• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Tinjauan tentang Tunanetra

4. Karakteristik Tunanetra

Berikut adalah karakteristik tunanetra kategori total dan kurang penglihatan menurut (Anastasia Widdjanjantin, 1996: 11):

a. Karakteristik tunanetra total: 1) Rasa curiga pada orang lain 2) Perasaan mudah tersinggung 3) Ketergantungan yang berlebihan

4) Blindism

5) Rasa rendah diri

6) Tangan ke depan dan badan agak membungkuk 7) Suka melamun

8) Fantasi yang kuat untuk mengingat suatu objek 9) Kritis

10) Pemberani

11) Perhatian terpusat (terkonsentrasi) Lebih lanjut dapat dikaji sebagai berikut. 1) Rasa curiga pada orang lain

Pengalaman sehari-hari menunjukkan kepada anak tunanetra bahwa tidak mudah untuk menemukan benda yang dicarinya. Anak

tunanetra memiliki pengalaman bertabrakan dengan orang lain, kakinya terperosok dalam lubang, serta pengalaman lain yang menimbulkan rasa sakit, kecewa, dan rasa tidak senang dalam hati. Perasaan kecewa, sakit hati yang dialaminya tersebut mendorong anak tunanetra untuk berhati-hati dalam tindakan yang dilaluinya. Sikap yang selalu hati-hati inilah yang menimbulkan sikap curiga terhadap orang lain.

2) Perasaan mudah tersinggung

Pengalaman sehari-hari yang menyebabkan kecewa dan curiga pada orang lain menyebabkan timbulnya perasaan mudah tersinggung. Hal tersebut mengakibatkan anak tunanetra menjadi emosional, sehingga senda gurau, tekanan suara tertentu atau singgungan fisik yang tidak disengaja dari orang lain dapat menyinggung perasaannya.

3) Ketergantungan yang berlebihan

Anak tunanetra tidak mau mengatasi kesulitan diri sendiri dan cenderung mengharapkan uluran tangan dari orang lain. Hal tersebut dapat terjadi karena dua sebab yaitu datang dari diri tunanetra dan dari luar diri tunanetra.

4) Blindism

Blindism merupakan gerakan-gerakan yang dilakukan tunanetra

menggeleng-gelengkan kepala tanpa sebab, menggoyang-goyangkan badan dan sebagainya.

5) Rasa rendah diri

Tunanetra menganggap dirinya lebih rendah dibandingkan dengan orang normal lainnya. Hal tersebut disebabkan karena mereka merasa diabaikan oleh orang di sekitarnya.

6) Tangan ke depan dan badan agak membungkuk

Tunanetra cenderung agak membungkukkan badan dan tangan ke depan dengan tujuan untuk melindungi badannya dari sentuhan benda.

7) Suka melamun

Mata yang tidak berfungsi mengakibatkan tunanetra tidak dapat mengamati keadaan lingkungan, sehingga waktu yang kosong sering dipergunakan untuk melamun.

8) Fantasi yang kuat untuk mengingat suatu objek

Fantasi ini berkaitan dengan melamun yang mana lamunannya akan menimbulkan fantasi pada suatu objek yang pernah diperhatikan dengan rabaannya.

9) Kritis

Keterbatasan dalam penglihatan dan kekuatan dalam berfantasi mengakibatkan tunanetra sering bertanya pada hal-hal yang belum dimengerti sehingga mereka tidak salah konsep. Tunanetra tidak berhenti bertanya apabila mereka belum mengerti.

10) Pemberani

Tunanetra akan melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh tanpa ragu-ragu. Sikap ini terjadi apabila mereka mempunyai konsep dasar yang benar tentang gerak dan lingkungannya, sehingga kadang menimbulkan rasa cemas dan was-was bagi yang melihatnya.

11) Perhatian terpusat (terkonsentrasi)

Perhatian yang terpusat sangat mendukung kepekaan indera yang masih ada dan normal.

b. Karakteristik tunanetra penglihatan kurang:

1) Selalu mencoba mengadakan fixation atau melihat suatu benda dengan memfokuskan pada titik-titik benda

2) Menanggapi rangsang cahaya yang datang padanya, terutama pada benda yang kena sinar

3) Bergerak dengan penuh percaya diri baik di rumah maupun di sekolah

4) Merespon warna

5) Dapat menghindari rintangan-rintangan yang berbentuk besar dengan sisa penglihatan

6) Memiringkan kepala bila akan memulai dan melakukan suatu pekerjaan

7) Mampu mengikuti gerak benda sisa penglihatan 8) Tertarik pada benda yang bergerak

9) Mencari benda jatuh selalu menggunakan penglihatannya 10) Menjadi penuntun bagi temannya yang buta

