• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Kasus pada Toko Merah Jl. Affandi / Mrican No.1

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh :

Nama : Rr. Ani Suwitoningrum NIM : 032214037

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN

KOMITMEN ORGANISASIONAL

Studi Kasus Pada Toko Merah Jl. Affandi / Mrican No.1

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh :

Nama : Rr. Ani Suwitoningrum NIM : 032214037

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO

Hidup ini adalah serangkaian pelajaran yang

mesti dijalani jika ingin memahaminya.

(Thomas Carlyle)

“Untuk segala sesuatu ada masanya,

untuk apapun di bawah langit ada waktunya”

(Pengkhotbah 3:1)

(6)
(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Rr. Ani Suwitoningrum

Nomor Mahasiswa : 032214037

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN

KOMITMEN ORGANISASIONAL (

Studi Kasus pada Toko Merah Jl. Affandi / Mrican No.1 Yogyakarta)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 31 Maret 2008

Yang menyatakan

(8)

vi

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN

ORGANISASIONAL

Studi Kasus Pada Toko Merah Yogyakarta

Rr. Ani Suwitoningrum Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasio nal. Penelitian ini mengambil Toko Merah Yogyakarta sebagai objeknya.

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengadakan pengamatan, wawancara dan kuesioner. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 50 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi Product Moment

dan menggunakan uji- t untuk menguji signifikansi korelasi tersebut.

Dari hasil analisis koefisien korelasi antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasional diperoleh nilai 0,598 (r = 0,598) sehingga nilai r > 0, yang berarti bahwa adanya hubungan linear positif antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasional.

Ini berarti bahwa ada hubungan positif yang nyata, dan signifikan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasional.

(9)

vii

ABSTRACT

The Relationship between Job Satisfaction and Organizational

Commitment

A Case Study at Employees Toko Merah Yogyakarta

Rr. Ani Suwitoningrum Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

This research purposed to know the relationship between job satisfaction and organizational commitment. The research was a case study conducted at Toko Merah. The techniques of data collecting were observation, interview and questionnaire.

This research took 50 respondents as the sample. The technique of data analysis were the Product Moment coefficient correlation and t-test.

The result of coefficient correlation analysis between job satisfaction and organizational commitment is 0,598 (r = 0,598). There was a positive linear correlation between job satisfaction and organizational commitment.

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa

membimbingku dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil

penelitian tentang “Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Komitmen

Organisasional”.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak

sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. TUHAN YESUS KRISTUS atas semua kuasa-Nya yang senantiasa

membimbing tangan dan pikiranku selama penyusunan skripsi.

2. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan selaku Pembimbing I yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan selaku

Pembimbing II yang telah memberikan banyak masukan dan

bimbingan dalam pembuatan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Marianus Mochtar Modesir, M.M., selaku dosen

(11)

ix

5. Mamaku tercinta, Vm. Listyawati, terima kasih atas bantuan, doa-doa,

cinta kasih yang kau berikan sehingga aku bersemangat dalam

menghadapi setiap kesulitan baik dalam kehidupan maupun dalam

penyusunan skripsiku.

6. Kokoku tersayang, R. Edhi Suwito, yang telah berjuang dalam setiap

peluh, dan membiaya i sehingga aku dapat kuliah dan menyelesaikan

skripsiku dengan baik. Perjuanganmu tak sia-sia koh!

7. Alm. Papa R. B. Suryo Suwito dan Alm kakakku tercinta R. T. Eri

Suwito, terima kasih papa dan koh Eri, aku percaya kalian selalu

menyertaiku dari surga.

8. Kokoku tersayang, Irwan Adhitama, terima kasih atas pinjaman

komputer, dan antar-jemputnya, hehe.. terima kasih untuk setiap cinta,

perhatian dan semangat yang kau berikan sehingga aku dapat

menyelesaikan skripsiku. You are the inspiration, pokoknya koko is

the best dech!!

9. Om – tanteku, terima kasih atas perhatian, semangat dan rajin

ngoyak-oyak aku ben nDang rampung skripsi. Thanks ya, muach!

10.Seluruh karyawan Sekretariat Prodi FE, yang selalu membantu dalam

penyelesaian skripsiku.

11.Drs. R. Gunawan Santosa, yang telah membantu penulis dalam

mengerjakan pengolahan data dan mengajari penulis statistik.

(12)

x

13.Indil………wah aku gak bisa berkata apapun, kamu adalah salah satu

motivasiku dalam menyelesaikan skripsi. Semoga persahabatan kita

tetap abadi, kapan kita jjs bareng lagi?

14.Si kembar khoclox (Arie & Ani) kapan main ke rumah? Thanks Rie

atas perjuangan kita di semester awal ‘n atas kebaikanmu mengetikkan

skripsiku hahaha…, gak ngira kita sekarang udah tua…. ‘N thanks a

lot buat de Ani atas translated-annya ya, kalian memang sahabatku

yang baik.

15.Mb’ Nina thanks buat pinjaman skripsinya untuk acuan skripsiku.

16.Ibu Mamiek, yang telah banyak membantu dan memberikan ijin

kepada penulis sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

17.Pimpinan, Staf, dan semua karyawan Toko Merah Yogyakarta yang

telah banyak membantu dalam penelitian dan pengisian kuesioner.

18.Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis berharap adanya masukan yang sangat berarti bagi perbaikan skripsi ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 14 Februari 2008

Penulis,

(13)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ……….... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iii

HALAMAN MOTTO ………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ………. vi

ABSTACT ………. vii

KATA PENGANTAR ……….. viii

DAFTAR ISI ……….… xi

DAFTAR TABEL ……….... xiv

DAFTAR GAMBAR ……… xv

BAB I. PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 4

C. Batasan Masalah ……….. 4

D. Tujuan Penelitian ………. 5

E. Manfaat Penelitian ………... 5

F. Sistematika Penulisan ………... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ……….. 7

A. Pengertian Kepuasan Kerja ………. 7

B. Manajemen Personalia ………. 8

C. Manajemen Personalia dalam Kepuasan Kerja ……… 9

D. Faktor Faktor Kepuasan Kerja ……… 11

E. Teori- Teori Tentang Kepuasan Kerja ………. 16

F. Fungsi Kepuasan Kerja ……….. 18

G. Pengertian Komitmen Organisasional ……… 19

(14)

xii

I. Teori Organisasi ………. 27

J. Tujuan Organisasi dan Manajemen Personalia ……….. 30

K. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi ………… 32

L. Kerangka Berpikir Teoritis ………. 34

M. Hipotesis ………. 34

BAB III. METODE PENELITIAN ………. 35

A. Jenis Penelitian ……… 35

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ……… 35

C. Subjek dan Objek Penelitian ……… 35

D. Populasi dan Sampel ……… 36

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ………. 36

F. Definisi Operasional ……… 38

G. Jenis dan Sumber Data ……… 39

H. Teknik Pengumpulan Data ……….. 40

I. Teknik Pengujian Instrumen ……… 41

J. Teknik Analisis Data ……… 43

K. Pengujian Hipotesis ……… 44

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ……… 45

A. Sejarah Perusahaan ………. 45

B. Lokasi Perusahaan ……… 47

C. Visi, Misi dan Tujuan ………... 47

D. Sumber Daya Manusia / Personalia ……….. 48

E. Pemasaran ………. 49

F. Jam Kerja ……….. 50

G. Sistem Penggajian ………. 50

(15)

xiii

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ……… 55

A. Pengujian Kuesioner ……… 55

B. Identitas Responden .……… 59

C. Analisis Data ………... 61

D. Pembahasan ……….… 64

BAB VI. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 65

A. Kesimpulan ……….. 65

B. Saran ………. 65

C. Keterbatasan ………. 65

DAFTAR PUSTAKA ……… 67

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel II.1. Sifat Hubungan Karyawan-Organisasi Berdasarkan Tiga Komponen

Komitmen Organisasional ………... 24

Tabel V.1. Uji Validitas ... 56

Tabel V.2. Tabel Hasil Reliability Alpha Cronbach ...58

Tabel V.3. Tabel Reliabilitas Berdasar Nilai Alpha ... 59

Tabel V.4. Tabel Jenis Kelamin Karyawan ... 60

Tabel V.5. Tabel Usia Karyawan ... 60

Tabel V.6. Tabel Tingkat Pekerjaan Karyawan ... 60

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Proses Manajemen Personalia ...………... 9

Gambar II.2. Pengaruh Fungsi Personalia Pada Kepuasan Kerja ... 10

Gambar II.3. A Job Performance Motivation System ... 26

Gambar II.4. Kerangka Berpikir Teoritis Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen

Oganisasional ………... 34

Gambar IV.1. Struktur Organisasi Perusahaan ………. 54

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, dalam menghadapi dunia bisnis yang semakin kompetitif,

perusahaan yang ingin bertahan harus dapat membangun daya saing secara

berkelanjutan. Daya saing organisasi lahir dari keunggulan dalam efisiensi,

keunggulan dalam mutu, keunggulan dalam inovasi (proses dan produk), serta

keunggulan dalam pelayanan konsumen (Hill dan Jones, 1998: 119). Perubahan

lingkungan bisnis juga menuntut perubahan paradigma pelaku bisnis dalam

mengelola bisnisnya.

