• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun oleh: THREE WULAN RAMADHANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Disusun oleh: THREE WULAN RAMADHANI"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Pada Pantai Muara Indah di Desa Denai Kuala Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh:

THREE WULAN RAMADHANI 150907144

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh:

Nama : Three Wulan Ramadhani

NIM : 150907144

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

Judul :

Pengaruh Pengembangan Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai Terhadap Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro (Studi Pada Pantai Muara Indah di Desa Denai Kuala Kabupaten Deli Serdang)

Yang dilaksanakan pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 10 Juli 2019

Jam :

Panitia Penguji

Ketua Penguji :Prof. Dr. Marlon Sihombing. M.A ( ) NIP. 195908161986111001

Penguji I : Dr. Beti Nasution, M.Si ( ) NIP. 196106251987112001

Penguji II : Faisal Eriza , Sos, MSP ( ) NIP. 198102172011011006

(3)

Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Three Wulan Ramadhani NIM : 150907144

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Pengaruh Pengembangan Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai Terhadap Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro (Studi Pada Pantai Muara Indah di Desa Denai Kuala Kabupaten Deli Serdang)”

” Merupakan hasil karya dan pekerjaan saya sendiri serta seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar sesuai dengan ketentuan. Apabila terbukti tidak demikian, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku.

Medan, Juli 2019

Three Wulan Ramadhani

(4)

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:

Nama : Three Wulan Ramadhani

NIM : 150907144

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

Judul : Pengaruh Pengembangan Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai Terhadap Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro (Studi Pada Pantai Muara Indah di Desa Denai Kuala Kabupaten Deli Serdang)

Medan, Juli 2019 Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Dr. Beti Nasution M.Si Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A NIP. 196106251987112001 NIP 195908161986111001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dr. Muryanto Amin, S. Sos, M.Si NIP197409302005011

(5)

(Studi Pada Pantai Muara Indah di Desa Denai Kuala Kabupaten Deli Serdang)

Nama : Three Wulan R

NIM : 150907144

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Dr. Beti Nasution, M.Si

Pembangunan daerah mempunyai peranan penting dalam mensejahterakan masyarakat di suatu wilayah yang merupakan dambaan setiap manusia di dalam hidupnya. Kesejahteraan dapat dikatakan sebagai suatu kondisi ketika seluruh kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Terpenuhinya kebutuhan manusia dari kebutuhan yang bersifat paling dasar adalah salah satu hal yang mampu membuat manusia merasakan kesejahteraan. Banyak cara dan pengorbanan yang harus dilewati untuk meraih kesejahteraan yang diidamkan oleh masing-masing individu salah satunya adalah dengan pemanfaatan industri pariwisata kawasan pesisir pantai yang apabila dilakukan pengembangan pariwisata maka akan meningkatkan ekonomi masyarakat disekitar pariwisata dan akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengembangan Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai Muara Indah Terhadap Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro. Pengembangan pariwisata kawasan pesisir pantai merupakan suatu upaya pengembangan yang dilakukan di kawasan pantai untuk memajukan daerah wisata menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kesejahteraan pelaku usaha mikro adalah suatu titik ukur dimana hasil usaha pelaku usaha mikro dapat memenuhi standar kebutuhan hidupnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku usaha mikro di Desa Denai Kuala Kabupaten Deli Serdang. Sampel yang diambil menggunakan sampel jenuh untuk jumlah populasi yang relatif kecil sebanyak 30 responden.

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada responden.

Metode pengujian data yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linear sederhana, uji hipotesis dan uji determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengembangan Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Pelaku Usaha Mikro dibuktikan dengan uji signifikan parsial (uji t) dengan nilai signifikan yang diperoleh 0,00<0,05 dengan nilai thitung 7,164 ≥ ttabel 1,701.

Berdasarkan perhitungan dengan koefisien determinasi diperoleh nilai R Square sebesar 0,634 yang menunjukkan bahwa variabel Pengembangan Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai Muara Indah memiliki pengaruh secara parsial sebesar 63,4% terhadap Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro. Sedangkan 36,6% lainnya dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Kata Kunci: Pengembangan Pariwisata, Kesejahteraan

(6)

ABSTRACT

THE EFFECT OF TOURISM DEVELOPMENT OF COASTAL AREAS ON MICRO BUSINESS ACTIVITIES

(A Study at Muara Indah Beach in Denai Kuala Village Deli Serdang Regency)

Name : Three Wulan R NIM : 150907144

Study Program : Business Administration Science Faculty : Social and Political Sciences Supervisor : Dr. Beti Nasution, M.Si

Regional development has an important role in the welfare of society in an area, which is the dream of every human being in his life. Welfare can be said as a condition when all human needs can be fulfilled. The fulfillment of human needs from the most basic needs is one of things that can make people feel the prosperity. Many ways and sacrifices must be made and done to achieve prosperity which are coveted by each individual. One of them is the utilization of the tourism industry in the coastal area, which if carried out, tourism development will increase the economy of the community around tourism and will have an impact on the welfare of the community.

This study aims to determine the effect of Tourism Development in Coastal Areas of Muara Indah Beach on the Welfare of Micro Businesses. The development of tourism in the coastal area is a development effort carried out in the coastal area to advance tourism areas to be better than before. The well-being of micro-entrepreneurs is a measuring point where the results of the business of micro-entrepreneurs can meet the standards of their living needs.

The population in this study were all micro-entrepreneurs in Denai Kuala Village, Deli Serdang Regency. The samples were taken by using saturated samples for a relatively small population, which were 30 respondents in total. The data collection was done by distributing questionnaires to respondents. The methods of the test were the validity test, reliability test, classic assumption test, simple linear regression analysis, hypothesis testing and determination test.

The result of the study indicates that the Coastal Region Tourism Development has a positive and significant impact on the business communities of Micro evidenced by partial significance test (t test) with significant value gained 0.00 <0.05 by valuet 7.164≥ ttable. 1.701 Based on the calculation with the coefficient of determination, the R Square value of 0.634 indicates that the Muara Indah Coastal Zone Tourism Development variable has a partial influence of 63.4% on the Welfare of Micro Businesses. While the other 36.6% is influenced by other factors.

Keywords: Tourism Development, Welfare

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“PENGARUH PENGEMBANGAN PARIWISATA KAWASAN PESISIR PANTAI TERHADAP KESEJAHTERAAN PELAKU USAHA MIKRO (Studi pada Pantai Muara Indah di Desa Denai Kuala Kabupaten Deli Serdang)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi saya untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis.

Melalui kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak yang membantu saya untuk menyusun laporan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, dengan segala hormat saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Muriyanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara beserta para staf dan jajarannya.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis FISIP Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis FISIP Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada saya selama melakukan penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Faisal Eriza S.Sos, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Siswati Saragi S.Sos, M.SP dan Bapak Ahmad Farid S.H selaku pegawai pendidikan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis.

6. Para dosen Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan motivasi, pengetahuan, dan bimbingan yang bermanfaat selama kurang lebih empat tahun perkuliahan.

7. Kepada Orang Tua saya yang terkasih, Bapak Drs. Wagio dan Ibu Ponirah, Bapak Alm. Sudarno dan Ibu Rasiyah dan kepada saudara-saudara yang saya sayangi; Kak Ika, Kak Putrid dan saudara lainnya atas segenap sayang, doa,

(8)

Sitha, Nurfadhilla, Poni Sella, dan Muhammad Anwar Manulang, atas doa, dukungannya, dan semangatnya.

8. Kepada teman-teman saya, Suci Wahdini, Tria Windiani, Desi Indah, Ananda, Jul, Ningrum, Diah Ayu, dan Isti qomah atas masukan, semangat, canda tawa dan yang telah menjadi teman selama masa perkuliahan.