11) Jika berjalan sering membentur atau menginjak-ijak benda tanpa disengaja

12) Berjalan dengan menyeretkan atau menggeserkan kaki atau salah langkah

13) Kesulitan dalam menunjuk benda atau mencari benda kecuali warnanya kontras

14) Kesulitan melakukan gerakan-gerakan yang halus dan lembut 15) Selalu melihat benda dengan global atau menyeluruh

16) Koordinasi atau kerja sama antara mata dan anggota badan yang lemah

1) Selalu mencoba mengadakan fixation atau melihat suatu benda dengan memfokuskan pada titik-titik benda

Cara yang dilakukannya yaitu mengerutkan dahi untuk mencoba melihat benda yang ada di sekitarnya.

2) Menanggapi rangsang cahaya yang datang padanya, terutama pada benda yang kena sinar

Apabila terdapat benda yang terkena cahaya, maka tunanetra kurang lihat akan merespon terhadap benda tersebut. Ia akan selalu mencari benda yang terkena sinar dan tidak akan berhenti apabila belum dapat melihat benda yang terkena sinar.

3) Bergerak dengan penuh percaya diri baik di rumah maupun di sekolah

Tunanetra kurang lihat akan bergerak penuh dengan percaya diri karena ia akan merasa bangga apabila harus menuntun tunanetra yang total atau buta.

4) Merespon warna

Tunanetra kurang lihat akan memberikan komentar pada warna benda yang dilihatnya.

5) Dapat menghindari rintangan-rintangan yang berbentuk besar dengan sisa penglihatan

Tunanetra kurang lihat dapat mengetahui dan menghindari bahaya seperti terdapat selokan, batu besar, tumpukan batu atau kayu, penghalang jalan, dan lain lain.

6) Memiringkan kepala bila akan memulai dan melakukan suatu pekerjaan

Tunanetra kurang lihat akan memiringkan kepalanya bila akan memulai dan melakukan suatu pekerjaan karena mereka mencoba untuk menyesuaikan cahaya yang ada dan daya lihatnya.

7) Mampu mengikuti gerak benda sisa penglihatan

Apabila terdapat suatu benda yang bergerak, maka ia akan mengikuti arah gerak benda tersebut sampai tidak tampak lagi.

8) Tertarik pada benda yang bergerak

Tunanetra kurang penglihatan ingin selalu merespon adanya benda untuk menunjukkan bahwa ia masih dapat melihat, tetapi akan terkejut apabila benda itu datangnya tiba-tiba.

9) Mencari benda jatuh selalu menggunakan penglihatannya

Hal ini dikerjakan untuk membuktikan bahwa ia masih mampu melihat.

10) Menjadi penuntun bagi temannya yang buta

Mereka akan merasa bangga apabila harus menuntun temannya yang buta serta menunjukkan kepada temannya yang buta bahwa mereka masih mampu melihat lingkungan di sekitarnya.

11) Jika berjalan sering membentur atau menginjak-ijak benda tanpa disengaja

Tunanetra kurang lihat akan sulit melihat benda kecil yang jatuh di lantai seperti kapur, pensil, bolpoin yang berakibat benda tersebut akan diinjaknya tanpa sengaja.

12) Berjalan dengan menyeretkan atau menggeserkan kaki atau salah langkah

Tunanetra kurang lihat takut akan menginjak benda kecil yang ada di sekitarnya sehingga menyebabkan mereka berjalan dengan menggeserkan kaki.

13) Kesulitan dalam menunjuk benda atau mencari benda kecuali warnanya kontras

Tunanetra kurang lihat sulit untuk menyebutkan nama benda dalam sebuah gambar atau foto apabila warnanya tidak kontras.

14) Kesulitan melakukan gerakan-gerakan yang halus dan lembut

Gerakan halus dan lembut sulit dilihat misalnya menari. Apabila seseorang tidak mampu melihat gerakan yang halus dan lembut, maka iapun tidak mampu untuk menirukannya.

15) Selalu melihat benda dengan global atau menyeluruh

Keterbatasan dalam melihat menyebabkan ketidakjelian dalam melihat detail benda atau keseluruhan benda secara rinci.

16) Koordinasi atau kerja sama antara mata dan anggota badan yang lemah

Tunanetra kurang lihat kurang dapat melakukan kordinasi mata dan tangan ataupun mata dan kaki karena daya lihatnya yang kurang.

Daya lihat yang kurang, menyebabkan kordinasi mata dan anggota badan lemah.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditegaskan kembali bahwa terdapat perbedaan karaketeristik tunanetra kategori total ataupun kehilangan penglihatan sebagian. Perbedaan tersebut terjadi karena bedanya klasifikasi tunanetra yang terjadi pada seseorang.

Dokumen terkait