Tujuan organisasi yang “profit-motive” adalah mencari keuntungan dan

berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang.

Untuk memperoleh laba, organisasi melakukan kegiatan-kegiatan dengan

mempergunakan faktor produksi alam (sumber daya alam), tenaga kerja (sumber

daya manusia), modal, skill dan teknologi. Dari sekian faktor di atas, faktor

sumber daya manusia dan skill-nya merupakan yang paling dominan, karena

hampir seluruh kegiatan bergantung pada dua faktor tersebut. Sehingga perlu

adanya manajemen personalia yang cuk up sigap untuk mendayagunakan tenaga

kerja dan skill yang dimiliki organisasi agar berhasil guna secara optimal

mungkin. Hal ini penting sebab tanpa pendayagunaan yang berhasil guna, maka

akan terjadi pemborosan tenaga kerja dan skill dengan menurunnya produktivitas

(19)

Berbagai bidang pekerjaan dalam organisasi harus dirombak ulang, baik

bidang pemasaran, operasional, keuangan dan sumberdaya manusia. Dalam

bidangsumberdaya manusia, perhatian terpusat pada pengelolaan aspek manusia

dalam organisasi yang diyakini mempunyai kemampuan alamiah dalam merespon

perubahan yang cepat. Industri manufaktur dan jasa yang sarat teknologi harus

memfokuskan pada sumberdaya manusianya karena manusia merupakan sumber

kekayaan intelektual (intellectual asset). Kekayaan intelektual yang mahal itu

harus dipelihara kontinuitasnya dengan menjaga dan meningkatkan komitmen

organisasi.

Maka dari itu, sumberdaya manusia dalam organisasi (karyawan) harus

lebih diperhatikan faktor- faktor kekuatannya oleh perusahaan, seperti faktor

lingkungan kerja, tingkat upah, reward system, agar menentukan sumberdaya

manusia yang efektif sehingga terciptalah kepuasan kerja dalam diri karyawan.

Karena pada dasarnya karyawan adalah ujung tombak yang berhadapan langsung

dengan pelanggannya. Kaitannya dengan komitmen organisasional, organisasi

dipandang perlu untuk memahami pentingnya berbagai aspek yang dapat

mempengaruhi komitmen karyawan. Selain itu, pemberdayaan karyawan yang

menjadi tuntutan, menjadi semakin efektif dengan adanya komitmen karyawan

yang cukup baik.

Organisasi diharapkan dapat berusaha menjadi mandiri dan menciptakan

suasana kerja yang nyaman dan kondusif bagi karyawannya,sehingga terciptalah

kepuasan kerja dalam organisasi dan komitmen organisasi untuk bersama-sama

(20)

Kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau respons emosional terhadap

berbagai aspek pekerjaan (Robert and Kinicki, 2005: 271). Komitmen karyawan

adalah tingkat identifikasi karyawan dalam organisasinya. Pentingnya karena

sebaik apapun visi, misi, dan tujuan organisasi, tidak akan tercapai jika tidak ada

komitmen organisasi dari anggota organisasinya (Dongoran, 2001: 76 ).

Kepuasan kerja dianggap penting karena dengan kepuasan karyawan

dalam pekerjaannya dapat mengurangi tingkat absensi, tingkat labour turn-over

dan dapat meningkatkan produktivitas kerja (Luthans, 1995: 129).

Pentingnya komitmen organisasional (karyawan) dipandang dari perlunya

organisasi memelihara kekayaan intelektualnya (sumberdaya manusia), dan

pemberdayaan karyawan sebagai paradigma penugasan yang penting untuk

mencapai keunggulan organisasi, seperti work team (kelompok kerja), pembagian

kerja hingga akhirnya tercapailah tujuan organisasi. Komitmen karyawan diyakini

sebagai suatu yang harus “dimenangkan” oleh organisasi sehingga kurangnya

komitmen karyawan sering dikaitkan dengan perilaku dibalik tingginya biaya dan

buruknya pelayanan. Setiap perusahaan akan menghadapi kesulitan jika komitmen

karyawannya rendah. Maka dari itu, seleksi karyawan pada suatu organisasi

makin diperketat dan terdengarlah keluhan sulitnya mencari pekerjaan, sehingga

sumberdaya manusia berlomba- lomba membekali diri dengan berbagai skill yang

dibutuhkan oleh semua organisasi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik meneliti

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN

(21)

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan yang positif antara kepuasan kerja dengan komitmen

organisasional pada Toko Merah Yogyakarta?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi oleh faktor kepuasan kerja dan komponen komitmen

organisasional, meliputi :

1. Faktor kepuasan fisik seperti jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja,

fasilitas kerja, keadaan ruangan atau suhu, kondisi kesehatan karyawan

dan umur.

2. Faktor kepuasan finansial seperti sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial,

dan macam- macam tunjangan sosial yang diberikan serta promosi.

3. Faktor kepuasan sosial seperti hubungan sesama rekan kerja dan atasan

dan bawahan.

4. Faktor kepuasan psikologi seperti minat, sikap terhadap kerja, bakat dan

keterampilan.

5. Komitmen afektif seperti perasaan dibutuhkan dalam organisasi.

6. Komitmen kontinuans seperti transfer keterampilan, kesempatan kerja, dan

yang bersangkutan dengan kondisi finansial perusahaan.

(22)

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui adanya hubungan yang positif antara kepuasan kerja

dengan komitmen organisasional.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil pene litian penulis dapat dijadikan acuan untuk memajukan

perusahaan dan memberikan kompensasi yang sesuai bagi karyawan

sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja mereka sehubungan

dengan kepuasan kerja.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian dapat membuka wawasan, informasi dan cakrawala baru

guna menambah pengetahuan khususnya dalam mata kuliah MSDM,

Perilaku Keorganisasian dan Perilaku Konsumen.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian dapat dijadikan referensi, tolok ukur dan ditinjau dari

pengalaman peneliti dalam mengumpulkan data, dapat digunakan sebagai

acuan dalam praktek lapangan.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN: Bab ini memuat tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah,

(23)

BAB II LANDASAN TEORI : Bab ini memuat tentang segala sesuatu

berhubungan dengan landasan teori seperti teori tentang kepuasan

kerja dan teori tentang komitmen organisasional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN : Bab ini memuat tentang berbagai

cara penelitian dilaksanakan seperti jenis, lokasi, waktu, tempat,

subjek, objek dan variabel penelitian, teknik pengujian instrumen,

teknik analisis data, definisi operasional dan pengujian hipotesis.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN : Bab ini memuat tentang

segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan tempat

penelitian penulis, seperti sejarah perusahaan, visi dan misi

perusahaan, sumber daya manusia, pemasaran dan struktur

organisasi perusahaan.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN : Bab ini memuat tentang

analisis data penelitian dan pembahasannya.

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN : Bab ini

(24)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kepuasan Kerja

Di bawah ini beberapa pengertian (definisi) kepuasan kerja menurut beberapa

ahli, sebagai berikut :

1. Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2005: 271)

Kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau respons emosional terhadap

berbagai aspek pekerjaan.

