• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Tingkat Kemampuan Aktivitas Ibu Hamil di Puskesmas

BAB VI PEMBAHASAN

C. Karakteristik Tingkat Kemampuan Aktivitas Ibu Hamil di Puskesmas

Aktivitas fisik ditentukan oleh kemampuan seseorang dalam melakukan mobilitas. Selama kehamilan, nyeri pinggang merupakan masalah umum yang muncul pada ibu hamil terutama pada usia kehamilan trimester dua dan tiga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan aktivitas ibu hamil trimester dua dan tiga di Puskesmas Ciputat yang diukur menggunakan kuesioner ODI memiliki persentasi yang sama. Setengah dari jumlah responden (50%) ibu hamil trimester dua dan tiga memiliki ketidakmampuan minimal dan sisanya (50%) memiliki ketidakmampuan berat.

Penelitan Pavon (2015) di Spanyol menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden yang mengalami nyeri pinggang memiliki ketidakmampuan berat (58,5%).Pada penelitian tersebut menjelaskan bahwa responden dengan karakteristik nyeri yang lebih tinggi cenderung memiliki skor ODI yang tinggi. Penelitian selanjutnya oleh Stieglitz (2015) di Amerika juga menyebutkan bahwa responden yang mengalami nyeri pinggang memiliki ketidakmampuan sedang denganrata-rata skor ODI 23,83. Sesuai dengan penelitian ini yang menunjukkan bahwa ibu hamil trimester dua dan tiga juga memiliki gangguan dalam hal

60

kemampuan beraktivitas baik berupa ketidakmampuan minimal maupun ketidakmampuan berat.

Aktivitas fisik yang rendah merupakan faktor resiko kematian ke empat di dunia dan merupakan ancaman dalam kesehatan masyarakat. Aktivitas fisik selama kehamilan aman dilakukan dan memberikan efek yang baik bagi kedua belah pihak, baik ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Bahkan mempertahankan kemampuan aktivitas selama kehamilan dapat memberikan hasil yang baik pada saat persalinan, seperti berkurangnya resiko pre-eklampsia, mengurangi resiko nyeri pinggang dan nyeri pelvis, mengurangi peningkatan berat badan berlebih selama kehamilan, dan meningkatkan status kesehatan. Memelihara aktivitas fisik merupakan anjuran bagi ibu hamil, namun banyak ibu hamil yang cenderung menurunkan aktivitas fisik mereka (Lindqvist, 2016).

Aktivitas fisik di sini mencakup semua kegiatan yang dilakukan seseorang dalam kesehariannya. Aktivitas hidup sehari-hari tersebut dapat diukur dari kemampuan seseorang untuk berfungsi secara mandiri. Tingkat kemampuan aktivitas akan mempengaruhi status kesehatan(Efendi, 2009). Pada saat kehamilan, status kesehatan tentunya dipengaruhi oleh kemandirian ibu hamil dalam menjalani aktivitasnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil dengan ketidakmampuan minimal sama dengan proporsi ibu hamil dengan ketidakmampuan berat yaitu masing-masing 50% atau sebanyak 25 orang.

Analisa kegiatan respondendalam penelitian ini menunjukkan bahwa bepergianmerupakan aktivitas yang paling tinggi skornya diantara

ibu hamil yang mengalami nyeri pinggang berat. Artinya selama kehamilan, mayoritas ibu hamil memiliki aktivitas yang tinggi pada kegiatan bepergian. Melakukan perjalanan selama kehamilan terutama di jalanan yang memiliki jalur tidak rata sangat tidak direkomendasikan, khususnya pada trimester pertama kehamilan. Kasus resiko yang paling tinggi bagi wanita hamil adalah perdarahan. Selama kehamilan, wanita hamil hendaknya berkonsultasi kepada tenaga kesehatan apabila akan melakukan perjalanan jauh untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti perdarahan atau ketuban pecah dini (Awoyami, 2012).

Menurut penelitian Stone (2007) kelompok ibu hamil yang beresiko selain kelompok trimester satu adalah mereka yang dekat dengan perkiraan partus. Pada periode ini, ibu hamil diharuskan untuk berhati-hati dalam melakukan perjalanan. Bagi ibu hamil dengan bayi kembar, perjalanan yang jauh tidak disarankan, juga pada ibu hamil dengan diabetes melitus. Sehingga pada penelitian ini, ibu hamil sebaiknya mengurangi aktivitas bepergian terlalu jauh untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

D. Hubungan Nyeri Pinggang dengan Tingkat Kemampuan Aktivitas Ibu Hamil Trimester Dua dan Tiga di Puskesmas Ciputat

Hasil analisa bivariat dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara variabel independen nyeri pinggang dengan variabel dependen tingkat kemampuan aktivitas ibu hamil trimester dua dan tiga di Puskesmas Ciputat. Sebanyak 20 responden ibu hamil mengalami nyeri

62

pinggang ringan, 14 ibu hamil yang mengalami nyeri pinggang ringan memiliki ketidakmampuan minimal (70%), dan ibu hamil yang mengalami nyeri pinggang ringan dengan ketidakmampuan berat sebanyak 6 orang (30%), sedangkan Ibu hamil yang mengalami nyeri pinggang berat sebanyak 30 orang dengan rincian ibu hamil yang mengalami nyeri pinggang berat dengan ketidakmampuan minimal sebanyak 11 orang (36,7%), dan ibu hamil yang mengalami nyeri pinggang berat dengan ketidakmampuan berat sebanyak 19 orang (63,3 %).