9. Seluruh teman seperjuangan saya di Ilmu Administrasi Bisnis 2015 khususnya anak kelas B.

Serta semua pihak yang telah membantu saya yang tidak sempat saya sebutkan, semoga Tuhan memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan yang telah diberikan kepada saya. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan kepentingan penilaian selanjutnya.

Medan, Juli 2019

Three Wulan R NIM:150907144

(9)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN HALAMAN PERSETUJUAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 Pengembangan Pariwisata ... 8

2.1.1 Definisi Pengembangan Pariwisata ... 8

2.1.2 Faktor – faktor Pengembangan Pariwisata ... 11

2.1.3 Dampak Positif Pariwisata Bagi Ekonomi ... 13

2.2 Kawasan Pesisir ... 14

2.2.1 Definisi kawasan pesisir ... 14

2.2.2 Kebijakan kawasan pesisir ... 16

2.2.3 Tujuan pengembangan kawasan pesisir ... 17

2.3 Kesejahteraan... 17

2.3.1 Definisi Kesejahteraan... 17

2.3.2 Indikator Kesejahteraan ... 19

2.3.3 Tujuan Kesejahteraan ... 20

2.3.4 Tingkatan Kesejahteraan ... 21

2.4 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 25

2.4.1 Definisi UMKM ... 25

2.4.2 Karakteristik UMKM ... 26

2.5 Kerangka Konsep Penelitian ... 30

2.6 Penelitian Terdahulu ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Bentuk Penelitian ... 35

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

3.3 Populasi dan Sampel ... 36

(10)

3.3.2 Sampel ... 37

3.4 Hipotesis Penelitian ... 37

3.5 Definis Operasional ... 38

3.6 Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.6.1 Data... 44

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.7 Skala Pengukuran Variabel ... 46

3.8 Teknik Analisis Data` ... 46

3.8.1 Uji Instrumen ... 47

3.8.2 Metode Analisis Data ... 48

3.8.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 48

3.8.2.2 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 49

3.9 Pengujian Hipotesis ... 49

3.9.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)... 49

3.9.2 Koefisien Determinasi(R2) ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 51

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 51

4.1.2 Sarana dan Prasarana Pantai ... 53

4.1.3 Kebijakan Pengembangan Pariwisata ... 53

4.1.3 Pelaku Usaha Mikro ... 54

4.2 Penyajian Data ... 55

4.2.1 Deskripsi Data Identitas Responden ... 56

4.2.2 Data Hasil Kuesioner ... 60

4.2.2.1 Variabel Pengembangan Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai (X) ... 60

4.2.2.2 Varibel Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro (Y) ... 75

4.3 Uji Instrument ... 90

4.3.1 Uji Validitas... 90

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 93

4.4 Metode Analisis Data ... 94

4.4.1 Uji Normalitas ... 94

4.4.2 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 97

4.5 Pengujian Hipotesis ... 99

4.5.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)... 99

4.5.2 Uji Koefisien Determinasi(R2) ... 100

4.6 Pembahasan ... 102 4.6.1 Analisis Pengembangan Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai Muara Indah di Desa Denai Kuala Kabupaten

(11)

4.6.2 Analisis Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro di Desa

Denai Kuala ... 104

4.6.3 Analisis Pengaruh Pengembangan Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai Terhadap Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro ... 106

BAB V PENUTUP ... 108

5.1 Kesimpulan ... 108

5.2 Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111 LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Usaha Mikro di Desa Denai Kuala ... 36

Tabel 3.2 Definisi Operasional ... 42

Tabel 3.3 Skala Likert ... 46

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana Pantai Muara Indah ... 53

Tabel 4.2 Pelaku Usaha Mikro di Desa Denai Kuala Kabupaten Deli Serdang ... 55

Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 57

Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 58

Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 59

Tabel 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Pendapatan/bulan ... 60

Tabel 4.7 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Dekorasi Pariwisata yang Unik Dengan Memanfaatkan Sumber Daya Alam di Kawasan Pesisir Pantai ... 61

Tabel 4.8 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Pengembangan Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai dapat Meningkatkan Kunjungan Wisatawan ... 62

Tabel 4.9 Deskripsi Jawaban Respoden Tentang Adanya Tempat Penjualan Makanan dan Minuman yang Tersedia di Kawasan Pesisir Pantai ... 63

Tabel 4.10 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Tersedianya Fasilitas Kebersihan seperti toilet, tempat parkir, dan keamanan di Kawasan Pesisir Pantai... 64

Tabel 4.11 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Akses Jalan Menuju Pantai ... 65

Tabel 4.12 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Signal Komunikasi yang Lancar di Kawasan Pesisir Pantai Muara Indah ... 66

Tabel 4.13 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Tersedianya Lahan yang Cukup di Kawasan Pesisir Pantai ... 67

Tabel 4.14 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Pengembangan Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai Tidak Merusak Lingkungan Alam ... 68

Tabel 4.15 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Pemberian Pelatihan Usaha Kepada Pelaku Usaha Mikro Oleh Pemerintahan Desa ... 69

Tabel 4.16 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Tersedianya Pelayanan Pendukung di Objek Wisata seperti Area Bermain Anak dan Pondok Tempat Beristirahat ... 70

(13)

Tabel 4.17 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Kesadaran Pelaku Usaha Mikro Bahwa Pengembang Pariwisata Sangat Penting Sebagai Penunjang Ekonomi ... 71 Tabel 4.18 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Partisipasi Pemerintah

Desa dalam Pengembangan Pariwisata ... 73 Tabel 4.19 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Pemberian Modal

Usaha Oleh Pemerintah kepada Pelaku Usaha Mikro ... 74 Tabel 4.20 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Adanya UU dari

Pemerintah yang Mengatur Pengembangan Pariwisata ... 75 Tabel 4.21 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Terpenuhinya

Kebutuhan Pangan Pelaku Usaha ... 76 Tabel 4.22 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Terpenuhinya

Kebutuhan Sandang Pelaku Usaha ... 77 Tabel 4.23 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Kesehatan Pelaku

Usaha dan Keluarga Intinya dalam Tiga Bulan Terakhir ... 78 Tabel 4.24 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Terpenuhinya Gizi

pada Setiap Keluarga Inti Pelaku Usaha ... 79 Tabel 4.25 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Mudahnya Pelaku

Usaha dan Keluarganya Mendapatkan Pelayanan

Kesehatan ... 80 Tabel 4.26 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Pelaku Usaha dapat

Membayar Biaya BPJS Kesehatan Setiap awal bulannya ... 81 Tabel 4.27 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Pelaku Usaha Mampu

Membiayai Pendidikan Keluarganya ... 82 Tabel 4.28 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Keluarga Pelaku Usaha

yang Tidak Buta Huruf ... 83 Tabel 4.29 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Anak Pelaku Usaha

Yang Berumur 7-17 Tahun Menempuh Pendidikan Dasar ... 84 Tabel 4.30 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Anak Pelaku Usaha

Yang Melanjutkan Pendidikan Ke Jenjang Perguruan

Tinggi ... 85 Tabel 4.31 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Tempat Tinggal Pelaku Usaha Mikro yang Sudah Menetap ... 86 Tabel 4.32 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Tempat Tinggal Pelaku Usaha Mikro yang Sudah Berlantai (tidak tanah) ... 87 Tabel 4.33 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Tempat Tinggal Pelaku Usaha Mikro sebagai Tempat Berwirausaha ... 88 Tabel 4.34 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Tabungan Masa Depan Untuk Keluarga Pelaku Usaha ... 89 Tabel 4.35 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Kepemilikan Jaminan