2. Joseph Tiffin ( As’ ad ,1999: 104)

Kepuasan kerja adalah sikap karyawan terhadap pekerjaan, situasi kerja,

kerjasama antara pimpinan dan karyawan.

3. Blum (As’ad ,1999:104)

Kepuasan kerja adalah sikap yang umum sebagai hasil dari berbagai sifat

khusus individu di luar pekerjaan itu sendiri.

4. Susilo Martoyo (1990:124)

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional karyawan dimana terjadi dan

tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dari

perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang

(25)

5. T. Hani Handoko

Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan

memandang pekerjaan mereka.

6. Luthans (1995: 124)

Kepuasan pekerjaan (job satisfaction) merupakan hasil persepsi para

karyawan tentang seberapa jauh pekerjaan seseorang memberikan segala

sesuatu yang dipandang penting melalui hasil kerjanya.

B. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia)

Manajemen Personalia menurut French (1974:3) adalah penarikan,

seleksi, pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan sumberdaya manusia

oleh organisasi. Flippo (1980:5), mengemukakan bahwa manajemen

personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian

kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumberdaya

manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.

Manajemen personalia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas

sumberdaya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah untuk memberikan

kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini,

diperlukan pengembangan, penggunaan, evaluasi dan pemeliharaan karyawan

(26)

Kegiatan-kegiatan manajemen personalia adalah tindakan-tindakan

yang diambil untuk memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif.

Efektivitas manajemen personalia berkaitan dengan organisasi untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu.

Gambar II.1.

Proses Manajemen Personalia

C. Manajemen Personalia dalam Kepuasan Kerja

Manajemen atau Departemen Personalia harus selalu memonitor

kepuasan kerja karena hal itu mempengaruhi tingkat absensi, perputaran

tenaga kerja, semangat kerja, keluhan-keluhan, dan masalah- masalah

personalia vital lainnya.

Kepuasan kerja dianggap penting karena dengan kepuasan karyawan

dalam pekerjaannya dapat mengurangi tingkat absensi, tingkat labour

turn-over dan dapat meningkatkan produktivitas kerja (Luthans, 1995: 129). Penggu

naan

Pemeli haraan

Pengemb angan

Penari kan

Seleksi

(27)

Fungsi personalia mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung

pada kepuasan kerja karyawan. Seperti ditunjukkan pada gambar II.2., fungsi

personalia dapat membuat kontak langsung dengan para penyelia dan

karyawan dengan berbagai cara untuk mempengaruhi mereka. Di samping itu,

berbagai kebijaksanaan dan kegiatan personalia mempunyai dampak pada

iklim organisasi. Iklim organisasional ini memberikan suatu lingkungan kerja

yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi orang-orang dalam

organisasi; di mana hal itu selanjutnya akan mempengaruhi kepuasan kerja

karyawan. (T Hani Handoko, 2001:193-195)

Gambar II.2

Pengaruh Fungsi Personalia Pada Kepuasan Kerja

Fungsi Personalia

Kebijaksanaan dan Praktek Personalia Latihan dan Pengembangan Konseling dll

Iklim

Organisasional Kepuasan

Kerja

(28)

D. Faktor-faktor Kepuasan Kerja

Prestasi kerja yang baik mengakibatkan penghargaan yang lebih tinggi,

bila penghargaan itu dirasakan adil dan memadai, maka kepuasan kerja

karyawan akan meningkat karena mereka menerima penghargaan dalam

proporsi yang sesuai dengan prestasi kerja mereka. Di lain pihak, bila

penghargaan dipandang tidak memadai untuk suatu tingkat prestasi kerja maka

ketidakpuasan kerja akan terjadi.

Ada berbagai macam faktor yang menyebabkan kepuasan kerja dari

beberapa ahli, yaitu:

1. Menurut Blum (1956) faktor- faktor yang memberikan kepuasan kerja

adalah sebagai berikut :

a. Faktor individuil, meliputi umur, kesehatan, watak dan harapan.

b. Faktor sosial, meliputi pandangan masyarakat, hubungan

kekeluargaan, kesempatan berkreasi, kegiatan perserikatan pekerja,

kebebasan berpolitik dan hubungan masyarakat.

c. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan,

ketenteraman kerja, kondisi kerja dan kesempatan untuk maju.

2. Menurut Ghiselli dan Brown (1950) terdapat lima faktor yang dapat

menimbulkan kepuasan kerja,yaitu :

a. Posisi (kedudukan)

Manusia sering beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada

pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada mereka

(29)

b. Pangkat (golongan)

Umumnya pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan pangkat dan

golongan dapat memberikan kedudukan tertentu pada orang yang

melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit-banyak akan

dianggap sebagai kenaikan pangkat dan kebanggaan terhadap

kedudukan yang baru itu akan mengubah perilaku dan perasaannya.

c. Umur

Dinyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur

karyawan. Umur di antara 25 tahun – 34 tahun dan umur 40 tahun – 45

tahun adalah umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas

terhadap pekerjaannya. Semakin tua umur karyawan, mereka

cenderung lebih terpuaskan dengan pekerjaan-pekerjaan mereka

dikarenakan pengharapan yang lebih rendah dan penyesuaian lebih

baik terhadap situasi kerja karena mereka lebih berpengalaman.

d. Jaminan Finansial dan Jaminan Sosial

Jaminan finansial terkadang menjadi pemicu ketidakpuasan kerja

dalam organisasi disebabkan karyawan sering merasa kurang atas upah

yang telah mereka terima dibandingkan dengan prestasi kerja mereka

dalam organisasi. Sementara tekanan-tekanan dalam sistem upah

menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam kebijaksanaan

(30)

Jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan, karena

sering dipandang sebagai sistem imbalan yang komprehensif dan tidak

terbatas hanya pada gaji dan upah.

e. Kualitas Pengawasan

Hubungan antara karyawan dengan pimpinan penting artinya dalam

meningkatkan produktivitas kerja. Kepuasan karyawan ditingkatkan

melalui perhatian dan hubungan yang baik dari atasan dan bawahan,

sehingga karyawan merasa dirinya merupakan bagian yang penting

dari organisasi kerja.

3. Pendapat Gilmer (1996) tentang faktor yang mempengaruhi kepuasan

kerja sebagai berikut :

a. Kesempatan untuk maju

Ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan

peningkatan kemampuan selama kerja.

b. Keamanan kerja

Sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja. Keadaan yang aman

sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja.

c. Gaji

Gaji lebih sering menyebabkan ketidakpuasan karyawan dalam suatu

organisasi.

d. Perusahaan dan manajemen

Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu

(31)

e. Supervisi (pengawasan)

Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai ayah sekaligus atasannya.

Supervisi yang buruk berakibat tingkat absensi dan turn-over

karyawan.

f. Faktor intrinsik dari pekerjaan

Atribut yang ada dalam pekerjaan mensyaratkan keterampilan tertentu.

Sulit- mudahnya kebanggaan akan tugas akan meningkatkan atau

mengurangi kepuasan kerja karyawan.

g. Kondisi kerja

Kondisi kerja yang termasuk di sini adalah kondisi tempat kerja,

ventilasi, pencahayaan, kantin, dan tempat parkir.

h. Aspek sosial dalam pekerjaan

Aspek sosial dalam pekerjaan merupakan salah satu sikap yang sulit

digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang

kepuasan atau ketidakpuasan dalam kerja.

i. Komunikasi

Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan manajemen digunakan

sebagai alasan untuk menyukai jabatannya.

j. Fasilitas

Fasilitas cuti, rumah sakit, dana pensiun, atau perumahan merupakan

standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan

(32)

4. Luthans (dalam Umar, 1997 :36) menyatakan faktor- faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja adalah :

a. pembayaran, seperti gaji

b. pekerjaan itu sendiri

c. promosi pekerjaan

d. kepenyeliaan (supervise)

e. rekan sekerja

Dari berbagai pendapat diatas, maka dirangkumlah faktor- faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja, meliputi :

1) Faktor Kepuasan Fisik

Faktor kepuasan fisik adalah faktor yang berhubungan dengan

kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan. Faktor

lingkungan fisik meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja

dan istirahat, pelengkap kerja, keadaan ruangan atau suhu,

penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan

umur (As’ ad , 1999:115).