Sedangkan usia kehamilan responden dalam penelitian ini diambil dari kelompok ibu hamil di usia kehamilan trimester dua dan tiga yang mengalami nyeri pinggang terutama saat dan setelah beraktivitas. Wanita hamil yang mengalami nyeri pinggang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan mereka dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Penelitian Cheng (2009) menunjukkan bahwa ibu hamil yang mampu mengontrol pekerjaannya dengan waktu istirahatnya memiliki status kesehatan lebih baik dan dapat lebih mengurangi nyeri pinggang yang dialaminya.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Charpentier (2012) mengenai nyeri pinggang dengan kemampuan hidup sehari-hari ibu hamil di Kanada. Penelitian tersebut membandingkan dua kelompok dengan karakteristik yang berbeda. Ibu hamil dikelompok satu memiliki persentase nyeri pinggang berat yang lebih tinggi (83%) dengan tingkat ketidakmampuan berat yang juga tinggi (33%) dibandingkan dengan ibu hamil yang dikelompok dua yang memiliki persentase nyeri pinggang

berat lebih rendah (58%) dan tingkat ketidakmampuan berat yang lebih rendah dari kelompok satu (14%).

Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Shonafi (2012) di Surakarta yang menunjukkan bahwa adanya hubungan antara intensitas nyeri tulang belakang dengan tingkat kemampuan aktivitas pada pasien dengan nyeri tulang belakang di RSUD Dr. Moewardi (p = 0,000). Hal ini sesuai dengan pernyataan Setiohadi (2009) yang menyebutkan bahwa nyeri dapat menyebabkan impairment dan disabilitas, yaitu abnormalitas atau hilangnya fungsi anatomik, fisiologik, maupun psikologik, sedangkan disabilitas adalah akibat dari impairment yaitu berupa keterbatasan atau gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Penelitian Vanti (2016) di Italia yang melibatkan pasien rehabilitasi sejumlah 115 orang dengan nyeri pinggang nonspecific. Penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara nyeri pinggang dengan tingkat kemampuan aktivitas menggunakan kuesioner ODI (p = 0,002). Penelitian Cheng (2009) mengenai hubungan antara nyeri pinggang selama kehamilan dengan faktor pekerjaan menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan pada ibu hamil dengan usia kandungan 20 minggu sampai 34 minggu. Penelitian Cheng juga menunjukkan tidak adanya korelasi antara nyeri pinggang yang dialami ibu hamil dengan usia ibu hamil dan paritas. Namun dalam penelitian tersebut terdapat faktor- faktor lain yang mungkin muncul, seperti Indeks Massa Tubuh (IMT), aktivitas fisik, dan aktivitas sehari-hari.

64

Penelitian Hershkovich (2011) di Israel menunjukkan adanya faktor resiko peningkatan derajat nyeri pinggang pada responden dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang berlebih, sehingga peningkatan Indeks Massa Tubuh merupakan faktor yang dapat memperberat kondisi nyeri pinggang. Namun, penelitian Lailani (2013) menunjukkan bahwa peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) bukan merupakan faktor yang memperparah nyeri pinggang. Perbedaan ini dapat terjadi akibat perbedaan karakteristik responden dalam penelitian. Namun dalam penelitian ini tidak dilihat apakah ada keterkaitan antara nyeri pinggang dengan status Indeks Massa Tubuh (IMT).

Dari tinjauan penelitian-penelitian yang dilakukan dan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara nyeri pinggang dengan tingkat kemampuan aktivitas fisik ibu hamil trimester dua dan tiga di Puskesmas Ciputat. Nyeri pinggang selama kehamilan merupakan masalah yang umum terjadi, namun sebaiknyaibu hamil selama menjalani kehamilan tetap aktif untuk mempertahankan aktivitas fisiknya untuk memelihara status kesehatan yang baik tanpa mengabaikan nyeri pinggang yang dialaminya.

Disisi lain, nyeri pinggang selama kehamilan penting ditangani untuk mengoptimalkan kemampuan aktivitas ibu hamil dalam menjalani aktivitas sehari-hari mereka. Penelitian Ratih (2012) tentang senam hamil melaporkan bahwa sebagian ibu hamil yang tidak rutin melakukan senam hamil mengalami nyeri pinggang (75%), dan ibu hamil yang mengikuti senam hamil secara rutin tidak mengalami nyeri pinggang (100%).

Penelitian Manurung (2013) menunjukkan bahwa terapi kompres air hangat dapat menurunkan nyeri pinggang sebanyak 2,07 kali pada saat persalinan. Hal ini dapat di aplikasikan pada nyeri pinggang selama kehamilan untuk mengurangi nyeri pinggang ibu hamil, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan ibu hamil. Penelitian Bishop (2015) menunjukkan beberapa cara ibu hamil yang mengalami nyeri pinggang di Inggris. Diantara cara yang efektif dipakai dalam mengurangi nyeri pinggang selama kehamilan adalah akupuntur, pijat, teknik relaksasi, terapi kompres hangat, latihan fisik seperti senam dan yoga, dan penggunaan sabuk penopang.

Dokumen terkait