• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAS YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

Dalam dokumen Brought to you by Global Reports (Halaman 38-46)

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Rekening Rupiah

Bank

PT Bank Permata Tbk 92.937.314 93.249.314

PT ANZ Panin Bank 61.298.214 61.298.214

Sub-jumlah 154.235.528 154.547.528

Deposito berjangka

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 719.166.600 5.533.310.000

PT Jayabank International 190.038.365 190.038.365

PT Bank Tabungan Negara (Persero) – 1.551.179.345

PT Bank Internasional Indonesia Tbk – 212.169.045

Rp Rp Rekening Dolar AS

Bank

PT Bank Indonesia Raya 2.148.940.221 2.269.524.582

PT ANZ Panin Bank 1.226.277.654 5.799.970.096

PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia 428.440.823 452.007.026

Sub-jumlah 3.803.658.698 8.521.501.704

Deposito berjangka

PT ANZ Panin Bank 375.943.687 –

Sub-jumlah rekening Dolar AS 4.179.602.385 8.521.501.704

Jumlah 5.243.042.878 16.162.745.987

Akun ini merupakan rekening bank dan deposito berjangka yang ditempatkan pada bank-bank tertentu yang ditahan atau dijaminkan terhadap pinjaman yang diperoleh Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Kas tersebut di atas dibatasi penggunaannya sehubungan dengan :

a. Pinjaman bank sebesar AS$ 493.751 dan Rp 251.336.579 pada tahun 2003 (2002 : AS$ 953.188 dan Rp 251.336.579).

b. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar Rp 812.103.914 pada tahun 2003 (2002 : Rp 7.389.907.704).

Tingkat suku bunga per tahun rekening-rekening di atas adalah sebagai berikut:

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Rekening giro Dolar AS 0,2% – 0,375% 0,2% – 0,375% Rekening deposito berjangka Dolar AS 0,375% – 3% –

Rekening giro Rupiah 0% 4%

11. PINJAMAN

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Hutang Rupiah 259.128.103.292 252.758.533.742

Hutang Dolar Amerika Serikat AS$ 14.163.752 pada tahun

2003 dan AS$ 22.318.087 pada tahun 2002 119.896.159.410 199.523.687.320

Jumlah 379.024.262.702 452.282.221.062

Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 12.956.405.165 200.865.819.687 Bagian jangka panjang 366.067.857.537 251.416.401.375 Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002

Pada pertengahan tahun 2002, Badan Penyehatan Perbankan Indonesia salah satu dari kreditur utama Perusahaan dan Anak Perusahaan, menjual tagihan pinjaman kepada pihak-pihak lain. Pada tanggal 11 Juni 2002, Good Precise Finance Limited, salah satu kreditur baru, mengajukan gugatan pailit terhadap Perusahaan dan beberapa Anak Perusahaan pada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Menanggapi hal tersebut, pada tanggal 18 Juni 2002, Perusahaan memohon kepada Pengadilan Niaga untuk menyetujui penundaan kewajiban pembayaran hutang kepada para kreditur untuk memampukan Perusahaan dalam mematuhi dan mengajukan rencana restrukturisasi hutang (Rencana Perdamaian) kepada para kreditur.

Berdasarkan Surat Keputusan No.02/PKPU/2002/PN.NIAGA.JKT.PST., Jo.No.12/PAILIT/2002/ P.N. Niaga.Jkt.Pst. tanggal 24 Juni 2002, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat menyetujui penundaan kewajiban pembayaran hutang dalam waktu empat puluh lima (45) hari sejak tanggal 24 Juni 2002 sampai dengan tanggal 8 Agustus 2002. Pada tanggal 2 Agustus 2002, Perusahaan mengajukan kepada para kreditur rencana perdamaian untuk merestruktur jumlah saldo hutang pinjaman pada tanggal 24 Juni 2002, dan telah disetujui oleh mayoritas kreditur pada tanggal 6 Agustus 2002. Enam kreditur dari Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan jumlah tagih an pinjaman sebesar AS$ 26.499.419,94 (pokok ditambah bunga) pada tanggal 24 Juni 2002 tidak mengikuti restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002.

