• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik UMKM

Dalam dokumen Disusun oleh: THREE WULAN RAMADHANI (Halaman 42-157)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.4 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

2.4.2 Karakteristik UMKM

Terdapat karakteristik UMKM menurut Tulus (2009:5) sebagai berikut :

1. Usaha Mikro

Karakteristik usaha mikro di bagi menjadi beberapa aspek yaitu:

a. Formalitas

Beroperasi di sektor informal, usaha tidak terdaftar, dan jarang bayar pajak

b. Organisasi dan Manajemen

Dijalankan oleh pemilik, tidak menerapkan pembagian tenaga kerja internal, manajemen dan struktur organisasi formal, sistem pembukaan formal

c. Sifat dari kesempatan kerja

Kebanyakan menggunakan anggota-anggota keluarga tidak dibayar d. Pola/sifat dari proses produksi

Derajat mekanisasi sangat rendah/ umumnya manual, tingkat teknologi sangat rendah

e. Orientasi pasar

Umumnya menjual ke pasar lokal untuk kelompok berpendapatan rendah

f. Profil ekonomi dan sosial dari pemilik usaha

Pendidikan rendah dan dari rumah tangga miskin, motivasi utama:

survival

g. Sumber-sumber dari bahan baku dan modal

Kebanyakan pakai bahan baku lokal dan uang sendiri h. Hubungan-hubungan eksternal

Kebanyakan tidak punya akses ke program-program pemerintah dan tidak mempunyai hubungan bisnis dengan usaha besar

i. Wanita Pengusaha

Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pegusaha sangat tinggi 2. Usaha Kecil

Karakteristik usaha kecil di bagi menjadi beberapa aspek yaitu:

a. Formalitas

Beberapa beroperasi di sektor formal, beberapa tidak terdaftar, sedikit yang bayar pajak

b. Organisasi dan Manajemen

Dijalankan oleh pemilik, tidak menerapkan pembagian tenaga kerja internal, manajemen dan struktur organisasi formal, sistem pembukaan formal

c. Sifat dari kesempatan kerja

Beberapa memakai tenaga kerja yang bergaji d. Pola/sifat dari proses produksi

Beberapa memakai mesin-mesin terbaru e. Orientasi pasar

Banyak yang menjual ke pasar domestik dan ekspor, dan melayani kelas menengah keatas

f. Profil ekonomi dan sosial dari pemilik usaha

Banyak berpendidikan baik dan dari RT nonmiskin, banyak yang bermotivasi bisnis, mencari profit

g. Sumber-sumber dari bahan baku dan modal

Beberapa memakai bahan baku impor dan mempunyai akses ke kredit formal

h. Hubungan-hubungan eksternal

Banyak yang mempunyai akses ke program pemerintah dan punya hubungan bisnis dengan usaha besar

i. Wanita Pengusaha

Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pegusaha cukup tinggi 3. Usaha Menengah

Karakteristik usaha menengah di bagi menjadi beberapa aspek yaitu:

a. Formalitas

Semua di sektor formal, terdaftar dan bayar pajak b. Organisasi dan Manajemen

Banyak yang memperkerjakan profesional dan menerapkan pembagian tenaga kerja internal, manajemen dan struktur organisasi formal, sistem pembukaan formal

c. Sifat dari kesempatan kerja

Semua mempunyai tenaga kerja di gaji dan semua mengikuti sistem perekrutan formal

d. Pola/sifat dari proses produksi

Banyak yang punya derajat mekanisasi yang tinggi/punya akses terhadap teknologi tinggi

e. Orientasi pasar

Semua menjual ke pasar domestik dan banyak yang ekspor, dan melayani kelas menengah keatas

f. Profil ekonomi dan sosial dari pemilik usaha

Sebagian besar berpendidikan baik dan RT makmur, motivasi utama profit

g. Sumber-sumber dari bahan baku dan modal

Banyak yang memakai bahan baku impor dan punya akses ke kredit formal

h. Hubungan-hubungan eksternal

Sebagian besar punya akses ke program-program pemerintah dan banyak yang punya hubungan bisnis deng usaha besar

i. Wanita Pengusaha

Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pegusaha sangat rendah 2.5 Kerangka Konsep Penelitian

Pengembangan pariwisata adalah kegiatan untuk memajukan suatu tempat atau daerah pariwisata yang dianggap perlu ditata kembali dengan cara memperbarui yang sudah ada atau menciptakan hal baru di daerah pariwisata itu sendiri. Dengan dilakukannya pengembangan pariwisata dapat meningkatkan ekonomi masyarakat maupun usaha di sekitar daerah pariwisata, seperti pengembangan pariwisata yang dilakukan di kawasan pesisir pantai untuk menarik pengunjung untuk datang dan sebagai pembeli produk yang dijual oleh para usaha mikro di sekitar pantai.