Kesehatan Pelaku Usaha ... 90

(14)

Tabel 4.37 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 91

Tabel 4.38 Uji Reliabilitas Pengembangan Pariwasata Kawasan Pesisir Pantai (X) ... 92

Tabel 4.39 Uji Reliabilitas Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro (Y) ... 93

Tabel 4.40 Hasil Uji Normalitas Pendekatan Kolmogrov Smirnov ... 95

Tabel 4.41 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 98

Tabel 4.42 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t)... 100

Tabel 4.43 Koefisien Determinasi (R2) ... 101

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 31

(16)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas Pendekatan Plot ... 96 Grafik 4.2 Hasil Uji Normalitas Pendekatan Histogram ... 97

(17)

1.1 Latar Belakang

Pembangunan daerah mempunyai peranan penting dalam mensejahterakan masyarakat di suatu wilayah tertentu. Kesejahteraan merupakan dambaan setiap manusia di dalam hidupnya. Kesejahteraan dapat dikatakan sebagai suatu kondisi ketika seluruh kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Terpenuhinya kebutuhan manusia dari kebutuhan yang bersifat paling dasar seperti sandang, pangan, dan papan hingga kebutuhan untuk pendidikan, keluarga yang sehat, jaminan kehidupan, hingga kebutuhan untuk diakui dalam kehidupan masyarakat adalah salah satu hal mendasar yang mampu membuat manusia merasakan kesejahteraan.

Kehidupan yang sejahtera tentu menjadi salah satu tujuan hidup manusia, namun kesejahteraan tidak dapat dicapai hanya dengan begitu saja. Banyak cara dan pengorbanan yang harus dilewati untuk meraih kesejahteraan yang diidamkan oleh masing-masing individu, misalnya dengan cara melakukan kegiatan ekonomi secara bersama-sama sebagai makhluk sosial. Kegiatan ekonomi adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia yang didalamnya terdapat kegiatan memproduksi, mengkonsumsi, dan mendistribusikannya.

Kegiatan ekonomi merupakan suatu usaha untuk meningkatkan daya dan taraf hidup masyarakat. Salah satu kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan adalah membuka usaha yang kecil-kecilan yaitu usaha mikro. Menurut undang-undang No. 20 tahun 2008, usaha mikro adalah usaha produkrif milik orang perorangan

(18)

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria tertentu yaitu memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) yang tidak termasuk tanah dan bangunan usaha dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Usaha mikro merupakan salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selain itu usaha mikro adalah kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.

Menurut laporan Statistik dalam hal Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2014 – 2015, laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Deli Serdang terus mengalami penurunan. Penurunannya pada tahun 2014 mencapai 7,5% dan penurunan pada tahun 2015 yaitu 5,24%. Jika penurunan laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan terus-menerus di setiap tahunnya maka kesejahteraan masyarakat akan sulit tercapai. Salah satu desa di Kabupaten Deli Serdang yang mengalami penurunan ekonomi adalah Desa Denai Kuala yang berada di Kecamatan Pantai Labu yang keberadaan desanya di dekat pesisir Pantai Timur Indonesia. Menurut bapak Mukhtar Suwardi selaku kepala Desa Denai Kuala, penurunan ekonomi yang terjadi karena semakin menurunnya pendapatan masyarakatnya khususnya masyarakat sebagai pelaku

(19)

usaha mikro. Pendapatan Pelaku usaha mikro yang awalnya lebih dari Rp.

1.000.000,00 (satu juta rupiah), saat tahun 2014-2015 hanya dapat menghasilkan pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) yang menurut pelaku usaha mikro tidak cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka dengan pendapatan yang sebesar itu..

Pelaku usaha mikro di Desa Denai Kuala pendistribusian produknya hanya mengandalkan sektor pariwisata di desa mereka. Desa Denai Kuala memiliki sektor pariwisata pantai yang bernama Pantai Muara Indah yang berada di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang yang merupakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). BUMDES merupakan usaha desa yang dikelola oleh Pemerintahan Desa, dan berbadan hukum. Pemerintahan Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Negara sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa sedangkan kepengurusannya sendiri terdiri dari pemerintahan desa dan masyarakat desa.

Desa Denai Kuala berada di dekat pesisir Pantai Muara Indah maka mereka memanfaatkan pantai itu sebagai tempat berwirausaha dan berharap dari sektor pariwisata pantai tersebut dapat menghasilkan keuntungan dengan menggunakan perencanaan dan pertimbangan yang akurat agar mereka dapat memenuhi standar kebutuhan hidup dan tujuan untuk mencapai kesejahteraan usaha mikro dapat tercapai. Menurut pelaku usaha mikro adanya pariwisata dapat menarik pengunjung baik itu wisata lokal maupun luar. Pariwisata merupakan industri gaya baru yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi yang cepat dan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun suatu wilayah.

Pertumbuhan ekonomi dalam bidang pariwisata kawasan pesisir pantai memiliki potensi kekayaan sumberdaya maritim yang merupakan kekuatan dan

(20)

harapan dalam membangun wilayah pesisir menjadi wilayah yang produktif, yang berkeadilan dan berkesejahteraan. Kawasan pesisir adalah daerah pertemuan antara daratan dan lautan, yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi secara fisik, sosial, maupun ekonomi. Pantai Muara Indah tidak akan selalu menarik minat wisatawan untuk berkunjung karena wisatawan pasti akan memiliki rasa bosan untuk kembali lagi ke pariwisata Pantai Muara Indah. Untuk mencegah berkurangnya wisatawan ke Pantai Muara Indah maka pada tahun 2016 Desa Denai Kuala melakukan pengembangan pariwisata di Kawasan Pesisir Pantai Muara Indah.

Pengembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk membuat suatu objek wisata menjadi menarik dan dapat membuat para pengunjung tertarik untuk mengunjunginya. Sektor pariwisata kini harus mendapatkan perhatian khusus dengan cara menyeimbangkan dan menggunakan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya. Pengembangan pariwisata akan menimbulkan dampak yang sangat luas dan signifikan dalam peningkatan ekonomi. Upaya-upaya pelestarian sumber daya pada lingkungan yang akan berdampak pada kehidupan masyarakat maupun usaha mikro di wilayah tersebut.

Pengembangan pariwisata Pantai Muara Indah yang juga bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Deli Serdang dan meningkatkan pendapatan pelaku usaha mikro. Kondisi wilayah pesisir Pantai Muara Indah di Desa Denai Kuala yang awalnya hanya pemandangan pantai pasir putih beserta pondok-pondok kecil biasa untuk tempat para pengunjung beristirahat. Saat ini telah dilakukan pengembangan pariwisata terhadap wilayah pesisir tersebut, yaitu dengan perubahan suasana pantai yang romantis dan

(21)

fasilitas pendukung yang membuat nyaman pengunjung seperti sofa pantai, pondok/gajebo, pondok payung, adanya hutan mangrove, dan spot view untuk berfoto

Suasana Pantai Muara Indah ini mengadopsi dari suasana Pantai Romance Bay yang berada di Desa Nagalawan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

Hal ini bertujuan untuk menarik minat pengunjung yang ingin menikmati pemandangan alam khususnya untuk pengunjung di wilayah Kabupaten Deli Serdang yang tidak mampu menempuh perjalanan jauh untuk berkunjung ke pantai Romance Bay yang berjarak ± 30 km dari Kota Lubuk Pakam. Sedangkan pantai Muara Indah hanya berjarak ± 20 km dari Kota Lubuk Pakam.