Pada tanggal 10 Oktober 2002, Kepinvest Holdings Limited, salah satu kreditur yang tidak mengikuti restrukturisasi hutang di tahun 2002, menjual piutangnya sejumlah AS$ 6.073.193,20 kepada PT Paramitra Alfa Sekuritas (PAS), kreditur lainnya dari Perusahaan dan Anak Perusahaan. Selanjutnya, pada tanggal 28 November 2002, PAS mengalihkan sebagian piutang ini sejumla h AS$ 3.000.000 kepada PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI). Oleh karena BPUI memiliki hutang kepada Perusahaan dengan jumlah yang sama, maka pada tanggal yang sama, Perusahaan dan BPUI melakukan Perjanjian Penyelesaian di mana kedua belah pihak setuju untuk menjumpakan (off-set) piutang dan hutang tersebut satu sama lain. Dengan demikian, pada tanggal 31 Desember 2002, piutang Perusahaan dari BPUI adalah nihil. Akibat dari penjumpaan ini, Perusahaan memulihkan penyisihan piutang ragu-ragu dari BPUI sejumlah Rp 26.949.000.000 ke penghasilan dan disajikan di Penghasilan (Beban) Lain-lain di laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002.

Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002 (Lanjutan)

Jumlah pinjaman yang direstrukturisasi sebesar AS$ 237.008.818 dan Rp 268.939.235.635. Ikhtisar Rencana Perdamaian, adalah sebagai berikut :

a. Hutang atas nama Anak Perusahaan (PT Grahabuana Cikarang dan Jababeka International B. V.) akan dialihkan (novasi) ke Perusahaan;

b. Tidak ada pengampunan atas hutang-hutangnya;

c. Dari seluruh jumlah pinjaman yang direstruktur, sebesar AS$ 33.771.578 telah ditentukan sebagai yang dapat dipertahankan (“sustainable”), sementara bagian hutang yang tidak dapat dipertahankan (“unsustainable”) sebesar AS$ 234.545.650 diperlakukan sebagai berikut:

1. Pembayaran di muka sebesar AS$ 22.752.890 akan dibayar kepada para kreditur secara proporsional dan dengan dasar paripasu;

2. Sisa sebagian lainnya sebesar AS$ 211.792.760 dikonversi menjadi hutang Rupiah dengan kurs Rp 8.590/1 AS$, selanjutnya hutang Rupiah tersebut dikonversi menjadi saham Perusahaan (debt-to-equity swap) pada harga konversi sebesar Rp 150 per saham. Akibat dari konversi saham ini, sebesar 86,4% kepemilikan saham Perusahaan akan dikuasai oleh para kreditur yang ikut dalam restrukturisasi hutang.

Rincian perlakuan terhadap hutang yang dapat dipertahankan sebesar AS$ 33.771.578 adalah sebagai berikut :

1. Dikonversi menjadi hutang Rupiah dengan kurs Rp 8.590/1 AS$

2. Direstrukturisasi menjadi hutang jangka panjang dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Agen Fasilitas : PT Bank Pan Indonesia Tbk. Agen Jaminan : PT Bank Pan Indonesia Tbk. Agen Akun Penampung : PT Bank Pan Indonesia Tbk. Jangka Waktu Fasilitas : 6 (enam) tahun

11. PINJAMAN (Lanjutan)

Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002 (Lanjutan) Pembayaran Kembali Hutang

Pokok : Terhutang per 6 (enam) bulan dalam Rupiah dengan jadwal pembayaran tahunan sebagai berikut :

Tahun ke-satu : 0% Tahun ke-dua : 5% Tahun ke-tiga : 10% Tahun ke-empat : 15% Tahun ke-lima : 20% Tahun ke-enam : 50%

Pembayaran Di Muka : Sebesar AS$ 4.550.578 dalam kurun waktu 7 hari kerja setelah persetujuan restrukturisasi melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

Tingkat Suku Bunga : Tahun ke-1 : 18,5%

Tahun ke-2 sampai dengan tahun ke-6, menggunakan rata-rata suku bunga resmi deposito berjangka (counter rate) 3 bulan dari Bank Panin, Bank BCA dan Bank BNI ditambah 4,5% per tahun.

Pembayaran Kembali Bunga 1. untuk 6 (enam) bulan tahun ke-satu, bunga, terhutang secara bulanan dimulai pada tanggal perjanjian pinjaman. 2. setelah itu, pembayaran bunga secara kuartalan.