Banyaknya para pengunjung yang datang ke daerah pariwisata, secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian usaha mikro disekitar kawasan pesisir dengan cara pengunjung membeli produk dan menghasilkan keuntungan bagi usaha mikro. Para pelaku usaha mikro dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dari keuntungan usaha mereka yang membuat mereka menjadi sejahtera.

Kesejahteraan adalah terpenuhinya kebutuhan rumah tangga, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, pekerjaan, dan adanya jaminan sosial. Jika pelaku usaha dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya maka kesejahteraan dari usaha mikro dapat tercapai, tetapi jika tidak terpenuhi maka kesejahteraan belum tercapai. Dalam hal ini, keterkaitan antara pengembangan pariwisata terhadap kesejahteraan usaha mikro dijabarkan lebih jelasnya dalam gambar kerangka pemikiran dibawah ini:

Gambar 2.1

Kerangka Konsep Penelitian

Sumber: Peneliti (2019)

2.6 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian sebelumnya dengan topik pembahasan yang dapat mendukung ini yang dijadikan sebagai pedoman, diantaranya adalah:

1. Muh. Arif Mursalin Naimu, 2017 (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar), penelitian ini berjudul Pengaruh Pengembangan Kawasan Pesisir Pantai Merpati Terhadap Kondisi Sosial Budaya Masyarakat di Kelurahan Terang-terang Kabupaten Bulukumba. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan kawasan pariwisata pesisir pantai Merpati ternyata secara umum memberikan pengaruh negatif terhadap sosial budaya masyarakat lokal sehingga dibutuhkan strategi WO yaitu mengurangi kelemahan dan meningkatkan peluang yang ada.

Pengembangan

2. Fitri Andika, 2017 (Universitas Islam Neggeri Raden Intan Lampung), penelitian ini berjudul Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kesempatan Kerja Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen pengembangan pariwisata terdiri dari atraksi wisata, promosi, pemasaran, pasar wisata, transportasi, serta fasilitas dan pelayanan wisata. Semua komponen tersebut berpengaruh terhadap pengembangan objek wisata Pantai Labuhan Jakung.

3. Medriyansah, 2017 (Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung), penelitian ini berjudul Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam Studi Pada Usaha Tempe di Desa Sumber Jaya Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa observasi yang dilakukan di UMKM tempe yang berada di Desa Sumber Jaya Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan memiliki peran penting yaitu ditandai dengan terbukanya lapangan pekerjaan dan dengan adanya UMKM tempe ini responden mendapatkan peningkatan penghasilan sehingga dapat dapat mencukupi kebutuhan keluarganya, dilihat dari 28 orang responden yaitu mengalami peningkatan kesejahteraan sebesar 70%.

4. Wardana, 2017 (Universitas Lampung), penelitian ini berjudul Potensi Strategi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Pesisir Barat. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat mempunyai strategi untuk mengembangkan potensi pariwisata dengan startegi manajemen yaitu man, money, material, methods, dan market.

5. Zulkifli, 2017 (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar), penelitian ini berjudul Pengembangan Kawasan Wisata DAM Bili-bili Berbasis Masyarakat di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat adalah sebagai pelaku usaha, pemilik dan pengelola kawasan wisata sebagai pelaku utama dan secara aktif terjun langsung dalam kegiatan pariwisata yang sejak awal pembangunan sampai sekarang dibantu sepenuhnya oleh Lembaga Swadaya Masyarakat YPL.

Sedangkan Pemerintah Daerah Gowa dan Dinas Pariwisata diposisikan sebagai mitra masyarakat.

6. Rizky Danar Novita Sari, 2016 (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta), penelitian ini berjudul Pengaruh Obyek Wisata Air Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pelaku Usaha Studi Kasusnaka Obyek Mata Air Cokro dan Umbul Ponggok Kabupaten Klaten. Dari hasil penelitian dengan menggunakan model Ordinary Least Square (OLS), menunjukkan bahwa variable ekonomi dan sosial berpengaruh terhadap kesejahteraan.

7. Rezi Kurnia Putri, 2015 (Universitas Andalas), penelitian ini berjudul Pengembangan Pariwisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) Kota Bukit Tinggi untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari hasil penelitian ini, peneliti menarik kesimpulan bahwa pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bukit Tinggi sudah berjalan dengan baik, karena pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan daerah tapi meningkatkan pendapatan dari sektor lainnya.