2) Faktor Kepuasan Finansial

Faktor kepuasan finansial adalah terpenuhinya keinginan karyawan

terhadap kebutuhan finansial, sehingga kepuasan kerja terhadap

karyawan dapat terpenuhi. Faktor kepuasan finansial meliputi

sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam- macam tunjangan

(33)

3) Faktor Kepuasan Sosial

Faktor kepuasan sosial adalah faktor yang berhubungan dengan

interaksi sosial baik antara sesama karyawan, karyawan dengan

atasan maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya (Drs.

Herdjrachman dan Suad Hasan, 1986: 194-195).

4) Faktor Kepuasan Psikologi

Faktor kepuasan psikologi adalah faktor yang berhubungan dengan

kejiwaan karyawan seperti minat, sikap terhadap kerja, bakat dan

keterampilan (As’ad, 1999: 115).

Dari berbagai definisi (pengertian) faktor tersebut diatas, maka diambil

kesimpulan bahwa faktor- faktor tersebut mempengaruhi kepuasan kerja

yang berperanan bagi perusahaan dalam memilih dan menetapkan

karyawan dalam pekerjaannya.

E. Teori -Teori Tentang Kepuasan Kerja

Menurut Wexly dan Yukl, 1973 (As’ad, 1999:104) mengemukakan teori- teori

tentang kepuasan kerja, ada tiga macam yang umum dikenal, yaitu :

1. Discrepancy Theory

Pertama kali dipelopori oleh Porter (1961). Porter mengukur kepuasan

kerja seseorang dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya

dengan kenyataan yang dirasakan. Kemudian Locke (1969)

(34)

should be (expectation, needs atau values) dengan apa yang menurut

perasaannya atau persepsinya telah diperoleh melalui pekerjaan.

2. Equity Theory

Perasaan equity dan inequity atas suatu keadaan diperoleh dengan cara

membandingkan dirinya dengan orang lain yang sederajad. Ada tiga

macam elemen dari teori ini, yaitu :

a. Input

Input adalah sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai

sumbangan terhadap pekerjaan, seperti pendidikan, pengalaman kerja,

keterampilan, dan jumlah jam kerja.

b. Outcomes

Outcomes adalah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan

karyawan sebagai hasil dari pekerjaannya, seperti upah, kompensasi

(pensiun, cuti, dan pemberhentian), aktualisasi diri dan perhatian.

c. Comparison Person

Comparison person adalah kepada orang lain dengan siapa karyawan

membandingkan input - outcomes yang dimiliknya. Bila

perbandingannya dirasakan cukup adil, maka dia akan puas, namun

bila perbandingannya tidak seimbang, tetapi menguntungkan, akan

menimbulkan adanya rasa puas atau mungkin tidak puas. Tetapi bila

perbandingannya tidak seimbang dan merugikan akan menimbulkan

(35)

3. Two Factor Theory (Frederich Herzberg)

Prinsip dari teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja

merupakan dua hal yang berbeda (Herzberg,1966). Artinya, kepuasan atau

ketidakpuasan terhadap pekerjaan bukan merupakan suatu variabel yang

kontinyu. Teori ini mengelompokkan pada satisfier (faktor- faktor yang

dibuktikan sebagai sumber kepuasan kerja) dan dissatisfier (faktor- faktor

yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan kerja).

F. Fungsi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja penting bagi aktualisasi diri seorang karyawan.

Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai

kematangan psikologis dan menyebabkan karyawan mempunyai semangat

kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, emosi yang tidak stabil, sering absen

dan menurunnya kinerja karyawan. Oleh karena itu, kepuasan kerja

mempunyai arti yang penting, baik bagi karyawan maupun perusahaan

terutama menciptakan keadaan positif dalam lingkungan kerja (Hani Handoko,

1987 : 145-146).

Ukuran organisasi cenderung mempunyai hubungan berlawanan

dengan kepuasan kerja. Semakin besar organisasi, kepuasan kerja cenderung

turun secara moderat kecuali manajemen mengambil berbagai tindakan

koreksi.

Istilah ukuran organisasi berkaitan dengan besarnya satuan

(36)

kerja, personalia mungkin akan menghadapi kesulitan lebih berat untuk

mempertahankan kepuasan kerja karyawan.

G. Pengertian Komitmen Organisasional

Di bawah ini beberapa pengertian (definisi) komitmen organisasional menurut

beberapa ahli, sebagai berikut :

1. Kreitner dan Kinicki (2005 : 274).

Komitmen organisasional mencerminkan bagaimana seorang individu

mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi dan terikat dengan

tujuan-tujuannya

2. Luthans (1995 : 76-78)

Komitmen organisasional adalah sikap yang menunjukkan “loyalitas”

karyawan dan merupakan proses berkelanjutan bagaimana seorang

anggota organisasi mengekspresikan perhatian mereka kepada kesuksesan

dan kebaikan organisasinya.

3. Minner (1998 : 157)

Sikap komitmen adalah kekuatan identifikasi individu dan keterlibatnnya

pada organisasi ya ng bersangkutan.

4. Ivancevich dan Mattenson ( 1999: 67)

Komitmen organisasional meliputi tiga sikap:

a. Rasa terhadap pengenalan tujuan organisasi,

b. Rasa keterlibatan dalam tugas-tugas organisasi, dan

(37)

5. Porter dan Smith (Porter and Steers, 1991 : 370)

Komitmen terhadap organisasi merupakan sifat hubungan seorang individu

dengan organisasi yang memungkinkan seseorang mempunyai keterikatan

yang tinggi. Keterikatan ini tercermin dari :

a. Keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi yang

bersangkutan

b. Kesediaan untuk sebaik mungkin demi kepentingan organisasi

tersebut, dan

c. Kepercayaan akan penerimaan yang kuat terhadap nilai- nilai dan

tujuan organisasi.

6. R.T. Mowday (1982)

Komitmen organisasional adalah seberapa jauh tingkat seseorang pekerja

mengidentifikasikan dirinya pada organisasi serta keterlibatannya di dalam

suatu organisasi. Komitmen organisasional ditunjukkan dalam sikap

penerimaan, keyakinan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan sebuah

organisasi, begitu juga adanya dorongan yang kuat untuk mempertahankan

keanggotaan dalam organisasi demi tercapainya tujuan organisasi.

7. Buchanan (Gary Dessler, 1992 : 319)

Komitmen mengandung tiga tindakan terpisah namun berkaitan, seperti :

a. Pengenalan terhadap misi organisasi

(38)

c. Rasa setia dan cinta terhadap organisasi sebagai tempat untuk hidup

dan bekerja serta sangat terpisah dengan misi atau nilai instrumental

terhadap diri sendiri.

8. Sters (dalam Gary Dessler, 1992 : 319-321)

Komitmen organisasional adalah kekuatan relatif dari suatu sifat seseorang

dengan keterlibatannya dalam organisasi tertentu, dimana hal tersebut

mempunyai tiga faktor, seperti :

a. Kepercayaan dan penerimaan terhadap nilai serta tujuan organisasi

b. Kesadaran dalam mengarahkan usahanya terhadap organisasi

c. Keinginan kuat untuk menjadi anggota organisasi.

H. Model Komponen Komitmen Organisasional

Menurut Allen dan Meyer (1990:3), komitmen organisasional tidak

merupakan satu kontruk. Komitmen organisasional dibagi tiga komponen,

yaitu:

1. Komitmen Afektif

Komitmen afektif merupakan kedekatan emosi karyawan dengan

organisasi, identifikasi mereka dengan organisasi dan keterlibatan mereka

dalam organisasi. Komitmen afektif dapat dipengaruhi oleh daya tarik

pekerjaan (job challenge), kejelasan peran (role clarity), kejelasan tujuan

(goal clarity),kesulitan tujuan (goal difficulty), penerimaan terhadap

gagasan karyawan (management receptiveness), ikatan antar karyawan

(39)

perlakuan adil (equity), perasaan dipentingkan (personal importance),

umpan balik (feed-back), tingkat partisipasi (participation). Sehingga dari

berbagai anteseden di atas dapat memunculkan pernyataan “saya tinggal

karena saya menginginkannya” (lihat tabel II.1).

