memiliki frekuensi 450-700 Hz dengan

intensitas 0,1-0,25 W/m2 dan durasi 70 ms, informasi ini ditunjukkan oleh daerah

yang berada di dalam kotak merah pada grafik sebaran frekuensi suara di Gambar

48

Gambar 21 (i) merupakan sonogram suara yang ditemukan pada pukul 08:

46:03 WIB. Suara ditunjukkan dengan daerah di dalam kotak merah, suara

tersebut berada pada intensitas ±50 dB. Gambar 21(j) menunjukkan bahwa

frekuensi suara yang ditemukan sebesar 450-700 Hz, intensitas 0,04-0,16 W/m2

dan durasi 60 ms.

5. Snore

Suara yang terakhir adalah snore, suara ini terdengar seperti dengkuran. Sonogram dan sebaran frekuensi suara ini dapat dilihat pada Gambar 22.

a.

b.

Gambar 22. Sonogram dan Grafik Sebaran Frekuensi Suara Snore

Sonogram pada Gambar 22(a) menunjukkan suara berada pada intensitas

±10 dB. Gambar 22 (b) juga menjelaskan suara ini memiliki frekuensi 50-1.400

Hz, intensitas 0,002-0,009 dan durasi 100 ms.

In te n si ta s (d B ) Waktu (ms)

49

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tiga fakta yang berkaitan dengan

suara yang dikeluarkan dugong yaitu:

1. Sembilan dari sepuluh suara ditemukan pada pagi hari dan pada saat ada

petugas yang sedang membersihkan akuarium. Hal ini diduga bahwa dugong

mengeluarkan suara untuk berkomunikasi dengan petugas.

2. Delapan dari sepuluh suara ditemukan pada tanggal 19 Februari 2010. Tanggal

tersebut merupakan hari pertama pengamatan, sehingga diduga dugong

mengeluarkan suara sebagai respon dari adanya benda asing yang masuk ke

dalam akuarium yaitu omnidirectional hydrophone.

3. Suara yang ditemukan pada tanggal 5 Maret 2010 pukul 07:56:41 WIB pada

saat sedang dilakukan pembersihan akuarium oleh petugas yang tidak biasa

melakukan pembersihan akuarium dugong. Menurut Anderson dan Barclay

(1995), dugong mengeluarkan suara chirp untuk melindungi wilayahnya. Kejadian ditemukannya suara ini diduga merupakan upaya dugong untuk

melindungi wilayahnya dari makhluk yang dianggap asing oleh dugong yaitu

petugas yang tidak biasa membersihkan akuarium dugong.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut dapat diketahui bahwa dugong

mengeluarkan suara karena adanya stimulus dari luar. Stimulus yang diketahui

pada penelitian ini adalah omnidirectional hydrophone dan petugas yang menyelam untuk membersihkan akuarium.

5.4. Peranan Studi Tingkah Laku dan Karakteristik Suara untuk

Dokumen terkait