8. Nasir Rulloh, 2017 (Universitas Islam Negeri), penelitian ini berjudul Pengaruh Kunjungan Wisata Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Objek Wisata Berdasarkan Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Masyarakat Sekitar Objek Wisata Lumbok Resort Kecamatan Lumbok Seminung Kabupaten Lampung Barat). Dari hasil penelitian ini, peneliti menarik kesimpulan bahwa variabel kunjungan wisata berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat didasarkan karena adanya transaksi antara wisatawan dengan masyarakat sekitar dimana transaksi tersebut merupakan pembelian produk dagangan dan pengguna jasa masyarakat sekitar objek wisata.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan ialah penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian asosiatif digunakan karena penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Pendekatan kuantitatif merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial dijabarkan dalam beberapa komponen masalah, yang dimana ada komponen variabel dan indikator. Tujan penelitian kuantitatif ini yaitu untuk mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori atau hipotesis yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya, baik individu kelompok maupun situasi tertentu. Dengan bentuk penelitian asosiatif ini maka kita dapat mengetahui bagaimana pengaruh pengembangan kawasan pesisir pantai Muara Indah terhadap kesejahteraan usaha mikro di Desa Denai Kuala Kabupaten Deli Serdang.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Waktu penelitian dimulai pada bulan Januari 2018 sampai bulan Mei 2018.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel dalam suatu penelitian perlu ditetapkan dengan tujuan agar penelitian yang dilakukan benar-benar mendapatkan data sesuai yang diharapkan.

3.3.1 Populasi

Populasi adalah sekumpulan data yang mempunyai karakteristik yang sama dan menjadi objek inferensi, statistika inferensi mendasarkan diri pada dua konsep dasar, populasi sebagai keseluruhan data, baik nyata maupun imajiner, dan sampel, sebagian dari populasi yang digunakan untuk melakukan inferensi (pendekatan/penggambaran) terhadap populasi tempatnya berasal.

Populasi menurut Sugiyono (2016:148) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh pelaku usaha mikro di Desa Denai Kuala Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 30 usaha mikro.

Tabel 3.1

Usaha Mikro di Desa Denai Kuala Kabupaten Deli Serdang

No. Jenis Usaha Jumlah

1 Perajin Makanan 16

2 Perajin Minuman 10

3 Produk Kayu 1

4 Tambak Ikan 1

5 Tambak Udang 2

Jumlah 30

Sumber: Dinas koperasi dan UMKM Desa Denai Kuala

3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2016:149) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representive (mewakili). Ukuran sampel merupakan banyaknya sampel yang akan diambil dari suatu populasi.

Menurut Arikunto dalam buku Sugiyono (2016:158) jika jumlah populasinya kurang dari 100 responden, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 responden, maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasinya.

Sedangkan menurut Sugiyono (2016:85) sampling jenuh (sensus) adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang.

Berdasarkan penelitian ini karena jumlah populasinya tidak lebih besar dari 100 responden, maka penulis mengambil 100% jumlah populasi yang ada pada usaha mikro di Desa Denai Kuala Kabupaten Deli Serdang yaitu sebanyak 30 responden. Dengan demikian penggunaan seluruh responden tanpa harus menarik sampel penelitian sebagai unit observasi disebut sebagai teknik sampel jenuh (sensus).

3.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, sedangkan kebenaran dari hipotesis di perlukan pengujian

melalui analisis data (Sugiyono, 2016:134). Berdasarkan hal diatas maka dapat disimpulkan hipotesisnya adalah:

1. Ho : semakin tidak baik pengembangan pariwisata kawasan pesisir pantai maka semakin menurun kesejahteraan usaha mikro di Desa Denai Kuala

2. Ha : semakin baik pengembangan pariwisata kawasan pesisir pantai maka semakin tinggi kesejahteraan usaha mikro di Desa Denai Kuala

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut.

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini diukur dengan satu jenis variabel bebas yang terdiri dari pengembangan pariwisata kawasan pesisir serta variabel terikat yang berupa kesejahteraan usaha mikro.

Pengembangan Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai (X) dalam penelitian ini adalah suatu proses dan upaya pengembangan wisata di kawasan pesisir pantai untuk dapat memajukan atau meningkatkan daerah pariwisata pantai menjadi lebih baik dari yang sebelumnya dengan memanfaatkan segala sumber daya alam yang tersedia dan dengan mempertimbangkan beberapa faktor pengembangan pariwisata seperti, analisa pasar, teknik dan perencanaan, sosio-ekonomi, dan bisnis-hukum agar tujuan pengembangan pariwisata dapat tercapai. (Pitana, 2017), (Swarbrooke, 2017), (Fendeli, 2002), (Ramly, 2017), (Suwantoro, 2017), (Suprihayono, 2017).