Denda : 3% per bulan di atas tingkat suku bunga kredit yang berlaku dan harus dibayar paling lambat 2 minggu setelah menerima surat permintaan pertama dari kreditur.

Jaminan Kredit : Berupa jaminan awal yang telah dijaminkan pada saat ini secara paripasu untuk seluruh kreditur.

Dalam perjanjian restrukturisasi, Perusahaan, tanpa persetujuan terlebih dahulu dari mayoritas kreditur (didefinisikan sebagai 2/3 dari jumlah hutang), tidak boleh melakukan:

1. Mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham dengan agenda mengubah Anggaran Dasar Perusahaan terutama struktur Direksi dan Komisaris Perusahaan;

2. Memperoleh tambahan pinjaman dari pihak lain kecuali dalam rangka transaksi dagang yang lazim dan pinjaman subordinasi dari pemegang saham;

Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002 (Lanjutan)

3. Membayar hutang pada pemegang saham, perusahaan afiliasi, Anak Perusahaan, maupun pihak ketiga lainnya atas hutang yang ada atau hutang di masa mendatang.

4. Memberikan pinjaman kepada perusahaan afiliasi, Anak Perusahaan, maupun pihak ketiga lainnya terkecuali dalam rangka kegiatan operasional Perusahaan sehari-hari;

5. Mengumumkan atau membayar dividen terkecuali mengumumkan atau membagikan dividen yang telah dipersyaratkan bagi perusahaan publik menurut peraturan yang berlaku;

6. Menghentikan sebagian atau keseluruhan operasional atau memasuki usaha lainnya diluar usaha inti.

Dalam Rencana Perdamaian, Perusahaan juga berjanji dan mengikat diri, untuk memelihara tingkat arus kas sehingga tidak terjadi defisit atas arus kas, memelihara rasio kini (“current ratio”) di atas 120% dan rasio hutang saham (“debt-to-equity ratio”) maksimal 3:1.

Rencana Perdamaian disetujui oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tanggal 13 Agustus 2002 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 20 September 2002 dinyatakan dalam akta notaris Ny. Machrani Moertolo, S., S.H. No. 48 tanggal 20 September 2002. Dengan efektifnya perjanjian restrukturisasi yang baru dengan mayoritas kreditur, laba ditangguhkan sebesar Rp 803.681.825.097 yang timbul dari restrukturisasi hutang tahun 2001 dan laba sebesar Rp 306.663.960 yang berasal dari penerbitan saham di tahun 2002 untuk pelunasan hutang tahun 2001 (dikurangi biaya restrukturisasi hutang tahun 2002 sebesar Rp 10.328.568.889 dan beban paja k tangguhan sebesar Rp 152.820.444.299) diakui sebagai penghasilan pada tahun 2002 dan dicatat pada Pos Luar Biasa pada Laporan Laba Rugi Konsolidasi tahun 2002.

Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2003

Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2003 merupakan restrukturisasi dengan kreditur yang tidak mengikuti restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002.

Pada tanggal 10 Desember 2003, Perusahaan, PT Paramitra Sekuritas dan Jababeka International B.V., Anak Perusahaan mengadakan Perjanjian Pembaharuan Hutang (Novasi) dimana hutang atas nama Anak Perusahaan (Jababeka International B.V.) sebesar AS$ 3.073.193,20 akan dialihkan (novasi) ke Perusahaan.

Pada tanggal 11 Desember 2003, salah satu kreditur yang tidak mengikuti restrukturisasi hutang di tahun 2002, PT Paramitra Alfa Sekuritas (PAS), setuju untuk melakukan restrukturisasi pinjaman berdasarkan syarat dan kondisi yang terdapat dalam Master Restructuring Agreement dimana hutang awal sebesar AS$ 3.073.193,20 dikonversi ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs Rp

8.590 sehingga total keseluruhan hutang menjadi sebesar Rp 26.398.729.588. Ikhtisar dari Master Restructuring Agreement adalah sebagai berikut:

11. PINJAMAN (Lanjutan)

Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2003 (Lanjutan)

a. Dari seluruh jumlah pinjaman yang direstruktur, sebesar Rp 3.322.659.386 telah ditentukan sebagai yang dapat dipertahankan (“sustainable”), yang selanjutnya akan direstrukturisasi dengan syarat-syarat sebagai berikut:

Jumlah Fasilitas : Rp 3.322.659.386

Pembayaran Di Muka : Sebesar Rp 447.714.364 pada saat penandatanganan Master Restructuring Agreement