Perubahan yang dilakukan di Pantai Muara Indah dikembangkan untuk menarik minat calon wisatawan untuk berkunjung ke suatu objek wisata. Dengan semakin meningkatknya jumlah wisatawan ke suatu objek wisata, maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sebagai pelaku usaha mikro.

Dengan memanfaatkan kawasan pesisir sebagai sektor pariwisata sebagai salah satu sektor andalan (sektor ekonomi basis) ,tidak hanya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi secara tidak langsung jika pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan berdampak kepada kesejahteraan usaha mikro di Desa Denai Kuala Kabupaten Deli Serdang. Dimana dampak dari adanya pengembangan pariwisata adalah meningkatnya pendapatan daerah dan pertumbuhan ekonomi terhadap masyarakat sebagai pelaku usaha mikro.

(22)

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengembangan Pariwisata Kawasan Pesisir Pantai Terhadap Kesejahteraan Usaha Mikro Studi Pada Pantai Muara Indah Di Desa Denai Kuala Kabupaten Deli Serdang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan kawasan pesisir Pantai Muara Indah di Desa Denai Kuala ?

2. Bagaimana kesejahteraan usaha mikro di Desa Denai Kuala ?

3. Bagaimana pengaruh pengembangan kawasan pesisir Pantai Muara Indah terhadap kesejahteraan usaha mikro di Desa Denai Kuala ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dar penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengembangan kawasan pesisir pantai Muara Indah di Desa Denai Kuala.

2. Untuk menganalisis kesejahteraan usaha mikro di Desa Denai Kuala.

3. Untuk menganalisis pengaruh pengembangan kawasan pesisir pantai Muara Indah terhadap kesejahteraan usaha mikro di Desa Denai Kuala.

(23)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan dan pemahaman peneliti mengenai masalah yang akan diteliti terutama berkaitan dengan pengembangan kawasan pesisir pantai terhadap kesejahteraan usaha mikro.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pelaku usaha mikro dalam mengelola usaha mikro yang dilaksanakan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya

3. Bagi Pemerintah

Memberikan masukan terhadap pemerintah daerah setempat dalam rangka pengembangan kawasan pesisir secara berkelanjutan dengan meminimalisir dampak – dampak yang akan terjadi pada usaha mikro dari perkembangan kawasan wisata pesisir Pantai Muara Indah Kabupaten Deli Serdang.

4. Bagi Program Studi Ilmu Admisnistrasi Bisnis

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi program studi dan memberikan informasi tambahan yang berguna bagi mahasiswa/i dalam melakukan penelitian dengan objek maupun masalah yang sama dan mengembangkan di masa yang akan datang atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengembangan Pariwisata

Pengembangan termasuk salah satu cara untuk meningkatkan sesuatu kearah yang lebih baik seperti pengembangan sektor pariwisata yang bertujuan agar dapat memberikan manfaat pada masyarakat sekitar pariwisata itu sendiri.

2.1.1 Definisi Pengembangan Pariwisata

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014:201), pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan. Dan lebih jelas lagi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerwardarminta (Sukiman, 2012:53). Dari uraian diatas pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan menindaklanjutkan suatu produk.

Menurut Seels & Richey (Alim Sumarno, 2012:7), pengembangan berarti proses menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan ke dalam bentuk fitur fisik. Sedangkan menurut Tessmer dan Richey (Alim Sumarno, 2012:7), pengembangan memusatkan perhatiannya tidak hanya pada analisis kebutuhan, tetapi juga isu-isu luas tentang analisis awal-akhir.

Secara etimologis, pariwisata berasal dari bahasan Sanskerta, yaitu “Pari”

berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan “wisata” berarti “perjalanan” atau

“bepergian”. Berdasarkan arti kata ini, pariwisata didefinisikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud dan tujuan tertentu. Sedangkan pariwisata, yang berasal dari akar wisata menurut UU Republik Indonesia No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, mendefinisikan

(25)

orang mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi, mengembangkan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjungi (Antonius, 2017:1-2)

Menurut Westlake dalam Andayani (2014:2) menyatakan bahwa pariwisata adalah sejumlah gejala/fenomena dan hubungan yang timbul dari suatu perjalanan yang jauh dan tidak untuk tinggal menetap serta tidak ada hubungannya dengan aktivitas mencari pekerjaan. Sedangkan Sukardi mengemukakan pariwisata dalam arti semurni-murninya adalah untuk bersenang- senang dan dinikmati dalam waktu senggang.

Pariwisata menurut Wahab (Utama, 2018:10) merupakan salah satu industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan. Sedangkan menurut Utama (2018:11) pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata, menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

Menurut Pitana (Wardana, 2017:21), pengembangan pariwisata adalah kegiatan untuk memajukan suatu tempat atau daerah yang dianggap perlu ditata sedemikian rupa baik dengan cara memelihara yang sudah berkembang atau menciptakan yang baru. Sedangkan menurut Swarbrooke (Soeda et al, 2017:6) pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata dan mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan kelangsungan pengembangan pariwisata.

(26)

Pengembangan pariwisata adalah memanfaatkan potensi ekonomi sumber daya alam yang ada di dalam kawasan wisata untuk kepariwisataan, tanpa meninggalkan prinsip pelestarian sumber daya alam tersebut. Pada dasarnya, pengembangan kepariwisataan di suatu tempat dimaksudkan untuk dapat meningkatkan keuntungan ekonomi. Namun di dalam pengembangan ini harus diupayakan juga agar tidak menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan kerusakan lingkungan. Mempertahankan kualitas lingkungan pada kepariwisataan alam mutlak diperlukan sebab daya tarik utamanya justru pada lingkugan (Fendeli, 2002:21).

Menurut Ramly (Yustananingrum, 2017:99) pengembangan pariwisata merupakan alternatif yang diharapkan mampu mendorong baik potensi ekonomi maupun upaya pelestarian yang dilakukan dengan menata kembali berbagai potensi kekayaan alam dan hayati secara terpadu yang pada tahap berikutnya dilakukan pengelolaan kawasan wisata yang berorientasi pelestarian lingkungan.

Pengembangan pariwisata menurut Suwantoro (Zulkifli, 2017:24) adalah suatu proses atau cara menjadikan sesuatu wisata menjadi maju, baik, sempurna dan berguna. Suwantoro menyebutkan beberapa bentuk produk pariwisata alternatif yang berpotensi untuk dikembangkan, yaitu : Pariwisata budaya, ekowisata, pariwisata bahari, pariwisata petualangan, pariwisata agro, pariwisata pedesaan, gastronomi, pariwisata spiritual dan lainnya.

Pengembangan pariwisata dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memajukan atau meningkatkan daerah pariwisata menjadi lebih dari yang ada.

Pengembangan pariwisata dapat pula diartikan sebagai suatu proses yang dinamis dengan menggunakan segala sumber daya yang ada guna mencapai kesejahteraan

(27)

yang lebih baik. Pengembangan ini dapat dalam bentuk wujud fisik maupun dalam wujud mutu dalam artian kualitas atau kuantitas.