Adapun indikator dalam pengembangan pariwisata kawasan pesisir pantai adalah:

1. Analisa pasar

a. Daya tarik wisata

Daya tarik wisata dapat berupa daya tarik inti dan daya tarik pendukung.

Daya tarik inti adalah daya tarik yang dapat berupa daya tarik alam yang memiliki ciri-ciri khusus dan daya tarik budaya yang memiliki seni maupun sejarah di daerah wisata. Sedangkan daya tarik pendukung adalah daya tarik yang dibangun disekeliling daya tarik inti, daya tarik pendukung berupa atraksi khusus dan penambahan fasilitas unik di daerah wisata.

b. Fasilitas untuk wisatawan

Melakukan pendataan fasilitas-fasilitas yang sudah ada bagi wisatawan di kawasan objek wisata maupun yang belum ada sehigga harus dibangun untuk para para wisatawan seperti, tempat penginapan, akomodasi, tempat penjualan makanan dan minuman, fasilitas kesehatan, keamanan, informasi wisata, jaringan telekomunikasi.

c. Modal transportasi

Objek wisata harus mudah dicapai dan dengan sendirinya juga mudah ditemukan. Jalan merupakan akses yang harus berhubungan dengan jalan prasarana umum. Kondisi jalan umum dan jalan akses merupakan syarat yang penting sekali dan menentukan aksebilitas suatu objek wisata.

2. Analisa Teknik dan Perencanaan a. Komunikasi

Ketersediaan secara ekonomi seperti telepon umum, pelayanan pos, serta terjangkau oleh signal komunikasi.

b. Ketersedian lahan untuk pariwisata

Dalam pengembangan daya tarik dan fasilitas pariwisata membutuhkan tersedianya lahan yang cukup di daerah kawasan.

3. Analisa Sosio-ekonomi a. Penduduk setempat

Pariwisata akan mempengaruhi kehidupan penduduk dikawasan tersebut dan dengan mengadakan pelatihan dapat meningkatkan keterampilan kepada kelompok, komunitas masyarakat dan pelaku usaha dikawasan wisata agar bermanfaat bagi mereka.

b. Produk dan pelayanan pendukung

Pariwisata membutuhkan banyak sistem pendukung seperti, makanan, area bermain, peralatan tidur, perabot, dan perlengkapan permanen lainnya. Untuk memaksimalkan dampak positif pariwisata terhadap ekonomi, dan hubungan dengan sektor ekonomi lain yang harus didorong.

Pada titik ini yang penting untuk diketahui adalah apakah dikawasan wisata tersebut tersedia produk dan pelayanan pendukung serta sebagai tenaga kerja dari lokal atau luar.

4. Analisa bisnis dan hukum a. Lingkungan bisnis

Lingkungan bisnis pariwisata meliputi bisnis yang mempunyai hubungan dengan pariwisata. Serta sikap lembaga keuangan terhadap pariwisata.

b. Ruang Lingkup Hukum

Aturan pemerintah sangat mempengaruhi semua bisnis, dan bisnis termasuk juga pariwisata. Tujuannya adalah menentukan kemana arah pemerintah mempengaruhi pengembangan pariwisata dan juga mengidentifikasi landasan hukum atau aturan-aturan, baik itu undang-undang maupun Peraturan Daerah yang akan menjadi pedoman bagi para pengembang pariwisata.

Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro (Y) dalam penelitian ini adalah suatu titik ukur bagi pelaku usaha mikro dimana hasil usahanya sudah dapat memenuhi standar kebutuhan hidupnya, seperti kesehatan pendidikan, tempat tinggal, dan adanya jaminan usaha yang apabila terpenuhi masyarakat pemilik usaha mikro berada dalam keadaan makmur, sehat dan damai. (Badrudin, 2012), (Dunham 1989), (Harold L. Wilensky dan Charles, 1989), (Walter A, Friedlander, 1990), (Noveria, 2011).

Adapun indikator dalam kesejahteraan usaha mikro adalah:

1. Pendapatan

Pendapatan atau penghasilan adalah indikator yang dapat menggambarkan kesejahteraan masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan pendapatan adalah penerimaan total kas yang diperoleh seseorang atau rumah tangga selama periode waktu tertentu.

2. Kesehatan

Masyarakat yang sakit akan sulit memperjuangkan kesejahteraan bagi dirinya, sehingga berbagai upaya dibidang kesehatan diharapkan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat serta tidak diskriminatif dalam pelaksanaannya.