2. Komitmen Kontinuans

Komitmen kontinuans merupakan komitmen yang didasarkan pada

konsekuesi (harga yang harus dibayar) bila mereka meninggalkan

organisasi. Komitmen kontinuans dipengaruhi oleh transfer keterampilan

dari organisasi (skills), pendidikan formal (education), kesempatan

berpindah ke tempat lain jika keluar dari organisasi yang bersangkutan

(realocate), perasaan seberapa besar mereka telah berinvestasi pada

organisasi yang bersangkutan (self-investment), pensiun (pension), berapa

lama seseorang menginvestasikan dirinya pada komunitas organisasi

tersebut (community), dan kesempatan mendapatkan organisasi lain yang

lebih baik (alternatives). Sedangkan untuk beberapa anteseden di atas

yang mempengaruhi komitmen kontinuans menimbulkan sebuah

pernyataan “saya tinggal karena saya membutuhkannya”(lihat tabel II.1).

3. Komitmen Normatif

Komitmen normatif mengacu pada keharusan pegawai untuk tetap berada

dalam organisasi yang bersangkutan. Hal yang harus dipentingkan untuk

mempertinggi komitmen normatif adalah proses sosialisasi yang

terus-menerus, salah satunya bagaimana nilai- nilai dan tujuan organisasi

(40)

dan partisipasi karyawan akan memudahkan proses internalisasi nilai- nilai

dari organisasi kepada karyawannya, sehingga memunculkan pernyataan “

(41)

Tabel II.1: Sifat Hubungan Karyawan-Organisasi Berdasarkan Tiga Komponen Komitmen Organisasional

(Dongoran,2001;Konovky & Pugh,1994; Deckop, Mangel, & Cirka, 1999)

Komitmen dipandang sebagai suatu keadaan dimana seseorang

mengidentifikasi diri dengan organisasinya dan berusaha mencapai tujuan

organisasi. Jadi komitmen organisasi mengandung unsur :

a. Keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi

Afektif Kontinuans Normatif

Berbicara mengenai 1.Rasa bahagia untuk tetap tinggal 2.Kebahagiaan mjd organisasi 3.Ikatan emosional 4. Rasa memiliki

1. Untung dan rugi jika keluar/ tetap tinggal

2. Kesempatan mjd lebih baik

3. Kebutuhan / kepentingan

1.Loyalitas

kepada sebuah organisasi 2.Tindakan etis

atau tidak etis

Pengungkapan verbal

“Saya

menginginkan tinggal dalam organisasi ini “ (I want to….)

“Saya tinggal karena ada kesamaan nilai-nilai dan tujuan antara saya dan organisasi” tinggal karena keinginan sendiri “Saya membutuhkan tinggal dalam organisasi ini” (I need to….)

“Saya mau tetap tinggal, karena lebih

menguntungkan saya dan saya membutuhkannya”

tinggal karena “terpaksa” atau tidak ada pilihan lain

“Saya seharusnya tinggal dalam organisasi ini” (I ought to ….)

“ Saya mau tetap tinggal karena saya meyakini hal ini adalah benar”

tinggal karena keinginan sendiri

(42)

b. Kemauan untuk melakukan usaha dengan sungguh-sungguh demi

organisasi

c. Suatu kepercayaan dan penerimaan atas tujuan dan nilai- nilai

organisasi

Dalam penelitiannya, Steers (Dessler, 1992 :320) menemukan enam

variabel yang berhubungan secara signifikan terhadap komitmen

organisasi, yaitu :

1) Kebutuhan untuk berprestasi

2) Perilaku kelompok kerja terhadap organisasi

3) Tingkat pendidikan

4) Kepercayaan terhadap organisasi

5) Karyawan yang merasa mempunyai kepentingan pribadi terhadap

organisasi

6) Tugas yang menantang bagi karyawan.

Dari keenam variabel yang disebutkan di atas, variabel kebutuhan dan

(43)

Gambar II.3.

A Job Performance Motivation System

Dalam A Job Performance Motivation System (Kreitner and Kinicky,

1991 : 162-164) menyimpulkan bahwa ada empat tipe dalam afeksi karyawan

dan kinerjanya yaitu perbedaan individu dan kebutuhan, pengawasan dan

pelatihan, pencapaian tujuan, karakteristik kerja. Disini dapat juga dilihat

adanya hubungan antara upaya karyawan dan kinerja yang dipengaruhi oleh

lingkungan kerja dan hambatan- hambatan dari luar.

Kinerja yang baik dapat dijadikan sebagai umpan balik yang

ditingkatkan melalui pelatihan dan pendidikan yang diterima karyawan yang Inputs

♣Individual differences and needs

♣Supervisory support and coaching

♣Performance goals

♣Job characteristics

Effort Performance Feedback

Job Satisfaction Work Environment

and External Constraints

Consequences

(44)

kemudian dapat meningkatkan kualitas karyawan sehingga kinerjanya

semakin baik, maka konsekuensinya perusahaan akan memberikan balasan

yang cukup, perhatian atau pujian sehingga terciptalah kepuasan kerja dan

akhirnya pencapaian tujuan komitmen organisasi terwujud.

I. Teori Organisasi

Ada bermacam- macam jenis organisasi yang berperanan dalam

kehidupan masyarakat secara tertib. Dengan banyaknya kebutuhan yang

mendasari yang semakin lama di luar batas kemampuan manusia, sehingga

manusia modern berubah menjadi manusia organisasional. Untuk menjadikan

organisasi yang semakin kompleks itu dapat dipahami, berkembanglah teori

organisasi, (Siagian, 1982:90-992) yang didasari oleh empat hal yaitu :

1. Tugas yang harus dilaksanakan,

2. Para aktor yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya,

3. Teknologi yang dapat dan perlu dimanfaatkan,

4. Struktur organisasi sebagai wadah ketiga hal tersebut di atas.

Teori organisasi yang dimaksud dalam dunia modern adalah organisasi

sebagai sistem yang rasional, mengajarkan bahwa seirama dengan rasionalitas

manusia yang membentuk berbagai jenis organisasi dalam rangka pemuasan

kebutuhannya yang semakin kompleks, organisasi merupakan suatu sistem

yang rasional pula. Rasional dalam arti bahwa ada dasar-dasar pemikiran yang

ilmiah yang dijadikan landasan dan pertimbangan dalam membentuk

(45)

Rasionalitas yang biasanya dipergunakan dalam menciptakan dan

menjalankan roda organisasi adalah :

a. Efektifitas

Alasan utama mengapa efektifitas menjadi salah satu dasar pembentukan

dan penyelenggaraan organisasi adalah oleh karena eksistensi dan

pertumbuhan organisasi lebih terjamin apabila organisasi yang

bersangkutan dapat mengemban misi dan melaksanakan tugasnya dengan

tingkat ketangguhan yang tinggi.

b. Efisiensi

Dasar pemikiran utama untuk mendorong peningkatan efisiensi secara

terus- menerus adalah suasana kelangkaan yang dihadapi oleh setiap

organisasi dalam semua segi sumber daya dan dana.

c. Produktivitas

Peningkatan efisiensi sangat erat kaitannya dengan peningkatan

produktivitas kerja.

d. Rasionalitas

Rasionalitas ditujukan guna :

1) Penentuan tujuan yang hendak dicapai

2) Penentuan strategi organisasi

3) Proses perencanaan sesuai dengan skala prioritas

4) Penyusunan program kerja

5) Penyusunan organisasi

(46)

7) Teknik dan tata cara melakukan pengawasan dan penilaian dalam

organisasi.

e. Departementalisasi

Berfungsi sebagai wadah perkembangan teknologi dan pembagian tugas

(spesialisasi) satuan-satuan kerja dala m organisasi.

f. Fungsionalisasi

Fungsionalisasi adalah suatu satuan kerja yang paling bertanggung jawab

atas terlaksananya kegiatan dan terpecahkannya suatu masalah yang

dihadapi oleh organisasi.

g. Spesialisasi

Spesialisasi adalah pembagian kerja secara menyeluruh dalam suatu

organisasi sehingga setiap departemen menjalankan fungsi dan tugasnya

masing- masing secara bertanggungjawab.

h. Hirarki wewenang

Dalam menjalankan tugas sangat penting menekankan keseimbangan

antara wewenang dan tanggung jawab. Apabila wewenang lebih besar dari

tanggung jawab kecenderungan seseorang bertindak otoriter menjadi

semakin besar. Sehingga akan merugikan orang lain dan organisasi.

i. Pembagian tugas

Pembagian tugas dalam suatu organisasi didasarkan pada prinsip

pemerataan.