2.1.2 Faktor- faktor Pengembangan Pariwisata

Faktor-faktor pengembangan pariwisata yang dikemukakan oleh Robert Christie Mill (Putri, 2015: 52) harus memperhatikan empat hal berikut:

1. Analisa pasar

a. Daya tarik wisata

Pembangunan pariwisata di sebuah kawasan harus memiliki daya tarik wisata. Daya tarik wisata dapat berupa daya tarik inti dan daya tarik pendukung. Daya tarik inti adalah daya tarik yang dapat berupa daya tarik alam yang memiliki ciri-ciri khusus dan daya tarik budaya yang memiliki seni maupun sejarah di daerah wisata. Sedangkan daya tarik pendukung adalah daya tarik yang dibangun disekeliling daya tarik inti, daya tarik pendukung berupa atraksi khusus dan penambahan fasilitas unik di daerah wisata.

b. Fasilitas untuk wisatawan

Melakukan pendataan fasilitas-fasilitas yang sudah ada bagi wisatawan di kawasan objek wisata maupun yang belum ada sehigga harus dibangun untuk para para wisatawan seperti, tempat penginapan, akomodasi, tempat penjualan makanan dan minuman, fasilitas kesehatan, keamanan, informasi wisata, jaringan telekomunikasi.

c. Modal transportasi

Objek wisata harus mudah dicapai dan dengan sendirinya juga mudah ditemukan. Jalan merupakan akses yang harus berhubungan dengan jalan

(28)

prasarana umum. Kondisi jalan umum dan jalan akses merupakan syarat yang penting sekali dan menentukan aksebilitas suatu objek wisata.

2. Analisa Teknik dan Perencanaan a. Komunikasi

Ketersediaan secara ekonomi seperti telepon umum, pelayanan pos, serta terjangkau oleh signal komunikasi.

b. Ketersedian lahan untuk pariwisata

Dalam pengembangan daya tarik dan fasilitas pariwisata membutuhkan tersedianya lahan yang cukup di daerah kawasan.

3. Analisa Sosio-ekonomi a. Penduduk setempat

Pariwisata akan mempengaruhi kehidupan penduduk dikawasan tersebut dan dengan mengadakan pelatihan dapat meningkatkan keterampilan kepada kelompok, komunitas masyarakat dan pelaku usaha dikawasan wisata agar bermanfaat bagi mereka.

b. Produk dan pelayanan pendukung

Pariwisata membutuhkan banyak sistem pendukung seperti, makanan, area bermain, peralatan tidur, perabot, dan perlengkapan permanen lainnya. Untuk memaksimalkan dampak positif pariwisata terhadap ekonomi, dan hubungan dengan sektor ekonomi lain yang harus didorong.

Pada titik ini yang penting untuk diketahui adalah apakah dikawasan wisata tersebut tersedia produk dan pelayanan pendukung serta sebagai tenaga kerja dari lokal atau luar.

(29)

4. Analisa bisnis dan hukum a. Lingkungan bisnis

Lingkungan bisnis pariwisata meliputi bisnis yang mempunyai hubungan dengan pariwisata. Serta sikap lembaga keuangan terhadap pariwisata.

b. Ruang Lingkup Hukum

Aturan pemerintah sangat mempengaruhi semua bisnis, dan bisnis termasuk juga pariwisata. Tujuannya adalah menentukan kemana arah pemerintah mempengaruhi pengembangan pariwisata dan juga mengidentifikasi landasan hukum atau aturan-aturan, baik itu undang- undang maupun Peraturan Daerah yang akan menjadi pedoman bagi para pengembang pariwisata.

Adapun alasan peneliti menggunakan teori dari konsep pengembangan pariwisata yang dikemukakan oleh Robert Christie Mill tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana pengembangan pariwisata dan agar pengembangan pariwisata dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.

2.1.3 Dampak positif pariwisata bagi ekonomi

Ada banyak dampak positif pariwisata bagi perekonomian menurut Leiper (Ridwan, 2012:71) diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan dari penukaran valuta asing

Hal ini terjadi pada wisatawan asing. Walau di beberapa negara pendapatan dari penukaran valuta asing tidak begitu besar, namun, beberapa negara misalnya New Zealand dan Australia, pendapatan dari penukaran valuta asing ini sangat besar nilainya dan berperan secara sangat signifikan.

(30)

2. Pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata

Pengeluaran wisatawan secara langsung ataupun tidak langsung merupakan sumber pendapatan dari beberapa perusahaan, organisasi, atau masyarakat perorangan yang melakukan usaha di sektor pariwisata.

3. Pendapatan pemerintah

Pemerintah memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata dengan cara menarik sebanyak-banyaknya wisatawan untuk berkunjung ke negaranya.

4. Penyerapan tenaga kerja

Banyak individu menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata. Pariwisata merupakan sektor yang tidak bisa berdiri sendiri, tetapi memerlukan dukungan dari sektor lain.

5. Multiplier effect

Efek ekonomi yang ditimbulkan pariwisata terhadap kegiatan secara keseluruhan suatu wilayah tertentu.

2.2 Kawasan Pesisir

Kawasan pesisir merupakan wilayah yang unik karena merupakan tempat pencampuran antara daratan dan lautan yang menimbulkan ketertarikan untuk datang megunjungi.

2.2.1 Definisi kawasan pesisir

Menurut Suprihayono dalam buku Subagiyo, dkk, (2017: 2) wilayah pesisir adalah daerah pertemuan atau peralihan antara daratan dan lautan, yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi secara fisik, sosial maupun ekonomi.

(31)

Kay dan Alder dalam buku Susantono (2009:9) “The band of dry land adjancent ocean space (water and affect oceanic processes and uses, and vice versa”. Diartikan bahwa wilayah pesisir adalah :

1. Terdiri dari komponen daratan dan komponen lautan.

2. Memiliki batas-batas daratan dan lautan yang ditentukan oleh tingkat pengaruh dari daratan lautan dan lautan terhadap daratan.

3. Tidak seragam dalam hal kelebaran, kedalaman atau ketinggian.

Menurut Hizbaron dan Marfai (2016:11) Wilayah pesisir juga merupakan pertemuan antara darat dan laut. Kearah darat wilayah pesisir meliputi wilayah daratan, baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut perembesan air asin. Ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh bagian laut yang terjadi di darat seperti sedimentasi, dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

Wilayah kepesisiran secara geomorfologi adalah suatu daerah yang berada di anatara breaker zone menuju ke arah darat sampai pada bentang lahan yang secara genetik masih dapat di amati sebagai hasil proses marin. Sedangkan wilayah pesisir dilihat dari sudut pandang ekologis merupakan suatu wilayah darat mencakup daratan yang masih dipengaruhi oleh poses-proses kelautan, sedangkan batas wilayah pesisir ke arah laut meliputi perairan laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alamiah dan kegiatan manusia di daratan Menurut Hizbaron dan Marfai (2016:13).

(32)

Kondisi khas wilayah pesisir secara ekologis yang berupa wilayah pertemuan dan batas antara daratan dan lautan menjadikan manusia yang tinggal di dalamnya memiliki pola hidup dan tingkah laku serta karakteristik tertentu.

Wilayah pesisir memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia.

Wilayah ini merupakan ruang bagi sebagian besar manusia untuk melakukan aktivitasnya baik dalam hal ekonomi, sosial, dan budaya.

2.2.2 Kebijakan kawasan pesisir

Pemanfaatan potensi wilayah kepesisiran harus berdasar pada kebijakan yang berlaku. Kebijakan merupakan proses pemecahan masalah publik dan proses mengelola persoalan publik. Kebijakan yang berlaku saat ini salah satunya adalah Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (WP3K). Pengelolaan WP3K adalah suatu proses perencanaan, pengawasan, dan pengendalian Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau kecil, antarsektor, antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah , antara Ekosistem darat dan laut, serta antara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengaturan wilayah pesisir meliputi ke arah darat mencakup wilayah administrasi kecamatan hingga ke arah laut sejauh 12 mil laut diukur dari garis pantai. Kegiatan pembangunan diupayakan untuk mengelola sumber daya lahan pada kecamatan pesisir dan keanekaragaman laut secara terpadu dan berkelanjutan memperhatikan kelestarian sumber dayanya dan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab kerusakan lingkungan.