Syarat-syarat lainnya mengenai jenis fasilitas, jangka waktu fasilitas, grace period, pembayaran kembali hutang pokok, provisi, tingkat suku bunga, jadwal pembayaran bunga, pelunasan dipercepat, denda dan jaminan kredit mengikuti syarat-syarat restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002.

b. Terhadap sisanya yaitu senilai Rp 23.076.070.202 merupakan hutang yang tidak dapat dipertahankan (“unsustainable loan”) dan akan diberlakukan sebagai berikut:

1. Jumlah tersebut akan dikurangi dengan distribusi kas (cash distribution) yang akan dilakukan Perusahaan senilai Rp 2.238.571.821 sehingga sisa hutang yang tidak dapat dipertahankan Perusahaan menjadi sebesar Rp 20.837.498.381.

2. Selanjutnya hutang tersebut akan dikonversi menjadi saham-saham baru dalam Perusahaan sebanyak 138.916.656 saham, konversi saham baru akan dilakukan setelah Perusahaan menyelesaikan seluruh restrukturisasi dengan 3 kreditur lainnya yang saat ini masih dinegosiasikan. Untuk itu nilai konversi hutang menjadi saham pada tahun 2003 dicatat pada akun “Tambahan Modal Disetor” (lihat Catatan 18). Konversi saham sehubungan restrukturisasi hutang Perusahaan telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan yang telah diselenggarakan pada tanggal 20 September 2002.

Pada tanggal 18 November 2003, kreditur yang tidak mengikuti restrukturisasi hutang di tahun 2002, Newport Bridge Finance Limited (“Newport”) dan Cypress Tree Capital Corporation (“Cypress”), mengalihkan seluruh hutang Perusahaan kepada Westlink Asia Incorporated.

Selanjutnya pada tanggal 22 Desember 2003, Westlink setuju untuk melakukan restruksturisasi pinjaman berdasarkan syarat dan kondisi yang terdapat dalam Master Restructuring Agreement dimana hutang awal sebesar AS$ 5.606.432,66 dikonversi ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs Rp 8.590 sehingga total keseluruhan hutang menjadi sebesar Rp 48.159.256.550. Ikhtisar dari Master Restructuring Agreement adalah sebagai berikut:

Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2003 (Lanjutan)

a. Dari seluruh jumlah pinjaman yang direstruktur, sebesar Rp 6.061.534.336 telah ditentukan sebagai yang dapat dipertahankan (“sustainable”), yang selanjutnya akan direstrukturisasi dengan syarat-syarat sebagai berikut:

Jumlah Fasilitas : Rp 6.061.534.336

Pembayaran Di Muka : Sebesar Rp 816.766.233 pada saat penandatanganan Master Restructuring Agreement.

Syarat-syarat lainnya mengenai jenis fasilitas, jangka waktu fasilitas, grace period, pembayaran kembali hutang pokok, provisi, tingkat suku bunga, jadwal pembayaran bunga, pelunasan dipercepat, denda dan jaminan kredit mengikuti syarat-syarat restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002.

b. Terhadap sisanya yaitu senilai Rp 42.097.722.214 akan merupakan hutang yang tidak dapat dipertahankan (“unsustainable loan”) dan akan diberlakukan sebagai berikut:

1. Jumlah tersebut akan dikurangi dengan distribusi kas (cash distribution) yang akan dilakukan Perusahaan senilai Rp 4.083.831.166 sehingga sisa hutang yang tidak dapat dipertahankan Perusahaan menjadi sebesar Rp 38.013.891.048.

2. Selanjutnya hutang tersebut akan dikonversi menjadi saham-saham baru dalam Perusahaan sebanyak 253.425.941 saham, konversi saham baru akan dilakukan setelah Perusahaan menyelesaikan seluruh restrukturisasi dengan 3 kreditur lainnya yang saat ini masih dinegosiasikan. Untuk itu nilai konversi hutang menjadi saham pada tahun 2003 dicatat pada akun “Tambahan Modal Disetor” (lihat Catatan 18). Konversi saham sehubungan restrukturisasi hutang Perusahaan telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan yang telah diselenggarakan pada tanggal 20 September 2002.

Dalam dokumen Brought to you by Global Reports (Halaman 38-46)

Dokumen terkait