(47)

k. Tata cara dan hubungan kerja

Mempunyai cakupan sebagai berikut:

1) Pengaturan tentang jam kerja

2) Tata krama berhubungan erat dengan rekan setingkat, dengan para

bawahan dan atasan

3) Tata kesopanan dalam menghadapi pihak luar yang berhubungan

dengan organisasi

4) Disiplin kerja

5) Tata cara pelaporan, termasuk gaya bahasa yang dipergunakan

l. Koordinasi

Dalam kehidupan organisasional, diperlukan koordinasi demi pencapaian

tujuan dan demi terselenggaranya kegiatan-kegiatan operasional dengan

berdaya guna dan berhasil guna.

J. Tujuan Organisasi dan Manajemen Personalia

Tujuan organisasi yang “profit-motive” adalah mencari keuntungan

dan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka

panjang. (Heidjrachman, 1983 : 1-3) Untuk memperoleh laba, organisasi

melakukan kegiatan-kegiatan dengan mempergunakan faktor produksi alam

(sumber daya alam), tenaga kerja (sumber daya manusia), modal, skill dan

teknologi.

Dari sekian faktor di atas, faktor sumber daya manusia dan skill-nya

(48)

pada faktor tersebut. Hal inilah yang menjadi penyebab fungsi manajemen

personalia menjadi semakin maju di antara fungsi- fungsi perusahaan lainnya.

Tujuan manajemen personalia adalah mendayagunakan tenaga kerja

dan skill yang dimiliki organisasi agar berhasil guna seoptimal mungkin.

Kegiatan manajemen personalia berbeda-beda bagi setiap organisasi,

sebab kegiatan tersebut selalu menyesuaikan diri dengan kebutuhan

organisasi. Kegiatan pokok manajemen personalia adalah :

1. Perencanaan perusahaan

Mengevaluasi agar semua kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan

dan rencana perusahaan.

2. Menyusun struktur organisasi

Mengevaluasi tingkat efisiensi struktur manajemen yang ada, menata

wewenang dan tanggung jawab masing- masing tenaga kerja yang ada

dalam organisasi, menata organisasi kerja, menetapkan jam kerja, giliran

kerja (shift), pengembangan jabatan

3. Perencanaan tenaga kerja

Menyelenggarakan administrasi untuk penarikan tenaga kerja dan seleksi

4. Pengembangan tenaga kerja

Menyusun program pengembangan individu, menyelenggarakan kursus

organisasi intern dan ekstern

5. Balas jasa

Menyusun dan mengerjakan kegiatan pengembangan struktur upah, gaji

(49)

6. Hubungan dan jasa buruh-buruh

Pengenalan dengan serikat buruh, berkonsultasi, membuat studi

perbandingan tentang prosedur, memperhatikan kondisi kerja baik tempat

kerja maupun situasi kerja karyawan sehingga kepuasan kerja akan

terpenuhi dan mereka dapat berkomitmen lebih baik lagi dalam organisasi.

K. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi

Seorang karyawan yang mempunyai kepuasan kerja akan

menunjukkan sikap positif dan menyenangkan terhadap pekerjaannya. Sikap

positif itu dapat berupa kesediaan untuk tetap tinggal di perusahaan tersebut,

karena hanya karyawan yang tidak mempunyai kepuasan kerja saja yang akan

meninggalkan perusahaan dan mencari perusahaan lain yang dapat memenuhi

kebutuhannya dalam bekerja sampai ia merasa puas. Selain itu, positif

terhadap pekerjaan juga dapat berupa kesediaan untuk menerima nilai- nilai

yang dianut perusahaan tempat ia bekerja, dimana nilai- nilai yang dianut oleh

perusahaan merupakan aspek yang terdapat dalam sebuah perusahaan yang

berkaitan dengan pekerjaan. Kesediaan untuk berusaha bagi kepentingan

perusahaan juga merupakan sikap positif dan menyenangkan terhadap

pekerjaan yang ditunjukkan oleh karyawan yang mempunyai kepuasan kerja,

karena ketika seorang karyawan melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya

berarti ia telah berusaha untuk kepentingan karyawan.

Kesediaan untuk tetap tinggal di perusahaan, kesediaan untuk

(50)

berusaha bagi kepentingan perusahaan menunjukkan adanya komitmen

karyawan terhadap perusahaan. Dengan demikian, terdapat hubungan antara

kepuasan kerja dengan komitmen terhadap perusahaan. Hal ini sejalan dengan

pendapat Staw (1991:310) yang mengatakan bahwa kepuasan kerja lebih

banyak diikuti oleh komitmen daripada sebaliknya. Menurut Kreitner dan

Kinicki (1991:190) berpendapat bahwa komitmen merupakan salah satu

konsekuensi dari kepuasan kerja.

Penelitian Steers juga menunjukkan adanya hubungan antara kepuasan

kerja dengan komitmen organisasional. Penelitian Steers (Dessler, 1992:320)

menemukan adanya ena m variabel yang berhubungan secara signifikan

terhadap komitmen organisasi, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, perilaku

kelompok kerja terhadap organisasi, tingkat pendidikan, kepercayaan terhadap

organisasi, dalam hal ini sejauh mana organisasi dapat menumbuhkan

komitmen pada karyawan, karyawan yang merasa mempunyai kepentingan

pribadi terhadap organisasi, dan tugas yang menantang bagi karyawan. Dari

keenam variabel yang disebutkan di atas, variabel kebutuhan dan tugas yang

menantang bagi karyawan merupakan kepuasan kerja.

Selain itu, penelitian Buchanan (Dessler, 1992:319) diketahui bahwa

pengalaman kerja yang dirasakan oleh karyawan mempunyai efek yang

penting terhadap komitmen. Pengalaman disini berarti bahwa pengalaman

yang dihargai dan diperlakukan sebagai anggota organisasi yang produktif,

mempunyai kelompok kerja yang akrab dan bersatu, dan sejauh mana

(51)

Sehingga dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja mempunyai

efek yang penting terhadap komitmen.

L. Kerangka Berpikir Teoritis

Peneliti ingin mengetahui apakah kepuasan kerja dapat menimbulkan

hubungan positif atau negatif terhadap komitmen organisasional. Hubungan

positif terjadi apabila meningkat atau menurunnya kepuasan kerja selalu

diikuti dengan meningkat atau menurunnya komitmen organisasional.

Hubungan negatif terjadi apabila nilai kepuasan kerja yang tinggi selalu

disertai oleh komitmen organisasional yang nilainya rendah, dan sebaliknya

jika kepuasan kerja ya ng rendah selalu diikuti oleh komitmen organisasional

yang tinggi.

Gambar II. 4. Kerangka Berpikir Teoritis Kepuasan Kerja terhadap

Komitmen Organisasional

M.Hipotesis

Hipotesis adalah suatu kesimpulan sementara yang masih harus diuji lagi

kebenarannya. (Umar, 1997: 165). Dalam penelitian ini, hipotesis yang dapat

dirumuskan adala h adanya hubungan positif antara kepuasan kerja dengan

komitmen organisasional.

Kepuasan Kerja

X

F.K.Fisik (X1) F.K. Finansial (X2) F.K.Sosial (X3) F.K.Psikologi (X4)

Komitmen Organisasional

Y

(52)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan studi kasus, yaitu penelitian yang memusatkan

pada suatu objek tertentu secara langsung pada sebuah perusahaan, sehingga

dibuat berdasarkan objek yang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk

mengumpulkan informasi dan data yang diperoleh dalam menganalisis tentang

hubungan kepuasan kerja dengan komitmen organisasional dalam suatu

perusahaan.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian : bulan September 2007

2. Lokasi penelitian : Toko Merah

Jl. Affandi / Mrican No.1 Yogyakarta.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah karyawan Toko Merah Yogyakarta, yang

memberikan informasi dalam penelitian ini.