(33)

2.2.3 Tujuan pengembangan kawasan pesisir

Menurut Hizbaron dan Marfai (2016:73) Tujuan pengembangan kawasan sebagai pusat kegiatan masyarakat di wilayah pesisir, sebagai berikut:

1. Pusat kegiatan utama pedangang jasa.

2. Pusat kegiatan industri.

3. Pusat kegiatan pelabuhan.

4. Pusat kegiatan pariwisata.

5. Pusat kegiatan perikanan.

6. Pusat kegiatan ekowisata yang ditunjang fungsi-fungsi konservasi.

2.3 Kesejahteraan

Kesejahteraan merujuk kepada keadaan yang baik, seperti dimana masyarakatnya dalam keadaan makmur, sehat dan damai.

2.3.1 Definisi Kesejahteraan

Kesejahteraan sosial berasal dari kata sejahtera yang artinya adalah orang yang sejahtera yaitu orang yang dalam hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan, dan kekhawatiran sehingga hidupnya aman tentram, baik lahir maupun batin. Istilah sosial berasal dari kata socius yang berarti kawan dan kerja sama. Orang yang sosial adalah orang yang dapat berelasi dengan orang lain dan lingkungannya dengan baik (Fahruddin, 2012:8)

Kesejahteraan merupakan titik ukur bagi suatu masyarakat telah berada pada kondisi sejahtera. Kesejahteraan dapat diartikan persamaan hidup yang setingkat lebih dari kehidupan. Seseorang akan merasa hidupnya sejahtera apabila ia merasa senang, tidak kurang suatu apapun dalam batas yang mungkin

(34)

dicapainya, ia terlepas dari kemiskinan serta bahaya yang mengancam. (Noveria, 2011:32).

Menurut Badrudin dalam buku Adi (2012:89) kesejahteraan masyarakat adalah suatu kondisi yang memperlihatkan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat. Kesejahteraan ekonomi adalah kondisi sejahtera yang dikaitkan dengan pendapatan yang diterima dengan konsumsi barang dan jasa sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar.

Arthur Dunham (Nurdin, 1990:28), mengemukakan kesejahteraan sebagai suatu bidang usaha manusia, dimana di dalamnya terdapat berbagai macam badan dan usaha sosial pada bidang-bidang kehidupan ke standar-standar kehidupan dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan memberikan perhatian utama terhadap individu, kelompok, komunitas, dan kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas, pelayanan ini mencakup perawatan, peyembuhan, dan pencegahan.

Harold L. Wilensky dan Charles N. Lebeaux (Nurdin, 1990:29) mengemukakan pengertian kesejahteraan terdapat dua konsepsi, yakni konsepsi residual yang didasarkan kepada dua saluran alami yaitu keluarga dan ekonomi pasar sedangkan yang kedua adalah konsepsi institusional yaitu dasar pandangan kehidupan masyarakat modern sangat kompleks, sehingga tidak mungkin setiap individu dapat memenuhi semua kebutuhannya, baik melalui keluarga maupun lingkungan kerjanya, hal itu dianggap suatu keadaan normal. Oleh karena itu kesejahteraan dianggap suatu sistem pemenuhan kebutuhan yang sangat diperlukan dalam kehidupa masyarakat modern.

Walter A. Friedlander (Nurdin, 1990:29), kesejahteraan adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga yang bertujuan

(35)

untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi pribadi yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakatnya.

2.3.2 Indikator Kesejahteraan

Terkait dengan indicator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan sosial menurut Spicker (Adi, 2004:67) mengambarkan usaha kesejahteraan sosial sekurang-kurangnya mencakup lima bidang utama yang di sebut ”big five”,yaitu

1. Bidang Pendapatan

Pendapatan atau penghasilan adalah indikator yang dapat menggambarkan kesejahteraan masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan pendapatan adalah penerimaan total kas yang diperoleh seseorang atau rumah tangga selama periode waktu tertentu.

2. Bidang kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk sekaligus indikator keberhasilan program pembangunan. Masyarakat yang sakit akan sulit memperjuangkan kesejahteraan bagi dirinya, sehingga pembangunan dan berbagai upaya dibidang kesehatan diharapkan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat serta tidak diskriminatif dalam pelaksanaannya.

Kesehatan menjadi indikator kesejahteraan dapat dilihat melalui mampu atau tidaknya masyarakat menjalani pengobatan di layanan kesehatan serta mampu untuk membiayai secara penuh obat yang dibutuhkan.

(36)

3. Bidang pendidikan

Pendidikan merupakan hak asasi manusia dan hak setiap warga negara untuk dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses belajar. Setiap warga negara Indoneisa berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama dan lokasi geografis.

4. Bidang perumahan

Perumahan dan pemukiman selain menjadi kebutuhan dasar manusia, juga mempunyai fungsi yang sangat strategi dalam perannya sebagai pusat pendidikan keluarga dan peningkatan kualitas generasi yang akan datang.

Selain itu, rumah juga merupakan determinan kesehatan masyarakat, dimana rumah yang sehat dan nyaman adalah rumah yang mampu menunjang kondisi kesehatan tiap penghuninya.

5. Bidang jaminan sosial

Jaminan sosial yang bukanlah pengeluaran public yang tidak bermanfaat, tetapi suatu bentuk investasi sosial yang memberi untuk jangka panjang yang berlandaskan dua pilar utama yaitu redistribusi pedapatan dan solidaritas sosial.

2.3.3 Tujuan Kesejahteraan

Kesejahteraan mempunyai tujuan-tujuan menurut Nurdin (1989:32) yaitu:

1. Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya standar kehidupan pokok; sandang, pangan, perumahan, kesehatan, dan relasinya yang baik dengan lingkungannya.

(37)

2. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik, apakah kepada masyarakat di lingkungannya, misalnya menggali sumber-sumber daya, meningkatkan dan mengembangkan tarf hidup yang memuaskan.

Leonard Scheiderman (Nurdin 1989:32) menguraikan tujuan-tujuan kesejahteraan sebagai berikut:

1. Sistem Maintenance (Sistem Pemeliharaan)

Tujuan kesejahteraan mencakup pemeliharaan dan menjaga kesinambungan atau kelangsungan keberadaan serta nilai-nilai sosial.

2. Sistem Control

Tujuannya adalah untuk mengadakan control secara efektif terhadap perilaku yang tidak sesuai atau menyimpang dari nilai-nilai sosial yang ada.