3. Pendidikan

Pendidikan merupakan hak asasi manusia dan hak setiap warga negara untuk dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses belajar.

4. Perumahan

Perumahan menjadi kebutuhan dasar manusia sebagai tempat tinggal yang aman dan damai.

5. Jaminan Sosial

Jaminan adalah suatu hal yang menjamin untuk masa depan atau salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh negara guna menjamin warganegaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak.

Tabel 3.2

Definisi Operasional

Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Skala Pengembangan kawasan pantai adalah suatu

proses dan upaya

pengembangan wisata di kawasan pesisir pantai untuk dapat memajukan atau meningkatkan daerah

baik dari yang sebelumnya dengan memanfaatkan segala sumber daya alam yang tersedia dan dengan mempertimbangkan beberapa faktor pengembangan pariwisata seperti, analisa pasar, teknik dan perencanaan, sosio-ekonomi, dan

bisnis-hukum agar tujuan

pengembangan pariwisata dapat tercapai.

(Pitana, 2017), (Swarbrooke, 2017), (Fendeli, 2002), (Ramly, 2017), (Suwantoro, 2017), (Suprihayono, 2017)

Kesejahteraan Usaha Mikro adalah suatu titik ukur bagi pelaku usaha mikro dimana hasil usahanya sudah dapat memenuhi standar kebutuhan hidupnya, seperti kesehatan pendidikan, tempat tinggal, dan adanya jaminan yang apabila terpenuhi masyarakat pemilik usaha mikro berada dalam

(Badrudin, 2012), (Dunham 1989), (Harold L. Wilensky dan Charles, 1989), (Walter A, Friedlander, 1990), (Noveria, 2011)

Sumber: Peneliti (2019)

3.6 Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Dalam penelitian ini data primer yang digunakan oleh peneliti adalah angket (kuesioner) yang diberikan kepada pelaku usaha mikro di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

2. Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan

Pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki relevansi dengan fenomena yang akan diteliti.

b. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen tertulis, gambar, atau benda lainnya yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti.

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data-data ataupun informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu:

1. Kuesioner (Angket)

Kuesinoer adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2016: 142). Pada penelitian ini kuesioner akan dibagikan kepada pelaku usaha mikro di pantai Muara Indah Desa Denai Kuala Kabupaten Deli Serdang.

2. Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk melihat keadaan objek penelitian. Observasi dilakukan secara langsung dilokasi yang menjadi objek penelitian guna mendapat data awal, dimana dalam penelitian ini yaitu mengamati dan mencari informasi data dalam pengembangan pariwisata kawasan pesisir pantai Muara Indah dan Kesejahteraan Usaha Mikro di sekitar pantai Muara Indah di desa Denai Kuala.

3. Studi Kepustakaan dan Dokumentasi

Studi kepustakaan dan dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui buku, karya ilmiah dan dokumen.

3.7 Skala Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Sugiyono (2016:168) berpendapat bahwa skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka penulis menggunakan skala likert dengan kriteria jawaban dan skor sebagai berikut:

Tabel 3.4 Skala Likert

No. Jawaban Skor

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Netral 3

4. Tidak Setuju 2

5. Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2016:168)

Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing apakah tergolong sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu proses pengolahan data yang telah dikumpulkan sebelumnya. Penetapan teknik analisis data harus tepat agar dapat memberikan suatu output kesimpulan yang benar dan akurat(Sutrisno Hadi 2005). Analisis data yang digunakan ini adalah

Analisis kuantitatif adalah suatu bentuk analisis yang menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik tertentu. Data kuantitatif harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu untuk mempermudah analisis program SPSS. Analisis kuantitatif yang biasa digunakan adalah analisis statistik.

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis ini hanya berupa akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan penarikan kesimpulan.

3.8.1 Uji Instrumen

Uji instrument dilakukan untuk menguji pernyataan dalam kuesioner atau angket yang dibuat oleh peneliti dalam meneliti “Pengaruh Pengembangan Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai Terhadap Kesejahteraan Usaha Mikro”.

Apakah kuesioner tersebut layak digunakan sebagai instrument dalam penelitian.

Uji instrument dilakukan melalui validitas dan reabilitas.

1. Uji Validitas

Dalam uji validitas ini suatu instrumen dinyatakan valid apabila koefisien korelasi dihitung lebih besar dianding koefisien korelasi rtabel pada taraf signifikansi 5%. Uji validitas kuesioner penelitian ini menggunakan bantuan software statistik untuk memperoleh hasil yang terarah. Kriteria dalam

a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.

b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.

b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Dalam dokumen Disusun oleh: THREE WULAN RAMADHANI (Halaman 42-157)

Dokumen terkait