2. Objek Penelitian

(53)

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Toko Merah, dan

penulis mengambil sampel sebanyak 50 karyawan saja.

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Kepuasan kerja karyawan

Kepuasan kerja adalah suatu efektivitas / respons emosional terhadap

berbagai aspek pekerjaan ( Kreitner dan Kinicki, 2005:271).

Kepuasan kerja mempunyai empat faktor yaitu kepuasan fisik,

kepuasan finansial, kepuasan sosial, dan kepuasan psikologi.

1) Kepuasan Fisik

Faktor kepuasan fisik adalah faktor yang berhubungan dengan

kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan. Faktor

lingkungan fisik meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja

dan istirahat, pelengkap kerja, keadaan ruangan atau suhu,

penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan

umur (As’ ad , 1999:115).

2) Kepuasan Finansial

Faktor kepua san finansial adalah terpenuhinya keinginan karyawan

terhadap kebutuhan finansial, sehingga kepuasan kerja terhadap

(54)

sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam- macam tunjangan

finansial yang diberikan serta promosi (As’ ad , 1999: 116).

3) Kepuasan Sosial

Faktor kepuasan sosial adalah faktor yang berhubungan dengan

interaksi sosial baik antara sesama karyawan, karyawan dengan

atasan maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya (Drs.

Herdjrachman dan Suad Hasan, 1986: 194-195).

4) Kepuasan Psikologis

Faktor kepuasan psikologi adalah faktor yang berhubungan dengan

kejiwaan karyawan seperti minat, sikap terhadap kerja, bakat dan

keterampilan (As’ad, 1999: 115).

b. Komitmen Organisasional

Komitmen organisasional adalah sikap yang menunjukkan “loyalitas”

karyawan dan merupakan proses berkelanjutan bagaimana seorang

anggota organisasi mengekspresikan perhatian mereka kepada

kesuksesan dan kebaikan organisasinya (Luthans, 1999: 76).

Komitmen organisasional mempunyai tiga komponen yaitu komitmen

afektif, komitmen kontinuans dan komitmen normatif.

2. Pengukuran Variabel

Untuk kepuasan kerja dan komitmen organisasional, pengukuran variabel

dengan menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2001 : 86-89), dengan cara

(55)

Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5

Setuju (S) diberi nilai 4

Ragu-ragu (R) diberi nilai 3

Kurang Setuju (KS) diberi nilai 2

Tidak Setuju (TS) diberi nilai 1

Semakin tinggi nilai kuesioner, berarti semakin positif jawaban yang

diterima, sedangkan semakin rendah nilai kuesioner, maka jawaban yang

diterima akan semakin negatif.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam kriteria atau

operasi yang dapat diuji secara khusus (Cooper, 1996: 37).

1. Kepuasan kerja adalah suatu perasaan lega dan respons emosional dalam

diri setiap individu yang telah melakukan berbagai aktivitas pekerjaan

dinilai dalam berbagai faktor seperti fisik, finansial, sosial dan psikologi.

2. Faktor kepuasan fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi

fisik lingkungan kerja

3. Faktor kepuasan finansial adalah faktor kebutuhan finansial atau sistem

gaji dan tunjangan.

4. Faktor kepuasan sosial adalah faktor yang berhubungan dengan interaksi

sesama individu dalam suatu organisasi.

5. Faktor kepuasan psikologi adalah faktor yang berhubungan dengan

(56)

6. Komitmen organisasional merupakan bentuk sifat pemersatu suatu hal

yang ingin dicapai dalam organisasi yang ada di dalam organisasi

(internal) seperti visi, misi., dan tujuan.

7. Komitmen karyawan adalah tingkat identifikasi karyawan dalam

organisasi.

8. Komitmen afektif merupakan sikap yang dipengaruhi oleh ikatan

emosional dan rasa bahagia menjadi anggota organisasi.

9. Komitmen kontinuans merupakan sikap yang dipengaruhi oleh

kepentingan dalam diri masing- masing individu dan lebih bersifat

sementara dan terpaksa menjadi bagian dalam organisasi.

10.Komitmen normatif merupakan sikap yang dipengaruhi loyalitas kepada

sebuah organisasi.

G. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari karyawan

perusahaan dengan melakukan wawancara langsung.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data mengenai objek penelitian, khususnya tentang

(57)

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada tiga macam yaitu :

1. Teknik Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

pengamatan secara langsung pada objek penelitian.

2. Teknik Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan melakukan kegiatan

tanya-jawab dengan pihak perusahaan untuk mengumpulkan informasi.

3. Teknik Kuesioner

Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara membuat daftar

pertanyaan yang kemudian dibagikan kepada para responden untuk diisi.

Kuesioner penulis melingkupi dua bagian, yaitu:

a. Bagian I : berisi tentang identitas responden yang diteliti dan petunjuk

pengisian kuesioner

b. Bagian II : berisi tentang daftar pertanyaan berkaitan dengan variabel

penelitian, dalam hal ini adalah variabel kepuasan kerja

(fisik, finansial, sosial, dan psikologi), dan variabel

komitmen organisasional (afektif, kontinuans, normatif).

Teknik kuesioner menggunakan skala Likert, dengan cara pengukuran

(Sugiyono, 2001: 86-89):

Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5

Setuju (S) diberi nilai 4

(58)

Kurang Setuju (KS) diberi nilai 2

Tidak Setuju (TS) diberi nilai 1

Semakin tinggi nilai kuesioner, berarti semakin positif jawaban yang

diterima, sedangkan semakin rendah nilai kuesioner, maka jawaban yang

diterima akan semakin negatif.

I. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen menggunakan dua pengujian , meliputi :

1. Uji Validitas

Uji validitas biasanya digunakan untuk pengujian kuesioner sehingga

dapat dinilai valid tidaknya kuesioner tersebut. Validitas dapat pula

dijelaskan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 1989:136), dengan

rumus sebagai berikut :

(

) (

)( )

{

2

(

)

2

}

{

2

( )

2

}

Y Y n X X n Y X XY n r ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

di mana :

n= banyaknya responden

X= nilai dari variabel

Y= nilai dari total variabel

(59)

Kesimpulan :

a. jika rhitung > rtabel, maka pengukuran adalah valid.

b. Jika rhitung < rtabel, maka pengukuran tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajad ketepatan, ketelitian atau akurasi yang

ditunj ukkan oleh instrumen pengukuran.

Untuk pengukuran uji reliabilitas digunakan rumus koefisien alpha (α)

dari Cronbach sebagai berikut (Husein Umar, 2002):

        −       −

=

2

2 23 1 1 t b k k r σ σ Keterangan: 23

r = reliabilitas responden

k = jumlah butir pertanyaan

2 t

σ = varian total

2

b

σ = jumlah varian butir

Sebelum dimasukkan ke dalam rumus koefisien Alpha Cronbach, jumlah

varian butir dicari terlebih dahulu dengan menentukan nilai varian tiap

butir. Rumus dari varian butir sebagai berikut:

(60)

Keterangan:

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih (total dari tiap butir pertanyaan)

Kesimpulan :

a) Jika r hitung > r tabel maka instrumen tersebut reliabel.

b) Jika r hitung < r tabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.

J. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui ada-tidaknya hubungan antara kepuasan kerja dengan

komitmen oganisasional, penulis menggunakan analisis korelasi Product

Moment dengan rumus:

{

2 2

}{

2 2

}

) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n r ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

di mana :

r= koefisien korelasi untuk kepuasan kerja dengan komitmen organisasional

X= hasil scoring (nilai) kepuasan kerja

Y= hasil scoring (nilai) komitmen organisasional

n= jumlah sampel.