2.3.4 Tingkatan Kesejahteraan

Undang-undang No.10 tahun 1992 dalam Rullah (:61) memberikan batasan mengenai keluarga sejahtera, yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara anggota, anggota keluarga masyarakat dan seimbang. Tingkat kesejahteraan keluarga menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) terbagi ke dalam lima tahapan yaitu tahap prasejahtera, tahap sejahtera 1, tahap sejahtera 2, tahap sejahtera 3, dan tahap sejahtera 3 plus yang dari masing-masing tingkatan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(38)

1. Keluarga Prasejahtera

Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan keluarga, dan berencana. Secara operasional mereka tampak tidak mampu memenuhi salah satu kebutuhan berikut ini:

a. Menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya b. Makan minimal 2x sehari

c. Pakaian lebih dari satu pasang

d. Sebagian besar lantai rumahnya tidak dari tanah e. Jika sakit dibawa ke sarana kesehatan

2. Keluarga Sejahtera Tahap 1

Keluarga sejahtera tahap 1 keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan fisik minimum secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial, dan psikologis seperti kebutuhan pendidikan, intraksi dalam keluarga dengan lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan yang menjamin kehidupan yang layak. Secara operasional mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan berikut:

a. Menjalankan ibadah secara teratur

b. Minimal seminggu sekali makan daging, telur, dan ikan c. Minimal mempunyai baju baru sekali dalam setahun

d. Luas lantai rumah rata-rata 8m dan tidak berlantaikan tanah

e. Tidak ada anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun yang buta huruf f. Salah satu anggota keluarga memiliki penghasilan tetap

g. Dalam tiga bulan terakhir dalam keadaan sehat

(39)

3. Keluarga Sejahtera Tahap 2

Keluarga sejahtera tahap 2 adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan sebagai berikut:

a. Minimal seminggu sekali makan daging, telur, dan ikan b. Satu tahun sekali minimal memiliki satu pasang pakaian baru c. Luas lantai rumah rata-rata 8m dan tidak berlantaikan tanah

d. Tidak ada anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun yang buta huruf e. Anak umur 7-17 tahun bersekolah

f. Minimal satu keluarga memiliki penghasilan tetap

g. Dalam tiga bulan terakhir anggota keluarga dalam keadaan sehat h. Keluarga utama atau pasangan yang masih usia produktif

i. Anggota keluarga melaksakan ibadah agama secara teratur 4. Keluarga Sejahtera Tahap 3

Keluarga sejahtera tahap 3 adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan sebagai berikut:

a. Mempunyai tabungan keluarga

b. Minimal 1 hari 1x makan bersama yang digunakan untuk komunikasi antar keluarga

c. Salah satu anggota keluarga aktif dalam kegiatan masyarakat d. Minimal 6 bulan sekali mengadakan rekreasi bersama keluarga e. Memperoleh informasi dari radio/surat kabar/televisi

f. Mudah dalam memperoleh sarana transportasi

g. Ada upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang agama

(40)

Tingkatan yang telah dipaparkan di atas, diperoleh pengklasifikasian tingkat kesejahteraan keluarga sebagai berikut:

1. Keluarga Pra Sejahtera

Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih kebutuhan dasar keluarga sejahtera tahap 1yakni sandang, pangan, papan, kesehatan, dan kebutuhan ibadahnya.

2. Keluarga Sejahtera Tahap 1

Yaitu keluarga yang sudah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya minimal 1 sampai 5 kebutuhan keluarga sejahtera tahap 1 tetapi belum termasuk kebutuhan pendidikan.

3. Keluarga Sejahtera Tahap 2

Yaitu keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasarnya dari berdasarkan kebutuhan keluarga tahap 1 yang minimal 1 sampai 5 kebutuhannya dan juga dapat memenuhi kebutuhan pendidikannya yang tertera pada kebutuhan keluarga tahap 2.

4. Keluarga Sejahtera Tahap 3

Yaitu keluarga yang sudah dapat memenuhi seluruh kebutuhan keluarga sejahtera tahap 1, 2, dan 3.

5. Keluarga Sejahtera Tahap 3 plus

Yaitu keluarga yang sudah dapat memenuhi seluruh kebutuhan keluarga sejahtera tahap 1, 2, 3 serta aktif dalam memberikan sumbangan materil dan aktif sebagai pengurus dalam salah satu organisasi.

(41)

2.4 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

UMKM mengaju kepada jenis usaha yang memiliki kekayaan bersih yang tidak termasuk tanah dan bangunan usaha.

2.4.1 Definisi UMKM

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 dalam Buku Budiarto (2015:3) tentang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM yang definisikan sebagai berikut:

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai berikut,

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha, yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan, yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagai berikut,

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah)

(42)

3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha, yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsusng maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan dengan kriteria sebagai berikut,

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.

50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).

2.4.2 Karakteristik UMKM

Terdapat karakteristik UMKM menurut Tulus (2009:5) sebagai berikut :

1. Usaha Mikro

Karakteristik usaha mikro di bagi menjadi beberapa aspek yaitu:

a. Formalitas

Beroperasi di sektor informal, usaha tidak terdaftar, dan jarang bayar pajak

b. Organisasi dan Manajemen

Dijalankan oleh pemilik, tidak menerapkan pembagian tenaga kerja internal, manajemen dan struktur organisasi formal, sistem pembukaan formal

(43)

c. Sifat dari kesempatan kerja

Kebanyakan menggunakan anggota-anggota keluarga tidak dibayar d. Pola/sifat dari proses produksi

Derajat mekanisasi sangat rendah/ umumnya manual, tingkat teknologi sangat rendah

e. Orientasi pasar

Umumnya menjual ke pasar lokal untuk kelompok berpendapatan rendah

f. Profil ekonomi dan sosial dari pemilik usaha

Pendidikan rendah dan dari rumah tangga miskin, motivasi utama:

survival

g. Sumber-sumber dari bahan baku dan modal

Kebanyakan pakai bahan baku lokal dan uang sendiri h. Hubungan-hubungan eksternal

Kebanyakan tidak punya akses ke program-program pemerintah dan tidak mempunyai hubungan bisnis dengan usaha besar

i. Wanita Pengusaha

Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pegusaha sangat tinggi 2. Usaha Kecil

Karakteristik usaha kecil di bagi menjadi beberapa aspek yaitu:

a. Formalitas

Beberapa beroperasi di sektor formal, beberapa tidak terdaftar, sedikit yang bayar pajak

(44)

b. Organisasi dan Manajemen

Dijalankan oleh pemilik, tidak menerapkan pembagian tenaga kerja internal, manajemen dan struktur organisasi formal, sistem pembukaan formal

c. Sifat dari kesempatan kerja

Beberapa memakai tenaga kerja yang bergaji d. Pola/sifat dari proses produksi

Beberapa memakai mesin-mesin terbaru e. Orientasi pasar

Banyak yang menjual ke pasar domestik dan ekspor, dan melayani kelas menengah keatas

f. Profil ekonomi dan sosial dari pemilik usaha

Banyak berpendidikan baik dan dari RT nonmiskin, banyak yang bermotivasi bisnis, mencari profit

g. Sumber-sumber dari bahan baku dan modal

Beberapa memakai bahan baku impor dan mempunyai akses ke kredit formal

h. Hubungan-hubungan eksternal

Banyak yang mempunyai akses ke program pemerintah dan punya hubungan bisnis dengan usaha besar

i. Wanita Pengusaha

Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pegusaha cukup tinggi 3. Usaha Menengah

Karakteristik usaha menengah di bagi menjadi beberapa aspek yaitu:

(45)

a. Formalitas

Semua di sektor formal, terdaftar dan bayar pajak b. Organisasi dan Manajemen

Banyak yang memperkerjakan profesional dan menerapkan pembagian tenaga kerja internal, manajemen dan struktur organisasi formal, sistem pembukaan formal

c. Sifat dari kesempatan kerja

Semua mempunyai tenaga kerja di gaji dan semua mengikuti sistem perekrutan formal

d. Pola/sifat dari proses produksi

Banyak yang punya derajat mekanisasi yang tinggi/punya akses terhadap teknologi tinggi

e. Orientasi pasar

Semua menjual ke pasar domestik dan banyak yang ekspor, dan melayani kelas menengah keatas

f. Profil ekonomi dan sosial dari pemilik usaha

Sebagian besar berpendidikan baik dan RT makmur, motivasi utama profit

g. Sumber-sumber dari bahan baku dan modal

Banyak yang memakai bahan baku impor dan punya akses ke kredit formal

h. Hubungan-hubungan eksternal

Sebagian besar punya akses ke program-program pemerintah dan banyak yang punya hubungan bisnis deng usaha besar

(46)

i. Wanita Pengusaha

Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pegusaha sangat rendah 2.5 Kerangka Konsep Penelitian

Pengembangan pariwisata adalah kegiatan untuk memajukan suatu tempat atau daerah pariwisata yang dianggap perlu ditata kembali dengan cara memperbarui yang sudah ada atau menciptakan hal baru di daerah pariwisata itu sendiri. Dengan dilakukannya pengembangan pariwisata dapat meningkatkan ekonomi masyarakat maupun usaha di sekitar daerah pariwisata, seperti pengembangan pariwisata yang dilakukan di kawasan pesisir pantai untuk menarik pengunjung untuk datang dan sebagai pembeli produk yang dijual oleh para usaha mikro di sekitar pantai.

Banyaknya para pengunjung yang datang ke daerah pariwisata, secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian usaha mikro disekitar kawasan pesisir dengan cara pengunjung membeli produk dan menghasilkan keuntungan bagi usaha mikro. Para pelaku usaha mikro dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dari keuntungan usaha mereka yang membuat mereka menjadi sejahtera.

Kesejahteraan adalah terpenuhinya kebutuhan rumah tangga, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, pekerjaan, dan adanya jaminan sosial. Jika pelaku usaha dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya maka kesejahteraan dari usaha mikro dapat tercapai, tetapi jika tidak terpenuhi maka kesejahteraan belum tercapai. Dalam hal ini, keterkaitan antara pengembangan pariwisata terhadap kesejahteraan usaha mikro dijabarkan lebih jelasnya dalam gambar kerangka pemikiran dibawah ini:

(47)

Gambar 2.1

Kerangka Konsep Penelitian

Sumber: Peneliti (2019)

2.6 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian sebelumnya dengan topik pembahasan yang dapat mendukung ini yang dijadikan sebagai pedoman, diantaranya adalah:

1. Muh. Arif Mursalin Naimu, 2017 (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar), penelitian ini berjudul Pengaruh Pengembangan Kawasan Pesisir Pantai Merpati Terhadap Kondisi Sosial Budaya Masyarakat di Kelurahan Terang-terang Kabupaten Bulukumba. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan kawasan pariwisata pesisir pantai Merpati ternyata secara umum memberikan pengaruh negatif terhadap sosial budaya masyarakat lokal sehingga dibutuhkan strategi WO yaitu mengurangi kelemahan dan meningkatkan peluang yang ada.

Pengembangan Pariwisata Kawasan

Pesisir Pantai (X) Indikator :

1. Analisa Pasar 2. Analisi Teknik dan

Perencanaan 3. Analisi Sosio-

Ekonomi

4. Analisa Bisnis dan Hukum

Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro

(Y)

Indikator : 1. Pendapatan 2. Kesehatan 3. Pendidikan 4. Perumahan 5. Jaminan Sosial

(48)

2. Fitri Andika, 2017 (Universitas Islam Neggeri Raden Intan Lampung), penelitian ini berjudul Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kesempatan Kerja Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen pengembangan pariwisata terdiri dari atraksi wisata, promosi, pemasaran, pasar wisata, transportasi, serta fasilitas dan pelayanan wisata. Semua komponen tersebut berpengaruh terhadap pengembangan objek wisata Pantai Labuhan Jakung.

3. Medriyansah, 2017 (Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung), penelitian ini berjudul Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam Studi Pada Usaha Tempe di Desa Sumber Jaya Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa observasi yang dilakukan di UMKM tempe yang berada di Desa Sumber Jaya Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan memiliki peran penting yaitu ditandai dengan terbukanya lapangan pekerjaan dan dengan adanya UMKM tempe ini responden mendapatkan peningkatan penghasilan sehingga dapat dapat mencukupi kebutuhan keluarganya, dilihat dari 28 orang responden yaitu mengalami peningkatan kesejahteraan sebesar 70%.

4. Wardana, 2017 (Universitas Lampung), penelitian ini berjudul Potensi Strategi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Pesisir Barat. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat mempunyai strategi untuk mengembangkan potensi pariwisata dengan startegi manajemen yaitu man, money, material, methods, dan market.

(49)

5. Zulkifli, 2017 (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar), penelitian ini berjudul Pengembangan Kawasan Wisata DAM Bili-bili Berbasis Masyarakat di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat adalah sebagai pelaku usaha, pemilik dan pengelola kawasan wisata sebagai pelaku utama dan secara aktif terjun langsung dalam kegiatan pariwisata yang sejak awal pembangunan sampai sekarang dibantu sepenuhnya oleh Lembaga Swadaya Masyarakat YPL.

Sedangkan Pemerintah Daerah Gowa dan Dinas Pariwisata diposisikan sebagai mitra masyarakat.

6. Rizky Danar Novita Sari, 2016 (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta), penelitian ini berjudul Pengaruh Obyek Wisata Air Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pelaku Usaha Studi Kasusnaka Obyek Mata Air Cokro dan Umbul Ponggok Kabupaten Klaten. Dari hasil penelitian dengan menggunakan model Ordinary Least Square (OLS), menunjukkan bahwa variable ekonomi dan sosial berpengaruh terhadap kesejahteraan.

7. Rezi Kurnia Putri, 2015 (Universitas Andalas), penelitian ini berjudul Pengembangan Pariwisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) Kota Bukit Tinggi untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari hasil penelitian ini, peneliti menarik kesimpulan bahwa pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bukit Tinggi sudah berjalan dengan baik, karena pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan daerah tapi meningkatkan pendapatan dari sektor lainnya.

(50)

8. Nasir Rulloh, 2017 (Universitas Islam Negeri), penelitian ini berjudul Pengaruh Kunjungan Wisata Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Objek Wisata Berdasarkan Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Masyarakat Sekitar Objek Wisata Lumbok Resort Kecamatan Lumbok Seminung Kabupaten Lampung Barat). Dari hasil penelitian ini, peneliti menarik kesimpulan bahwa variabel kunjungan wisata berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat didasarkan karena adanya transaksi antara wisatawan dengan masyarakat sekitar dimana transaksi tersebut merupakan pembelian produk dagangan dan pengguna jasa masyarakat sekitar objek wisata.

Referensi

Dokumen terkait

Penangkapan ikan dengan menggunakan bagan adalah dengan cara menarik perhtian ikan ke dalam cakupan jaring yang sudah dipasang di bawah perairan. Untuk menarik perhatian ikan

Dengan kehandalan yang tinggi yang ditandai dengan ketepatan waktu perjalanan akan menyebabkan peningkatan dalam kapasitas baik dari sisi pelayanan kepada penumpang maupun

1) Tim peneliti melakukan analisis standar isi untuk mengetahui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) yang akan diajarkan kepada peserta didik. 2)

Orang tua dengan anak penderita LLA memiliki kecemasan yang berbeda-beda berdasarkan situasi atau tahapan pengobatan yang dihadapi, sehingga buku saku menjadi alternatif media

Pelatihan dapat meningkatkan performance kerja pada posisi jabatan yang sekarang. Kalau level of performance-nya naik/meningkat, maka berakibat peningkatan

Dasar pemikiran ketentuan bahwa Lembaga Penjamin Simpanan memberikan jaminan terhadap dana simpanan nasabah di bawah 2 (dua) milyar rupiah bahwa, Peraturan

FKIP dan Unsri sebagai pengelola semua PS telah mengembangkan sistem informasi berbasis komputer untuk menunjang kegiatan pembelajaran dan melengkapinya

Dalam cerita komik kedua karakter ini saling bertentangan, hero yang merupakan karakter baik adalah tokoh yang mempunyai tendensi untuk menolong orang