Nilai koefisien korelasi berkisar antara –1 sampai +1 yang kriterianya sebagai

berikut :

1. Jika nilai r > 0, maka terjadi hubungan yang linear positif

Semakin besar nilai x semakin besar pula nilai y atau semakin kecil nilai x

(61)

2. Jika nilai r < 0, maka terjadi hubungan yang linearnya negatif.

Semakin kecil nilai x semakin besar nilai y atau semakin besar nilai x

maka semakin kecil nilai y.

3. Jika nilai r = 0, maka tidak ada hubungan sama sekali antara variabel x dan

y.

4. Jika nilai r = -1 atau r = 1, maka terjadi hubungan linear sempurna.

K. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dapat diterima atau ditolak, maka diadakanlah uji

signifikansi a = 0.05 dengan rumus :

(

)

(

2

)

1 2

r n r t

− − =

di mana :

t= harga tes yang dicari

r= koefisien korelasi antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasional

n= jumlah sampel

Dengan kriteria sebagai berikut :

a. H0 ditolak Haditerima jika thitung > ttabel

b. H0 diterima Ha ditolak jika thitung < ttabel

(62)

45

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Penulis mengambil tempat penelitian di Toko Merah Yogyakarta

dikarenakan letaknya yang strategis di dekat kampus Universitas Sanata

Dharma dan kebetulan peneliti tertarik dengan keramahan dan pelayanan

karyawannya sewaktu berbelanja di sana sehingga merasa ingin lebih

mengenal tempat tersebut sekaligus melakukan penelitian.

Toko Merah didirikan oleh Ibu Hj. Sri Sunarti Rusdi di Jalan Gejayan /

Mrican No.1 Yogyakarta, yang sekarang dinamakan jalan Affandi atas modal

sendiri dan mulai beroperasi pada tanggal 4 Agustus 1996. Ibu Rusdi tertarik

berjualan alat tulis dan kantor serta kebutuhan sehari-hari karena terinspirasi

oleh keinginan bekerja sekaligus mendapat tambahan uang belanja atau

penghasilan.

Sejarah Toko Merah sendiri dimulai sekitar tahun 1975 saat Bapak

Rusdi masih bekerja sebagai karyawan di Hotel Ambarukmo. Setiap bulan

beliau menyisihkan sedikit gajinya sebagai modal berjualan kelontong. Setiap

sore beliau dibantu istrinya berjualan kelontong di sepanjang Jalan Colombo

(dulu Samirono) dengan menggunakan gerobak yang berwarna merah. Nama

Toko Merah beliau peroleh dari konsumen yang kebanyakan warga sekitar

dan mahasiswa yang menyebut gerobak merahnya. Hingga akhirnya beliau

(63)

membuka toko kelontong dan sebagian besar menjual sembako. Lama-

kelamaan beliau mengembangkan usahanya untuk berjualan kebutuhan

sehari-hari dan alat tulis dan kantor. Yang akhirnya berkembang hingga kini dan

setelah beliau meninggal, usahanya dilanjutkan oleh istri dan anak- anaknya.

Beliau memang lebih menitikberatkan pada kebutuhan alat tulis dan

kantor serta kebutuhan sehari- hari dikarenakan lokasi usahanya di jalan

Gejayan yang strategis di dekat pusat pertokoan, sekolah dan universitas dan

agar sesuai dengan visi dan misinya.

Saat ini Toko Merah mempunyai tiga cabang yang dikelola keluarga

sendiri, yaitu :

1. Toko Merah Cabang Jalan Kaliurang yang berdiri 15 Juni 2000 dan

dikelola oleh putra pertama Ibu Rusdi yaitu Bapak H. Eksa Adhaparda.

2. Toko Merah Cabang Condong Catur yang berdiri 27 September 2004 dan

dikelola oleh Ibu Rusdi sendiri selain Jalan Affandi.

3. Toko Merah Cabang Besi yang berdiri 15 Oktober 2004 dan dikelola oleh

Bapak H. Eksa Adhaparda. Sehingga pada tahun 2004, Ibu Rusdi

membuka dua cabang Toko Merah secara bersamaan. Yang masing –

masing telah mempunyai bagian Administrasi dan Personalianya sendiri.

Toko Merah mempunyai moto 3M yaitu MERAH, MURAH,

MERIAH. Yang sekaligus mencerminkan harga dan pelayanan karyawannya

kepada konsumen. Toko Merah mampu bertahan dan berkembang hingga kini

semata- mata karena dukungan dan pelayanan para karyawannya yang ramah

(64)

menghargai para karyawannya, yang dirasakan telah seperti anggota keluarga

yang dapat dilihat dari fasilitas- fasilitas yang diberikan Toko Merah kepada

karyawannya. Staff Toko Merah juga melatih karyawan baru dengan disiplin,

contoh pelatihan karyawan dengan pengenalan toko, visi, misi, tujuan, dan

semua dilakukan dengan rasa kekeluargaan, sehingga karyawan merasa betah

dan dianggap sama.

B. Lokasi Perusahaan

Penentuan lokasi toko Merah sangat strategis, karena dekat dengan

universitas, sekolah, pusat perbelanjaan dan perkantoran. Sehingga

memudahkan konsumen yang akan berkunjung dan berbelanja di toko Merah.

Konsumen toko Merah kebanyakan para pelajar dan mahasiswa yang berada

di sekitar toko, yang sudah membuktikan harga terjangkau dari semua barang

yang dijual di toko Merah. Semua cabang toko Merah memiliki lokasi yang

strategis, tetapi karena munculnya lebih dahulu Toko Merah pelopor (Jl.

Gejayan/Mrican - sekarang Jl. Affandi), maka seringkali konsumen hanya

tahu (lebih terkenal) Toko Merah Jalan Gejayan- Affandi.

C. Visi , Misi dan Tujuan

Visi : Ingin mengembangkan sebuah toko yang mudah dikenal masyarakat,

baik dalam segi nama maupun lokasi.

Misi : Ingin membantu mahasiswa dalam pelayanan kebutuhan sehari-hari

(65)

Tujuan : Ingin membantu mahasiswa dalam pelayanan kebutuhan sehari-hari

dengan harga murah dan mendapatkan laba sehingga kelangsungan

Toko Merah dapat bertahan.

D. Sumber Daya Manusia / Personalia

Sumber daya manusia atau personalia merupakan faktor yang sangat

menentukan seluruh jalannya kegiatan operasional perusahaan dari

perencanaan sampai realisasinya. Maju- mundurnya perusahaan sangat

dipengaruhi oleh kualitas dari tenaga kerja itu sendiri.

Manajemen personalia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas

sumberdaya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah untuk memberikan

kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini,

diperlukan pengembangan, penggunaan, evaluasi dan pemeliharaan karyawan

dalam jumlah (kuantitas), dan tipe (kualitas) yang tepat.

Kegiatan-kegiatan manajemen personalia adalah tindakan-tindakan

yang diambil untuk memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif.

Efektivitas manajemen personalia berkaitan dengan organisas

Gambar

Tabel V.3. Tabel Reliabilitas Berdasar Nilai Alpha ............................................
Gambar II.2. Pengaruh Fungsi Personalia Pada Kepuasan Kerja ................... 10
Gambar II.1.
Gambar II.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

berdasarkan konsep iman sebagai pondasi dan amal shalih sebagai bentuk yang terbangun di atasnya, dengan memberi prioritas penekanan pada etos kerja beserta

Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kadar KIM-1 urin dan korelasi kadar KIM-1 dengan albuminuria pada pasien DM Non Nefropati, Insipien Nefropati dan

Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS Siswa Sekolah Dasar dengan.. Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik

Adapun identifikasi masalah tersebut antara lain : Apakah strategi pembelajaran yang digunakan guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia selama ini dalam pembelajaran

Video pembelajaran yang dikembangkan pada materi pokok larutan penyangga diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep materi kimia dari segi

Dalam pelaksanaan geladi ini, dapat memberikan nilai tambahan bagi mahasiswa Universitas Telkom untuk mengenali lingkungan dan suasana kerja. 4.1.2

Tampilan Bangunan pada Rumah Sakit Khusus Hewan Kuda yang mengusung konsep “Gagah” merepresentasikan karakteristik dari hewan kuda yaitu kuat, seperti diterapkan pada

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tahapan demi tahapan